Sekelumit Sejarah Pendidikan Agama Kong Hu Cu di Semarang
Ivan Taniputera
26 Juli 2012
Artikel
ini saya dapatkan dari buku "Mengenal Kotamadya Semarang" yang
diterbitkan oleh Kotamadya Semarang tahun 1968 (kurang lebih 130
halaman). Pada halaman 74-75 dapat kita baca seluk beluk pendidikan
Agama Kong Hu Cu di Semarang:
"Tanpa banjak didengar orang tetapi berkembang terus, adalah Agama Khonghutju dikotamadya Semarang..
Agama Khonghucu ini telah mendapat pengakuan oleh Pemerintah R.I. bersadarkan Penpres No. I tahun 1965."
Disebutkan
pula bahwa Jawa Tengah terdapat kesulitan sehubungan dengan
tenaga-tenaga pengajar Agama Konghucu, sehingga baru dapat
diselenggarakan di beberapa kota saja, yakni Surakarta, Pekalongan,
Lasem, dan Semarang. Sedangkan di kota-kota lainnya baru dalam taraf
penggarapan.
Sekolah-sekolah yang mengajarkan Agama Konghucu di Semarang adalah:
1.SMA Kesatrian di Jalan Gajahmada.
2.SMP dan SMA Karangturi di Jalan Mataram (sekarang M.T. Haryono).
3.SMP dan SMA Nas. Nusaputra di Jalan Kapuran.
4.Universitas UNTAG di Jl. Seteran.
SMP dan SMA Karangturi yang merupakan sekolah alumni penulis ternyata dahulunya juga mengajarkan Agama Kong Hu Cu.
Masih menurut sumber tersebut, tenaga pengajar yang dianggap mampu ada tujuh orang:
"Ketudju
tenaga tersebut harus dapat melajani keperluan daerah2 sedjawa Tengah
bilamana diperlukan. Sungguhpun tenaga jang ada hanya terbatas namun
semangat kerdjanja sangat besar dan menjenangkan."
Berdasarkan
kutipan di atas nampak nyata adanya kekurangan tenaga pengajar Agama
Kong Hu Cu di Jawa Tengah, karena demi mengajar sekian banyak siswa
hanya ada tujuh orang saja yang mumpuni. Tetapi meskipun adanya
kekurangan, mereka tetap bekerja penuh semangat. Selanjutnya disebutkan
bahwa ".... oleh Pimpinan kini telah dididik beberapa kader untuk
mengisi tenaga pengadjar untuk menjadi guru Agama." Meskipun demikian,
penulis tidak mengetahui siapakah yang dimaksud "Pimpinan" di sini.
Pusat
Agama Kong Hu Cu waktu itu berada di Surakarta, yang dipimpin oleh
Phendita/ Haksu Sdr. Djie Djay Ing. Adapun alamatnya adalah Jl. Jagalan
15, Surakarta.
Di Semarang sendiri, Kebaktian Agama Kong Hu Cu dipimpin oleh para pengurus dengan susunan sebagai berikut:
1.Pimpinan Umum : Sdr. Hardjopranoto.
2.Ketua Lithang (merangkap Penulis-mungkin sekarang disebut Sekretaris) : Sdr. G. Atmodjojo.
3.Bagian Keuangan : Sdr. Hoo Wie Tjay.
4.Pembantu : Sdr. Tan Sing Hwie.
Berdasarkan
data dari buku tersebut, jumlah penganut Agama Kong Hu Cu di Semarang
adalah 5.000 orang dengan kebaktian yang diadakan setiap Minggu Sore di
Jl. Gang Lombok 60.
Selanjutnya didaftar pula kitab-kitab yang dipergunakan dalam Agama Kong Hu Cu, yakni:
1, Empat Kitab (Sishu), yakni:
a. Lun Gie (Lunyu), berisikan percakapan antara Nabi Kong Hu Cu dengan para siswa-siswanya.
b.Tay Hak (Daxue), bab XLII Liji.
c. Tiong Yong (Zhongyong), bab XXXI Liji, yang disusun oleh Tju Su, yakni cucu Nabi Kong Hu Cu.
d. Bing Tju (Mengzi), berisikan percakapan Bing Tju dengan para raja beserta siswanya.
2.Lima Kitab Suci (Ngo King = Wujing), yakni:
a. Shi King (Shijing) atau Kitab Nyanyian.
b. Shu King (Shujing) atau Hikayat.
c. Ya King (Yijing) atau Kitab Tentang Perubahan.
d. Tjhun Tjhiu (Cunqiu) atau Kitab Musim Semi dan Rontok.
e. Lee Kie (Liji), yakni kitab tentang tata susila.
Berdasarkan
Penpres no. I/ 1965 ada enam agama yang diakui di Indonesia, yakni
Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu Bali, Buddha, dan Kong
Hu Cu, Meskipun demikian, akhirnya hanya lima agama saja yang diakui di
Indonesia. Belakangan ini, barulah Agama Kong Hu Cu mendapatkan
pengakuan kembali.
Buku ini tidak tercantum tulisan hak
cipta dilindungi undang-undang, sehingga nampaknya boleh difoto kopi.
Bagi yang berminat silakan menghubungi lewat japri.