Gerhana Bulan Berdasarkan Peta Astrologi
Ivan Taniputera
10 Desember 2011
Pada tanggal 10 Desember 2011, berlangsung gerhana bulan, yang sayangnya karena cuaca Surabaya hujan maka tidak dapat disaksikan. Berikut ini akan uraikan gerhana bulan berdasarkan peta astrologi.
Nampak pada gambar Bulan mengalami conjunction dengan Nodal Selatan (Ketu). Menurut mitologi India Nodal Utara dan Selatan (Rahu dan Ketu) merupakan tempat yang "menelan" rembulan dan matahari. Dengan kata lain merupakan tempat terjadinya gerhana. Apa sebenarnya yang dimaksud Rahu dan Ketu? Ini adalah titik persilangan antara bidang orbit bulan dengan bidang edar matahari dengan bumi sebagai sudut pandangnya. Ini menandakan orang India di zaman dahulu telah mengenal garis edar planet-planet. Hanya saja kemudian disimbolkan dengan legenda Rahu dan Ketu menelan matahari atau rembulan.
Selanjutnya agar gerhana dapat terjadi, maka bulan dan matahari harus saling beroposisi (180 derajat). Banyak yang mengatakan bahwa Rahu dan Ketu ini merupakan pembawa keburukan. Namun sebenarnya tidak kalau kita mengetahui filosofinya. Jika kondisi buruk, maka Rahu dan Ketu justru baik karena dapat "menelan" sebagian keburukan tersebut, sehingga kekuatannya berkurang. Sebaliknya, kebaikan juga akan "ditelan" sebagian, sehingga kekuatannya juga berkurang. karenanya Rahu serta Ketu ini punya dua aspek, yakni dapat mengurangi keburukan dan juga mengurangi kebaikan. Demikian ulasan mengenai gerhana dari sisi peta astrologi.