Jumat, 23 Agustus 2013

APAKAH SAYA BISA KAYA?

APAKAH SAYA BISA KAYA?

Ivan Taniputera
23 Agustus 2013

Sebagian besar pertanyaan yang biasa dikonsultasikan pada saya hanya berkisar pada dua hal saja, yakni peruntungan dan perjodohan. Oleh karenanya, saya bertanya-tanya, apakah kaya dan miskinnya seseorang dapat ditelaah berdasarkan bagan astrologis kelahirannya? Selama bertahun-tahun saya berusaha melakukan penelitian sehubungan dengan hal ini. Saya menelaah ratusan bagan kelahiran astrologis milik orang-orang kaya atau jutawan kelas dunia, guna memastikan apakah ada ciri-ciri khusus terkait bagan kelahiran astrologis mereka.

Berikut ini adalah contoh bagan kelahiran astrologis Mike Bloomberg yang didapat dari astro.com.




Saya lalu mengumpulkan ratusan bagan kelahiran astrologis milik jutawan-jutawan kelas dunia dan menelaah letak planet pada rumah, zodiak, aspek, dan lain sebagainya. Hasilnya lantas saya tabulasikan sebagai berikut:




Saya lalu mencari konfigurasi apakah yang banyak dijumpai pada diagram kelahiran astrologis seorang kaya dan mencocokannya dengan penafsiran menurut astrologi tradisional. Hasilnya saya membuat beberapa belas kriteria yang menunjang seseorang menjadi kaya. Semakin banyak Anda memiliki kriteria-kriteria ini dalam bagan kelahiran astrologis Anda, maka semakin besar peluang Anda menjadi kaya.

Karena ini merupakan hasil penelitian yang lama, tentu saja saya tidak akan membagikan semuanya. Saya hanya akan mengulas beberapa kriteria saja. Sebagai contoh adalah Ascendant berada di Taurus. Menurut astrologi tradisional, Ascendant berada di Taurus dapat diartikan sebagai pribadi yang memiliki kemampuan meningkatkan kekuasaannya berdasarkan kemampuan finansial. Beberapa orang multijutawan juga memiliki Grandtrine, yakni tiga planet membentuk segitiga sama sisi.

Secara ringkas pelajaran yang dapat kita tarik adalah, seseorang dapat menjadi kaya dan memelihara kekayaannya bergantung pada faktor hemat, kemampuan mengatur keuangannya, kemampuan berdiplomasi serta menjalin hubungan dengan sesama manusia, kreatifitas, dan lain sebagainya. Semua ini tercermin pada konfigurasi planet-planet pada bagan kelahiran astrologis mereka. Sifat-sifat ini tentu saja dapat dipelajari, namun ada orang yang sudah terlahir dengan sifat-sifat tersebut. Satu hal lagi yang terpenting adalah beramal. Pada bagan kelahiran astrologis orang-orang kaya kerap terdapat Bulan berada di Aquarius, yang melambangkan amal serta kerelaan berbagi dan membahagiakan orang lain.

Dengan demikian, astrologi adalah sungguh-sungguh ilmu tentang kehidupan. Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari astrologi. Banyak orang merasa skeptis terhadap astrologi, namun satu-satunya alasan astrologi tetap bertahan sampai saat ini adalah karena ia sungguh-sungguh bermanfaat dan akurat!

Kamis, 22 Agustus 2013

HARTA PUSAKA AMERIKA YANG HILANG

HARTA PUSAKA AMERIKA YANG HILANG

Ivan Taniputera
22 Agustus 2013

Saya pada kurang lebih pukul 17:30 menonton tayangan bertajuk "American Lost Treasures" di National Geographic TV. Tayangan tersebut sangat bagus sekali dan temanya adalah penentuan keaslian sebuah benda bersejarah. Di antara benda-benda terbukti keasliannya, akan dipilih satu benda yang akan dipamerkan di musium milik National Geographic.

Salah satu benda yang ditampilkan pada tayangan ini adalah sebuah gigi ikan paus yang diukir permukaannya sehingga membentuk gambar.







Meskipun demikian, akhirnya terbukti bahwa gigi ikan paus bergambar tersebut adalah palsu. Pertama-tama koordinat pada gigi ikan paus ternyata mengacu pada salah satu tempat di Zambia, sehingga tidak bersesuaian dengan gambarnya yang seolah-olah menampilkan suasana di Karibia. Kedua, pembuatannya terlalu rapi, sehingga "gigi ikan paus" tersebut sesungguhnya terbuat dari plastik. Dengan demikian, ia menjadi gugur.

Berikut ini adalah contoh gambar hiasan gigi ikan paus yang asli:



Menurut penjelasan pada tayangan tersebut, para pemburu ikan paus mengukir gigi semacam itu, saat sedang menunggu hasil tangkapannya yang tidak selalu ada. Presiden John F. Kennedy merupakan salah seorang kolektornya.

Benda berikutnya yang dipertandingkan adalah pistol yang konon pernah dimiliki Jesse James. Jesse James (1847-1882) adalah seorang penjahat dan kepala gangster di Amerika. Pakar tentang Jesse James yang juga menjadi guide di rumah tempat Jesse James dilahirkan, dimana rumah tersebut kita dijadikan musium mengatakan bahwa benda tersebut memang berasal dari kurun waktu Jesse James, namun tidak ada kepastian bahwa pistol itu adalah miliknya. Ibu Jesse James yang bernama Zeralda juga memiliki banyak pistol.




Benda yang juga menarik adalah tas manik-manik Indian Apache. Konon tas tersebut pernah digunakan oleh Geronimo.





Selain itu terdapat juga panggangan daging  abad ke-18 dan buku undang-undang Kansas edisi pertama yang langka.

Yang masuk final adalah tas manik-manik dan buku undang-undang Kansas edisi pertama, namun pemenang akhirnya adalah tas manik-manik tersebut.

Tayangan ini sangat menarik karena kita dapat mempelajari sejarah dengan cara yang menyenangkan.

Rabu, 21 Agustus 2013

SEKELUMIT SEJARAH AKAR FREEMASON DI AMERIKA

SEKELUMIT SEJARAH AKAR FREEMASON DI AMERIKA

Ivan Taniputera
21 Agustus 2013

Saya pada hari ini menonton acara menarik di Sify TV mengenai akar Freemason di Amerika. Sayangnya saya menonton acara itu agak terlambat. Saya menyaksikan gambar peta Amerika dengan simbol sebuah bintang seperti gambar di bawah ini.


Agar lebih jelasnya saya melakukan penebalan garis pada gambar di atas, sehingga menjadi nampak sebagai berikut.



Simbol bintang itu nampaknya menghubungkan letak-letak lokasi yang terkait sejarah Freemason di Amerika. Para pembawa Freemason di Amerika, nampaknya mendarat di Princetown, Massachusett. Di lokasi tersebut kini berdiri sebuah menara, yang dibangun semasa pemerintahan Presiden Theodore Roosevelt. Menurut tayangan tersebut Theodore Roosevelt juga merupakan anggota Freemason.




Gambar di atas adalah menara yang menandai tempat pendaratan para anggota Freemason. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Presiden Theodore Roosevelt sendiri dalam suatu acara ritual yang sangat berbau Freemason.

Menariknya, nama Amerika konon berasal dari La Merica, yakni sebuah bintang selaku perlambang tempat penuh harapan di mana Ksatria Templar dapat menjalankan keyakinannya tanpa dikejar-kejar oleh siapapun. Padahal sepengetahuan saya nama Amerika berasal dari penjelajah bernama Amerigo Vespucci.



Acara kemudian dilanjutkan dengan melacak peninggalan kaum Freemason di Boston. Barangkali acara ini menarik bagi para penggemar sejarah Freemason.

AKHIRNYA KEMATIANLAH YANG AKAN MENJADI PENGUASAMU

AKHIRNYA KEMATIANLAH YANG AKAN MENJADI PENGUASAMU

Artikel Dharma ke-32, Agustus 2013

Ivan Taniputera
21 Agustus 2013




Wahai kalian yang bantai membantai
Hanya demi seuntai ideologi
Wahai kalian yang bunuh membunuh
Hanya demi rebutkan sejengkal tanah
Wahai kalian yang saling mencabut nyawa
Hanya demi keyakinan yang dibela
Wahai kalian yang saling menghilangkan kehidupan
Hanya demi membela sebongkah kesombongan
Wahai kalian yang saling menumpahkan darah dengan tatapan nanar
Demi buktikan diri yang paling benar
Wahai kalian yang saling meremukkan asa
Demi menjadi penguasa
Sadarilah bahwa Raja Kematianlah yang kelak akan menjadi penguasa kalian
Kalianlah yang kelak akan menjadi budak Raja Kematian.
Setiap kali ayunan pedang, setiap kali letupan peluru,
Sang Kematian telah menanti kalian di ujung sana
Membawa kalian pada alam kekelaman
Damailah Duniaku
Inilah sebait doa demi perdamaian di muka bumi
Semoga jangan ada lagi benci
Cinta kasih dan perdamaian akan bersemai senantiasa.

Sajak di atas saya tulis karena keprihatinan terhadap pertumpahan darah, kekerasan, dan kekejian terhadap kemanusiaan yang belakangan ini marak di mana-mana. Jelas sekali bahwa umat manusia sedang sakit. Marilah kita melimpahkan pahala kebajikan agar negeri-negeri yang sedang dilanda anarki dan gelombang kekerasan dapat menjadi damai kembali.

Orang saling bertengkar dan mengagungkan agama maupun sektenya sebagai yang paling benar. Tetapi marilah kita renungkan, kalau sudah berhasil membuktikan agama atau sektenya sebagai yang paling benar, lalu apa? Orang saling berperang demi sebuah ideologi. Tetapi apakah semua itu sepadan dengan nyawa-nyawa yang hilang? Nyawa yang hilang tidak dapat kembali lagi.

Marilah kita hidup tanpa saling mencela. Marilah kita hidup tanpa saling menghina satu sama lain.

Semoga bermanfaat.

Selasa, 20 Agustus 2013

PIKIRAN KOKOH BAGAI BERLIAN

PIKIRAN KOKOH BAGAI BERLIAN

Artikel Dharma ke-31, Agustus 2013

Ivan Taniputera
20 Agustus 2013




Renungan kali ini diambil dari Sutra Mahavairocana:

"Hyang Buddha berkata: "Pikiran Pencerahan (bodhicitta) adalah musababnya, belas kasih agung (mahakaruna) adalah akarnya, metoda jitu (upaya) dalam pembebasan adalah yang pamungkas. Wahai penguasa segenap rahasia, apakah Pencerahan (bodhi)? Ia adalah mengenal pikiran sebagaimana adanya. Wahai penguasa segenap rahasia, bagian terkecil sekalipun dari Pencerahan nan unggul dan sejati (anuttara samyak sambodhi) tidaklah dapat dicapai melalui pikiran kecendekiaan (intelektual). Mengapa demikian halnya? Karena bodhi itu tiada berwujud, wahai penguasa segenap rahasia, dharma-dharma itu tiada berwujud. Bodhi memiliki wujud laksana angkasa."

Kutipan di atas secara gamblang menjelaskan mengenai berbagai aspek menuju Pencerahan Sempurna. Pertama-tama, seorang hendaknya membangkitkan Pikiran Pencerahan atau bodhicitta, yakni aspirasi merealisasi Pencerahan. Selanjutnya menapaki jalan menuju Pencerahan dengan berlandaskan belas kasih agung. Para bodhisattva kemudian menerapkan berbagai metoda jitu guna merealisasi pembebasan. Metoda jitu inilah yang disebut upaya. Dalam Buddhisme Zen, seorang guru akan menggunakan metoda unik guna mencerahi siswanya. Ada seorang siswa yang merealisasi pencerahan setelah melihat gurunya memadamkan obor.

Sutra di atas kembali menekankan bahwa pengenalan pikiran sebagaimana adanya adalah pencerahan. Mengenali sebagaimana adanya bukan berarti kita ingin mengubah pikiran kita menjadi ini dan itu. Sesungguhnya pikiran itu tidak dapat dimanipulasi. Semakin seseorang berupaya memanipulasi pikiran, makin besar pula keputus-asaan yang dialaminya. Dengan menerima pikiran sebagaimana adanya, pikiran akan menjadi tenang dengan sendirinya. Yang penting adalah kita senantiasa sadar dan mengamatinya.

Pencerahan nan unggul tidak dapat pula direalisasi melalui kegiatan intelektual, karena kegiatan intelektual masih beroperasi dalam berbagai "wujud" dan "karakteristik." Dengan kata lain, kegiatan intelektual masih dibangun atas berbagai definisi, simbol, dan kata-kata. Itulah sebabnya, pada kutipan di atas disebutkan bahwa Pencerahan itu "tiada berwujud." Artinya Pencerahan tidak dapat diwakili oleh simbol-simbol atau kata-kata.

Tetapi bukan berarti kegiatan intelektual tidak penting. Mengatakan bahwa kegiatan intelektual tidak penting adalah juga pandangan ekstrim. Padahal Pencerahan adalah pembebasan dari segenap pandangan ekstrim.

Semoga bermanfaat.

BACAAN LEBIH LANJUT:

Yamamoto, Chikyo. Mahavairocana Sutra, International Academy of Indian Culture and Aditya Prakashan, New Delhi, 2001.

Senin, 19 Agustus 2013

UDANG LAHIR BUNGKUK BUKAN KARENA SUDAH TUA, TIKUS LAHIR BERKUMIS BUKAN KARENA SUDAH TUA

UDANG LAHIR BUNGKUK BUKAN KARENA SUDAH TUA, TIKUS LAHIR BERKUMIS BUKAN KARENA SUDAH TUA

Artikel Dharma ke-30, Agustus 2013

Ivan Taniputera
19 Agustus 2013



Artikel kali ini mengajak Anda jangan mudah tertipu oleh tampilan lahiriah. Suatu kali seseorang berpenampilan rapi memasuki sebuah toko. Ia mengenakan dasi dan kemeja bermerk. Parfum mahal tercium menyengat. Ternyata pria tersebut adalah penipu yang sedang mencari kelengahan pemilik toko. Ada lagi kisah mengenai seorang gadis yang tertipu oleh kekasihnya. Kekasihnya itu sering datang dengan berganti-ganti mobil, sehingga disangkanya orang kaya. Ternyata semua mobil itu adalah pinjaman. Demikianlah, umat manusia sering tertipu oleh tampilan lahiriah.

Begitu pula banyak orang yang dari luarnya tampak bijaksana dan mengenakan berbagai atribut keagamaan, namun mereka sesungguhnya adalah para penipu belaka. Mereka justru laksana orang buta membimbing orang buta. Yang patut dikasihani, orang-orang semacam ini kerap berhasil menjaring banyak pengikut. Tidak sedikit pula, para penipu tersebut mengobarkan kebencian dan fanatisme sempit yang membuta. Mereka justru mendatangkan celaka dan kemalangan di muka bumi. Oleh karenanya, kita jangan tertipu oleh tampilan lahiriah seseorang. Kita harus memiliki kemampuan menembus hakikat di balik suatu tampilan lahiriah. Kita hendaknya tidak melekat pada suatu tampilan lahiriah.

Bahkan Hyang Buddha dalam Sutra Vajracchedika (Sutra Intan) mengajarkan agar kita jangan mencari hakikat Kebuddhaan pada suatu tampilan fisik. Tampilan fisik tidak menampilkan hakikat kebenaran sejati.

Jebakan lain yang harus kita waspadai adalah tampilan berbagai kesenangan duniawi. Semuanya itu nampak menyenangkan, menggiurkan, dan menjanjikan, namun bila direnungkan secara mendalam, hakikatnya pun adalah semata-mata tipuan. Jeratan tipuan inilah yang menjerumuskan manusia ke alam-alam rendah, sehingga merupakan jebakan sangat mengerikan. Namun anehnya, orang justru tidak takut padanya dan malah semakin bernafsu mengejarnya. Ujung-ujungnya adalah penderitaan yang semakin dalam.

Marilah kita hening sejenak dan menanyakan pada diri sendiri, apakah kita masih tertipu?

Semoga bermanfaat.

MENENANGKAN PIKIRAN

MENENANGKAN PIKIRAN

Artikel Dharma ke-29, Agustus 2013

Ivan Taniputera
19 Agustus 2013




Banyak orang mengeluh kesulitan dalam menenangkan pikirannya baik pada saat bermeditasi ataupun bersadhana. Meskipun demikian, pikiran itu dapat diumpamakan dengan segelas air yang keruh oleh pasir. Semakin seseorang berupaya dengan keras menenangkan pikirannya, semakin pula pikiran itu bergolak. Ibaratnya adalah semakin kuat kita mengaduk air keruh pada gelas tersebut, akan semakin bergolak pula pasirnya, sehingga air tak kunjung menjadi jernih. Namun apabila kita membiarkannya begitu saja, pasir secara perlahan akan mengendap. Air akan menjadi jernih dengan sendirinya.

Oleh karenanya, agar pikiran tenang kita juga perlu mengembangkan kepasrahan. Tatkala pikiran Anda bergolak amati saja dengan penuh kerelaan. Terimalah pikiran Anda sebagaimana adanya. Amatilah rangkaian timbul dan tenggelamnya beraneka ragam buah pemikiran, namun jangan terseret olehnya. Dengan demikian, pikiran Anda akan menjadi tenang dengan sendirinya.

Semoga bermanfaat.