SERIAL KELAHIRAN LAMPAU: SEORANG IBU MENDERITA PENYAKIT FATAL YANG AKAN SEGERA MENINGGALKAN ANAK BARU DILAHIRKANNYA
Ivan Taniputera
19 Agustus 2025
Saya baru saja membaca kisah nyata mengenai seorang ibu yang menderita penyakit fatal tidak tersembuhkan, dimana ia baru saja melahirkan seorang bayi. Tidak lama lagi ia pasti akan meninggalkan anaknya tersebut dan tidak pernah menyaksikan anaknya bertumbuh besar. Ibu itu diliputi kesedihan mendalam karena menyadari bahwa saatnya akan segera tiba. Memang ini merupakan sesuatu yang sungguh menyedihkan. Saya turut merasa kasihan dan bersedih atas hal tersebut. Timbul keinginan dalam hati saya untuk mengetahui mengapa hal itu terjadi. Ternyata saya mendapatkan wawasan (insight) sebagai berikut.
Pada kehidupan lampau, ibu itu merupakan seorang raja atau pemimpin suatu negeri yang gemar berperang dan mengerahkan pasukannya. Akibatnya, banyak orang tua kehilangan anaknya karena terbunuh dalam pertempuran yang diadakannya. Begitu pula banyak anak kehilangan orang tuanya akibat peperangannya itu. Itulah sebabnya, pada kehidupan-kehidupan berikutnya, ia akan diajarkan untuk merasakan serta menyadari bagaimana rasanya orang tua kehilangan anaknya atau anak kehilangan orang tuanya. Ini akan terjadi berulang-ulang dalam kehidupan demi kehidupannya. Ia menjadi sosok-sosok penyakitan dan berusia pendek. Terkadang, ia terlahir sebagai seorang ibu yang menderita penyakit tidak tersembuhkan dan harus berpisah dengan anaknya saat meninggal. Pada kesempatan lainnya, ia terlahir sebagai seorang anak yang ibu tercintanya mengalami sakit keras dan meninggal. Terkadang ia menjadi sosok orang tua yang harus kehilangan anak terkasihnya karena sakit. Demikian yang terjadi kehidupan demi kehidupan, hingga kekuatan karmanya habis. Ini bukan merupakan suatu hukuman, melainkan sarana pembelajaran; yakni agar ia belajar menghargai kehidupan dan mengetahui bagaimana rasa kehilangan. Apabila ia sedikit demi sedikit belajar memahami kedua hal tersebut, maka kekuatan karmanya pun akan turut melemah pula.
Bayi yang dilahirkannya juga sama. Ia merupakan sosok jendral yang pernah membantai rakyat di negeri yang dikuasainya. Dalam kelahiran demi kelahirannya, ia akan terus berganti peran seperti ibunya itu. Begitu pula dengan ayah bayi tersebut atau suami ibu itu. Pada kelahiran lampau, ia merupakan prajurit yang turut melakukan kejahatan perang. Dari kelahiran yang satu ke kelahiran berikutnya, ia akan terus menerus diharuskan merasakan satu hal besar dalam hidupnya, yakni kesedihan akibat kehilangan sosok dikasihi.
Berdasarkan insight ini saya belajar satu hal, yakni bahwa beberapa orang itu bisa terlahir dalam satu keluarga dikarenakan ada energi atau frekuensi karma yang sama. Mereka harus menunaikan suatu tugas pembelajaran yang senada. Begitu pula dengan orang-orang yang berinteraksi dengan kita di sepanjang kehidupan ini. Mereka semua adalah teman-teman sekelas kita, dimana kita sedang diharuskan sama-sama belajar dan juga belajar satu sama lain. Masih berdasarkan insight ini, saya juga belajar bahwa dampak atau buah karma itu sunggup mengerikan, bisa berlangsung sangat lama, yakni mencakup banyak kelahiran. Dalam Sūtra Orang Bijaksana dan Orang Bodoh (Tripiṭaka Taishō 202) disebutkan bahwa buah karma itu bisa berlangsung hingga berkalpa-kalpa (satu kalpa adalah rentang waktu yang sangat panjang, yakni mencakup jutaan tahun). Sekali suatu karma dilakukan, maka buahnya sudah berada di luar kendali pelaku. Oleh karenanya, benar sekali yang diajarkan Buddha agar kita senantiasa berada dalam kebahagiaan:
Sabbapāpassa akaraṇaṃ
Kusalassa upasampadā
Sacittapariyodapanaṃ
Etaṃ buddhāna sāsanaṃ.
Tidak melakukan segenap kejahatan.
Melakukan segenap kebajikan.
Sucikan hati dan pikiran.
Demikianlah ajaran semua Buddha.
Demikian, saya menulis artikel ini agar dapat memberikan banyak manfaat dan bahan perenungan bagi kita semua.