Kamis, 17 April 2014

MEMBACA PERTANDA ZAMAN DARI HEWAN-HEWAN INI

MEMBACA PERTANDA ZAMAN DARI HEWAN-HEWAN INI

Ivan Taniputera
17 April 2014


Akhir-akhir ini, tanpa disadari saya telah mengambil gambar beberapa hewan. Waktu saya mengamati kembali foto-foto yang saya ambil selama bulan April ini, saya mendapati gambar keempat hewan tersebut. Saya berpikir apakah hewan-hewan tersebut mengajarkan kita mengenai suatu pertanda zaman? Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi hal tersebut. Memang barangkali ada yang berpendapat bahwa apa yang saya sampaikan ini hanya kebetulan saja. Mungkin saja. Setiap orang bebas berpendapat asalkan saling menghargai. Setiap orang bebas berpendapat asalkan jangan saling menghina. Apa yang saya tulis ini juga berdasarkan gagasan keluar dari intuisi saya semata. Mungkin bisa benar dan mungkin juga tidak. Namun tidak ada salahnya kita mencoba menarik pelajaran dari hal-hal yang disajikan alam pada kita. Entah itu hanya kebetulan atau sama sekali bukan kebetulan. 

Hewan pertama yang akan kita ulas adalah belalang.


Gambar belalang ini saya ambil pada tanggal 3 April 2014, sekitar pukul empat sore. Belalang ini meloncat ke sana kemari, seperti kebingungan. Mungkinkah ini menggambarkan kondisi sekarang dimana banyak orang mengalami kebingungan? Mereka meloncat ke sana kemari mencari panutan atau pegangan. Tetapi setelah hinggap pada satu tempat akan meloncat kembali ke tempat lainnya. Apakah  ini menggambarkan para politikus kita yang juga mengalami kebingungan mencari koalisi ke sana kemari? Hinggap sini dan hinggap sana dengan penuh kebingungan. Ingat bahwa belalang mempunya enam kaki. Apakah kelak akan ada koalisi antara enam partai yang bergerak ke sana kemari. Hal yang bisa kita jadikan pelajaran adalah belalang tersebut akhirnya setelah lelah meloncat ke sana kemari merasa lelah dan diam saja seperti sedang menyembah. Barangkali ini berarti bahwa kita harus belajar hening dan tenang guna meredakan kebingungan tersebut. Pikiran ini memang seperti belalang yang meloncat dengan liar kesana kemari. Tetapi dengan belajar "diam dan hening" kita akan berhasil merealisasi kejernihan batin kembali.


Tidak lama kemudian saya menyaksikan kepiting yang merangkak ke luar dari selokan. Saya mencoba merenungkan apa maknanya. Kepiting itu jika berjalan selalu miring. Mungkinkah artinya adalah orang yang berjalan miring dan melenceng dari jalur kebenaran? Apalagi kepiting memiliki capit yang siap menjepit serta menyakiti siapa saja yang mengganggu dirinya. Dewasa ini banyak orang yang melakukan kejahatan seperti korupsi dan merugikan banyak orang. Mereka juga menyeret banyak orang agar turut terlibat dalam kejahatannya. Baru-baru ini ada seorang anak kecil yang mengalami pelecehan seksual. Banyak orang berjalan miring seperti kepiting. Capitnya siap melukai siapa saja. Oleh karenanya, kita harus selalu waspada. Kepiting itu berkaki delapan. Apakah makna angka delapan di sini? Itulah yang masih menjadi pertanyaan dalam benak saya.
Satu hal lagi, kepiting ini warnanya kehitaman dan ia keluar dari selokan yang kotor. Nampaknya bukan merupakan pertanda baik.


Pada tanggal 9 April 2014, saya tiba-tiba tertarik mengambil gambar seekor kucing. Apakah makna seekor kucing? Kucing bermanfaat mengusir tikus. Meskipun demikian, kucing adalah hewan yang nampak lembut. Kucing bisa memberikan ketenangan bagi yang memeliharanya. Apakah kita perlu kucing untuk mengusir para tikus yang merugikan negara. Jika ada kucing hadir, maka tikus-tikus akan kabur. Jelas, kucing ini sesuatu yang ditakuti oleh tikus. Foto kucing ini memancarkan semacam aura atau energi positif bagi kita. Meski kucing tidak segalak anjing, tetapi dengan kelembutannya, ia akan dapat memancarkan keteduhan dan ketenangan bagi negeri ini. Tetapi kucing juga tetap punya naluri kehewanan. Ia bisa mencakar juga jika kita mengganggu atau menyakitinya dengan semena-mena. Oleh karenanya, kita hendaknya tidak menyakiti atau mengganggu kucing tersebut. Ingat kucing punya cakar atau senjata yang dapat melukai kita. Yang kita juga perlu waspada adalah kucing sesekali juga pernah mencuri ikan bakal makan siang kita. Kucing adalah hewan yang baik asalkan sang majikan mampu menjaga dan mengendalikannya. Tak pelak lagi kucing mempunyai dua sisi. Mungkinkah orang yang mempunyai karakteristik seperti kucing ini telah hadir di negara kita?


Foto berikutnya diambil tanggal 12 April 2014 yang menggambarkan seekor katak. Katak ini duduk tenang saja. Penampilan luar khususnya kulit katak tersebut nampak buruk. Namun katak adalah pemakan serangga-serangga yang mengganggu kita. Katak ini juga suka meloncat-loncat namun intensitasnya tidak seperti belalang. Katak adalah juga hewan yang bersuara nyaring. Ia nampaknya melambangkan orang yang berani berbicara menyuarakan kebenaran dan tidak kenal takut. Di mana ada kesempatan ia akan menyuarakan kebenaran. Walau kulitnya buruk namun katak adalah hewan bermanfaat. Hal yang patut diwaspadai oleh katak adalah hewan pemangsanya, seperti ular. Jika berjumpa dengan hewan pemangsanya, maka katak akan tamat riwayatnya. Dengan demikian, dalam menyuarakan kebenaran katak harus berhati-hati, sehingga tidak dimangsa oleh ular. Barangkali orang yang dilambangkan dengan katak ini telah muncul atau akan muncul di negeri kita.

Demikianlah tafsiran saya terhadap empat hewan di atas. Entah kebetulan atau tidak, marilah kita ambil yang bermanfaat saja. Barangkali para pembaca sekalian ada yang memiliki tafsiran berbeda. Semua itu tidak masalah. Suatu fenomena dapat saja ditafsirkan berbeda-beda. Tidak perlu menjadi bahan perdebatan. Sekarang ini kita semua sedang lapar. Oleh karenanya mari kita semua bersantap. Jangan membuang waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti berdebat ke sana kemari hanya demi memamerkan kepandaian, padahal sesungguhnya semua itu hanya kosong adanya. Saya jadi teringat lagu anak-anak di Jawa "sir-sir pong, dele kopong." Dele kopong artinya "kedelai yang kosong." Apakah kita mau menjadi seperti kedelai yang kosong? Marilah kita renungkan bersama.

Semoga bermanfaat.

Artikel-artikel menarik lainnya silakan bergabung dengan https://www.facebook.com/groups/339499392807581/



BUKU TENTANG TRADISI DAN PERANAKAN CHINA BESERTA PECINAN

BUKU TENTANG TRADISI DAN PERANAKAN CHINA BESERTA PECINAN

Ivan Taniputera
17 April 2014




Judul: In En Om De Chineesche Kamp
Penulis: J. Moerman Jz.
Penerbit: N.V. Kon, Boekhandel en Drukkerijen G. Kolff & Co., 1929
Jumlah halaman: 319
Bahasa: Belanda

Buku ini berisikan seluk beluk tradisi dan peranakan China beserta kawasan Pecinan. Berikut ini adalah daftar isinya.



Berikut ini adalah beberapa kutipannya:

"In den loop der eeuwen bleef de belangstelling der Chinezen niet alleen bestaan, ze wakkerde aan en onafgebroken vloeide de stroom immigranten. Vooral toen de Mandsjoes China te vuur en te zwaard onderwierpen (1644 en volgende jaren) en velen in Zuid-China zich niet onder de vreemde dynastie wilden schikken, nam de uittocht uit China die zich naar Indie, richtte, sterk toe." (halaman 14).

Terjemahan:

"Seiring dengan berjalannya waktu kepentingan bangsa Tionghoa tidak lagi terpenuhi, sehingga mendorong terjadinya arus perpindahan yang tak terputus. Terlebih lagi ketika bangsa Manchu menaklukkan China (1644 dan seterusnya) dan banyak penduduk China selatan yang tidak ingin berada di bawah kekuasaan dinasti asing, melarikan diri dari China menuju ke Hindia."

Pada halaman 24 juga dijelaskan lagi pembagian sub suku Hokkian yang bermigrasi ke Hindia Belanda:

"a.de Tjiang-tsjioe-Chineezen, komende uit de streek van dien naam (ook geschreven Chang-chow), die en Westen van Emoy ligt.
Waarschijnlijk waren het de Tjiang-tsjioe's, die de eerste bezoeken aan Indie brachten;
b.de Tsoan-tsjioe's, komende uit de streek Tsoan-tsjioe (Ch'uan-chow) die ten Noorden van Emoy ligt.

Het verschil tusschen de dialecten dezer gebieden is vrij groot; toch is het Emoy-dialect voor beide groepen verstaanbar.

c.Uit het district Hok Tsjia ten Z. van de hoofstad der provincie Hok-tsjioe (Foochow) komen nog de Hok-tsjia's.

Terjemahan:

a.Orang China Tjiang-tsjioe, berasal dari kawasan yang menyandang nama tersebut (juga ditulis Chang-chow), terletak sebelah Barat Emoy (Mandarin: Xiamen).
Barangkali orang Tjiang-tsjioe merupakan yang pertama mengunjungi Hindia Belanda;
b.Orang Tsoan-tsjioe, berasal dari kawasan Tsoan-tsjioe (Ch'an-chow) yang terletak sebelah utara Emoy.

Perbedaan antara kedua dialek itu relatif besar; namun dialek Emoy dapat dipahami oleh kedua kelompok tersebut.

c. Dari distrik Hok Tsjia yang terletak di sebelah selatan  ibukota provins Hok-tsjioe (Foochow) masih terdapat lagi orang Hok-tsjia."

Di halaman 41 terdapat daftar surat-surat kabar peranakan Tionghoa, sebagai contoh.

Di Batavia terdapat Sin Po, Keng Po dan Perniagaan
Di Surabaya, terdapat Soeara Publiek, Pewarta Soerabaja dan Sin Yit Po
di Semarang terdapat Warna Warta dan Djawa Tengah.
Di Bandung terdapat Sin Bin.
Di Medan terdapat Tjin Po dan Pelita Andalas.
Di Padang terdapat Sinar Sumatra dan Radio

dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah contoh halamannya.




Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Rabu, 16 April 2014

SATU LAGI BUKU TENTANG RAMALAN CEKI (LINTRIK)

SATU LAGI BUKU TENTANG RAMALAN CEKI (LINTRIK)

Ivan Taniputera
16 April 2014




Judul: Ilmu Petangan Pakai Kartu Djawa
Penulis: Ong Seng Djin
Penerbit: Tjermin, N.V., Surabaya, 1952
Jumlah halaman: 48

Buku ini merupakan pelengkap bagi buku tentang ramalan ceki yang satu lagi. Berikut ini adalah daftar isinya.



Pada bagian pendahuluan di halaman 5 dapat kita baca sebagai berikut:

"Pembatja jang terhormat!

Melihat dengan perantaraannja seseorang dukun, senantiasa disertai rasa tjuriga-kalau dukun itu, karena dipengaruhi oleh pembajaran, lalu memperdengarkan ramalan jang kurang tjukup atau belum  memuaskan orang jang berkepentingan.

Beda sekali halnja djika kita melihat sendiri!

Soal melihat adalah suatu soal jang biasa sadja, lihat kepada bangsa Perantjis di Eropa jang tersohor paling sopan, masih djuga mengenal Ilmu Melihat dengan memakai kartu.

Djuga dengan buku ini, dengan mempergunakan "kartu Djawa" orang akan dapat melihat segala apa jang dirasa perlu dan jang dikandung dalam hati. Hendak berusaha mentjari untung akan pergi berdjudi, ataupun berniat apa pun djuga, kesemuanja ini nanti dapat diramalkan, asal sadja dalam melihat ini semua, hati dan fikiran kita sudjud benar-benar kepada tudjuan jang difikirkan itu.

Rasanja boleh saja mengemukakan disini, bahwa saja sendiri telah seringkali membuktikan benarnja ramalan Kartu Djawa, baik untuk diri sendiri maupun untuk beberapa handai-taulan saja."

Berikut ini adalah contoh halaman-halamannya:





Berminat kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

BUKU RAMALAN ANGKA (NUMEROLOGI) YANG LUAR BIASA

BUKU RAMALAN ANGKA (NUMEROLOGI) YANG LUAR BIASA

Ivan Taniputera
16 April 2014




Judul: Ilmoe Angka: Menerangken Kegaibannja Angka Jang Berhoeboeng Dengan Orang Poenja Kodrat dan Segala Kedjadian Didalam Ini Alam
Pengarang: Uranus
Penerbit: Astrologisch Bureau "Aquarius," Semarang, tahun 1940-an (masih menggunakan ejaan van Ophuysen).
Jumlah halaman: 153

Buku ini membahas mengenai ilmu numerologi, yakni berdasarkan ramalan berdasarkan angka yang dihitung dari nama beserta tanggal kelahiran seseorang.

Berikut ini adalah daftar isinya.



Apabila hendak menggunakan nama kita, maka perhatikan tabel sebagai berikut.



Sebagai contoh jika nama Anda adalah SUPERMAN, maka nilai nama Anda adalah: 1 + 3 + 7 + 5 + 9 + 4
+ 1 + 5 = 35. Angka 35 ini kita ringkas kembali menjadi 8.

Kemudian kita mencari keterangan pada bagian mengenai angka 8. Dapat dikenali kepribadian, kesehatan, pekerjaan yang cocok, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya.







Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

KEGUNAAN CERMIN CEKUNG DAN CEMBUNG DALAM FENGSHUI-MENCOBA PENJELASAN ILMIAH

KEGUNAAN CERMIN CEKUNG DAN CEMBUNG DALAM FENGSHUI-MENCOBA PENJELASAN ILMIAH

Ivan Taniputera
16 April 2014


Pada salah sebuah buku Fengshui saya membaca bahwa cermin cekung dipergunakan untuk menarik pengaruh baik (shengqi), sedangkan cermin cembung dipergunakan menolak pengaruh buruk (shaqi). Ada pun alasan yang dikemukakan adalah cermin cembung akan memperbesar bayangan, sedangkan cermin cekung memperkecil bayangan. Jadi:

  • Cermin cekung akan memperbesar bayangan, sehingga pengaruh baik akan semakin besar.
  • Cermin cembung akan memperkecil bayangan, sehingga pengaruh buruk akan semakin kecil.

Apa yang saya dapatkan dari orang-orang tua dahulu adalah kebalikannya, yakni:

  • Cermin cekung berfungsi menolak pengaruh buruk (shaqi).
  • Cermin cembung berfungsi menarik pengaruh baik (shengqi)

Marilah kita mencoba berpaling pada sains atau ilmu pengetahuan  modern khususnya fisika guna menguji pandangan manakah yang benar dan lebih masuk akal.

Agar para pembaca dapat memahami artikel ini, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai ilmu optika. Energi baik dan buruk di sini hendaknya diterjemahkan sebagai energi dalam bentuk cahaya. Kita perlu mempelajari terlebih dahulu jalannya cahaya dan pembentukan bayangan pada cermin cembun maupun cekung, sebagaimana nampak pada gambar di bawah ini.



Apa yang dimaksud dengan R adalah jari-jari kelengkungan cermin, sedangkan f adalah fokus cermin.

I berarti Ruang I, yakni daerah antara cermin dengan titik fokus (f)
II berarti Ruang II, yakni daerah antara titik fokus (f) dengan titik kelengkungan cermin (R)
III berarti Ruang III, yakni dari titik kelengkungan cermin hingga jauhnya tak terhingga.
IV berarti Ruang IV, yakn daerah "di belakang" cermin.

Letak benda pada masing-masing ruang tersebut juga akan menghasilkan sifat bayangan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah ringkasan sifat-sifat bayangan di masing-masing ruang bagi cermin cekung dan cembung.

CERMIN CEKUNG

  • Benda di Ruang I, sifat bayangan: di Ruang IV, tegak, diperbesar, maya.
  • Benda di fokus (f), tidak terbentuk bayangan.
  • Benda di Ruang II, sifat bayangan: di ruang III, terbalik, diperbesar, nyata.
  • Benda di titik kelengkungan cermin (R), sifat bayangan: di titik kelengkungan cermin (R), terbalik, ukuran sama, nyata.
  • Benda di Ruang III, sifat bayangan: di Ruang II, terbalik, diperkecil, nyata.

CERMIN CEMBUNG

  • Benda di Ruang I, sifat bayangan: di Ruang IV, tegak, diperkecil, maya.
  • Benda di fokus (f), sifat bayangan: di Ruang IV, tegak diperkecil, maya.
  • Benda di Ruang II, sifat bayangan: di Ruang IV, tegak diperkecil, maya.
  • Benda di titik kelengkungan cermin (R), sifat bayangan: di Ruang IV, tegak diperkecil, maya.
  • Benda di Ruang III, sifat bayangan: di Ruang IV, tegak diperkecil, maya.

Jadi tidak benar bahwa bayangan pada cermin cekung selalu diperbesar.

Kita harus mengasumsikan bahwa shengqi dan shaqi itu datang dari tempat yang jauh, yakni di Ruang III; misalnya dari seberang jalan. Jadi kita harus menganggap bahwa shengqi maupun shaqi itu ibaratnya benda yang berada di Ruang III. Berdasarkan sifat bayangan di atas, maka jika benda berada di Ruang III baik cermin cembung maupun cekung akan MEMPERKECIL bayangannya. 

Jadi pandangan bahwa cermin cekung akan memperbesar Qi tidaklah berlaku, karena sumber Qi berasal dari tempat yang relatif jauh, bukan dekat (Ruang I dan II). 

Selanjutnya perhatikan bahwa pada cermin cekung jika benda di Ruang III, maka bayangannya akan TERBALIK. Sifatnya ini justru dapat dimanfaatkan melemahkan pengaruh buruk (shaqi), karena akan menjadi terbalik sehingga memperlemah atau menjungkir-balikkan kekuatannya.

Kemudian perhatian sifat maya dan nyata bayangan yang dihasilkan masing-masing cermin. Sebelumnya bagi para pembaca yang masih awam, perlu dijelaskan bahwa:

  • Bayangan nyata berarti bayangan yang berada di depan cermin.
  • Bayangan maya berarti bayangan yang berada di belakang cermin.

Jadi bayangan maya seolah-olah adalah bayangan itu ada di "dalam" cermin, sebaliknya bayangan nyata seolah-olah bayangan ada di "depan" cermin.

Konsep ini dapat pula kita terapkan pada Qi yang hendak ditarik atau ditangkal oleh masing-masing cermin.

Pada cermin cekung bayangannya bersifat nyata, artinya selalu ada di depan cermin dan tidak pernah masuk ke "dalam." Ini cocok kita terapkan dalam menangkal pengaruh buruk (shaqi). Pengaruh buruk itu akan selamanya berada di depan cermin, sehingga tidak dapat masuk ke dalam.

Pada cermin cembung bayangannya bersifat maya, artinya selalu ada di "dalam" cermin. Dengan demikian, cermin ini cocok untuk memasukkan atau menarik pengaruh baik (shengqi). Shengqi seolah-olah secara berkesinambungan dimasukkan ke "dalam" oleh cermin cembung.

Dengan demikian, teori atau ajaran yang saya terima dari Leluhur lebih masuk akal jika ditinjau dari ilmu fisika modern.

  • Cermin cekung berfungsi MENANGKAL pengaruh buruk (shaqi).
  • Cermin cembung berfungsi MENARIK penaruh baik (shengqi).

Semoga bermanfaat.

Artikel menarik lainnya silakan kunjungi https://www.facebook.com/groups/339499392807581/


Selasa, 15 April 2014

EMPAT JALAN MENUJU KESUCIAN

EMPAT JALAN MENUJU KESUCIAN

Ivan Taniputera
15 April 2014




Di muka bumi banyak terdapat jalan spiritual. Masing-masing menyatakan dirinya sebagai jalan menuju Kesucian atau Kebenaran. Semua tradisi atau jalan spiritual tersebut nampak berbeda-beda, tetapi sesungguhnya kita dapat meringkas semuanya itu menjadi empat jalan saja. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari keempat jalan tersebut.

Jalan pertama adalah JNANA YOGA. Jalan ini membawa manusia menuju Kesucian atau Kebenaran melalui kebijaksanaan atau pemahaman. Manusia yang menapaki jalan ini menelaah berbagai khazanah pengetahuan, teori atau ajaran, sebagai wahana menuju Kebijaksanaan, Kebenaran atau Kesucian Sejati. Kita pernah mendengar di zaman dahulu banyak Suciwan yang memiliki tingkat kebijaksanaan tinggi. Mereka sanggup menulis berbagai kitab atau buku yang masih dipelajari oleh beribu-ribu atau bahkan berjuta-juta umat manusia di masa sekarang. Buku-buku tersebut dihargai dan dijadikan bahan renungan serta penelaahan agar para penganutnya dapat merealisasi Kebijaksanaan, Kesucian, dan Kebenaran yang sama dengan para Guru atau Suciwan pencetus ajaran tersebut.

Namun apakah di zaman sekarang jalan ini masih efektif? Kebijaksanaan dan Pengetahuan umat manusia di zaman Besi ini telah demikian tercemar. Pengetahuan tidak lagi menjadi alat mencapai Kesucian atau Kebenaran, melainkan telah menjadi sarana menindas dan memusnahkan manusia beserta makhluk lain. Auschwitz, Sachsenhausen, Treblinka, Sobibor, dan lain sebagainya merupakan saksi bagi hal ini. Gerbong-gerbong kematian mengalir menuju tempat pemusnahan masal. Terorisme dan kekejaman dengan skala yang semakin canggih menjadi bukti betapa tercemarnya pengetahuan dan kebijaksanaan umat manusia. Ilmu pengetahuan dijadikan wahana memperalat dan menindas bangsa lain, melalui suatu sistim yang korup dan kejam. Pencemaran lingkungan dan makin mengerikannya senjata pemusnah masal adalah bukti lainnya.

Siapakah pada zaman sekarang yang merasa dirinya bijaksana? Ingat ini adalah pertanyaan untuk DIRI ANDA SENDIRI, bukan orang lain. Jadi jawablah pertanyaan ini bagi diri Anda sendiri. TidaK perlu menoleh ke kiri atau ke kanan. Jangan mencoba menjawabnya untuk orang lain. Saya sendiri dengan tegas mengakui bahwa saya sama sekali tidak bijaksana. Jadi jangan mengharapkan kebijaksanaan dari saya.

Jalan kedua adalah KARMA YOGA. Jalan ini membawa manusia menuju Kesucian atau Kebenaran melalui perbuatan baik atau amal. Kisah-kisah spiritual di zaman dahulu memperlihatkan pada kita berbagai tokoh suci masa lampau yang mengorbankan segenap hidupnya demi berbuat kebaikan secara tulus. Sebagai contoh adalah seorang pangeran yang memberikan tubuhnya sebagai makanan harimau kelaparan. Kisah-kisah tersebut memang mengharukan dan pada zaman sekarang ada beberapa orang yang nampaknya masih sanggup melaksanakannya, walaupun kita tidak mengetahui secara pasti apa motivasi mereka. Namun kita tetap menghargai kebajikan yang telah dilakukan orang tersebut. 

Lalu apakah di zaman sekarang Karma Yoga masih efektif? Nabi Yesaya mengatakan: "Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor.” (Yesaya 64:6)." Siapakah di antara kita yang berani mengatakan bahwa kita telah melakukan kebajikan secara tulus? Ingat ini pertanyaan untuk diri Anda sendiri. Jangan menoleh ke kiri atau ke kanan. Jangan menunjuk ke kiri atau ke kanan. Jawablah untuk DIRI ANDA SENDIRI. Kalau Anda bisa melakukannya, maka itu bagus sekali. Saya pribadi tidak dapat melakukannya. Jadi jangan mengharapkan ketulusan murni dari segenap perbuatan bajik yang saya lakukan. Segenap kebajikan yang saya lakukan tidak lebih dari sehelai KAIN KOTOR.

Jalan ketiga adalah RAJA YOGA. Jalan ini membawa manusia menuju Kesucian atau Kebenaran melalui pemusatan pikiran samadi. Kita mungkin pernah membaca riwayat para pakar meditasi yang hebat pada pustaka-pustaka keagamaan. Teori-teori meditasi yang mereka kembangkan masih dipelajari oleh banyak orang di zaman sekarang. Mereka berharap agar dapat mencapai realisasi sama dengan para pencetus metoda meditasi tersebut.

Namun apakah jalan ini masih efektif? Pada zaman Besi ini pemikiran manusia mudah mengalami kekacauan dan distorsi. Orang mungkin sanggup bermeditasi sejam, dua jam, enam jam, delapan jam, sehari, dan seterusnya, namun bagaimanakah kehidupannya setelah itu. Apakah meditasi itu membawa perubahan batin baginya? Apakah meditasi itu justru memperkuat sang "aku" atau egonya? Ini adalah pertanyaan bagi diri kita sendiri. Jangan menoleh ke kiri atau kanan untuk menjawabnya. Jika Anda merasa meditasi Anda sudah baik, maka itu bagus. Saya pribadi mengakui bahwa meditasi saya kacau balau. Ego atau ke"aku" an saya masih kuat.

Kini tinggal tersisa jalan keempat atau terakhir, yakni BAKTI YOGA. Jalan ini kerap diremehkan orang. Banyak orang menganggap jalan ini hanya cocok bagi orang bodoh. Bakti Yoga berarti menjalankan devosi penuh pada suatu SOSOK SUCI. Anda boleh menyebutnya apa saja: Istadevata, Yidam, Dewa, Hyang, dan lain-lain. Sebutan atau nama tidaklah penting di sini. Orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama. Devosi itu berarti penyerahan diri sepenuhnya pada Sosok Suci tersebut. Penyerahan diri ini mencakup rasa rendah hati, percaya, dan mengasihi. Bakti Yoga tidak perlu intelektualitas. Sepintas memang mudah, namun sesungguhnya tidak demikian halnya. Bakti Yoga berarti menerima dengan penuh kerelaan bahwa jika Istadevata menghendaki Anda hidup, maka Anda hidup; Istadevata menghendaki Anda mati, maka Anda mati. Jika Istadevata menghendaki Anda makan, maka Anda makan. Jika Istadevata menghendaki Anda kelaparan, maka Anda kelaparan. Merenungkan dengan sepenuh hati Istadevata dan melafalkan namanya. Sebagai contoh adalah sewaktu Anda merenungkan dan melafalkan nama Amitabha, Avalokitesvara, Tara, Krishna, Siva, Buddha, dan lain sebagainya.

Jalan ini memang tidak mudah. Namun nampaknya jalan inilah yang paling cocok bagi umat manusia di zaman sekarang guna mengikis kekotoran batinnya sehingga sanggup mencecap sedikit Kesucian atau secercah Kebenaran. Seseorang perlu dengan rendah hati mengakui bahwa dirinya belum sempurna, namun Sosok Suci akan tetap mengasihinya dan mengampuni segenap kesalahannya. Seseorang hanya perlu mengakui ketidak-sempurnaannya. Jika Anda sombong, maka itu berarti mengurangi rasa bakti pada Sosok Suci. Oleh karenanya, praktik Bakti Yoga yang benar dapat mengikis rasa sombong dan tinggi hati. Karena Anda dicintai dan dikasihi oleh Sosok Suci, maka Anda juga mencoba mencintai serta mengasihi orang lain.

Bakti yang sejati bukanlah fanatisme. Jika seseorang mulai fanatik dan berusaha menghancurkan penganut Sosok Suci lainnya atau berbeda namaNya dengan Sosok Suci yang diyakini orang tersebut, maka itu sesungguhnya merupakan permainan pikiran intelektual tercemarnya. Pikiran intelektual di sini sebenarnya adalah ranah Jnana Yoga. Anda berpikir bahwa Sosok Suci yang Anda yakini adalah Sosok Suci terbaik. Memang benar, dalam membangkitkan bakti Anda perlu yakin bahwa diriNya terbaik bagi Anda. Namun itu hanya terbatas bagi diri Anda sendiri saja. Anda tidak perlu memaksa orang lain berbakti pada Sosok Suci yang sama dengan Anda. Anda tidak perlu mengkritisi atau membenci Sosok Suci lain. Benci itu tidak ada hubungannya dengan Bakti Yoga. Jika Anda yakin bahwa Sosok Suci Anda adalah pengasih, mungkinkah ada benci dalam diriNya? Pikiran salah akan membawa Anda memaksa atau mempertobatkan orang lain agar berbakti pada Sosok Suci yang sama dengan Anda. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mewaspadai gerak pikiran yang liar. Hal ini pulalah yang menjadi alasan mengapa Jnana Yoga tidak dapat diandalkan oleh sebagian umat manusia di zaman sekarang.

Sebenarnya kita juga dapat pula menerapkan keempat yoga ini sekaligus. Namun kita memerlukan kepiawaian. Satu pertanyaan kembali yang perlu direnungkan adalah, apakah Anda cukup piawai? 

Sekian renungan hari ini. Semoga bemanfaat.

MENUJU SPIRITUALISME TANPA SEKAT DAN TANPA BATAS

Kamis, 10 April 2014

MERAMAL MENGENAI ASMARA DENGAN MENGGUNAKAN KATA YANG KE LUAR DARI PIKIRAN

MERAMAL MENGENAI ASMARA DENGAN MENGGUNAKAN KATA YANG KE LUAR DARI PIKIRAN

Ivan Taniputera
10 April 2014

Seorang kawan menanyakan perihal asmara, dimana ia ingin mengawali kembali hubungannya dengan mantan kekasihnya dahulu. Ia menanyakan apakah hubungan asmara tersebut kelak akan berhasil atau tidak. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menggunakan metoda kata-kata yang ke luar dari pikiran seseorang. Saya memintanya memusatkan pikiran serta mencari sebuah kata dan memberitahukannya pada saya. Setelah beberapa saat ia menyatakan yang  muncul di pikirannya adalah kata BAHAGIA.

Tentu saja kita tidak dapat menafsirkan kata tersebut secara harafiah. Dalam menggunakan metoda ini yang penting adalah melatih intuisi kita. Tidak ada panduan baku dalam menggunakan metoda ini.

Saya menafsirkan bahwa penanya sedang mencari sesuatu yang hilang dari masa lampau. Boleh juga ditafsirkan bahwa segenap permasalahan ini ada kaitannya dengan jeratan atau belenggu masa lalu. Penanya selalu menengok pada masa lampaunya yang tidak menyenangkan. Terdapat suatu penghalang semacam tembok yang tinggi, sehingga merupakan penghambat besar dalam asmara. Kendati demikian, hubungan asmara tersebut kelak dapat dirajut lagi.  Meskipun demikian, terdapat semacam ketakutan atau keraguan yang berasal dari masa lampau. Keraguan inilah yang menjadi penyebab ketidak-bahagiaan atau menjadi kelemahan penanya. Hal yang perlu diperhatikan adalah, meski asmara telah terajut kembali, terdapat peluang munculnya keraguan lagi, sehingga dapat memberikan dampak negatif pada hubungan asmara tersebut.

Penanya membenarkan bahwa memang ia mengalami keragu-raguan atau ketakutan dalam melangkah lebih lanjut. Karena pernah mengalami kesedihan besar dalam percintaan di masa lalu ia mengalami trauma yang parah. Saya mengatakan bahwa hal yang perlu dilakukan adalah menyembuhkan trauma atau luka batin tersebut. Barulah dengan demikian, ia akan dapat merajut kembali hubungan asmara dan merasakan lebih banyak kebahagiaan.

Ia menanyakan bagaimana caranya menyembuhkan trauma dan luka batin. Saya mengatakan cara yang terutama adalah dengan memandang keindahan hidup ini. Dalam hidup ini ada banyak hal indah yang dapat kita nikmati. Dengan memusatkan perhatian pada keindahan hidup, maka lambat laun trauma dan luka batin itu akan sembuh. Sedapat mungkin jangan mengamati kegelapan masa lampau, melainkan menumbuhkan keyakinan bahwa masa depan itu penuh kegemilangan beserta kebahagiaan. Mungkin di masa lalu kita pernah melakukan kesalahan. Kendati demikian, kesalahan itu hendaknya tidak terus menerus membelenggu kita.

Saya menyarankan pula agar memasang gambar bunga peoni, baik di rumah maupun tempat kerjanya. Gambar tersebut harus dibingkai dan ukurannya cukup besar. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat. Sebagai contoh adalah gambar seperti di bawah ini.



Kini pertanyaannya, bagaimana hanya dengan mengamati sebuah kata, kita dapat menelaah permasalahannya? Sesungguhnya pertanyaan dapat berlaku pula bagi metoda metafisika lainnya, baik barat maupun timur: astrologi, bazi, ziweidoushu, Qimendunjia, Daliuren, dan lain sebagainya.

Guna menjawab pertanyaan ini, saya mengajak para pembaca merenungkan mengenai sebuah jaring-jaring permata, dimana masing-masing permata saling mencerminkan permata lainnya. Dengan kata lain, pada sebuah permata, kita dapat menyaksikan permata-mata lainnya. Hanya dengan menyaksikan satu permata saja, kita dapat menyaksikan seluruh permata lainnya. Dengan demikian, hanya dengan mengamati satu kata yang keluar dari lubuk kesadaran seseorang, kita dapat menelaah permasalahannya. Segala sesuatu adalah saling terkait dan tercermin satu sama lain. Kita dapat membaca beraneka ragam hal hanya dengan mengamati satu hal saja, asalkan mengetahui caranya.


Setelah merenungkan hal ini, semoga kita dapat memahami lebih baik bekerjanya metafisika. 

Semoga bermanfaat. 

Artikel menarik lainnya silakan kunjungi https://www.facebook.com/groups/339499392807581/