Daftar Raja-raja Muna
Diambil dari: http://homes.chass.utoronto.ca/~cgothard/Pages/kings.htm
Personal name Royal Name1 Dates of Rule2 Comments
Pre-Islamic Muna kings La Eli Bheteno Ne Tombula 1417-1467 Possibly a mythical/legendary personage.
2 La Patola aka Kaghua Bhangkano Fotu Sugi Patola 1467-1477
3 La Mbona Sugi Ambona 1477-1497
4 La Patani Sugi Patani 1497-1512
5 La Ende Sugi Ende 1512-1527
6 La Maru Sugi Maru 1527-1538 1527 ce., first islamic missionary enters Muna (Syeh Abdul Wahid).
7 La Kila Ponto Mepokanduaghoono Ghoera 1538-1541 Reigned over a wide area of SE Sulawesi.
8 La Posasu Kobhangkuduno 1541-1551
9 La Rampe I Somba Sugi Rampe I Somba (?) 1551-1600
10 Titakono Sugi Titakono (?) 1600-1625 1614 ce., second islamic missionary enters Muna (Firus Muhammad). First mosque erected in Muna
Islamic Muna kings 11 La Ode Saa3 La Ode Saaduddin 1625-1626
12 La Ode Ngkadiri Sangia Kaindea 1626-1667 First period of his reign. 1643 ce., third islamic missionary enters Muna (Syarif Muhammad).
Wa Ode Wakelu4 n/a 1667-1668 Queen of Sangia Kaindea as regent
La Ode Muh. Idris Sorano Kaindea 1668-16715 Regent sent from Buton
La Ode Ngkadiri Sangia Kaindea (?) 1671 Second period of his reign (but under foreign influence: Dutch-Buton)
15 La Ode Abdul Rahman Sugi Sangia Latugho 1671-1716
16 La Ode Huseini Omputo Sangia 1716-1757
La Ode Muhammad Ali n/a 1757 Regent
18 La Ode Kentu Koda Omputo Kantolalo 1758-1764 From Buton
19 La Ode Harisi n/a 1764-(?) Introduction of primogeniture in royal succession
20 La Ode Umara Omputo Nigege
La Ode Murusali Sangia Gola
21 La Ode Ngkumabusi n/a
La Ode Sumaili Omputo Nisombo Kinstrife with forces under Wa Ode Kadingke.
La Ode Saete Sorano Masigi 1816 (?)-1830 Elected by the Sara; a period of unpeaceful dual monarchy with La Ode Wita
La Ode Wita 1816-1830 Sent from Buton
25 La Ode Bulae Sangia Laghada 1830-1861 Assumes thrown while still a minor. Daily affairs carried out by a regent. Under Dutch-Butonese influence much rancor and intrigue regarding the position of regent.
La Aka 1861-1864 No actual king during this period. La Aka was Bhonto Bhalano and regent
276 La Ode Ali Sangia I Rahia 1864-1870
La Ode Huse
La Ode Tao
La Ode NgKaili Permanent dutch settelment at Raha, 1903. Military forces, 1907.
La Ode Maktubu 1906 First period of his reign interupted by war
La Ode Umara Omputo Sangia Baaryia
La Ode Maktubu (?)-1914 Second period of his reign.
La Ode Pulu 1914-1918 Dutch interference in Muna politics. La Ode Pulu leads rebellion. Beginning of SWAP radja, 1918. Muna included under Buton. La Ode Muh. Asikin, Sultan of Buton under Dutch Resident Bougaman
La Ode Afiuddin 1920-1924
1924-1926 Under direct dutch rule, WAROOW
La Ode Rere 1926-1928
1928-1930 Under direct dutch rule
La Ode Djika Komasigino 1930-1938
Direct Dutch Rule/Occupation 1938-1941
Japanese Invasion/Occupation 1941-1946
NICA Occupation 1946-1947 B.W. Kui BuBung, Dutch Controler (and politcal leader of NICA?)
Abdul Rasak 1947 Place-holder under Dutch controler B.W. Kui BuBung
La Ode Ipa 1947 Place-holder under Dutch controler Beum Mandlener
La Ode Pandu 1947-1949(?) First and last king under the new SWAP radja. Dutch rule ends in 1949.
12 December 1956, Muna becomes part of Indonesian province of Southeast Sulawesi.
Tempatnya penggemar Sejarah, Sains, Astrologi, Teknologi, dan Metafisika
Minggu, 11 Juli 2010
Sabtu, 10 Juli 2010
Raja-raja dan Bupati Bangkalan
BANGKALAN
Nama raja/ bupati Tahun pemerintahan
1 Kyai Pragalbo (Pangeran Palakaran)
2 Pratanu (Panembahan Lemah Duwur) 1531 – 1592
3 Raden Koro (Kara) atau Pangeran Tengah 1592 – 1621
4 Pangeran Mas 1621 – 1624
5 Cakraningrat I 1624 – 1647
6 Cakraningrat II 1647 – 1707
7 Cakraningrat III 1707 – 1718
8 Cakraningrat IV 1718 – 1745
9 Setiadiningrat (Cakraadiningrat V) 1746 – 1770
10 Mangkuadiningrat (Cakraadiningrat VI) 1770 – 1780
11 Suroadiningrat (Cakraadiningrat VII) - Sultan Cakraadiningrat I 1780 – 1815
12 Sultan Cakraadiningrat II 1815 – 1847
13 Panembahan Cakraadiningrat VII 1847 – 1862
14 Cakradiningrat VIII 1862 – 1882
15 Raden Kasim (Hasim) atau Pangeran Suryanegara – bupati Bangkalan pertama 1882 - 1905
Nama raja/ bupati Tahun pemerintahan
1 Kyai Pragalbo (Pangeran Palakaran)
2 Pratanu (Panembahan Lemah Duwur) 1531 – 1592
3 Raden Koro (Kara) atau Pangeran Tengah 1592 – 1621
4 Pangeran Mas 1621 – 1624
5 Cakraningrat I 1624 – 1647
6 Cakraningrat II 1647 – 1707
7 Cakraningrat III 1707 – 1718
8 Cakraningrat IV 1718 – 1745
9 Setiadiningrat (Cakraadiningrat V) 1746 – 1770
10 Mangkuadiningrat (Cakraadiningrat VI) 1770 – 1780
11 Suroadiningrat (Cakraadiningrat VII) - Sultan Cakraadiningrat I 1780 – 1815
12 Sultan Cakraadiningrat II 1815 – 1847
13 Panembahan Cakraadiningrat VII 1847 – 1862
14 Cakradiningrat VIII 1862 – 1882
15 Raden Kasim (Hasim) atau Pangeran Suryanegara – bupati Bangkalan pertama 1882 - 1905
Jumat, 09 Juli 2010
VCD tentang Tiga Kerajaan Besar di Timor
VCD ini merupakan informasi berharga mengenai tiga kerajaan besar di Timor, yakni Amanuban, Amanatun, dan Mollo. Pada gambar sampul VCD ini nampak dari kiri ke kanan:
- Raja Laka Banunaek dari Amanatun
- Raja Pae Nope dari Amanuban
- Raja Tua Sonbai dari Mollo
Ketiga kerajaan ini terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Buku Berharga tentang Sejarah Kerajaan Amanatun - Mengenal Kerajaan Amanatun
Buku ini merupakan informasi berharga mengenai Kerajaan Amanatun, yakni suatu kerajaan yang kini berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Kerajaan ini merupakan kerajaan yang penting di Pulau Timor, karena dinasti para penguasanya merupakan keturunan tiga raja besar di Timor. Leluhur raja-raja Amanatun adalah Tnah Pah Banunaek, atau saudara bungsu di antara tiga bersaudara raja besar di Pulau Timor.
Saya mendapatkan buku ini dari pengarangnya sendiri, yakni Yang Mulia Bapak Don Yesriel Yohan Kusa Banunaek, yang merupakan pewaris Kerajaan Amanatun.
Peta di atas menggambarkan wilayah Kerajaan Amanatun beserta daerah kefettorannya.
Simbol Kerajaan Amanatun
Pada buku yang sangat berharga ini, kita dapat memperoleh informasi mengenai raja-raja yang memerintah Amanatun beserta peristiwa penting yang terjadi semasa pemerintahan mereka:
1 Tnai Pah Banunaek
2 Tsu Pah Banunaek
3 Nopu Banunaek
4 Bnao Banunaek I
(Suti Banunaek)
5 Nifu Banunaek
6 Kili Banunaek
7 Bnao Banunaek II (Bnao Naktunmollo)
8 Nono Luan Banunanaek
9 Bnao Banunaek III (Bnao Nifusafe)
10 Bnao Banunaek IV (Raja Bnao Muti)
11 Bab'I Banunaek 1769 - 1808
12 Bnao Banunaek V (Bnao Nunkolo)
13 Muti Banunaek I (Kusat Muti)
14 Loit Banunaek sekitar 1899
15 Muti Banunaek II 1900 - 1915
Usif Kusa Banunaek (wakil raja) 1916 - 1919
16 Kolo Banunaek (Abraham Zacharias Banunaek) 1920 - 1945
17 Lodoweyk Lourens Don Louis Banunaek (Laka Banunaek) 1946 - 1965
Pada masa pemerintahan Usif Nifu Banunaek telah terjalih hubungan dengan para pedagang China. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Amanatun telah terhubung dengan jalur perdagangan internasional semenjak lama
Buku Kerajaan Luwu: Catatan Gubernur Celebes 1888 D.F. Van Braam Morris
Penerjemah: H. A. M. Mappasanda
Penerbit : Toaccae Publishing, Makassar
Tahun terbit: 2007
Jumlah halaman: 96
Dibeli langsung dari penerbitnya
Buku ini mengungkap berbagai aspek Kerajaan Luwu, seperti sejarah, bahasa, sosial kemasyarakatan, sistim pemerintahan, dan lain sebagainya. Bagian sejarah dibuka dengan kisah Batara Guru yang menurunkan Anakaji dan raja-raja Luwu. Pada halaman 13 disebutkan urutan raja-raja Luwu, tetapi tidak begitu lengkap; seperti:
Muhammad Wali Mohiridin Matinrwe ri Wara (raja ke-14)
Abdullah Mohidin Matinrowe ri Malangke (raja ke-15)
Akhmad Nasarudin Matinrowe ri Gowa (raja ke-16)
Sultan Muhammad Matinrowe ri Tampotikka (raja ke-17)
Sultan Muhammad Matinrowe ri Langkana (raja ke-18)
Batara (seharusnya Batari sic) Matinrowe Ritippuluwe, seraya menjadi raja Bone, 1715 - 1748 (Raja wanita ke-18 - seharusnya 19 sic)
Batara (seharusnya Batari sic) Tungka Fatima Matinrowe ri Patiro, 1748 - 1756 (raja wanita ke-20)
La Tanrileleang Maesa Mahfudin Matinroe ri Soreang, 1757 (raja ke-21)
..................................... Matinrowe ri Kalukubodowa (raja ke-22)
La Tenrileleang Maesa Mahfudin Matinrowe ri Soreang (raja ke-23)
La Tanripappang Sultan Abdullah Matrinrowe ri Sabamparu (raja ke-24)
We Tenriyawaru Matinrowe ri Palopo, 1810 - 1825 (raja ke-25)
Yaodanriwu Ande Baru (raja ke-26)
Abdul Karim To Barue Matinroe ri Limpomajang, wafat tahun 1880 (raja ke-27)
Opu Anrong Guru Matinrowe ri Tamalulu, 1880- 1883 (raja ke-28)
La Iskandar Aru Larompong, 1883 - 1888 (raja ke-29)
Karena itu, silsilah dan urutan di atas harus dilengkapi dari sumber-sumber lainnya.
Mengenap bahasa Bugis yang dipergunakan di Luwu, halaman 65 ada menjelaskan sebagai berikut:
"Bahasa Bugis seperti bahasa Makassar termasuk bahasa-bahasa yang dinamai Polynesia..... Seperti bahasa Makassar, maka bahasa Bugis juga sangat miskin kata-kata, untuk mengungkapkan secara umum, tetapi sebaliknya sangat kaya untuk memberitahukan. Demikianlah orang tidak mempunyai kata umum untuk dragen (membawa), tetapi luar biasa banyaknya perkataan untuk berbagai cara orang membawa sesuatu. Selanjutnya kata umum luar biasa banyak kali diturunkan, umpamanya dari bahasa Bugis manu' (ayam), bahasa Bugis "manu'-manu," (burung)."
Selain itu, dalam buku tersebut dideskripsikan pula tentang istana raja Luwu dan juga relasi dengan orang Toraja dan lain sebagainya.
Buku ini patut dimiliki oleh pengamat dan penggemar sejarah. (Ivan Taniputera, 8 Juli 2010).
Minggu, 04 Juli 2010
Belajar Sejarah Perang Dunia II dari TV One
Belajar Sejarah Perang Dunia II dari TV One
Ivan Taniputera (4 Juli 2010)
Pada tanggal 4 Juli 2010, TV One menayangkan acara yang sangat menarik bagi para penggemar sejarah. Acara itu berkenaan dengan latar belakang Perang Dunia II. Berikut ini adalah foto-foto yang diambil dari acara tersebut:
Di atas adalah gambar Henry Puyi, kaisar terakhir Dinasti Qing yang berhasil dibujuk Jepang membentuk negara boneka bernama Manchukuo. Ketika itu Jepang sedang membesar ambisinya dan ingin menaklukkan seluruh Asia.
Di Italia, Benito Mussolini, pemimpin fasis, berhasil merebut kekuasaan dan menjadi perdana menteri di bawah pemerintahan raja Victor Emmanuel II.
Italia melanjutkan aksinya dengan menduduki Italia. Kaisar Haile Selasie dari Ethiopia terpaksa melarikan diri ke Inggris. Liga Bangsa-Bangsa memprotes Italia, namun sia-sia.
Angkatan perang Jerman yang dilucuti akibat kekalahan semasa Perang Dunia I dibangun kembali dan menjadi makin kuat.
Di Spanyol terjadi perang saudara, yang dimenangkan oleh kaum fasis pimpinan Jenderal Franco. Saat itu, Jenderal Franco dibantu oleh Jerman dan Italia. Pihak Republik, musuh Franco, berupaya meminta bantuan Inggris dan Perancis; tetapi gagal.
Di Jerman, Adolf Hitler, pemimpin partai Nazi semakin naik daun. Ia berhasil merebut kedudukan sebagai kanselir (perdana menteri Jerman). Ketika Presiden Paul von Hindenburg wafat karena lanjut usia, Hitler menyatukan jabatan kanselir dan presiden menjadi apa yang dinamakan "Fuehrer."
Nampak Adolf Hitler dengan seragam kebesarannya.
Para jenderal Jerman merupakan tulang punggung Jerman dalam melakukan aneksasi wilayah. Negara pertama yang dicaplok Hitler adalah tanah kelahirannya sendiri, Austria. Baru setelah itu, Jerman menaklukan Sudetenland, Cekoslovakia, Polandia, dan lain sebagainya.
Langganan:
Postingan (Atom)