KISAH-KISAH GAIB LIAOZHAI: HANTU SUNGAI YANG BAIK.
.
Ivan Taniputera.
18 Juli 2018.
.
Kisah ini saya ambil dari sebuah karya klasik China berjudul “Kisah-kisah Gaib Liaozhai” atau 聊齋誌異 (Liaozhai Zhiyi). Sebenarnya kalau kita terjemahkan secara harafiah, maka Liaozhai Zhiyi dapat diartikan sebagai “Catatan Pembicaraan di Kamar Belajar Liao Mengenai Hal-hal Aneh.” Isinya adalah kisah-kisah gaib terkait hantu, siluman serigala, peri, dan lain sebagainya. Karya klasik ini ditulis oleh Pu Songling (蒲松齡, 1640-1715) yang hidup semasa Dinasti Qing. Berikut ini adalah salah satu kisah yang terdapat dalam karya klasik tersebut.
.
Terdapat seorang nelayan bernama Xu yang tinggal di bagian utara Zizhou. Setiap malam, ia pergi menangkap ikan dengan membawa arak. Saat menangkap ikan, ia selalu menuangkan arak ke sungai, seraya berkata, “Minumlah kalian, wahai arwah-arwah orang yang tenggelam.” Demikianlah yang dilakukannya setiap malam. Ajaibnya, ketika para nelayan lain mendapatkan sedikit tangkapan, ia selalu memperoleh banyak ikan.
.
Suatu malam, muncul seorang pemuda yang berjalan mondar mandir di dekat nelayan tersebut. Ia lalu menawarkan pemuda itu secawan arak yang diterima dengan senang hati. Anak muda itu menemani sang nelayan mengobrol hingga pagi hari. Malam-malam selanjutnya pemuda itu terus menerus muncul menemani Xu. Suatu malam, Xu hanya mendapatkan sedikit ikan saja dan ia hampir putus asa. Pemuda tersebut menawarkan bahwa ia akan pergi sedikit ke hilir sungai dan menggiring ikan-ikan ke jaring Xu. Xu menyetujuinya dan berpesan agar ia berhati-hati. Tidak lama kemudian, ia mendengar suara ribut dan benar saja jalanya dipenuhinya oleh ikan-ikan besar.
.
Xu merasa bergembira dan menawarkan separuh hasil tangkapannya pada pemuda tersebut; namun ditolak. Ia merasa senang membantu Xu dan menyatakan bahwa ia telah menerima banyak kebaikan dari sang nelayan. Ia menawarkan bantuan seperti itu, apabila Xu bersedia menerimanya. Xu merasa bingung karena ia merasa belum pernah berjumpa dengan pemuda tersebut dan melakukan kebaikan padanya. Ia menyatakan penyesalannya karena tidak dapat membalas bantuan pemuda itu secara sepadan. Sebelum berpisah Xu menanyakan nama pemuda itu yang dijawab bahwa ia bernama Wang Liulang. Keesokan harinya Xu menjual ikan-ikan hasil tangkapannya dan membeli lebih banyak arak.
.
Beberapa bulan kemudian saat tiba di tepi sungai, Xu menyaksikan sahabatnya itu telah menunggu. Mereka berbincang-bincang seperti biasa, namun Wang mengatakan bahwa itu mungkin merupakan pertemuan terakhir mereka. Dengan sedih, Xu menanyakan mengapa demikian halnya. Wang membuka rahasianya selama ini dengan mengatakan bahwa ia sesungguhnya adalah hantu penunggu sungai tersebut. Ia menjadi hantu karena tenggelam di sungai. Selama ini, ia telah membantu Xu menangkap ikan. Masanya menjadi hantu penunggu sungai telah berakhir dan ia akan terlahir kembali sebagai manusia. Besok akan tiba orang menggantikannya sebagai hantu penunggu sungai. Wang menambahkan bahwa bahwa seorang wanita akan mati tenggelam di sungai tersebut dan menjadi penggantinya. Ketika fajar menyingsing mereka berpisah dengan penuh kesedihan. Kendati demikian, Xu juga merasa senang karena sahabatnya akan terbebas dari menjadi hantu penunggu sungai.
.
Keesokan harinya, memang benar terdapat seorang wanita yang berjalan menuju tepi sungai sambil menggendong anaknya. Ia terpeleset dan terjatuh ke sungai. Tetapi berhasil mendorong anaknya ke tepian. Wanita itu tampak timbul tenggelam di sungai, sebelum akhirnya berhasil meraih tepian sungai dan selamat. Setelah beristirahat sejenak ia bangkit, menggendong anaknya, dan segera berlalu dari tempat tersebut. Xu sebenarnya ingin sekali menolong wanita itu, tetapi mengurungkan niatnya karena teringat pada hantu sungai sahabatnya tersebut. Jika menyelamatkan wanita itu, maka sahabatnya tidak memperoleh pengganti, sehingga tidak dapat terlahir kembali sebagai manusia.
.
Malam harinya, Xu pergi menangkap ikan seperti biasa. Tidak lama kemudian, sahabatnya itu muncul dan mengatakan, “Kita tidak jadi berpisah.” Xu menanyakan mengapa demikian. Wang menjawab bahwa ia merasa kasihan pada wanita tersebut, apalagi ia telah mempunyai anak. Apabila mementingkan dirinya saja, maka anak itu pastilah akan turut menderita. Mungkin sekali anak itu juga akan mati tanpa ibunya. Dengan menyelamatkan ibunya, maka ia telah menyelamatkan pula dua nyawa. Wang menambahkan bahwa ia belum mengetahui kapan tiba kesempatan berikutnya. Xu memuji Wang dan mengatakan bahwa kebaikan hatinya itu akan menggerakkan Langit.
.
Beberapa waktu kemudian, Wang seperti sebelumnya mengucapkan salam perpisahan pada Xu. Sang nelayan berpikir bahwa mungkin ia telah kembali menemukan penggantinya. Tetapi Wang menjelaskan bahwa kebaikannya itu telah menggerakkan Langit dan ia kini diangkat sebagai dewa kota (城隍神, Chenghuangshen) Wuchen yang terletak di wilayah Zhaoyuan. Besok ia akan mulai memangku jabatan barunya tersebut. Wang mengundang Xu agar menjumpainya di kuil dewa kota Wuchen.
.
Saat Xu berniat mengadakan perjalanan ke Wuchen, istrinya mengejeknya dengan berkata, “Meski engkau dapat menjumpai kuil itu, apakah engkau dapat berbicara dengan rupang dewa?” Meskipun demikian, Xu tidak peduli dan ia tetap mengadakan perjalanan. Setibanya di Zhaoyuan, ia mendapati dari warga setempat bahwa memang benar terdapat kota bernama Wuchen. Xu segera berjalan ke sana dan berjumpa dengan walikota Wuchen. Walikota menanyakan apakah benar namanya adalah Xu dan ia berasal dari Zizhou. Xu menjawab bahwa memang benar demikian halnya dan menanyakan bagaimana mungkin ia mengetahuinya. Tanpa menjawab sepatah kata pun, ia mengajak Xu masuk ke dalam ruangan kuil. Di sana telah berkumpul banyak warga setempat yang mengatakan bahwa mereka semua telah bermimpi menyaksikan sesosok dewa mengenakan busana kebesarannya. Dewa itu berpesan agar bila ada orang bernama Xu yang berasal dari Zizhou, mereka hendaknya menyambut dengan baik serta memberinya banyak hadiah.
.
Di hadapan altar dewa, Xu lantas mengucapkan terima kasih atas hadiah-hadiah tersebut dan memohon agar dewa kota bersedia menerima persembahannya berupa secangkir arak, seperti saat mereka berbincang-bincang di tepi sungai dahulu. Ia membakar pula banyak uang kertas. Tiba-tiba saja berhembus angin kencang yang setelah itu reda dan keadaan menjadi tenang kembali. Malam harinya, Xu mendapatkan mimpi berjumpa dengan sahabatnya yang kini berpenampilan beda dibandingkan sebelumnya. Kini ia nampak agung dengan jubah kedewaannya. Wang menyesalkan bahwa kini karena kedudukannya sebagai dewa, ia tidak dapat lagi menjumpai Xu seperti biasanya; tetapi ia akan tetap menolong Xu tatkala diperlukan.
.
Xu kemudian kembali ke tempat kediamannya dengan diantar oleh para warga kota. Ketika tiba di pinggiran kota, mereka berpisah dan warga kota kembali ke rumah masing-masing. Saat itu, Xu berpesan agar Wang menjaga warga kota Wuchen dengan baik.
.
Setibanya kembali di kampung halamannya, berkat hadiah-hadiah tersebut Xu menjadi orang berada. Setiap kali berjumpa dengan orang yang berasal dari Zhaoyuan ia selalu bertanya mengenai dewa kota Wuchen. Mereka menjawab bahwa dewa kota tersebut sangat murah hati.
.
Barangkali pesan moral yang dapat diperoleh dari kisah ini adalah sikap saling tolong menolong. Begitu pula dengan semangat rela berkorban sebagaimana yang diperlihatkan oleh Wang. Ia tidak mau mengorbankan orang lain demi kepentingannya sendiri.
.
Meskipun demikian, jika kita renungkan lebih mendalam, maka dari kisah ini kita juga dapat memahami bahwa kehidupan itu pada hakikatnya serba tidak memuaskan. Artinya, sulit bagi kita mendapatkan suatu pemecahan masalah yang menguntungkan semua pihak. Sepintas memang bantuan Wang dalam menangkap ikan itu menguntungkan Xu; tetapi tidakkah itu merupakan kemalangan bagi ikan-ikan yang ditangkap? Dengan membiarkan wanita itu tenggelam, memang hal tersebut akan baik bagi sahabatnya; tetapi tidak demikain bagi wanita beserta anaknya. Padahal Xu seharusnya dapat menolong wanita itu, namun ia membiarkannya saja. Jika Xu menolongnya, maka itu merupakan kekejaman terhadap Wang. Namun bila Xu membiarkannya saja tenggelam, maka hal tersebut merupakan kekejaman bagi wanita itu. Tidak ada pemecahan yang 100 persen memuaskan. Sesungguhnya, ini merupakan masalah moral yang sangat pelik dan rumit. Para ahli filsafat hingga saat ini pun belum berhasil memberikan jawaban memuaskan.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . .
.
PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.