Sabtu, 16 April 2016

BENARKAH METODA RAMALAN DAN FENGSHUI MERUPAKAN ILMU RENDAH?

BENARKAH METODA RAMALAN DAN FENGSHUI MERUPAKAN ILMU RENDAH?
.
Ivan Taniputera.
16 April 2016
.
Saya teringat pendapat sebagian orang yang menyatakan bahwa ilmu ramalan dan Fengshui merupakan ilmu-ilmu rendah. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini saya hendak mengulas hal tersebut.
.
Pertama-tama, ada yang mengatakan bahwa ilmu-ilmu seperti itu disebut rendah karena tidak membawa pembebasan diri sepenuhnya dari penderitaan. Saya akan menjawabnya dengan berbagai cara.
.
Apabila alasannya seperti itu, maka sains, termasuk ilmu kedokteran, juga tidak membawa pembebasan sepenuhnya dari penderitaan. Namun pada kenyataannya, sains dan ilmu kedokteran justru lebih banyak meringankan penderitaan umat manusia secara nyata dan bukan hanya sekedar teori atau angan-angan belaka. Sebagai contoh, adalah penemuan-penemuan vaksin yang dapat membasmi segenap penyakit:
.
-Louis Pasteur menemukan vaksin Rabies (1885).
-Edward Jenner menemukan vaksin untuk cacar.
-Robert Sachs menemukan vaksin untuk polio.
,
Semua penemuan tersebut dapat meringankan penderitaan manusia secara nyata dan signifikan. Jauh melampaui ilmu-ilmu yang dianggap “tinggi.” Bahkan jika kita amati pada forum, mailing list, atau grup-grup ilmu-ilmu “tinggi” tertentu di internet, justru nampak bahwa sebagian anggota-anggotanya saling berdebat dan tidak jarang saling menghina serta merendahkan satu sama lain dengan berbekalkan ilmu-ilmu “tinggi” tersebut. Tidak jarang ada yang melontarkan amarah (walaupun dibungkus dengan kata-kata “manis”), sehingga sesungguhnya merekalah yang mengakibatkan penderitaan dalam diri mereka sendiri dan orang lain. Jelas sekali nampak bahwa ilmu-ilmu yang disangka tingkat “tinggi” tersebut justru malah dapat menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri dan orang lain. Tentu saja tidak semua orang seperti itu. Kita tidak dapat dan tidak boleh menggeneralisasi. Namun kenyataannya memang seperti itu. Banyak orang yang berbekalkan ilmu-ilmu “tinggi” malah melakukan aniaya pada sesamanya melalui tindakan, pikiran, dan ucapan. Mereka terlibat dalam perdebatan yang tidak produktif. Lalu pertanyaannya apakah klaim bahwa ilmu-ilmu “tinggi” itu pasti membuahkan pembebasan tertinggi masih sahih? Apakah saling menghujat dan merasa benar sendiri seperti itu yang dimaksud dengan “pembebasan tertinggi”? Bahkan kalau kita telaah lebih lanjut, orang yang mempelejari ilmu-ilmu “tinggi” juga belum tentu meraih pembebasan tertinggi. Oleh karenanya, kita tidak perlu membangkitkan kesombongan dengan menyatakan ini ilmu “tinggi” atau “rendah.”
.
Selanjutnya, ada yang membantah, “Yang menyatakan itu ilmu “rendah” adalah Sang Guru sendiri.” Betul. Mungkin memang demikian halnya. Tetapi Anda lupa bahwa Anda bukan Sang Guru. Tingkat pencapaian Anda masih jauh dari Sang Guru. Anda tetap masih manusia biasa. Adalah sia-sia bagi seekor semut hendak meniru atau mengimitasi seekor gajah. Sang Guru menyatakan sesuatu pasti mempunyai konteks atau latar belakang tertentu yang belum tentu Anda ketahui. Anda tidak memahami sepenuhnya pikiran Sang Guru yang tentunya jauh berbeda dengan Anda. Namun Anda dengan sikap jumawa lantas menggunakan ajaran Sang Guru itu untuk merendahkan ilmu ramalan dan Fengshui. Ini adalah sikap yang sangat dangkal. Anda lupa bahwa dalam tataran Kebenaran Tertinggi, tidak ada lagi “tinggi” dan “rendah.” Tidak ada lagi keserba-menduaan (dualisme). Jadi jika Anda masih berpikir “tinggi” dan “rendah” maka Anda masih jauh dari realisasi Kebenaran Tertinggi. Apalagi jika masih ada sikap merendahkan dan meremehkan. Tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah sikap merendahkan dan meremehkan itu membawa kedamaian batin atau tidak. Tidak perlu dijawab. Cukup direnungkan saja.
.
Berikutnya, klien saya banyak yang merasa terbantu dengan konsultasi ramalan dan Fengshui sebagaimana saya berikan pada mereka. Banyak di antara mereka dapat menemukan kembali arah dan jati diri hidupnya. Saat sedang dirudung masalah, mereka terbantu dengan ramalan saya. Saya tidak mengatakan bahwa ilmu-ilmu “tinggi” itu tidak dapat membantu menyelesaikan masalah manusia. Bagi saya ilmu-ilmu “tinggi” itu juga ilmu yang mulia. Dengan syarat dan ketentuan tertentu, ilmu-ilmu “tinggi” itu dapat juga bermanfaat bagi manusia. Jika tidak bermanfaat bagi manusia bagaimana mungkin hingga saat ini ia dapat tetap bertahan? Namun, pertanyaan sebaliknya juga berlaku, jika tidak bermanfaat bagi manusia, bagaimana mungkin ilmu-ilmu “rendah” itu dapat tetap bertahan hingga saat ini?
.
Banyak orang mungkin merasa terbantu dengan ilmu-ilmu “tinggi.” Hal itu sangat baik. Tetapi ada juga orang yang merasa terbantu dengan ilmu-ilmu “rendah.” Itu pun juga sangat baik. Bagaimana mungkin membantu orang lain dikatakan tidak baik? Tidak semua orang cocok dengan suatu jenis obat antibiotika. Ada orang yang terselamatkan hidupnya berkat suatu jenis obat antibiotika, tetapi bagi orang lain obat yang sama justru merupakan racun mematikan. Apakah obat antibiotika yang satu lebih “tinggi” dibandingkan yang lain?
.
Ada kalanya seseorang yang sedang kesusahan tidak cukup hanya dinasihati menurut ilmu “tinggi”: “Engkau sedang menuai apa yang engkau tabur. Jika engkau menabur keburukan, engkau akan menuai keburukan. Apabila engkau menabur kebaikan engkau akan menuai kebaikan.” Nasihat itu mungkin cocok dalam menciptakan dunia yang lebih baik. Tetapi tidak selalu membantu dalam setiap keadaan. Orang yang sedang kesulitan jika dinasihati seperti itu seolah-olah sedang dihakimi: “Engkau dahulu pembuat kejahatan, oleh karenanya engkau susah saat ini.” Masalahnya sama-sama sekali tidak terselesaikan atau tersentuh. Namun dalam ilmu ramal dan Fengshui sebagaimana saya praktikkan, saya akan mengajak klien mengupas permasalahan mereka. Saya akan mengajaknya berpikir berdasarkan logika. Banyak di antara mereka yang merasa terbantu. Jadi ilmu yang dilecehkan sebagai “rendah” itu pun ternyata juga dapat membantu manusia dan sebaliknya ilmu yang dikatakan “tinggi” juga belum tentu dapat membantu serta terkadang hanya memberikan penawar semu.
.
Sebagian mungkin ada yang memprotes, “Tetapi praktisi ilmu-ilmu “rendah” banyak yang menipu kliennya.” Tetapi jangan salah, para pengamal ilmu-ilmu “tinggi” juga tidak sedikit yang menipu pengikutnya. Kasus-kasus seperti itu sangat banyak terjadi dan tidak perlu kita bahas di sini. Dokter juga banyak yang menipu dan mengambil keuntungan dari pasiennya. Apakah lantas karena kesalahan para oknum semacam itu kita lalu menganggap ilmu kedokteran tidak bermanfaat? Ini jelas adalah pandangan yang sangat dangkal. Intinya, para pengamal ilmu-ilmu “tinggi” juga tidak selalu beres hidupnya. Jadi, jangan menuduh ilmu-ilmu “rendah” dengan cara seperti di atas.
.
Sebagai penutup, saya mengajak para pembaca sekalian agar mengembangkan sikap toleransi dan wawasan lebih luas. Bagaimanapun kita semua hanya manusia bodoh yang belum tahu apa-apa. Jadi daripada merendahkan sesuatu, lebih baik kita mengamati alam ini dengan sikap hormat dan rendah hati. Bukankah toleransi dan kerendah-hatian juga diajarkan dalam ilmu-ilmu “tinggi”?
.
Selamat berakhir pekan.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . .
.



PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.