Tampilkan postingan dengan label Studi di Jerman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Studi di Jerman. Tampilkan semua postingan

Senin, 09 Oktober 2017

HATI-HATI! GAMBAR DAN SIMBOL TERKAIT PARTAI NAZI ADALAH TERLARANG DI JERMAN

HATI-HATI! GAMBAR DAN SIMBOL TERKAIT PARTAI NAZI ADALAH TERLARANG DI JERMAN. 
.
Ivan Taniputera. 
9 Oktober 2017. 
.
 .


Bagi yang belum mengetahui, gambar dan simbol terkait partai N4Z1 adalah terlarang di Jerman. Memperlihatkan gambar dan simbol semacam itu, dapat dijatuhi hukum pidana atau denda. Apa yang dimaksud gambar dan simbol itu mencakup pula sikap hormat dengan mengacungkan tangan ala N4z1. Kalau saya tidak salah ingat, beberapa waktu lalu ada turis yang didenda karena melakukan hal itu. Jadi, aturan itu juga berlaku bagi turis dan orang asing. 
 .
Apabila Anda mempunyai T-shirt bergambar lambang partai N4z1, sebaiknya jangan dibawa saat kalian berkunjung atau melanjutkan studi di Jerman. Kita hendaknya menghormati hukum dan peraturan di negara yang kita kunjungi. Simbol-simbol semacam itu tidak dianggap keren oleh sebagian besar orang Jerman; terkecuali sejumlah kecil penganut Neon4z1. Pemerintah Jerman hendak memperlihatkan keseriusannya dalam memberantas paham radikal ekstrim kanan, yang dalam hal ini adalah N4z1sme.

Minggu, 08 Oktober 2017

PENGALAMAN DENGAN ES KRIM DI JERMAN

PENGALAMAN DENGAN ES KRIM DI JERMAN. 
.
Ivan Taniputera. 
8 Oktober 2017. 






Es krim merupakan salah satu makanan kegemaran saya. Suatu kali semasa kuliah di Jerman, saat sedang menunggu bis di halte, saya memutuskan membeli es krim di sebuah toko yang terletak dekat tempat tersebut. Saya langsung menyantap es krim itu karena berpikir masih cukup waktu sebelum bis tiba. Ternyata, belum beberapa lama menyantap es krim, bis pun datang. Sewaktu hendak melangkah masuk, pengemudi bis mengingatkan bahwa orang yang sedang makan dilarang naik bis. Saya lalu menimbang-nimbang sejenak. Jika saya naik, maka es krim yang masih sisa banyak itu harus dibuang. Harganya cukup lumayan untuk ukuran mahasiswa saat itu. 
.
Saya pikir sayang juga. Akhirnya, saya lebih memilih menghabiskan es krim saya, meski dengan risiko menunggu bis berikutnya yang datang setengah jam lagi. Memang di daerah itu bis datang setengah jam sekali. Demikianlah, saya harus rela menyaksikan bis itu berlalu. Demi es krim, saya harus berdingin-dingin selama setengah jam. Kebetulan saat itu adalah musim dingin. Alasan peraturan seperti itu sebenarnya sangat baik karena menjaga agar bis dan angkutan umum lain tetap bersih. 
 .
Informasi ini mungkin berguna bagi adik-adik yang hendak melanjutkan kuliah di Jerman. Jika kalian sedang menunggu bis dan hendak mengonsumsi es krim pastikan waktunya cukup, atau kalian harus naik bis berikutnya.

PENGALAMAN DIPECAT KERJA DI JERMAN

PENGALAMAN DIPECAT KERJA DI JERMAN. 
.
Ivan Taniputera. 
7 Oktober 2017.
.




Semasa kuliah di Jerman dulu, saya bekerja paruh waktu untuk menambah uang saku. Suatu kali saya bekerja di sebuah pabrik pembuatan compact disc (cd). Saya mendapat tugas membungkus (einpacken) cd-cd yang hendak didistribusikan. Waktu itu penyelia (supervisor) memberikan perintah agar setiap bungkusan berisi "sechs und dreißig" keping cd. Secara harafiah "sechs und dreißig" berarti "enam dan tigapuluh." Artinya adalah 36 atau 3 lusin. Memang dalam bahasa Jerman penyebutan angka adalah satuan terlebih dahulu; baru setelah itu puluhannya, yang dihubungkan dengan kata "und" (dan). Jadi berkebalikan dengan Bahasa Indonesia atau Inggris. Karena belum terbiasa, saya mengira bahwa ia menyebutkan 63.
.
Saya lalu membungkus masing-masing 63 keping cd. Setelah bekerja selama kurang lebih tiga jam, supervisor itu kembali. Tentu saja, saya sudah menyelesaikan cukup banyak bungkusan. Ia nampak bingung dan bertanya, "Biasanya bungkusan isi 36 cd tidak sebesar ini. Coba dihitung dulu." Ia membuka satu bungkusan dan mendapati jumlahnya 63. Supervisor sangat marah, "Bukankah tadi saya bilang 36. Kenapa jadi 63? Semua harus dibongkar dari awal lagi. Waktu jadi sia-sia!" Saya menyadari kekeliruan saya dan berkata, "Maafkan saya. Saya akan membongkar semuanya sampai tuntas." Ia menjawab dengan marah, "TIDAK PERLUUU... KAMU DIPECATTT!!!" Demikianlah pengalaman saya bekerja selama tiga jam di pabrik cd. Lumayan gaji saya selama 3 jam tetap dibayar. Meskipun demikian, beberapa bulan kemudian saya melamar lagi bekerja paruh waktu di sana dan.... diterima lagi! Mungkin mereka sudah lupa. 
.
Bagi adik-adik yang ingin melanjutkan kuliah di sana, biasakan diri kalian dengan penyebutan angka dalam bahasa Jerman agar kalian tidak mendapatkan pengalaman seperti saya hahaha...

Sabtu, 30 Agustus 2014

SATU LAGI PENGALAMAN LUCU DARI NEGERI JERMAN

SATU LAGI PENGALAMAN LUCU DARI NEGERI JERMAN

Ivan Taniputera
23 Agustus 2014





Ini adalah pengalaman seorang teman sewaktu kuliah di Jerman. Teman tersebut baru datang ke Jerman, sehingga bahasa Jermannya belum lancar. Untuk menambah uang saku, ia bekerja sebagai pelayan restoran. Ketika itu, ia hendak menawarkan pelanggannya apakah menghendaki sepoci teh. Ia lalu bertanya, "Möchten Sie ein Kaninchen Tee?" Namun pelanggan itu hanya diam saja kebingungan. Teman itu lantas mengulangi pertanyaannya, kali ini dengan gerakan isyarat menuangkan teh. Baru tamu itu paham.

Rupanya ia salah mengatakan Kännchen dengan Kaninchen.

Kännchen artinya adalah poci, sedangkan Kaninchen artinya adalah kelinci.

Mungkin sang pelanggan merasa bingung, semenjak kapan kelinci dapat mengeluarkan teh.

Minggu, 05 Januari 2014

SEKALI LAGI KENANGAN SELAMA STUDI DI JERMAN

SEKALI LAGI KENANGAN SELAMA STUDI DI JERMAN

Ivan Taniputera
5 Januari 2014



Hari ini saya akan meriwayatkan beberapa kenangan selama menuntut ilmu di Jerman. Barangkali hal ini dapat menjadi teladan bagi negara kita.

Pertama-tama, pendidikan di Jerman adalah gratis. Bagi bangsa Jerman pendidikan adalah hak azasi setiap warga negara, bahkan orang asing seperti saya juga gratis dalam menuntut ilmu di Jerman. Dalam setiap semester kita hanya diminta membayar iuran AsTa atau organisasi mahasiswa. AsTa akan menyediakan pengacara jika seorang mahasiswa menghadapi masalah hukum. Oleh karenanya, ilmu pengetahuan di Jerman sangat maju.

Bagaimana di negara kita? Biaya pendidikan semakin membumbung tinggi dan mencekik leher. Apabila demikian halnya, bagaimana dengan slogan "mencerdaskan kehidupan bangsa"? Apakah itu hanya slogan pemanis bibir saja?  Ilmu pengetahuan seharusnya menjadi hak setiap warga negara sebagaimana halnya di Jerman.  Dengan demikian, Jerman dapat menjadi bangsa yang maju dan tersohor dalam bidang teknik serta sains.

Kedua, antara universtas dan perguruan tinggi pada satu pihak dan industri pada pihak lain, terdapat kerja sama yang erat. Kedua belah pihak saling mendukung. Sementara itu, di negara kita institusi pendidikan dan perguruan tinggi nampak berjalan sendiri-sendiri. Hubungan antara keduanya belumlah erat. Padahal jika diberi kesempatan banyak hal dari perguruan tinggi yang dapat dimanfaatkan bagi industri. Sarana riset di perguruan tinggi dapat dimanfaatkan oleh industri, dan institusi pendidikan hendaknya menyambut baik hal tersebut.

Ketiga, sewaktu mengurus surat-surat di Jerman semuanya tidak berbelit-belit. Asalkan dokumen lengkap, maka dengan segera surat-surat yang kita butuhkan akan terselesaikan. Di sana juga tidak mengenal pungutan di luar peraturan yang telah ditetapkan. Semoga negara kita juga tidak lama lagi dapat menjadi seperti itu pula.

Keeempat, satu sikap terpuji di Jerman dan dunia Barat adalah kesediaan mengalah bagi orang-orang tua. Jika ada orang tua, cacat, atau sakit yang memasuki kendaraan umum dan tempat duduk penuh, maka orang yang lebih muda serta sehat akan berdiri dan merelakan tempat duduknya.

Kelima sistim angkutan di Jerman sangat tepat waktu dan relatif bersih dibandingkan di sini. Saya pernah tidak diizinkan masuk ke bus karena makan es krim. Ketika itu, saya menghadapi pilihan sulit, yakni membuang es krimnya atau menunggu bus berikutnya. Akhirnya, karena es krim itu mahal, maka saya dengan terpaksa menunggu bus berikutnya yang datang sekitar 15 menit kemudian.

Keenam, kesadaran terhadap lingkungan sangat tinggi. Di Jerman sampah telah dipisahkan menjadi tiga, yakni sampah organik, kertas, dan gelas. Sementara itu, di negara kita sampah masih dengan sengaja dibuang di sungai. Di sungai-sungai di Berlin bahkan angsa masih dapat hidup.

Ketujuh, orang Jerman sangat nasionalis dan mencintai produk negaranya. Salah seorang kawan saya yang orang Jerman, tetap memilih Lufthansa, walaupun ada maskapai penerbangan lain dengan kualitas dan standar keamanan sama namun lebih murah harganya.

Demikianlah beberapa hal-hal positif yang dapat kita teladani dari orang Jerman. Sebenarnya masih banyak hal-hal positif lainnya, tetapi sementara saya cukupkan sampai di sini dahulu.  Semoga bermanfaat dan dapat memacu perubahan ke arah lebih baik.