MENGAPA KITA DAPAT MERAMALKAN SESUATU?
Ivan Taniputera
8 Februari 2015
Banyak
orang mungkin bertanya-tanya, mengapa hanya dengan mengamati seekor
katak mati atau bentukan daun teh pada dasar cangkir teh, kita dapat
meramalkan sesuatu? Banyak orang yang bersikap skeptis dengan menganggap
hal ini sebagai tahayul yang tidak berdasar atau tidak masuk akal.
Namun benarkah bahwa ini tidak berdasar? Marilah kita cermati secara
seksama. Pertama-tama kita akan mencoba menelaahnya dari sudut pandang
filsafat Buddhisme.
Filsafat
Buddhisme mengenal apa yang disebut jaring-jaring Indra, yakni suatu
jaring terbuat dari permata, dimana masing-masing permata saling
mencerminkan permata lainnya. Kita dapat mengamati seluruh bayangan
permata lainnya dari salah satu permata pada jaring tersebut. Dengan
satu permata saja kita dapat mengamati keseluruhan permata lainnya. Satu
hal mencerminkan keseluruhan hal lainnya. Oleh karenanya dengan
berdasarkan pemahaman tersebut bukanlah hal mustahil jika kita sanggup
meramalkan hal-hal lainnya hanya dengan mengamati satu fenomena saja di
muka bumi ini, entah itu ember pecah, formasi daun teh, formasi awan,
katak mati, retakan tempurung kura-kura, Yijing, gemerisik bambu, dan
lain sebagainya.
Satu fenomena berisikan keseluruhan
fenomena lainnya. Semua untuk satu dan satu untuk semua, demikianlah
slogan yang kiranya tepat guna menggambarkan pemahaman tersebut.
Mungkin
masih ada yang kurang puas dengan uraian di atas dan tetap bersikap
skeptis dengan mengatakan bahwa uraian di atas masih belum menyentuh
batasan keilmiahan. Memang belum, karena saya baru akan menjelaskannya
sekarang. Benarkah dalam dunia ilmu pengetahuan tidak berlaku hal
seperti itu? Mari kita cermati secara teliti dan obyektif.
Saya
pernah menonton suatu serial mengenai alam semesta (kosmos) pada salah
satu acara televisi ilmiah. Tayangan tersebut menjelaskan bahwa dengan
mengamati susunan batuan di Grand Canyon kita dapat menjelaskan
bagaimana terjadinya bumi beserta alam semesta. Dengan mengamati alur
beserta komposisi kimia batuan kita dapat memprediksikan hal-hal lain
yang diluar pemahaman umat manusia. Kita dapat mengatakan bahwa
batu-batuan itu "merekam" keseluruhan riwayat bumi dan alam semesta.
Jelas sekali di sini berlaku hal yang sama, yakni dalam sebongkah batu
terekam segala sesuatu yang lainnya. Contoh lain adalah DNA. Hanya pada
seuntai DNA terpatri sejarah seluruh generasi umat manusia dan bahkan
seluruh kehidupan.
Setelah menyimak apa yang saya
uraikan di atas, masihkah kita menyangsikan bahwa suatu fenomena sanggup
meramalkan keadaan fenomena lainnya? Apalagi segenap fenomena di muka
bumi ini tidak ada yang hadir terpisah sepenuhnya dari fenomena lainnya.
Terdapat suatu jalinan yang menghubungkan segala sesuatu di jagad raya
ini.
Sebagai menutup marilah kita renungkan ungkapan
terkenal berikut ini: "Satu kepakan sayap kupu-kupu di satu belahan
dunia akan memengaruhi terjadinya badai di belahan bumi lainnya."
Semoga bermanfaat.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, metafisika, dan lain-lain silakan kunjungi: