Tampilkan postingan dengan label Sejarah China. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah China. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 November 2019

BAZI DAN ZIWEIDOUSHU AISHIN GIORO PUYI (KAISAR CHINA TERAKHIR)

BAZI DAN ZIWEIDOUSHU AISHIN GIORO PUYI (KAISAR CHINA TERAKHIR).
.
Ivan Taniputera.
16 November 2019.
.
 
Sumber gambar: wikipedia.
.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas bagan Bazi dan Ziweidoushu Aishin Gioro Puyi, kaisar terakhir China yang berasal dari Dinasti Qing. Riwayat Puyi tidak perlu kita bahas lagi, karena sudah banyak diulas di sumber-sumber lain. Tanggal dan jam kelahiran Puyi diperoleh dari Astro-Databank, yakni 7 Februari 1906, jam 23.59. Berikut ini adalah bagan Bazi dan Ziweidoushu Beliau.
.
 
.
Kita mengulas bagan Bazinya terlebih dahulu. Ini merupakan konfigurasi Bazi yang unik. Pribadi yang bersangkutan akan selalu berada di tengah-tengah dua pihak saling bertentangan. Seolah-olah ia senantiasa berada di dua medan perang. Orang-orang yang memiliki konfigurasi seperti ini, akan seringkali hidup di tengah-tengah antara dua kutub saling berlawanan. Ia hidup pada garis perbatasan antara dua hal yang saling berlawanan, misalnya lama dan baru. Sehubungan dengan Puyi, ia hidup di batas antara dua masa, yakni zaman kekaisaran dan Republik China. Sistem kekaisaran berakhir dan berganti dengan republik. Ia juga menyaksikan pertentangan antara para raja perang (warlord) dan republik. Menjelang masa Perang Dunia II, ia harus memilih antara pihak Republik China dan Jepang. Menjelang akhir hidupnya Puyi terjebak kembali dalam pusaran arus Revolusi Kebudayaan, yakni antara pendukung dan penentang Mao. Kita juga dapat mengartikan konfigurasi di atas bahwa Puyi merupakan sosok yang bersikap frontal dan emosional.
.
Apabila kita analisa kembali, bintang kepemimpinan sangat lemah dalam bagan Bazi Puyi. Memang akan ada ambisi untuk memimpin dan keinginan untuk berkuasa. Sayangnya, bintang kepemimpinan itu sangat tidak memadai. Selain itu, elemen pendukung juga tidak berakar kuat. Akibatnya, Puyi tidak pernah lama dalam memerintah. Berikut ini adalah tiga kali masa-masa singkat Puyi menjadi kaisar:
.
  1. Sebagai kaisar China antara 1908-1912. Puyi turun tahta dan mengakhiri sistem monarki. China berganti menjadi republik.
  2. Semasa kurang lebih 12 hari (1 Juli hingga 12 Juli 1917), Zhang Xun, salah seorang raja perang (warlord) mengangkat kembali Puyi sebagai kaisar. Karena tentangan yang hebat dari banyak pihak, maka pemerintahan ini harus berakhir pada 12 Juli 1917.
  3. Sebagai kaisar Manchukuo, negara boneka bentukan Jepang (1934-1945). Sebagai kaisar Manchukuo, Puyi juga tidak sepenuhnya berkuasa, karena segenap kebijakan pemerintahan berada di tangan Jepang.
.
Nampak bahwa pemerintahan Puyi tidak pernah stabil. Ia tidak pernah mendapatkan pendukung yang kuat dan mantap. Apabila kita boleh memberikan saran pada Puyi, maka sebaiknya, ia tidak mengambil jalur politik atau pemerintahan. Lalu bidang pekerjaan apa yang cocok bagi Puyi? Ini merupakan pertanyaan yang agak sulit dijawab. Bagan Bazi seperti di atas, memperlihatkan sosok yang tidak dapat menguasai keterampilan di bidang apa pun. Semuanya akan setengah-setengah saja. Lebih baik, ia menekuni suatu pekerjaan yang sudah berjalan dengan baik dan jelas alur kerjanya. Jadi, pekerjaan yang tidak banyak memerlukan improvisasi atau pemikiran. Bagan Bazi di atas memperlihatkan suatu sosok yang tidak begitu baik dalam memutuskan sesuatu. Biasanya pemikiran atau keputusan lebih banyak dilandasi oleh emosi semata atau bersifat subyektif. Itulah sebabnya, Puyi sebaiknya tidak menekuni pekerjaan yang mengharuskannya menjadi penentu atau pengambil keputusan. Ia rentan mengambil jalan yang salah atau keputusan keliru.
.
Kita menyaksikan adanya enam pertentangan (liuchong) Zi-Wu pada pilar jam dan hari. Ini merupakan indikasi kehidupan pernikahan yang tidak berbahagia. Pernikahan akan selalu bermasalah dan rumah tangga akan retak. Pernikahan terakhirnya juga tidak berlangsung lama, karena Puyi meninggal tidak lama kemudian pada tahun 1967, di tengah berkecamuknya Revolusi Kebudayaan.
.
Bagan Bazi ini intinya memperlihatkan kontras-kontras yang menarik. Awal dan akhir kehidupan akan menghasilkan sesuatu yang bertolak belakang. Pada kenyataannya, Puyi yang lahir di istana dan sempat menjadi kaisar, namun meninggal sebagai tukang kebun.
.
Dekade 1 (1914-1924), yakni Xinmao, masih cukup baik. Dekade ini dimulai dua tahun setelah Puyi turun tahta. Kendati demikian, ia tetap memiliki kekuasaan dalam Kota Terlarang. Masalahnya, ia akan dikelilingi oleh sosok-sosok yang menimbulkan masalah, dimana ia harus berjuang mengatasinya. Pada kenyataannya, sosok yang menimbulkan masalah itu merupakan sosok-sosok korup atau para kasim yang menjual benda-benda antik warisan kerajaan demi memperkaya diri mereka. Para kasim kemudian diusir dari Kota Terlarang. Dekade 2 (1924-1934), yakni Renchen dapat merupakan masa yang diwarnai berbagai gejolak dan perubahan. Ia harus menyerap berbagai hal yang tidak menyenangkan. Kenyataannya pada tahun 1924, Puyi diusir dari kota terlarang. Ia kemudian berpindah ke Tianjin. Apabila diperhatikan, maka tahun 1924 merupakan tahun Jiazi, dimana Cabang Bumi Zi akan mengalami pertentangan dengan dua Cabang Bumi Wu pada bagan Bazi Puyi. Perhatikan pula bahwa Batang Langit Jia berperang dengan Batang Langit Geng pada pilar bulan Bazi Puyi. Ini dapat diartikan sebagai perpisahan atau putusnya dengan warisan leluhurnya. Tahun 1932 merupakan tahun yang sangat baik bagi Puyi. Ia diangkat sebagai pemimpin eksekutif Manchukuo (negara boneka bentukan Jepang). Pengangkatan ini dapat dianggap sebagai jalan menuju penobatannya sebagai kaisar.
.
Dekade 3 (1934-1944) atau Guisi, merupakan masa penuh gejolak dan konflik bagi Puyi. Pada tahun 1934 ia dinobatkan sebagai Kaisar Manchukuo, tetapi tidak memiliki kekuasaan nyata sama sekali. Ia hanyalah boneka Jepang. Pada kurun waktu ini Jepang mulai menebarkan jaring-jaring penjajahannya ke Asia. Beberapa kali, Puyi mengalami konflik keinginan dan kepentingan dengan para pejabat Jepang.
,
Dekade 4 (1944-1954) atau Jiawu, merupakan masa buruk bagi Puyi. Kita dapat mengartikan sebagai masalah yang mendatangkan masalah lain atau masalah akan datang silih berganti. Keadaan akan berubah menjadi buruk, dan yang buruk itu akan bertambah buruk lagi. Pada kenyataannya pada tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan dan begitu pula dengan rezim boneka Manchukuo. Pasukan Uni Sovyet menduduki Manchuria dan Puyi menjadi tawanan mereka. Pada tahun 1950, ia diserahkan kembali ke China.
.
Dekade 5 (1954-1964) atau Yiwei, Seseorang dengan konfigurasi Bazi senada dengan Puyi yang mengalami dekade seperti ini akan dipaksa untuk hidup dan patuh pada wewenang kekuasaan yang lebih tinggi. Merupakan masa penindasan yang kuat, dimana ia akan terpaksa mengikuti sesuatu berdasarkan ketakutannya. Manifestasinya pada tiap orang tentu saja akan berbeda-beda. Dalam keadaan biasa, maka seseorang mungkin akan berkerja pada seorang boss atau atasan yang menindas dan memerah tenaga Anda sejadi-jadinya, tetapi Anda terpaksa harus mengikuti hal itu karena tidak ada hal lain yang Anda lakukan. Anda terpaksa mengikuti boss atau atasan itu karena takut dipecat. Sehubungan dengan Puyi, maka pada kurun waktu ini ia menghabiskan kehidupannya dalam penjara China, dimana ia harus mengalami proses pembongkaran ulang terhadap dirinya guna menjadi manusia baru. Tidak jarang dalam proses tersebut dipergunakan intimidasi. Pada tahun 1959, dia diperkenankan keluar dari penjara dan belakangan bekerja sebagai tukang kebun di Kebun Botani Beijing.
.
Dekade 6 (1964-1974) atau Bingshen. Ini merupakan dekade yang sangat buruk. Kemungkinannya adalah ia akan mengalami permasalahan serius dengan kesehatannya. Selain itu, ia akan ditinggalkan oleh para penolong atau pendukungnya. Ia seperti ditinggalkan sendiri. Pada kenyataannya, pada tahun 1966 Revolusi Kebudayaan berkecamuk di China. Berbagai hak istimewa yang diterima Puyi dihapus. Saat itu, kesehatan Puyi juga menurut drastis. Obat pereda sakitnya juga terkadang tidak diberikan. Puyi meninggal pada tahun 1967 (Dingwei) karena kanker ginjal.
.
Kini kita akan beralih pada metoda Ramalan Ziweidoushu. Kita tidak akan membahas semuanya, melainkan mengambil hal-hal yang sekiranya menarik saja.
.
Pada sektor Jiwa Puyi terdapat bintang Taiyang dan Jumen. Bintang Taiyang lebih baik bagi orang yang lahir pada siang hari. Sayangnya, Puyi lahir pada malam hari, sehingga sifat-sifat baik bintang Taiyang tidak akan menampilkan dirinya secara maksimal. Sebaliknya, lebih banyak sifat-sifat buruk bintang tersebut yang muncul. Bintang Taiyang ini sebenarnya mempunyai sifat pemaaf dan murah hati. Namun karena terlahir saat malam hari, justru dapat membangkitkan sifat pendendam dan juga terlalu perhitungan. Taiyang secara umum juga dapat diartikan seseorang yang akan berpindah-pindah tempat kediaman. Namun karena, Taiyang kurang baik bagi orang yang terlahir malam hari, maka kita dapat mengartikannya sebagai orang yang terusir ke sana kemari. Jadi bukan berpindah untuk mendapatkan sesuatu lebih baik atau atas keinginan sendiri. Pada kenyataannya, Puyi terusir dari istana terlarang, ditawan oleh Uni Sovyet, masuk ke penjara China, dan seterusnya. Jumen dapat diartikan sebagai sosok yang cerewet dan banyak bicara.
.
Hal menarik lain adalah adanya bintang Tianxiang pada sektor orang tua Puyi. Ini dapat diartikan bahwa seseorang akan mempunyai sosok selain orang tua kandung yang dianggap sebagai orang tuanya. Jadi seolah-olah, ia mempunyai “orang tua bayangan.” Pada kenyataannya, Puyi tidak berjumpa dengan ibu kandungnya selama tujuh tahun. Ia mempunyai seorang pengasuh bernama Wang Wenchao, yang berperan sebagai sosok ibu baginya.
,
Puyi tidak mempunyai anak. Hal ini nampak jelas dengan adanya bintang Dikong dan Dijie pada sektor anak. Ini merupakan bintang pengosongan. Satu bintang saja sudah merepotkan, apalagi ini dua bintang sekaligus.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . . . . . . . .
.
.
PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.

Senin, 05 Maret 2018

SEJARAH SINGKAT LELUHUR DINASTI QING

SEJARAH SINGKAT LELUHUR DINASTI QING
.
Ivan Taniputera.
2 Februari 2018.
.
Sejarah Dinasti Qing (1644-1912) atau dinasti terakhir yang memerintah China telah banyak dibahas. Namun masih belum banyak yang mengulas mengenai leluhur mereka. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini saya akan merangkum sejarah leluhur dinasti tersebut; yakni sebelum berdirinya Dinasti Qing. Dinasti Qing yang didirikan oleh bangsa Manchu menyatakan bahwa diri mereka keturunan suku bangsa Jurchen yang sebelumnya pernah mendirikan Dinasti Jin. Namun klan mereka, yakni Aishin Gioro tidak mempunyai hubungan darah dengan klan Wanyan yang merupakan penguasa Dinasti Jin. Leluhur Dinasti Qing ini tergolong pada cabang suku bangsa Jurchen yang disebut Jurchen Jianzhou. Pada zaman Dinasti Ming dikenal tiga cabang atau kelompok utama suku bangsa Jurchen, yakni Jurchen Jianzhou, Jurchen Bebas, dan Jurchen Haixi.
.

.
Leluhur Dinasti Qing adalah seorang tokoh legendaris bernama Bukūri Yongšon (愛新覺羅·布庫里雍順, Àixīn Juéluó·Bùkùlǐ Yōngshùn). Setelah berdirinya Dinasti Qing ia dihormati dengan gelar anumerta Kaisar Qing Shizu (清始祖). Menurut legenda bangsa Manchu, Bukūri Yongšon merupakan putera seorang bidadari bernama Fekulen (佛庫倫 Fokùlún). Ketika itu, terdapat tiga orang bidadari dari kahyangan yang masing-masing bernama Enggulen (恩古倫 Ēn gǔlún), Jenggulen (正古倫 Zhèng gǔ lún), dan Fekulen (佛庫倫 Fokùlún) sedang mandi di sebuah danau bernama Bulhūri Omo (terletak di Pegunungan Changbai). Seekor burung menjatuhkan buah berwarna merah di dekat Fekulen yang memakannya dan menjadi hamil. Ia kemudian melahirkan Bukūri Yongšon, leluhur para kaisar Dinasti Qing. Bukūri Yongšon selanjutnya tinggal di sebelah timur Pegunungan Changbai. Pada masa itu, terbentuk tiga cabang suku bangsa Jurchen Jianzhou; yakni Odoli, Huligai, dan Tuowen.
.
Leluhur Dinasti Qing yang benar-benar terbukti keberadaannya secara sejarah adalah seorang tokoh bernama Mèngtèmù (1370-1433). Belum terdapat sumber yang menyebutkan bagaimana silsilahnya hingga Bukūri Yongšon. Namun ia merupakan kepala suku Odoli, salah satu di antara tiga suku bangsa Jurchen Jianzhou sebagaimana telah disebutkan di atas. Nama lainnya adalah Möngke Temür ( 猛哥帖木耳, Měnggē Tiēmù'ěr). Pada masanya, Dinasti Ming menawarkan persekutuan dengannya guna membendung pengaruh bangsa Mongol. Para kepala suku Jurchen diberi gelar oleh Dinasti Ming dan dijadikan pemimpin atau komandan satuan pasukan yang disebut wei (衛). Ketika itu terdapat tiga wei; yakni:
.
  • Jianzhou Wei (建州衛).
  • Jianzhou Wei Sayap Kiri (建州左衛 Jià zhōu zuǒ wèi).
  • Jianzhou Wei Sayap Kanan (建州右衛 Jiàn zhōu yòu wèi).
.
Satu wei membawahi 5 kesatuan yang disebut Suo ( 所). Masing-masing suo terdiri dari 1.100 pasukan. Dengan demikian, secara keseluruhan satu wei terdiri dari 5.500 pasukan. Para pemimpin wei diwajibkan mengunjungi Beijing atau ibukota Dinasti Ming guna menyatakan kesetiaan mereka setiap tahunnya. Mèngtèmù diangkat sebagai pemimpin Jianzhou Wei Sayap Kiri dan dianugerahi marga Tong (童). Ia turut serta dalam berbagai ekpedisi militer Dinasti Ming melawan bangsa Mongol. Pada tahun 1433, Mèngtèmù beserta puteranya terbunuh dalam kekacauan yang diterbitkan komandan pasukan suku Jurchen lainnya.
.
Sepeninggal Mèngtèmù terjadi persaingan memperebutkan jabatan pimpinan pasukan Jianzhou Sayap Kiri, antara kedua puteranya yang masing-masing bernama Cungšan (充善, Chongshan, 1433–1467) dan Fanca. Untuk menyelesaikan perebutan kedudukan tersebut, Dinasti Ming mengangkat Cungšan sebagai pemimpin pasukan Jianzhou Sayap Kiri, yakni mewarisi jabatan ayahnya; sedangkan Fanca diserahi memimpin satuan pasukan baru yang disebut Jianzhou Sayap Kanan. Meskipun demikian, Fanca meninggal tidak lama kemudian dan satuannya diakuisisi oleh Cungšan.
.
Setelah Cungšan mangkat ia digantikan putera tertuanya bernama Tolo (脫羅, Tuōluó, 1467-1506), yang juga mewarisi jabatan sebagai pemimpin pasukan Jianzhou Sayap Kiri. Semasa pemerintahannya, hubungan baik dengan Dinasti Ming tetap terjaga. Masih pada zaman Tolo, terjadi permasalahan dalam bidang ekonomi dan ia berjuang keras memulihkan perekonomian kawasannya.
.
Tolo digantikan oleh putera ketiganya bernama Sibeoci Fiyanggū (愛新覺羅·錫寶齊篇古, Ài xīn Juéluó·Xībǎoqí Piāngǔ 1481-1522). Gelar anumertanya adalah Kaisar Zheng (正皇帝 Zhèng Huángdì).
.
Kepala suku Jianzhou Jurchen berikutnya adalah Fuman (福滿 Fúmǎn 1522-1542) yang merupakan putera Sibeoci Fiyanggū. Gelar anumertanya adalah Kaisar Zhi (直皇帝 Zhí Huángdì).
.
Fuman digantikan oleh Giocangga ( 覺昌安 Juéchāngān 1542-1571), putera Fuman. Ia dibunuh oleh kepala suku Jurchen lain bernama Nikan Wailan pada tahun 1582 saat penyerangan terhadap Gure, bersama puteranya bernama Taksi. Gelar anumertanya adalah Kaisar Yi (翼皇帝 Yì huángdì)
.
Putera keempat Giocangga bernama Taksi (塔克世, Tǎkèshì 1571-1582). Ia terbunuh bersama ayahnya pada tahun 1582. Gelar anumertanya adalah Kaisar 宣皇帝 Xuān Huángdì).
.
Nurhaci (努爾哈赤 Nǔ'ěrhāchì 1583-1626) , putera Taksi menggantikan ayahnya menjadi pemimpin bagi suku Jianzhou Jurchen. Pada tahun 1584 ia membalaskan kematian ayah dan kakeknya dengan memenggal Nikan Wailan. Nurhaci lantas menyatukan suku-suku Jurchen lain dan melancarkan perlawanan terhadap Dinasti Ming, yang merupakan atasannya. Pada tahun 1616 ia mengangkat dirinya menjadi Khan dan kerajaannya dinamakan Jin Akhir (Amaga Aishin Gurun). Hal ini memperlihatkan bahwa Nurhaci ingin agar kerajaannya dipandang sebagai pewaris Dinasti Jin. Nurhaci secara anumerta diangkat sebagai kaisar pertama Dinasti Qing. Meskipun demikian, puteranya bernama Abahai yang secara resmi menyandang gelar sebagai kaisar Dinasti Qing pada tahun 1636. Jadi, nama kerajaan diganti dari Jin Akhir menjadi Qing semasa puteranya tersebut. Selanjutnya, Dinasti Qing berhasil menguasai China pada tahun 1644 dan berkuasa hingga 1911/1912 dengan Puyi sebagai kaisar terakhirnya.
.
Dirangkum dari wikipedia.

Sabtu, 19 Agustus 2017

MENGIDENTIFIKASI UANG LOGAM CHINA KUNO

MENGIDENTIFIKASI UANG LOGAM CHINA KUNO.
.
Ivan Taniputera.
19 Agustus 2017.
.
Seorang sahabat memperlihatkan pada saya sekeping uang logam China kuno sebagai berikut.
.

Nampak terdapat tulisan Xian Feng (咸豐) yang merupakan nama tahun pemerintahan (nianhao) Kaisar Xiandi dari Dinasti Qing (memerintah 1850-1861). Dengan demikian, mata uang logam ini berasal dari abad kesembilan belas. Kurang lebih usianya 160 tahun.

Sabtu, 20 Agustus 2016

BUKU BERUSIA LEBIH DARI 100 TAHUN MENGULAS TENTANG CHINA DAN PERMASALAHANNYA

BUKU BERUSIA LEBIH DARI 100 TAHUN MENGULAS TENTANG CHINA DAN PERMASALAHANNYA.
.
Ivan Taniputera.
20 Agustus 2016
.



.
Judul: Oeroesan Tiong Kok 15 Tahon di Moeka
Penulis: T. H. Phoa Sr.
Penerbit: Tjiong Koen Bie & Co., Pintoe Besar Batavia, 1909
Jumlah halaman: 30.
.
Buku ini membahas seluk beluk politik Tiongkok dan hubungnnya dengan bangsa Barat. Sebagai contoh, adalah ulasan mengenai Perang Candu dari sisi orang China:
.
“Tentang hal peperangan Tiong Kok - Inggris jang diseboet djoega perang tjandoe, semoewa orang tantoe soedah dengar; tetapi brangkali tjoemah sedikit sadja jang mengarti, bagimana dalam ini paperangan teroes meneroes Inggris ada berlakoe amat boewas pada rahajat Tiong Kok, jang - akaen mendjalanken kasopanan - soedah membantah boewat dikasih masoek tjandoe, jang mendjadi ratjoen boewat marika itoe.” (halaman 3).
.
Di dalamnya juga ada kecaman terhadap bangsa Barat:
.
“Demikianlah kira-kira pikirannja kabanjakan orang bangsa Europa, koetika di Tiongkok ada terbit hoeroe-hara; tetapi marika itoe tida taoe, bahoewa fatsal oeroesan Tiong Kok ada lebih dalam ; boekan bangsa Tiong Hoa jang boewas, tapi bangsa Europa jang seperti rampok, lantaran ingin kaoentoengana dan banjak oewang; dan boekan dengan bermaksoed soetji soedah bersarang di Tiong Kok - bersendjata dengan senapan dan meriam, dan jang lebih heibat lagi, jaitoe dengan tjandoe jang ija kasih masoek di sitoe dengan lakoe jang kedjam dan paksa, melawan pada kahendaknja rahajat Tiong Kok, boewat ratjoeni marika itoe jang tida sekali membri lantaran satoe apa.” (halaman 1).
.
Buku ini juga menyerukan perlawanan terhadap dinasti Qing (1644-1912) yang dianggap sebagai sumber kemerosotan China:
.
“Kaloe dinastie rampok (Boan) bisa atoer betoel pamerintahan, boewat mana ija soedah dapat tempo (+- 300 tahon) jang lebih dari tjoekoep, tantoelah radja-radja Barat tida nanti balas soerat itoe dengan meriam dan kapal perang.
Hina’an, tjatjian dan nista’an jang kita dapat dari lain bangsa, itoe samoewa ada dari lantaran boesoeknja Boan, maka itoe, kaloe Mandsjoe dynastie soedah laloe dari karadja’an Han, oeroesan Tiong Kok poen tantoe djadi selesih, dan negri kita - Han, djoega tida dihinggapi lagi oleh itoe penjakit jang heibat.” (halaman 30).
.
Dengan demikian, nampak bahwa semangat perlawanan terhadap dinasti Qing yang didirikan bangsa Manchu (disebut Boan dalam buku ini) juga tersebar hingga ke Kepulauan Nusantara.
.
Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya.
.


.


.


.
Berminat kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Sabtu, 02 Januari 2016

BUKU BERUSIA LEBIH DARI 100 TAHUN TENTANG KERAMIK-KERAMIK CHINA

BUKU BERUSIA LEBIH DARI 100 TAHUN TENTANG KERAMIK-KERAMIK CHINA
.
Ivan Taniputera.
3 Januari 2016
.






Judul: Porcelain Oriental Continental and British: A Book of Handy Reference For Collectors
Penulis: R. L. Hobson, B.A.
Penerbit: Archibald Constable & Co Ltd, London, 1908
Jumlah halaman: 245
Bahasa: Inggris
.
Buku ini antara lain membahas mengenai teknik pembuatan keramik, sebagaimana yang tercantum di halaman 3:
.
“In the case of artificial, or soft paste, porcelain, the body is formed of a natural clay suspended in a fluxing material artificially prepared. In the old artificial porcelains this flux was a glass or frit made of sand, lime, flint, bone-ash, soda, etc., the ingredients differing at almost every factory and producing a variery of wares of diverse tone, hardness and translucency.”
.
Terjemahan:
.
“Sehubungan dengan keramik buatan atau pasta halus, bendanya dibentuk dari tanah lihat alami, ditopang oleh aliran bahan yang dipersiapkan secara buatan. Pada keramik-keramik kuno, aliran ini berupa kaca atau bahan campuran terbuat dari pasir, kapur, batu api, abu tulang, soda, dan lain sebagainya. Bahannya berbeda-beda di setiap pabrik dan menghasilkan beragam barang dengan beraneka nuansa, kekerasan, serta ketembus-pandangan.”
.
Berikut ini adalah daftar isinya.
.



.




.




.
Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya:
.




.




.



.
Buku ini sangat cocok sebagai panduan bagi para kolektor.
.
Berminat kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Selasa, 08 Desember 2015

BUKU TENTANG CHINA YANG HAMPIR BERUSIA 100 TAHUN

BUKU TENTANG CHINA YANG HAMPIR BERUSIA 100 TAHUN
.
Ivan Taniputera.
8 Desember 2015
.




.
Judul: China of the Chinese
Penulis: E.T.C. (Edward Theodore Chalmers) Werner (1864-1954)
Penerbit: Sir Isaac Pitman & Son, 1919
Jumlah halaman: 309
Bahasa: Inggris
.
Buku ini menguraikan tentang geografi, sejarah, budaya, bahasa, dan adat istiadat China.
.
Sebagai contoh pada halaman 3 dapat kita baca:
.
“In so vast a country as China, which, including its dependecies, is considerably larger than Europe and about the same size as Australia, we naturally find a great variety of climate.”
.
Terjemahan:
.
“Negeri begitu luas seperti China, yang mencakup daerah-daerah taklukannya, adalah jauh lebih besar dibandingkan Eropa dan mempunyai ukuran yang kurang lebih sama seperti Australia, kita secara alami menemukan keragma iklim yang besar.”
.
Pada halaman 7 dapat kita baca tentang bangsa China:
.
“The Chinese belong to the Mongolic type. The average stature is lower than that of Europeans, though much greater in the north than in the south, the men being from 5ft, 2in to 5ft, 6 in, in height, and the women about 4in. less.”
.
Berikut ini adalah daftar isinya:
.



.
Berikut ini adalah contoh halaman-halamannya:
.



.



.



.
Berminat kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Rabu, 16 September 2015

BUKU TENTANG INDUSTRIALISASI DI CHINA

BUKU TENTANG INDUSTRIALISASI DI CHINA

Ivan Taniputera
17 September 2015




Judul: Industrialisatie van China
Penulis: Han Tiauw Tjong (1894-1940)
Penerbit: Martinus Nijhfoff, 1922
Jumlah halaman: 386
Bahasa: Belanda

Buku ini adalah karya Han Tiauw Tjong, salah seorang insinyur Tionghoa Indonesia yang lahir di Jawa Timur. Isinya membahas mengenai perkembagan industrialisasi dan pembangunan di China pada era 1920-an.

Pada bagian kata pengantarnya dapat kita baca:

"Na de ziekte-crises van 1895 en 1900 van "the sick Man of Asia", zooals China voorheen genoemd werd, begon het "Land van den Draak" langzaam tot ontwikkeling te komen, dank zij de ontwaking van het nationaal gevoel en ten spijt van alle opgeworpen economische en staatkundige barrieres en de inwendige trobelen, onrust en voortdurenden strijd tusschen Noor-en Zuid China."

Terjemahan:

"Setelah "krisis penyakit tahun 1895 dan 1900 yang dialami "orang-orang sakit di Asia," demikianlah China dahulu disebut, mulailah "Negeri Naga" secara perlahan memasuki masa perkembangannya, semua berkat bangkitnya perasaan nasionalisme, meskipun demikian masih terdapat hambatan ekonomi dan ketata-negaraan serta permasalahan dalam negeri, kerusuhan, dan pertikaian berkepanjangan antara China Utara dengan Selatan."

Berikut ini adalah daftar isinya:








Buku ini membahas berbagai aspek perkembangan dalam bidang pertambangan, pengolahan logam, industri tekstil, transportasi, telekomunikasi, dan lain sebagainya. Meskipun demikian, buku ini secara sekilas membahas pula mengenai sejarah China di masa lampau. Berikut ini adalah kutipan dari halaman 13:

"De Chineesche cultuur werd door West-Aziatische en Byzantijnsche invloeden bevrucht. De naam van T'ai Tsung was bij den Griekschen keizer Theodosius welbekend, die een missie naar zijn residentie Chang An, in 640 zond. Onder de regeering van zijn zoon Kao Tsung (650-683) werd het Rijk nog verder uitgebreid en werden betrekkingen aangeknoopt met Tai Shih of Arabie."

Terjemahan:

"Budaya China diperkaya oleh pengaru Asia Barat dan Bizantium. Nama Kaisar T'ai Tsung dikenal baik oleh kaisar Yunani, Theodosius, dimana ia mengirim utusan ke Chang An pada tahun 640. Di bawah pemerintahan puteranya, Kao Tsung (650-683) kerajaannya makin diperluas dan dijalin hubungan dengan orang Tai Shin atau Arab."

Buku ini juga dilengkapi dengan tabel-tabel dan statistik terkait. Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya.








Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Rabu, 17 Juni 2015

BUKU HAMPIR BERUSIA 100 TAHUN MENGENAI PERBANDINGAN TAHUN PEMERINTAHAN KAISAR-KAISAR CHINA

BUKU HAMPIR BERUSIA 100 TAHUN MENGENAI PERBANDINGAN TAHUN PEMERINTAHAN KAISAR-KAISAR CHINA

Ivan Taniputera
17 Juni 2015




Judul: Kitab Tahoen Karadjahan Tiongkok
Terdapat keterangan: Jaitoe kitab peritoengan tahoen karadjaan Tiongkok sedari ada Keizer HOK HIE SIE di setoedjoeken tahoen Nabi KHONG HOE TJOE dengen tahun Masehi, hingga sateroesnja sampe pada Tiong Hoa Bin Kok sekarang ini.
Penulis: Tan Hwan Djian
Penerbit: Batavia Drukkerij Han Po, Kali Besar, 1917
Jumlah halaman: 88 ditambah 1 halaman tanpa nomor halaman.

Buku ini sebenarnya merupakan semacam almanak yang membandingkan antara tahun Kong Fuzi (Khong Hu Cu)-yang diawali semenjak kelahiran Kong Fuzi pada tahun 551 SM, dengan siklus Jiazi, pemerintahan kaisar-kaisar China, serta tahun Masehi. 
Antara tahun 551 SM dan tahun 1 M, maka angka angka tahun Masehi tidak dicantumkan, karena tahun Masehi dianggap dimulai pada tahun 1 Masehi atau tahun Kong Fuzi ke-552. Jadi semenjak tahun Kong Fuzi ke-552, maka tahun Masehinya dicantumkan.
Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya:
.
.

Nampak pada gambar di atas terdapat 3 kolom. Kolom pertama menyatakan nama siklus Jiazi (Hokkian: Kak Tjie). Kolom kedua adalah tahun Kong Fuzi). Kolom ketiga berisikan pemerintahan raja-raja. Sebagai contoh pada halaman 3 di atas tertera pemerintahan raja Gwan Ong tahun ke-1 (Kaisar Yuan Wang 元王-memerintah 475-469 SM). Jika diperhatikan, maka seluruh nama-nama menggunakan pelafalan Hokkian.
Ini adalah contoh halaman lainnya:
.

.
Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Senin, 12 Mei 2014

BUKU TENTANG AWAL MELETUSNYA PERANG CHINA JEPANG MENJELANG PERANG DUNIA KEDUA

BUKU TENTANG AWAL MELETUSNYA PERANG CHINA JEPANG MENJELANG PERANG DUNIA KEDUA

Ivan Taniputera
12 Mei 2013




Judul: Lukouchiao Incident: Djembatan Batoe Lukouchiao Lagi Didjaga
Penerbit: Boe Hiap, Tasikmalaja, 1930-an (masih dalam edjaan van Ophuysen)
Jumlah halaman: 93

Buku membahas mengenai insiden jembatan Lukouchiao yang menjadi awal meletusnya Perang China-Jepang, menjelang meletusnya Perang Dunia II. Pada halaman 5 terdapat penjelasan sebagai berikut:

Sedari 18 September 1931 boleh dibilang fihak militair Japan bisa lakoeken actienja dengen sawenang-wenang, zonder dapetken perlawanan sasoenggoenja dari Tiongkok, roepanja kaoem militair Japan soeda dapet intip dengen njata kalembekan dari kita poenja negri, jang itoe masa boekan sadja masi terpetja belah, tapi poen dihinggapin berbagi-bagi bahaja alam jang heibat."

Pada halaman 11 dapat kita baca:

Sabelon itoe "reboetan omong" abis dilakokeken, atawa mendadak di pintoe kota Timoer terdenger soearanja letoesan senapan dan meriam dengen keras sekali, menandaken moesoeh soeda moelai menjerang, tapi barisan kita masi belon bales menembak.

Tida selang brapa lama soeara tembakan meriam besar dan senapan mesin terdenger dari loear pintoe kota Barat, jang dilakoeken beroentoen-roentoen tida brentinja, tapi kasabaran fihak kita belon habis, barisan Tionghoa tetep tida bales menembak dan tinggal berlakoe kalm.

Blakangan disebabken tembakan moesoeh dilakoeken dengen tambah heibat, barisan Tionghoa terpaksa ambil tindakan melindoengin, dan marika apa boleh boeat laloe lakoeken penangkisan.

Itoe panembakan diteroesken sahingga djam 5 pagi baroe moelai kendor, tapi kadoea fihak masi teroes berhadapan......."

Berikut ini adalah contoh-contoh halamannya.





Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Sabtu, 22 Maret 2014

BUKU MENGENAI SEORANG PEJABAT KONFUSIANIS YANG BERKORBAN BAGI NEGARA SEMASA DINASI QING

BUKU MENGENAI SEORANG PEJABAT KONFUSIANIS YANG BERKORBAN BAGI NEGARA SEMASA DINASI QING

Ivan Taniputera
22 Maret 2014




Judul: Sifatnya Satoe Koen-Tjoe: Satoe Hikajat Dari Djeman Tjhing Tiauw
Penulis: Kwee Tek Hoay
Penerbit: Typ. Druckerei Moestika, Batavia, 1933
Jumlah halaman: 51

Buku ini mengisahkan pengorbanan seorang pejabat Dinasti Qing bernama Wu Koo Tu (吳可讀, Pinyin: Wu Gedu; Hokkian: Gouw Kho Tok). Ia rela bunuh diri demi memprotes penggantian kaisar yang tidak adil. Berikut ini adalah daftar isinya.


Pada halaman 1, bagian "Permoelaan Kata" tertulis sebagai berikut:

"Wu Koo Tu soedah boenoeh diri sebagi protest pada Kokbo Tzu Hsi, jang sawafatnja Keizer Tung Chih soedah serong angkat Kwang Hsu djadi gantinja. Ampat taon Wu Koo Tu soedah menoenggoe, dan saban taon bikin tegoran sabagi Censor. Akhirnja ia poetoes harepan, dan dalem oemoer ampir toedjoe poeloe, ia gantoeng diri di satoe klenteng ketjil djoega soepaja rahajat bergerak melawan Tzu Hsi poenja perboeatan, jang blakangan bisa terbitken roesoe dalem astana dan meroesak ka'amanan negri..."

Berikut ini adalah contoh halamannya.



Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Kamis, 05 Desember 2013

PERANG ENAM HARI TERNYATA JUGA BERLANGSUNG DI CHINA

PERANG ENAM HARI TERNYATA JUGA BERLANGSUNG DI CHINA

Ivan Taniputera
5 Desember 2013


Saya baru saja menonton acara "I Wouldn't Go In There," yang memaparkan mengenai sebuah sekolah berhantu di Hongkong, bernama sekolah Tai Tat. Konon sekolah ini dihantui oleh seorang wanita berpakaian merah. Yang menarik dari acara tersebut adalah tidak terlalu mengumbar sisi mistisnya, melainkan berupaya mencari latar belakang di balik semua itu. Tidak jarang dalam pencarian kebenaran tersebut, diungkapkan sejarah tersembunyi yang tak banyak diketahui orang.

Konon di sekolah "angker" tersebut pernah ada seorang guru yang bunuh diri. Namun catatan kepolisian Hongkong membantah bahwa hal itu pernah terjadi. Dengan demikian, guru yang bunuh diri tersebut hanyalah mitos belaka.

Yang menarik adalah terungkapnya perang selama enam hari melawan Inggris. Latar belakangnya adalah kekalahan Dinasti Qing dalam Perang Candu pertama, sehingga harus menyerahkan Hongkong. Belakangan Inggris meminta wilayah yang lebih luas lagi dan menuntut agar New Territories ditambahkan ke dalam daerah kekuasaan mereka. Kawasan yang diberikan tersebut juga mencakup Desa Ping Shan, yakni lokasi sekolah Tai Tat yang katanya "angker."

Warga desa yang merupakan anggota keluarga Tang mengalami salah paham dan menyangka bahwa Inggris adalah pihak penindas yang akan mempersulit kehidupan mereka. Para anggota keluarga Tang lantas bangkit mengadakan perlawanan selama enam hari pada tahun 1899. Menurut catatan setempat, korbannya mencapai kurang lebih 170 orang. Kendati demikian, catatan pihak Inggris menyatakan tidak ada korban yang jatuh. Mengapa terjadi ketidak-sesuaian ini?

Setelah ditelusuri lebih jauh, kesalah-pahaman ini dapat diluruskan, dan tujuan pemerintah kolonial Inggris sebenarnya adalah menyatukan kedua belah pihak, bukan sebagai penindas. Dicapai kesepakatan antara Inggris dengan pihak keluarga Tang bahwa mereka akan melupakan segenap pertikaian tersebut. Itulah sebabnya, pihak Inggris tidak mencatat adanya korban jiwa. Lambat laun juga tidak banyak orang yang mengingat perang tersebut.

Pada kenyataannya memang ada pemakaman masal bagi korban peperangan selama enam hari tersebut. Dengan demikian Perang Enam Hari ternyata juga terjadi di China.

Sabtu, 08 September 2012

Kerajaan Yu

Kerajaan Yu

Ivan Taniputera
8 September 2012

Baru nonton acara CCTV tentang Kerajaan Yu di Pegunungan Qinling. Kerajaan ini masih misterius dan belum jelas asal usulnya. Sewaktu Dinasti Zhou di bawah pimpinan Zhou Wenwang memusnahkan dinasti Shang, maka bangsa Yu juga turut membantunya. Setelah Shang dikalahkan, negeri-negeri yang membantu Wenwang lantas dianugerahi tanah dan gelar baru. Bangsa Yu diberi kawasan di sekitar pegunungan Qinling. Penggalian sejarah dewasa ini memperlihatkan berbagai peninggalan Kerajaan Yu, seperti bejana-bejana perunggu yang masih memperlihatkan pengaruh Shang. Kerajaan Yu ini lenyap secara misterius pada masa pertengahan Dinasti Zhou.