ASAL MUASAL BAHASA MELAYU
Ivan Taniputera
11 Juli 2012
Pada
kesempatan kali ini saya berniat mengajak kita semua menelusuri asal
muasal Bahasa Melayu. Hingga saat ini terdapat tiga teori mengenai asal
muasal Bahasa Melayu. Adapun teori-teori tersebut adalah sebagai
berikut:
1.Bahasa Melayu berasal dari Sumatera
Sumbernya
adalah "Sejarah Melayu," yang mengisahkan mengenai seorang keturunan
Raja Iskandar Dzulkarnain bernama Raja Suran pada abad ke-13. Salah
seorang keturunan Beliau bernama Raja Sang Purba mendirikan kerajaan di
Bukit Siguntang, Sumatera Barat. Beliau kemudian menikah dengan Tun
Sedari, puteri Raja Demang Lebar Daun, dari Palembang. Kedua orang raja
segera mengadakan perjanjian perdamaian akan senantiasa seia sekata dan
tidak bermusuhan satu sama lain. Raja Demang Lebar Daun konon merupakan
keturunan Sriwijaya dan juga Iskandar Dzukarnain, sehingga puternya
dianggap paling cocok menikah dengan Raja Sang Purba.
Bahkan Raja
Demang Lebar Daun kemudian menyerahkan singgasananya di Palembang pada
Sang Purba, sehingga kedua kerajanan itu menjadi satu. Sang Purba
menjadi raja bagi kedua negeri yang dipersatukan tersbut, sedangkan
Demang Lebar Daun menjadi perdana menterinya.
Adapun keturunan Raja Sang Purba dengan Tun Sedari adalah sebagai berikut:
1.Sang Maniaka-putera sulung.
2.Puteri Tanjung Buih-anak angkat.
3.Puteri Chandra Dewi.
4.Puteri Mangindra Dewi.
5.Sang Nila Utama.
Puteri
Chandra Dewi menikah dengan dengan Kaisar China, sedangkan Puteri
Tanjung Buih dinikahkan dengan seorang pangeran dari China.
Pada perkembangan selanjutnya Kerajaan Palembang dibagi dua:
1.Palembang Hilir diperintah oleh Datuk Sigantar Alam.
2.Palembang Hulu diperintah oleh Puteri Tanjung Buih.
Sang Purba ini kemudian mendirikan pula Kerajaan Pagaruyung. Keturunan mereka selanjutnya menjadi raja-raja di ranah Melayu.
Oleh karenanya berdasarkan hikayat di atas, titik awal
bahasa Melayu adalah di Bukit Siguntang, yang terletak di Sumatera.
Kelemahannya teori ini adalah, sumbernya yang berupaya hikayat.
2.Bahasa Melayu berasal dari daratan Asia
Leluhur
bangsa Melayu berasal dari daratan Asia yang berpindah ke arah timur
melalui China. Di China arus migrasi mereka terpecah menjadi dua:
1.Menuju ke utara-Selat Bering-Amerika Utara.
2.Menuju
ke selatan dan tiba di Kepulauan Nusantara melalui beberapa gelombang,
sehingga dikenal adanya Proto Melayu dan Deutro Melayu.
Bukti
pendukung bagi teori ini adalah kekerabatan bahasa Melayu dengan
bahasa-bahasa di Indochina, marilah kita kutipkan dari buku karya Slamet
Muljana berikut ini:
"Menilik banyaknya kata-kata
Melayu Polinesia yang kedapatan dalam bahasa-bahasa di daratan Asia
Selatan seperti misalnya dalam bahasa Kamboja, Annamm dan Siam, maka
satu-satunya kesimpulan ialah, bahwa tanah asal nenek moyang bangsa
Melayu Polinesia ialah Campa, Kocing Cina, Kamboja, dan daratan
sepanjang pantai di sekitarnya.
Hasil penelitian Kern baru sampai
kepada taraf pembuktian akan adanya keserumpunan bahasa antara
Austronesia di satu pihak dan Campa, Kocing Cina, dan Kamboja di lain
pihak. Pada tahun 1877 Dr Hamy telah menyarankan bahwa bahasa Melayu
Polinesia da Melayu kontinental, yakni bahasa Melayu yang kedapatan di
daratan Asia Tenggara adalah serumpun. Menurut sarannya bahwa kedua
cabang bahasa Melayu ini harus berasal dari bahasa induk purba. Mana
bahasa Melayu induk purba itu, hingga sekarang belum diketahui."
(Sumber: Muljana, Slamet. Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara, Balai Pustaka, Jakarta, 1875, halaman 20.)
Dengan demikian teori di atas menarik argumennya dari keserumpunan bahasa antara Melayu dengan berbagai di daratan Asia.
3.Bahasa Melayu berasal dari Kalimantan
Pencetusnya
adalah Bernard Nothefer, yang menyatakan bahwa Bahasa Melayu berasal
dari Kalimantan Barat. Pandangan didasari oleh keragaman Bahasa Melayu
di sana serta peninggalan-peninggalan lainnya:
1.Dialek yang dipergunakan.
2.Faktor-faktor warisan dari bahasa lebih tua atau purba yang masih lestari.
3.Merupakan kawasan yang logat bahasanya mempunya banyak keaneka-ragaman.
Tokoh
lain yang mendukung teori ini adalah Adelaar. Argumen lain yang
dipergunakan adalah didasari oleh pola migrasi orang-orang Melayu dari
Kalimantan.
Keberatan bagi teori ini dikemukakan dalam buku karya Slamet Muljana:
"Namun
terhadap anggapan ini segera timbul keberatan, yakni: kenyataan bahwa
pulau yang sebesar dan sesubur itu hanya berpenduduk sedikit. Andaikata
Kalimantan itu tempat asal nenek moyang bangsa Melayu Polinesia,
perpindahannya ke tempat lain harus disebabkan oleh desakan bangsa lain,
yang lebih kuat."
(Sumber: Muljana, Slamet. Asal Bangsa dan Bahasa Nusantara, Balai Pustaka, Jakarta, 1875, halaman 20.)
Demikianlah
tiga teori mengenai asal muasal bahasa Melayu. Pembahasan mengenai asal
muasal bahasa Melayu ini tentunya masih memerlukan penelitian lebih
jauh, karena masih adanya beberapa teori.