Tampilkan postingan dengan label Astrology.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astrology.. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Januari 2014

PERTANYAAN TEMAN LAMA BAGAIMANA JIKA PINDAH KERJA KE TEMPAT BARU?

PERTANYAAN TEMAN LAMA BAGAIMANA JIKA PINDAH KERJA KE TEMPAT BARU?

Ivan Taniputera
11 Januari 2014

Seorang teman mendapatkan tawaran kerja di tempat yang baru. Ia kemudian menanyakan pada saya mengenai apakah ia hendaknya menerima atau menolak tawaran tersebut. Saya hendak menjawab pertanyaannya itu dengan dua metoda, yakni horary astrology dan ceki. Berikut ini adalah gambar diagram horary astrologynya dan juga tiga kartu ceki yang saya tarik.


Berdasarkan diagram horary astrology, nampak bahwa planet-planet di rumah keenam yang melambangkan pekerjaan banyak memperoleh pengaruh buruk. Hubungan dengan atasan juga akan tidak baik. Juga kemungkinan banyak terjadi pertengkaran atau keributan. Banyak terjadi hal-hal tidak terduga yang tidak menyenangkan. Meskipun demikian, masih terdapat Bulan yang memberikan aspek baik berupa Trine, yakni adanya suatu pertolongan, yang bisa saja seorang wanita berhati baik.

Sementara itu 3 kartu ceki yang diperoleh adalah:

1.Cit Setan
2.Yo Kasut
3.Peh Puti

Dua kartu pertama juga menandakan adanya indikasi yang kurang baik. Akan terdapat orang-orang yang memancing permusuhan. Perlu diwaspai ada rekan-rekan kerja yang jahat. Waspadai juga adanya kekalutan ada kekusutan dan juga perkataan-perkataan tidak menyenangkan. Meskipun demikian, jika sanggup bertahan, memang pada akhirnya kondisi akan membaik.

Saran saya adalah jika kuat menghadapi hal-hal semacam itu, maka boleh menerima tawaran pekerjaan tersebut. Kuncinya adalah tetap bertahan. 

Menariknya horary astrology dan ceki dapat memberikan jawaban senada. Ini merupakan keunikan perpaduan antara metafisika Barat dan Timur.

Artikel menarik lainnya silakan kunjungi https://www.facebook.com/groups/339499392807581/

Rabu, 10 April 2013

Satu Lagi Contoh Sastra Melayu Tionghua: "Setangan Berloemoer Darah" atawa "Hikajat Tan Hian Beng"

Satu Lagi Contoh Sastra Melayu Tionghua: "Setangan Berloemoer Darah" atawa "Hikajat Tan Hian Beng"

Ivan Taniputera
26 Juli 2012




Saya baru mendapatkan buku lama yang merupakan cetakan kedua tahun 1928 berjudul "Setangan Berloemoer Darah" atawa "Hikajat Tan Hian beng." Buku ini merupakan karya Tjoe Hong Bok dan nampaknya sangat sesuai bagi yang ingin mempelajari mengenai sastra dan bahasa Melayu Tionghua. Isinya mengisahkan mengenai pembunuhan seorang wanita Tionghua dan dituturkan dengan gaya seperti cerita detektif.

Berikut ini akan dikutipkan bagian pembukannya yang bertajuk "Soeara Treak di Waktoe Malam" (halaman 4):

"Tanggal 2 Maart 1808 pada waktoe malem soeara goentoer beroentoen-roentoen goemoeroeh di atas kota Cheribon, jang gelap, sehingga bikn seram boeloe badan orang. Oedjan amat lebat baroe sadja brenti; sekarang itoe goemoeroehnja goentoer ada dibarengin oleh angin besar jang menioep dengan bersoeit pada poehoen-poehoen besar dan tinggi, merontoken titik-titik aer oedjan dari marika poenja tjabang-tjabang ka tanah, jang soeda djadi letjak belaka; kamoedian angin bersoeit poela dan berderoe melintasi roemah-roemah.
Di kedjaoehan kilat-kilat bergoemirlapan dari mendoeng jang sedeng menjingkir lebi djaoeh. Awan djadi makin tipis dan remboelan memantjarken sinarnja dengan menemboesi mega jang djernih ka moeka boemi, sabentar katoetoep oleh mega jang tebel, sabentar lagi sampe lama mentjorong dengan laloeasa, sehingga sekarang orang bisa membedakan keadaan di masing-masing tempat.
Itoe waktoe soeda djaoeh malem; di djalanan-djalanan ada sepi sekali, melingken terkadang masi ada satoe doea orang, jang djalan dengen tjepet akan poelang ka roemah; sabenar-bentar toekang-toekang djaga jang bergadang, denger soeara kotekan dengan marika poenja tong-tong.
Kesepian sebagi jang ditoetoerken diatas ini, tida aken dapet bandingan soenjinja kampoeng Tjampang, jang pernahnja ada sedikit berdjaoehan dari kampoeng Tionghoa. Pendoedoek kampoeng Tjampang ada bertjampoeran antara orang-orang Tionghua dan Djawa, tapi sebagian besar ada bangsa jang terseboet blakangan. Keadaan di kampoeng jang dimaksoedken ini sasoenggoehnja djoega ada amat soenji, sehingga boleh bikin bergidig pada orang jang misti djalan melaloei djalanan disitoe pada waktoe malem, terlebih poela dalem prikeadaan di malem terseboet; djalanan jang betjek ada menikoeng doea kali dan menandjak ka satoe straat ketjil, jang di sepandjang kadoea tepinya ada banjak poehoen-poehoen, jang besar dan lebat daonnja......"

Berdasarkan kutipan di atas, kita dapat mengetahui perbedaan kosa kata antara bahasa Melayu Tionghua dengan bahasa Indonesia.  Sebagai contoh:

Maart - Maret
Malem - malam
goemoeroeh - gemuruh
treak - teriak
straat - jalan
misti - harus
blakangan - belakangan
daon - daun

Nampak pengaruh-pengaruh bahasa Belanda, seperti dalam nama bulan (Maart) dan straat (jalan). Akhiran "kan" pada karya sastra di atas menjadi "ken."

Kita juga dapat memperoleh beberapa informasi lain berdasarkan kutipan di atas:

1.Pada tanggal 2 Maret 1808 terjadi hujan, yang menandakan bahwa di masa itu bulan Maret masih musim penghujan. Iklim dengan demikian masih belum berbeda jauh dengan sekarang. Hujan lebat terkadang juga masih turun di Pulau Jawa pada bulan Maret.
2.Kemudian saya membuka almanak tahun 1808 dan mendapati bahwa tanggal 2 Maret 1808 itu adalah adalah tanggal 6 bulan 2 penanggalan lunar, sehingga bulan tentunya masih berupa bulan separuh. Sebagai pembanding saya mencoba membuat diagram perbintangan pada tanggal tersebut.



Berdasarkan diagram perbintangan di atas, bulan masih berjarak kurang dari separuh oposisinya (180 derajat) dari matahari, dengan demikian tanggal 6 penanggalan Lunar itu sudah masuk akal. Menariknya pada diagram di atas terdapat square antara moon dengan Venus. Venus dalam astrologi melambangkan wanita, sehingga nampaknya cocok dengan peristiwa pembunuhan di atas, karena korbannya adalah wanita.

3.Pada abad ke-19 penduduk Tionghua dan Jawa berdasarkan kutipan di atas sudah tinggal berbaur di satu kampung (dalam hal ini Kampung Campang), walaupun masih banyak penduduk yang berasal dari suku Jawa. Ini menandakan bahwa pada masa itu, aturan tinggal di daerah tertentu bagi suku Tionghua sudah tidak begitu ketat lagi.

Bagi yang berminat kopi buku ini silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com

Sabtu, 12 Januari 2013

ANALISA ASTROLOGI BARAT DAN TIMUR BAGI TAN TIK SIOE


ANALISA ASTROLOGI BARAT DAN TIMUR  BAGI TAN TIK SIOE

Ivan Taniputera
12 Januari 2013



Tan Tik Sioe adalah pertapa terkenal yang dilahirkan pada akhir abad ke-19. Tanggal kelahiran Beliau diambil dari buku berjudul "Biografi Rama Moorti Tan Tik Sioe Sian: Pertapa di Lereng Gunung Wilis," karya John Surjadi Hartanto. Pada halaman 66-67 dapat kita baca sebagai berikut:

Menoeroet tjrita tempo lahirnja
Di Soerabaja - nama negrinja
Si mandarita - wantji wantjinja
Tjap Dji Gweik hanja djato boelannja
Tjap Dji Gweik Tjap Si sama harinja
Sari sarin ja - boendernja boelan
Tjoewatja bersi — sinar sinarnja
Ganti sihangnja — ganti soesoelan
Perna tempatnja - roemah tinggalnja
Di toco beras — goedang Tjantikan
Tempo lahirnja — itoe tempatnja
Tidak mameras — barang ratjikan.
Djoegak harinja — Djumahat manis
Poen tengah hari — lahirnya kita
Hari poekoelnja — Tjap dji tiam, grimis
Si Hiboe kami — lahirken kita

Pada kutipan di atas, jelas sekali disebutkan bahwa Tan Tik Sioe Sian dilahirkan pada bulan dua belas menurut penanggalan Imlek atau Tjat Dji Gweik. Lalu tanggalnya adalah 14 Imlek atau Tjap Si. Jamnya adalah dua belas siang (Tjap dji tiam).  Tanggal Imlek tersebut bersesuaian dengan 11 Januari 1884. Saya telah membuat diagram Ziweidoushunya sebagai berikut:




Pada diagram di atas nampak jelas bahwa sektor Jiwa Beliau ditempati oleh bintang Tianji. Bintang ini menandakan kecerdasan, ketangkasan dan kecepatan dalam berpikir. Tetapi kelemahannya, bintang ini terkadang memang sulit merasa tenang, karena pikirannya terus bergerak. Selain itu, pada sektor jiwa juga terdapat bintang Huagai yang melambangkan metafisika dan keagamaan. Sehingga tidak heran apabila Tan Tik Sioe Sian menekuni hal-hal semacam itu. Sementara itu, bintang Zoushu merupakan bintang sastrawan dan dunia tulis menulis. Dengan demikian, tidak mengherankan apabila Beliau menulis beberapa karya. Taiyin pada sektor batin melambangkan ketenangan. Hal ini juga cocok dengan pribadi Beliau.


Diagram astrologi Barat Beliau adalah sebagai berikut:


(dibuat berdasarkan software online gratis Astrodienst).

Yang menarik adalah adanya Neptunus di rumah pertama. Planet Neptunus melambangkan metafisika dan kekuatan gaib. Biasanya orang yang memiliki Neptunus di rumah pertama juga akan menampilkan semacam aura misteri. Paling tidak, ia akan memiliki insting atau naluri yang kuat. Biasanya orang awam akan menyebutnya sebagai indra keenam. Neptunus mendapatkan trine dari matahari.  Artinya adalah dapat ditafsirkan sebagai berikut:

"
"Ini menandakan adanya bakat terpendam dalam bidang seni, baik itu seni musik, lukis, puisi, tari, tulis menulis dan lain sebagainya. Ini juga menandakan adanya kehidupan yang unik dan lain dari yang lain. Jikalau akan mengalami sesuatu biasanya didahului oleh firasat-firasat tertentu.
Anda merupakan yang baik hati serta bersimpati terhadap mereka yang membutuhkan. Meskipun demikian, pemberian bantuan yang Anda berikan kemungkinan tidak praktis atau kurang mengena (tidak tepat sasaran). Anda juga terlahir sebagai orang yang idealis. Kendati tak dapat merubah dunia ini, Anda akan berusaha membuat hidup Anda sesempurna mungkin."

Oleh karenanya, astrologi Barat dan Timur sangat tepat sekali menggambarkan pribadi Tan Tik Sioe Sian.

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Fengshui, astrologi, Bazi, Ziweidoushu, metafisika, dan lain-lain, silakan kunjungi:

https://www.facebook.com/groups/339499392807581/