Tampilkan postingan dengan label Jerman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jerman. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 November 2017

TROTOAR DI JERMAN

TROTOAR DI JERMAN.
.
Ivan Taniputera.
7 November 2017.
.
Pada kesempatan kali ini saya ingin sedikit menuliskan mengenai trotoar di Jerman. Dalam bahasa Jerman, trotoar disebut Fußgängerweg (cara baca: Fussgengerweg). Secara etimologis istilah tersebut dapat kita uraikan sebagai berikut. Fuß berarti “kaki.” Aksara seperti huruf Yunani beta (ß) dalam bahasa Jerman dibaca ss. Jadi Fuß dibaca “fuss.” Gänger berarti “pejalan.” Aksara ä atau a dengan Umlaut (titik dua di atasnya) dibaca e seperti pada kata “ember.” Weg berarti “jalan.” Jadi Fußgängerweg berarti “jalan bagi pejalan kaki.” Dengan demikian, berdasarkan etimologi tersebut Fußgängerweg diperuntukkan hanya bagi para pejalan kaki. Meskipun demikian, terkadang jika tempatnya cukup lebar, terdapat pula jalur khusus yang diperuntukkan bagi pengendara sepeda. Jalur tersebut akan ditandai dengan gambar sepeda. Di Jerman bahkan sepeda tidak boleh dipergunakan di Fußgängerweg yang tidak mempunyai jalur sepeda, apalagi sepeda motor. Kalau tidak salah, pengendara sepeda sekali pun jika melanggar juga akan ditilang dan harus membayar denda. Kita tidak akan pernah menyaksikan sepeda motor menyerobot jalan bagi pejalan kaki di Jerman.
.
Menurut pengamatan saya, trotoar atau Fußgängerweg di Jerman sangat rapi, bersih dan teratur. Orang tidak boleh berjualan di Fußgängerweg. Oleh karenanya, pejalan kaki sangat dihormati dan dihargai di Jerman. Kendati demikian, para pejalan kaki juga harus mematuhi peraturan lalu lintas. Saat lampu merah bagi pejalan kaki menyala, mereka juga harus berhenti hingga lampu menyala hijau. Barulah setelah itu mereka boleh melanjutkan berjalan menyeberang.
.
Demikian sekilas perkenalan kita dengan trotoar di Jerman.

Senin, 09 Oktober 2017

HATI-HATI! GAMBAR DAN SIMBOL TERKAIT PARTAI NAZI ADALAH TERLARANG DI JERMAN

HATI-HATI! GAMBAR DAN SIMBOL TERKAIT PARTAI NAZI ADALAH TERLARANG DI JERMAN. 
.
Ivan Taniputera. 
9 Oktober 2017. 
.
 .


Bagi yang belum mengetahui, gambar dan simbol terkait partai N4Z1 adalah terlarang di Jerman. Memperlihatkan gambar dan simbol semacam itu, dapat dijatuhi hukum pidana atau denda. Apa yang dimaksud gambar dan simbol itu mencakup pula sikap hormat dengan mengacungkan tangan ala N4z1. Kalau saya tidak salah ingat, beberapa waktu lalu ada turis yang didenda karena melakukan hal itu. Jadi, aturan itu juga berlaku bagi turis dan orang asing. 
 .
Apabila Anda mempunyai T-shirt bergambar lambang partai N4z1, sebaiknya jangan dibawa saat kalian berkunjung atau melanjutkan studi di Jerman. Kita hendaknya menghormati hukum dan peraturan di negara yang kita kunjungi. Simbol-simbol semacam itu tidak dianggap keren oleh sebagian besar orang Jerman; terkecuali sejumlah kecil penganut Neon4z1. Pemerintah Jerman hendak memperlihatkan keseriusannya dalam memberantas paham radikal ekstrim kanan, yang dalam hal ini adalah N4z1sme.

Minggu, 08 Oktober 2017

PENGALAMAN DENGAN ES KRIM DI JERMAN

PENGALAMAN DENGAN ES KRIM DI JERMAN. 
.
Ivan Taniputera. 
8 Oktober 2017. 






Es krim merupakan salah satu makanan kegemaran saya. Suatu kali semasa kuliah di Jerman, saat sedang menunggu bis di halte, saya memutuskan membeli es krim di sebuah toko yang terletak dekat tempat tersebut. Saya langsung menyantap es krim itu karena berpikir masih cukup waktu sebelum bis tiba. Ternyata, belum beberapa lama menyantap es krim, bis pun datang. Sewaktu hendak melangkah masuk, pengemudi bis mengingatkan bahwa orang yang sedang makan dilarang naik bis. Saya lalu menimbang-nimbang sejenak. Jika saya naik, maka es krim yang masih sisa banyak itu harus dibuang. Harganya cukup lumayan untuk ukuran mahasiswa saat itu. 
.
Saya pikir sayang juga. Akhirnya, saya lebih memilih menghabiskan es krim saya, meski dengan risiko menunggu bis berikutnya yang datang setengah jam lagi. Memang di daerah itu bis datang setengah jam sekali. Demikianlah, saya harus rela menyaksikan bis itu berlalu. Demi es krim, saya harus berdingin-dingin selama setengah jam. Kebetulan saat itu adalah musim dingin. Alasan peraturan seperti itu sebenarnya sangat baik karena menjaga agar bis dan angkutan umum lain tetap bersih. 
 .
Informasi ini mungkin berguna bagi adik-adik yang hendak melanjutkan kuliah di Jerman. Jika kalian sedang menunggu bis dan hendak mengonsumsi es krim pastikan waktunya cukup, atau kalian harus naik bis berikutnya.

PENGALAMAN DIPECAT KERJA DI JERMAN

PENGALAMAN DIPECAT KERJA DI JERMAN. 
.
Ivan Taniputera. 
7 Oktober 2017.
.




Semasa kuliah di Jerman dulu, saya bekerja paruh waktu untuk menambah uang saku. Suatu kali saya bekerja di sebuah pabrik pembuatan compact disc (cd). Saya mendapat tugas membungkus (einpacken) cd-cd yang hendak didistribusikan. Waktu itu penyelia (supervisor) memberikan perintah agar setiap bungkusan berisi "sechs und dreißig" keping cd. Secara harafiah "sechs und dreißig" berarti "enam dan tigapuluh." Artinya adalah 36 atau 3 lusin. Memang dalam bahasa Jerman penyebutan angka adalah satuan terlebih dahulu; baru setelah itu puluhannya, yang dihubungkan dengan kata "und" (dan). Jadi berkebalikan dengan Bahasa Indonesia atau Inggris. Karena belum terbiasa, saya mengira bahwa ia menyebutkan 63.
.
Saya lalu membungkus masing-masing 63 keping cd. Setelah bekerja selama kurang lebih tiga jam, supervisor itu kembali. Tentu saja, saya sudah menyelesaikan cukup banyak bungkusan. Ia nampak bingung dan bertanya, "Biasanya bungkusan isi 36 cd tidak sebesar ini. Coba dihitung dulu." Ia membuka satu bungkusan dan mendapati jumlahnya 63. Supervisor sangat marah, "Bukankah tadi saya bilang 36. Kenapa jadi 63? Semua harus dibongkar dari awal lagi. Waktu jadi sia-sia!" Saya menyadari kekeliruan saya dan berkata, "Maafkan saya. Saya akan membongkar semuanya sampai tuntas." Ia menjawab dengan marah, "TIDAK PERLUUU... KAMU DIPECATTT!!!" Demikianlah pengalaman saya bekerja selama tiga jam di pabrik cd. Lumayan gaji saya selama 3 jam tetap dibayar. Meskipun demikian, beberapa bulan kemudian saya melamar lagi bekerja paruh waktu di sana dan.... diterima lagi! Mungkin mereka sudah lupa. 
.
Bagi adik-adik yang ingin melanjutkan kuliah di sana, biasakan diri kalian dengan penyebutan angka dalam bahasa Jerman agar kalian tidak mendapatkan pengalaman seperti saya hahaha...

Sabtu, 07 Oktober 2017

PENGALAMAN TEMAN BEKERJA GELAP DI JERMAN

 PENGALAMAN TEMAN BEKERJA GELAP DI JERMAN.
.
Ivan Taniputera.
4 November 2013



Ini cerita lucu lagi mengenai pengalaman selama kuliah di Jerman. Kerja gelap (Schwarzarbeiter) merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan mahasiswa kita. Ini bukan kerja tanpa diterangi lampu atau pun kerja saat listrik mati, melainkan kerja tanpa surat izin kerja (Arbeitserlaubnis). Biasanya mahasiswa kita bekerja gelap dengan berbagai alasan, misalnya sudah dicabut visa pelajarnya karena terlalu lama tidak lulus-lulus dan juga alasan-alasan lainnya yang di luar pokok pembahasan kita.
.
Biasanya momok bagi para pekerja gelap adalah razia yang diadakan kepolisian Jerman. Ini adalah pengalaman yang dialami kawan saya. Ia waktu itu bekerja di sebuah restoran China. Di tengah bekerja datanglah serombongan polisi yang mengadakan razia. Seluruh karyawan restoran itu dikumpulkan dan diperiksa paspor beserta izin kerjanya.
.
Teman saya ketika itu membawa paspor yang visanya sudah habis dan tidak dapat diperpanjang lagi karena ia sebenarnya sudah harus hengkang dari Jerman akibat studi tidak selesai-selesai. Jadi kesalahannya ada dua, yakni visa sudah kadaluarsa dan tidak punya izin kerja (otomatis kalau visa kadaluarsa maka juga tidak bisa mendaftar izin kerja).
.
Polisi itu tiba-tiba bertanya setelah melihat paspor Indonesianya: "Kamu orang Indonesia tapi kok kerja di restoran China?"
.
Kawan saya memang kalau berbicara seenak sendiri, ia lantas menjawab: "Ah lalu kenapa? Saya kemarin melihat orang Jerman kerja di restoran Italia."
.
Wajah sang polisi menjadi merah padam, dan dengan jengkel dia berkata, "Paspor Anda kami tahan. Seminggu lagi tanggal sekian dan jam sekian kamu ambil di bandara beserta tiket pulang ke Indonesia."
.
Teman saya akhirnya masuk daftar hitam dan tidak bisa balik ke Jerman lagi.

LAGI-LAGI SEKELUMIT PENGALAMAN DI JERMAN

LAGI-LAGI SEKELUMIT PENGALAMAN DI JERMAN
.
Ivan Taniputera
27 Agustus 2011

Pengalaman kerja di Jerman (jadi Arbeiter)
.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin kembali mengisahkan pengalaman-pengalaman saya selama di Jerman. Saya ingin menceritakan pengalaman saya bekerja paruh waktu di Jerman. Sebagai mahasiswa di Jerman, kita memang boleh bekerja paruh waktu.  Beberapa hari setelah saya tiba di Jerman dan memperoleh surat penerimaan dari Studienkolleg, saya mendaftar (anmelde) kartu pajak atau Lohnsteuerkarte. Kartu ini merupakan semacam izin kerja selama kita kuliah di Jerman. Selanjutnya bila mendapatkan pekerjaan kita dapat meminta surat dari TUSMA agar dapat melakukan penghitungan (Abrechnung) gaji beserta pajaknya. Sebelumnya saya perlu menceritakan terlebih dahulu, apa yang dimaksud TUSMA itu. TUSMA adalah semacam lembaga penyalur tenaga kerja khusus bagi mahasiswa. Kantor TUSMA pada zaman saya kuliah terletak di bagian depan TU (Technische Universitaet Berlin). TUSMA ini merupakan bintang penolong bagi para mahasiswa yang lagi bokek atau seret keuangannya. Jika membutuhkan pekerjaan, kita harus datang pagi-pagi ke TUSMA, lalu meminta nomor berdasarkan urutan kehadiran kita. Jika ada pekerjaan, maka akan diumumkan, para peminat lalu bergegas memasuki kantor TUSMA dan menunjukkan nomornya. Pemegang nomor yang lebih kecil akan menjadi pemenang dan memperoleh pekerjaan tersebut. Biasanya pekerjaan yang berat seperti membantu pindahan (Umzugshilfe) kurang diminati dan pekerjaan yang ringan misalnya mengajar bahasa Indonesia  pada orang Jerman akan menjadi rebutan. Demikianlah mekanisme TUSMA.

Baik, sekarang kembali ke cerita saya. Setelah semua surat-surat lengkap kita dapat mulai mencari pekerjaan, yang tidak harus melalui TUSMA. Salah satu bekal berharga saya dalam mencari pekerjaan adalah daftar nomor telepon perusahaan-perusahaan yang ada di Jerman. Kendati bahasa Jerman saya belum fasih, tetapi saya telah diajarkan suatu “mantra” ampuh oleh teman saya: “Kann ich bitte mit Personelabteilung sprechen?” (Dapatkah saya berbicara dengan bagian personalia?). Setelah disambungkan dengan bagian tersebut barulah kita mengatakan, “Guten Morgen. Ich bin Student und suche gerade eine Arbeit. Haben Sie vielleicht ein freies Platz fuer mich?” (Selamat pagi. Saya adalah mahasiswa yang sedang mencari pekerjaan. Apakah Anda ada pekerjaan untuk saya?). Ini adalah “mantra” yang sangat bermanfaat dalam mencari pekerjaan. Saya pokoknya menghafal saja bagaimana mengucapkan kalimat-kalimat di atas dengan benar saat menelepon satu persatu perusahaan-perusahaan dalam daftar yang diberikan kawan saya.
Pekerjaan pertama yang saya peroleh selama kehidupan saya di Jerman adalah di pabrik kopi, yang namanya saya lupa. Tetapi jenis pekerjaannya yang saya tidak pernah lupa, yaitu di ban berjalan (Fliessbahn). Secara bercanda, mahasiswa yang jarang kuliah dan kebanyakan bekerja akan digelari “Diplom Fliessbahn” (Sarjana Ban Berjalan). Tugas saya adalah meletakkan bungkusan-bungkusan kopi di atas ban berjalan itu ke atas paletnya. Tentu saja kita harus berlomba dengan ban berjalannya, karena kalau tidak bungkusan-bungkusan itu akan berjatuhan ke lantai. Sebagai konsekuensinya, pengawas orang bule yang “sangat baik hatinya” itu akan mendatangi kita. Kata-kata “pujian” akan diucapkannya pada kita. Tetapi bahasa Jerman saya waktu itu belum begitu baik, sehingga tidak mengetahui apa yang diucapkannya. Pokoknya masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Tentu saja, karena pertama kali bekerja, pekerjaan ini terasa berat, tetapi untungnya banyak mahasiswa Indonesia lainnya, sehingga pekerjaan jadi terasa agak ringan.

Pekerjaan lain yang sangat berat adalah membantu orang pindahan. Pekerjaan ini saya dapat dari TUSMA, gajinya memang cukup besar. Tetapi ternyata apartemen orang itu jadul sekali, tidak ada liftnya! Saya harus naik ke tingkat tiga dan menurunkan semua barangnya, memasukkan ke truk dan kembali ke tingkat tiga lagi.  Perlu diketahui, orang ini adalah seniman, sehingga barangnya kebanyakan adalah lukisan dan buku. Belum lagi barang-barang lainnya. Dapat dibayangkan betapa beratnya pekerjaan tersebut. Setelah semua barang diturunkan, kita semua naik ke truk menuju apartemen barunya. Saya berharap di sana ada lift. Tetapi astaga! Di sana juga tidak ada liftnya! Kali ini apartemen barunya di tingkat empat. Lebih tinggi satu tingkat lagi. Drama penyiksaan ini terulang kembali hanya dalam urutan mundur. Kalau tadi menurunkan barang, sekarang menaikkan barang. Gajinya memang besar. Kurang lebih sama dengan dua kali pekerjaan biasa, namun setelah itu badan saya jadi pegal semua dan ambruk selama tiga hari.

Tidak semua pekerjaan berat. Saya pernah mendapatkan pekerjaan yang sangat tidak masuk akal menyenangkannya, tetapi hanya sekali itu saja. Pekerjaan itu adalah “bertepuk tangan dan bersorak-sorak dalam acara kuis tebak kata.” Kuis seperti ini beberapa waktu yang lalu pernah marak di televisi kita. Karena kekurangan pendukung yang hadir, mereka merekrut mahasiswa agar pura-pura menjadi suporter agar acaranya kelihatan meriah. Tugas kita hanya bertepuk tangan dan bersorak sekeras-kerasnya saja. Bahkan kalau tepuk tangannya kurang keras akan dipecat! Salah seorang mahasiswa dari China terkena pemecatan karena soraknya dianggap kurang gegap gempita. Mahasiswa lainnya dengan bercanda mengatakan bahwa dipukul matipun dia tidak mau menonton acara kuis seperti itu lagi. Maklum selama delapan jam kita menonton acara yang dibuat langsung beberapa episoda tersebut. Jadi bisa dibayangkan betapa bosannya.
.
Ada lagi pengalaman lucu saya dalam bekerja paruh waktu di Jerman. Untuk menghindari pembayaran pajak yang besar, kita bisa meminjam surat izin kerja (Schein) milik teman yang jarang bekerja. Saya pernah pinjam surat izin milik seorang teman yang namanya S. J. Namun saya lupa kalau saya pinjam surat izin miliknya. Akibatnya waktu dipanggil, “Herr J...!” saya diam saja. Lalu ada pengawas mendatangi saya, “Sind Sie Herr J?” Saya waktu itu hampir saja menjawab tidak dan sejenak bingung serta diam saja. Akhirnya saya ingat bahwa saya pinjam kartu S. J. dan menjawab, “Ja...Ja.. Ich bin Herr J.” Mungkin orang bule itu terheran-heran dan berpikir, “Kok Auslaender satu ini bisa lupa namanya sendiri.” Hahahahahaha.

Kamis, 27 Juli 2017

HARI INI DUA PULUH SATU TAHUN LALU

HARI INI DUA PULUH SATU TAHUN LALU.
.
Ivan Taniputera.
27 Juli 2017.
.
Dua puluh satu tahun lalu, atau tepatnya tanggal 27 Juli 1996 berlangsung apa yang dikenal sebagai Peristiwa Kudatuli, yakni singkatan dari “Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli.” Saya tidak akan mengungkapkan bagaimana terjadinya peristiwa tersebut karena sudah banyak dibahas di tempat lainnya. Saya hanya akan menuturkan apa yang saya alami pada hari tersebut. Tidak ada yang penting di sini. Hanya sekedar menyegarkan ingatan saja.
.
Pada tahun-tahun tersebut, saya masih mengambil kuliah teknik mesin di Technische Fachhochschule Berin atau TFh Berlin, yang sekarang dikenal sebagai University of Applied Science Berlin. Pada kurun waktu tersebut, media sosial untuk chating yang populer adalah IRC (singkatan dari Inter Relay Chat).
.
Saat itu saya sedang mengerjakan tugas guna mempersiapkan Diplomarbeit atau skripsi saya. Seperti biasa, saat mengerjakan tugas saya selingi dengan bermain IRC. Tentu saja dengan sembunyi-sembunyi. Sewaktu dosen pembimbing masuk atau muncul, segera layar saya ganti kembali dengan software FEM (Finite Element Method) yang saya pergunakan untuk membuat tugas.
.
Sekitar kurang lebih pagi menjelang siang (pukul 10.00-11.00 waktu setempat) seorang teman chatting di IRC yang berdomisi di Jakarta memberi tahu saya kalau ada kerusuhan, yang disebutnya sebagai “banteng mengamuk.” Keadaan sangat menakutkan dan ada bakar-bakaran.
.
Jakarta dan Berlin berbeda lima jam. Berlin terletak di zona +2, sedangkan Jakarta +7. Jadi saat itu, di Jakarta mungkin sekitar pukul 15.00. Kantornya kebetulan ada di dekat tempat tersebut. Saya masih belum paham apa yang dimaksud “banteng mengamuk.” Ternyata yang dimaksud adalah massa berpakaian warna merah, yang merupakan atribut salah satu partai tertentu. Teman chatting tersebut nampaknya segera berusaha pulang dan tidak mengabarkan lagi mengenai kelanjutan peristiwa itu.
.
Sorenya saya berkunjung ke apartemen kawan saya. Kawan tersebut nampaknya juga sudah mengetahui sedikit mengenai peristiwa yang baru saja terjadi di tanah air. Timbul keisengan dalam diri saya.Saya teringat kalau rumahnya di Jakarta terletak dekat lokasi peristiwa tersebut. Saya lalu berkata, “Lu tinggal di jalan XXX ya? Dengar-dengar di jalan itu rumahnya terbakar. Rumah lu kayaknya juga kena tuh.” Ia menjawab dengan kebingungan, “Eh, masa ya? Coba gue telepon keluarga gue dulu.” Teman tersebut lalu kebingungan mencari telepon. Karena kasihan lalu saya bilang, “Eh sory, gua cuma becanda.” Ia nampak kesal tetapi jadi lebih tenang. Ya, keisengan saya memang sebaiknya jangan ditiru.
.
Kelanjutan peristiwa tersebut kalau tidak salah saya ketahui keesokan harinya, melalui seorang teman lain yang memperoleh informasi lebih jelas. Kendati demikian, kronologi lengkapnya baru saya ketahui beberapa waktu kemudian, yakni melalui majalah Tempo yang menjadi langganan salah satu perkumpulan mahasiswa Indonesia, yang kegiatannya sering saya ikuti.
.
Semenjak lebih dari dua puluh tahun lalu, internet telah berperan mempersempit dunia.
.
Tak terasa peristiwa tersebut sudah dua puluh satu tahun berlalu.

Senin, 08 Agustus 2016

KERETA API YANG MENGUBAH JALANNYA SEJARAH DUNIA

KERETA API YANG MENGUBAH JALANNYA SEJARAH DUNIA.
.
Ivan Taniputera. 
7 Juli 2016
.
Malam itu, sebuah kereta api berjalan terseok-seok melintasi jantung benua Eropa. Ketika itu, Perang Dunia I sedang berkecamuk dengan hebatnya. Berangkat dari Zürich, Swiss, kereta itu melintasi Jerman, Swedia, dan akhirnya tiba Petrograd, Rusia. Kereta api itu akan menentukan jalannya sejarah dunia berdasawarsa-dasawarsa kemudian. Di dalamnya ternyata terdapat penumpang yang akan menjadi salah satu penentu berputarnya roda sejarah. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Vladimir Ilyich Ulyanov atau yang lebih dikenal sebagai Lenin.
.
Lenin terpaksa meninggalkan negaranya karena menentang czar Rusia. Ia hidup di pengasingannya, yakni di Swiss, semenjak 1900. Perang Dunia I pecah pada tahun 1914. Kekaisaran Jerman (Deutsches Reich, German Empire) dengan sekutunya Kekaisaran Austria Hongaria melawan Rusia beserta sekutu-sekutunya. Jerman ketika itu terpaksa berperang di dunia medan, yakni barat dan timur, sehingga sangat terkuras tenaganya.
.
Rusia, musuh Jerman, juga terkuras segenap sumber dayanya, sehingga mengalami kelaparan. Februari 1917, pecah revolusi di Petrograd. Para pekerja mogok karena kekurangan makanan dan merosotnya industri Rusia. Kekacauan pecah di mana-mana. Pemerintahan czar Rusia sudah kehilangan wibawanya. Lenin memandang hal ini sebagai kesempatan turut serta mengorganisasi massa menumbangkan czar.
.
Namun perjalanan pulang ke Rusia harus melewati wilayah Jerman, dimana jalur kereta api ke sana ditutup akibat perang. Menyadari bahwa Lenin beserta tiga puluh satu kaum revolusioner lainnya berpeluang menumbangkan czar Rusia, sehingga meringankan beban Jerman di medan perang Timur, pemerintah Jerman lantas melakukan perjudian politik berbahaya. Mereka memberikan izin khusus bagi Lenin beserta istri dan kawan-kawannya melintasi wilayah Jerman.
.
Demikianlah, kereta itu melaju di tengah-tengah gejolak perang. Setibanya kembali di tanah airnya, Lenin berhasil mengorganisasi para pendukungnya, yang dikenal sebagai kaum Bolshevik. Singkat cerita, setelah melalui serangkaian pergolakan berdarah, Rusia akhirnya menjelma menjadi Uni Sovyet.
.
Kereta api itu telah menjadi penentu sejarah. Jika pemerintah Jerman tidak memberikan izin bagi Lenin melintasi wilayahnya, maka kemungkinan besar tidak akan ada Perang Dingin, tidak akan ada Tembok Berlin, tidak akan ada Perang Vietnam, tidak akan ada Korea Utara dan Selatan, Jerman tidak akan terbagi dua. Tidak akan ada Republik Rakyat China. Jutaan rakyat Kamboja tidak akan mati sia-sia di bawah Pol Pot.
.
Jika Lenin tidak kembali ke Petrograd, kemungkinan skenario-skenario ini yang akan terjadi. Rusia bisa saja tetap menjadi kekaisaran, walaupun peluangnya kecil. Czar Nicholas II sudah pasti akan turun tahta dan digantikan oleh saudaranya, Adipati Agung (Grand duke) Michael. Namun pada kenyataannya, parlemen (duma) menolak hal tersebut dan Adipati Agung Michael sendiri juga menyatakan ketidak-sediaannya menjadi czar. Dengan demikian, kecil sekali peluang sistim kekaisaran atau monarki dapat bertahan. Kemungkinan lain yang lebih masuk akal adalah Rusia akan menjadi republik, seperti Jerman dan Austria, dengan Alexander Kerensky menjadi presiden atau perdana menterinya. Namun yang pasti dunia tidak akan mengalami Perang Dingin.

Jumat, 22 Juli 2016

SEKELUMIT KISAH SEPUTAR RUNTUHNYA TEMBOK BERLIN

SEKELUMIT KISAH SEPUTAR RUNTUHNYA TEMBOK BERLIN.
.
Ivan Taniputera.
22 Juli 2016.
.
Saat saya menginjakkan kaki di Jerman pada tahun 1993, Tembok Berlin memang sudah runtuh empat tahun sebelumnya (1989). Namun pascakeruntuhan Tembok Berlin menyisakan berbagai kisah menarik. Agar tidak lupa saya akan menuliskan beberapa kisah tersebut. Sebelumnya saya akan mengulas terlebih dahulu apa yang dimaksud Tembok Berlin dan bagaimanakah sejarahnya.
.
Tembok Berlin atau dalam bahasa Jerman disebut Berliner Mauer merupakan tembok yang dibangun oleh pemerintah Jerman Timur (disebut juga Republik Demokrasi Jerman atau Deutsche Demokratische Republik-disingkat DDR) mengelilingi wilayah Berlin Barat agar warganya tidak melarikan diri ke kawasan tersebut. Berlin Barat adalah wilayah Jerman Barat (disebut juga Republik Federal Jerman atau Bundesrepublik Deutschland-disingkat BRD) yang berada di tengah-tengah wilayah Jerman Timur. Untuk jelasnya silakan perhatikan peta sebagai berikut.
.


.
Agar dapat memahami peta di atas, maka kita perlu sedikit mengulas sejarahnya. Jerman mengalami kekalahan pada Perang Dunia II dan wilayahnya diduduki oleh Sekutu. Wilayah Jerman secara keseluruhan dibagi menjadi empat daerah pendudukan, yakni zona pendudukan Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Uni Sovyet. Sementara itu, ibu kota Berlin yang terletak di tengah-tengah zona pendudukan Uni Sovyet juga diduduki secara bersama-sama oleh empat kekuatan pemenang perang. Dengan demikian, Berlin juga dibagi menjadi empat zona pendudukan, sebagaimana telah disebutkan di atas.
.
Kendati perang dunia yang berdarah-darah telah usai, ternyata benih-benih permusuhan baru akan segera muncul, yakni antara kubu Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis dengan kubu Uni Sovyet. Kelak perang ini akan disebut Perang Dingin.
.
Belakangan, zona pendudukan Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis digabungkan menjadi Republik Federal Jerman atau Jerman Barat. Sedangkan zona pendudukan Uni Sovyet diproklamirkan menjadi Republik Demokrasi Jerman atau Jerman Timur, yang tentunya dengan dukungan Uni Sovyet. Dengan berdirinya kedua negara ini, maka Berlin Barat yang merupakan bagian Jerman Barat menjadi semacam pulau (enclave) dikepung atau dikelilingi oleh wilayah Jerman Timur.
.
Jerman Timur menjadi negara totaliter dengan SED (Sozialistische Einheitspartei Deutschland) yang berhaluan komunis menjadi partai penguasa di sana. Karena kehidupan yang serba terkekang banyak warganya ingin melarikan diri ke Barat, terutama dari Berlin Timur ke Barat. Demi mencegah warganya melarikan diri, maka pemerintah Jerman Timur membangun tembok mengelilingi Berlin Barat. Begitulah sejarah asal mula berdirinya Tembok Berlin yang oleh sebagian sejarawan dijadikan tonggak awal Perang Dingin. Barangsiapa yang berani menyeberangi tembok itu akan ditembak atau mengalami nasib mengerikan. Banyak korban berjatuhan karena nekat menyeberangi tembok tersebut demi mendapatkan kebebasan di Barat.
.
Jerman baru bersatu kembali tahun 1989. Tembok Berlin runtuh. Runtuhnya Tembok Berlin dan bersatunya kembali Jerman ini tidak terlepas dari peranan Gorbachev yang meluncurkan glasnost dan perestroika. Uni Sovyet tidak bersedia lagi mendukung rezim Jerman Timur yang represif. Demonstrasi besar-besaran menuntut demokrasi meledak di berbagai kawasan Jerman Timur. Mereka menuntut kebebasan dan ketika gelombang prodemokrasi tak terbendung lagi, pemerintah Jerman Timur terpaksa menyerah pada kehendak rakyatnya. Tindakan represif tidak lagi dapat menahan dambaan warganya dalam menghirup kebebasan. Jerman Timur atau DDR ambruk dan kini tinggal kenangan. Perbatasan kedua negara dapat dilalui dengan bebas.
.
Berikut ini adalah kisah yang dituturkan oleh kawan-kawan mahasiswa senior, dimana mereka sudah lebih dahulu berada di Jerman dan sempat menjadi saksi mata runtuhnya Tembok Berlin.
.
Pada hari pembukaan tembok, warga Berlin Timur berbondong-bondong datang ke Berlin Barat dan mereka masing-masing menerima Uang Selamat Datang (Begrussungsgeld) kalau tidak salah sebesar 10 DM. Mereka lalu menyerbu toko-toko di Berlin Barat guna membelanjakan uang tersebut. Hari itu kota Berlin begitu ramainya. Barang-barang yang di Barat dipandang biasa saja, ternyata dianggap kemewahan bagi mereka. Perbedaan antara Jerman Barat dan Timur bagaikan bumi serta langit. Barang-barang di toko segera ludes pada hari itu.
.
Salah satu barang atau tepatnya makanan yang diburu oleh penduduk Berlin Timur adalah pisang. Mereka sering melihat pisang tetapi tidak pernah memakannya. Hampir sebagian besar pisang di Jerman Timur diekspor dan warganya sama sekali tidak kebagian. Barangkali yang dapat menikmatinya hanya para elit partai SED. Nampak sekali suasana kegembiraan yang meluap-luap karena mereka mendapatkan kebebasan setelah dikekang selama hampir empat dasawarsa.
.
Kesempatan itu menjadi momen bersatunya kembali para anggota keluarga yang tercerai berai akibat pembangunan Tembok Berlin. Saya pernah mendengar cerita mengenai seseorang yang saat pulang dari tempat kerjanya di Berlin Barat tidak dapat pulang lagi ke rumahnya di Berlin Timur karena tembok sudah berdiri. Begitu pula sebaliknya.
.
Saat saya berada di Jerman, perbedaan antara timur dan barat ini masih terasa. Di kawasan Jerman Timur masih banyak jalan yang rusak dan berlubang-lubang. Telepon umum di kawasan Jerman Timur masih menggunakan sistim analog, sedangkan di Barat sudah menggunakan digital. Jika kita memandangnya akan terasa sekali kontrasnya. Wilayah Jerman Timur masih terkesan kumuh.
.
Perbedaan lain yang menyolok adalah dalam hal mobil. Mobil penduduk Jerman Timur terkesan sangat kuno dan ketinggalan zaman. Di Jerman Timur, orang hanya dapat memiliki satu jenis mobil saja yang disebut Trabant (atau dalam bahasa percakapan disebut Trabi). Itu pun harus mengantri selama bertahun-tahun. Bandingkan dengan di Jerman Barat yang terdapat berbagai merk mobil, seperti Mercedes Benz, Porsche, dan Audi. Semuanya merupakan merk-merk mobil kelas dunia.
.
Tidak semua orang Jerman, terutama warga Jerman Barat, menyukai penyatuan ini, karena pajak mereka dipergunakan membangun bekas wilayah Jerman Timur yang masih jauh tertinggal. Menurut informasi seorang sahabat yang baru saja pulang dari mengunjungi Berlin, sekarang hasil pembangunan ini sudah tampak nyata. Berlin Timur menjadi kota yang sangat maju. Pada masa saya masih kuliah di Jerman, Berlin Timur mempunyai predikat buruk sebagai sarang skinheads atau kelompok anti orang asing yang sangat rasialis, dimana mereka juga disebut kaum Neonazi. Sebagai tambahan, bangkitnya Neonazi merupakan salah satu dampak buruk penyatuan kedua Jerman. Pemuda-pemuda Jerman Timur yang menganggur karena kalah dalam persaingan dunia kerja mengambing hitamkan orang asing sebagai penyebab kemalangan mereka.
.
Namun Berlin semakin berbenah diri dan bahkan dijadikan kembali ibukota Jerman. Pembangunan benar-benar digalakkan.
.
Sebagai penutup, dahulu kepingan Tembok Berlin yang sudah dihancurkan itu sempat dijadikan suvenir atau kenang-kenangan bagi para turis yang berkunjung ke sana. Tetapi katanya ada juga yang palsu. Saya sempat mengambil sendiri sisa-sisa hancuran Tembok Berlin tersebut. Caranya dengan memukul-memukul tembok itu dengan batu dan butiran-butiran hancurannya saya tampung. Sayangnya sisa-sisa tembok tersebut sudah hilang entah ke mana.
.
Demikianlah sedikit catatan mengenai seluk beluk Tembok Berlin berserta sejarahnya.

Selasa, 19 April 2016

HANTU NENEK TUA DI JERMAN

HANTU NENEK TUA DI JERMAN
.
Ivan Taniputera
19 April 2016
.




Kisah ini dituturkan oleh kawan saya sesama mahasiswa asal Indonesia di Jerman. Sebenarnya, hal-hal gaib dan mistis sangat jarang terjadi di Jerman. Orang Jerman sendiri kurang percaya dengan hal-hal semacam itu dan bersikap sangat skeptis terhadapnya. Mereka lebih percaya terhadap sesuatu yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Namun mereka juga ada kalanya percaya pada sesuatu yang dapat dikategorikan sebagai tahayul, seperti tidak mau berjalan di bawah tangga karena menganggapnya sebagai pembawa kesialan. Mereka juga gemar mengumpulkan uang logam Pfennig (1 Deutsche Mark = 100 Pfennig) yang bertuliskan huruf G, karena menganggap bahwa G itu merupakah singkatan dari “Glueck” atau “keberuntungan.” Konon menurut kepercayaan mereka uang logam semacam itu dapat mendatangkan keberuntungan.
.
Kita kembali pada kawan saya sesama mahasiswa Indonesia itu. Ia tinggal di sebuah apartemen bangunan kuno dan di sana terdapat lemari tua yang tidak pernah dipergunakan. Sebagai tempat menyimpan barang-barangnya, ia lebih memilih sebuah lemari baru. Dengan demikian, semenjak tinggal di sana, lemari itu sama sekali tidak pernah dibukanya.
.
Suatu malam karena iseng, ia membuka lemari tua tersebut dan terkejut bukan main, karena di dalamnya ia menyaksikan sesosok nenek tua. Seketika itu juga ia membanting pintu lemari tersebut dan menutupnya dengan keras. Keesokan harinya, ia langsung mencari apartemen lain dan pindah ke sana.
.
Terlepas dari kebenaran kisah tersebut, penampakan semacam ini sangat jarang terjadi. Namun jika benar, maka menandakan bahwa makhluk-makhluk halus itu memang ada di mana-mana. Mungkin semasa hidupnya dulu, nenek itu sangat menyayangi lemari tersebut, sehingga selama bertahun-tahun rohnya tidak dapat meninggalkannya.
.
Jika kita membaca sumber lain, maka dibandingkan dengan Jerman, Inggris merupakan negara yang lebih banyak terdapat penampakan makhluk halusnya. Konon hantu para raja dan tokoh-tokoh terkenal masih sering nampak bergentanyangan di istana beserta kastil di Inggris.
.
Sebagai penutup, terdapat sejenis hantu yang namanya menggunakan bahasa Jerman, yakni Poltergeist atau secara harafiah berarti “hantu ribut.” Konon hantu jenis ini dapat memindah-mindahkan serta menggerakkan barang-barang. Namun sewaktu bertanya pada salah seorang kawan orang Jerman, apakah di negerinya itu pernah terjadi kasus Poltergeist, ia hanya mengangkat bahunya.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . .


PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.

Selasa, 09 Februari 2016

DER ZEEFAHRER

DER ZEEFAHRER

Ivan Taniputera.
10. Februar 2016

Der Zeefahrer
Kreuzt das grosse Meer
Nach Unbekanntheit
Mal stürmisch
Mal ruhig
Hinter ist die Vergangenheit
Vorne ist die Zukunft
Der Zeefahrer
Nur die Ruf der Seele
Folgen immers
Fische und Vögel und Zeewind
sind die Freunde nah
Sterne am Nacht
sind die ewige Wächter
Tag und Nacht
Segelt der Schiff
Bis an der Küste,
der gute Hoffnung

Jumat, 18 Desember 2015

RAJA-RAJA DENMARK MERUPAKAN KETURUNAN JERMAN (Die Könige von Dänemark und ihre Deutsche Herkunft)

Die Könige von Dänemark und ihre Deutsche Herkunft
RAJA-RAJA DENMARK MERUPAKAN KETURUNAN JERMAN
.
Edisi Dwibahasa
Zweisprachige Ausgabe
.
Ivan Taniputera.
18 Dezember 2015
.
Die zur Zeit regierende Könige von Dänemark kommt aus dem Haus Schleswig Holstein Sonderburg Glücksburg (kurz gennant: Haus Glücksburg). Sie können ihre Abstammung bis zum alten Haus Oldenburg führen. 
.
Raja-raja Denmark yang memerintah sekarang berasal dari Dinasti Schleswig Holstein Sonderburg Glücksburg (secara ringkas disebut: Dinasti Glücksburg). Mereka dapat merunut garis keturunannya hingga dinasti tua Oldenburg.
.
Oldenburg war ein Grafschaft im Heiligen Römischen Reich. Wo dieser Staat liegt, kann man auf die folgende Landkarte bemerken.
.
Oldenburg merupakan salah satu kepangeranan dalam Kekaisaran Romawi Suci. Di mana negeri ini terletak dapat disaksikan pada peta berikut ini.
.



.
Die Grafen von Oldenburg stammten wieder aus der Linie von Rüstringen, eine kleine Grafschaft in Friesen. Ein Vorfahr von ihnen war Huno, Graf von Rüstringen (ca. 11 Jahrhundert). Im Laufe der Zeit erweiterte das Gebiet dieser kleinen Grafschaft und das bedeutendste Ereignis war die Ernennung von Christian I zum König von Dänemark. Christian I war älterer Sohn von Graf Dietrich von Oldenburg, dessen jüngerer Sohn (Gerd der Mutige) erbte den Oldenburgischen Thron. Auf diese Weise verzichtete Christian I den Thron von Oldenburg.
.
Para pangeran Oldenburg kembali berasal dari garis keturunan Rüstringen, salah satu kepangeranan kecil di Friesen. Salah seorang leluhur mereka adalah Huno, pangeran Rüstringen (sekitar abad kesebelas). Seiring dengan berjalannya waktu daerah kepangeranan kecil ini makin luas dan salah satu peristiwa terpenting adalah pengangkatan Christian I sebagai raja Denmark. Christian I adalah putera tertua Pangeran Dietrich dari Oldenburg, yang putera lebih mudanya (Gerd der Mutige) mewarisi tahta Oldenburg. Oleh karenanya, Christian I melepaskan haknya atas singgasana Oldenburg.
.
Im Jahre 1460 wurde Christian I zum Herzog von Schleswig Holstein gewählt, damit die Könige von Dänemark auch als Herzog von Schleswig Holstein benannt. Die Linie von Gerd der Mutige starb im Jahre 1667. Folglich fiel das Gebiet von Oldenburg zum Dänemark. Zur Zeit übernahm Friedrich III, König von Dänemark, den Oldenburgischen Thron.
.
Pada tahun 1460, Christian I terpilih sebagai pangeran Schleswig Holstein, dengan demikian raja-raja Denmark juga digelari sebagai pangeran Schleswig Holstein. Garis keturunan Gerd der Mutige punah pada tahun 1667. Sebagai akibatnya, daerah kekuasaan Oldenburg jatuh pada Denmark. Pada saat itu, Friedrich III, raja Denmark mengambil alih tahta Oldenburg.
.
Die Regentschaft von Dänemark auf Oldenburg wurde im Jahre 1773 beendet, als Friedrich August von Holstein Gottorp erhob das Status von Oldenburg zum selsbstandigen Land. Aber blieb Schleswig Holstein unter dänemarkischem Thron bis 1864.
.
Kekuasaan Denmark atas Oldenburg berakhir pada tahun 1773 berakhir, tatkala Friedrich August von Holstein Gottorp mengangkat kedudukan Oldenburg menjadi negara swapraja (berdiri sendiri). Namun Schleswig Holstein tetap berada di bawah kekuasaan Denmark hingga 1864.
.
Im 19. Jahrhundert war die Position von Schleswig Holstein zu Dänemark ziemlich problematisch. Dieses Gebiet besitzt eine Majorität von deutscher Bevölkerung, die an Deutscher Bund anschliessen wollen. Im 1848 brach ein Aufruhr gegen die Regenschaft von Dänemark auf Schleswig Holsteig. Diese Rebellion wurde von Preussen, ein mächtiger Staat in Deutscher Bund, unterstützt und fuhr zu Ersten Schleswig-Holsteinischen Krieg. Eigentlich war dieser Krieg eine Kampf von Dänemark gegen Deutschland. Durch Einfluss von Frankreich, England, und Russland wurde dieser Krieg mit Waffenstillstand von Malmö beendet. Zweiter Schleswig-Holsteinischer Krieg brach im Jahre 1864 und diesmal fuhr zur Unabhängigkeit Schleswig Holsteins von Dänemark. Seitdem besitzte Dänemark kein Land mehr innerhalb deutschen Boden.
.
Pada abad ke-19, kedudukan Schleswig Holstein dengan Denmark agak bermasalah. Kawasan ini dihuni oleh mayoritas warga Jerman, yang ingin bergabung dengan Konfederasi Jerman. Pada tahun 1848 pecah pemberontakan melawan kekuasaan Denmark atas Schleswig Holstein. Pemberontakan ini didukung oleh Prusia, salah satu negara kuat dalam Konfedersi Jerman, sehingga mengakibatkan pecahnya Perang Schleswig Holstein Pertama. Sesungguhnya perang ini merupakan pertarungan antara Denmark melawan Jerman. Berkat pengaruh Prancis, Inggris, dan Rusia, ditanda-tanganilah gencatan senjata di Malmö. Perang Schleswig Holstein kedua pecah pada tahun 1864 dan kali ini mengakibatkan merdekanya Schleswig Holstein dari tangan Denmark. Semenjak saat itu Denmark tidak mempunyai wilayah lagi di Jerman.

Minggu, 30 Agustus 2015

RASISME DI JERMAN SUATU PERBANDINGAN

RASISME DI JERMAN: SUATU PERBANDINGAN

Ivan Taniputera
29 Agustus 2015


Belakangan ini kasus rasisme mendera negara kita. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya berniat melakukan studi banding mengenai bagaimana rasisme di Jerman. Sebenarnya ini hanya penyusunan ulang data-data yang diambil dari wikipedia saja. Oleh karena itu, para pembaca yang ingin mengetahui lebih banyak dapat melakukan pemeriksaan ulang dari buku atau literatur yang kompeten. Saya mempunyai berbagai buku tentang hal tersebut, hanya saja belum ada waktu memeriksanya. Sementara ini, sumber saya batasi dari internet saja, khususnya wikipedia. Saya mengupayakan sumber-sumber diambil dari artikel berbahasa Inggris, walaupun terkadang sumber berbahasa Jerman lebih lengkap. Mengenai film-film atau video dari youtube saya terpaksa mengambil yang berbahasa Jerman, karena menurut penilaian saya hanya itu sumber terbaik mengenai topik ini.

Begitu mendengar kata Jerman, maka yang terlintas di pikiran kita adalah sebuah negara maju yang terkenal akan teknologi permesinannya. Negara ini terkenal akan industri otomotifnya. Semua orang pasti akan langsung teringat pada Jerman, begitu melihat mobil dengan lambang lingkaran dengan bintang bersudut tiga di dalamnya. Jerman juga terkenal akan pendidikannya. Banyak orang Indonesia yang melanjutkan studi di sana. Meskipun demikian, Jerman sendiri tetap mempunyai penyakit akut yang telah berjangkit semenjak lama, yakni rasisme. Pada awalnya rasisme itu ditujukan pada orang-orang Yahudi yang menetap di Jerman. Hal ini dapatlah dipahami mengingat bahwa satu-satunya elemen yang dianggap asing waktu itu adalah orang Yahudi. Salah satu alasan yang dipakai untuk membenci kaum Yahudi adalah keagamaan, yakni mereka dianggap telah menyalibkan mesias menurut agama Kristen. Kebencian yang khusus ditujukan pada orang Yahudi itu disebut antisemitisme. Mungkin pada awalnya, sikap kebencian itu tidak bersikap rasial, karena konsep ras belum begitu berkembang pada masa itu.  Mereka mungkin tidak disukai karena dipandang sebagai "elemen" asing di tengah-tengah masyarakat Eropa, disamping penganut suatu keyakinan yang berbeda.

Sebagai tambahan, konsep tentang ras saat itu belum berkembang dan masih terpengaruh pandangan tradisional. Konsep mengenai ras yang dianut oleh orang Eropa baru berkembang setelah Abad Penjelajahan dan timbulnya kolonialisme, yakni setelah mereka menjelajahi bumi ini dan berjumpa dengan banyak bangsa (1).

Kebencian terhadap orang Yahudi selama abad pertengahan itu seringkali meledak dalam bentuk penganiayaan (pogrom). Berikut ini adalah pogrom-pogrom yang terkenal dalam sejarah.

  • Penganiayaan terhadap orang Yahudi pada era Perang Salib Pertama (1096-1349). Pembantaian dilakukan pada kaum Yahudi di Trier, Mainz, Worm, dan Koeln.
  • Saat meletusnya wabah sampar yang dikenal sebagai Maut Hitam, orang-orang Yahudi dituduh telah meracuni sumur dan banyak di antara mereka dikejar-kejar serta dibunuh. (2)

Sebagai catatan, sebenarnya penganiayaan terhadap orang Yahudi tidak hanya terjadi di Jerman saja melainkan juga di berbagai bagian Eropa lainnya, seperti Kekaisaran Rusia. Tetapi karena pembahasan kita adalah Jerman, maka cukup disebutkan saja mengenai peristiwa penganiayaan di Jerman.

Penganiayaan terhadap orang Yahudi itu berpuncak pada bangkitnya Nazi. Penganiayaan tersebut menjadi politik resmi Nazi semenjak tahun 1933. Yahudi internasional melakukan pembalasan pada tanggal 1 April 1933 dengan memboikot seluruh barang buatan Jerman. Sebagai balasannya, pemerintah Nazi mengumumkan boikot terhadap seluruh toko, dokter, dan pengacara Yahudi. Kedudukan kaum Yahudi semakin dipinggirkan di tengah masyarakat Jerman. Mereka dilarang menjadi pegawai pemerintah. (3)

Untuk menjaga kemurnian ras Jerman, maka dikeluarkanlah apa yang dinamakan Undang-undang Kemurnian Ras Nuremberg pada tanggal 15 September 1935. Undang-undang ini melarang pernikahan antara orang Yahudi dan Jerman. (4)

Penderitaan kaum Yahudi makin berpuncak dengan didirikannya kam-kam konsentrasi (Inggris: concentration camp, Jerman: Konzentrationslager). Mereka diharuskan melakukan kerja paksa dengan kondisi yang sangat mengenaskan, menjadi sasaran percobaan medis kejam oleh orang-orang seperti Mengele, dibunuh dalam kamar gas dan lain sebagainya (5).

Kita tidak akan membahas lebih jauh hal ini. Rezim Nazi dikalahkan pada tahun 1945 dan Jerman mengalami kehancuran total. Sejarah ini sudah banyak kita ketahui bersama, sehingga tidak perlu dibahas terlalu jauh. Sebagai tambahan, tidak seluruh orang Jerman menyetujui politik rasisme Nazi ini. Banyak orang Jerman yang menentang rezim Nazi dan menyelamatkan orang Yahudi. Mereka adalah pahlawan-pahlawan kemanusiaan yang berani berkata tidak pada kejahatan. Mereka antara lain adalah Oscar Schindler, Gustav Schröder, Wilm Hosenfeld, Heinz Drossel, dan lain sebagainya. Dengan demikian, kita tidak bisa melakukan generalisasi bahwa semua orang Jerman adalah antisemitik.

Setelah Jerman dibangun kembali dari kehancuran pascaPerang Dunia II, rasisme belum menghilang, meskipun undang-undang Jerman melarangnya dengan tegas. Saya akan kemukakan terlebih dahulu pengalaman mahasiswa Indonesia, dimana mereka mengalami serangan oleh kaum Neonazi. Perihal tersebut dapat dibaca di:


Jadi pada masa Jerman modern, rasisme kini ditujukan pada seluruh orang asing (Ausländer), tidak peduli apakah mereka Yahudi atau bukan. Mungkin karena kini elemen-elemen asing itu bukan hanya orang Yahudi saja, maka kebencian ditujukan pada seluruh orang asing atau elemen yang mereka anggap asing.

Jerman pascaPerang Dunia II, dapat menjadi negara yang makmur dan mengundang kaum pendatang atau imigran dari luar, termasuk Indonesia. Sebagian orang Jerman terutama dari partai kanan yang menerapkan nasionalisme sempit memandang mereka sebagai ancaman bagi lapangan pekerjaan mereka. Sebagai informasi, pada era tahun 1970-an untuk meningkatkan industri mereka, orang Jerman banyak mendatangkan orang-orang Turki sebagai pekerja. Dengan demikian, jumlah orang Turki di Jerman menjadi makin signifikan. Hal ini menimbulkan gesekan dengan kaum Neonazi.

Pada tanggal 29 Mei 1993, terjadi pembakaran terhadap rumah orang Turki di Sollingen. Lima orang menjadi korban. Pemerintah Jerman melakukan penanganan serius terhadap hal ini. Para korban yang masih hidup mendapatkan santunan 270.000 DM. Presiden Jerman waktu itu  Richard von Weizsäcker menghadiri  dan berpidato dalam acara peringatan pembakaran di Sollingen tersebut. Para pelaku dijatuhi hukuman 10-15 tahun (6).

Secara umum rasisme tidak pernah hilang dari Jerman. Berikut ini adalah film menarik mengenai seorang peneliti berkebangsaan Jerman bernama Günter Wallraff yang menyamar menjadi orang kulit hitam. Ia mendapatkan penolakan dan diskriminasi saat hendak menyewa apartemen atau bergabung dengan klub pencinta anjing. Mereka tidak menyadari bahwa orang kulit hitam di hadapan mereka sebenarnya adalah orang kulit putih. Meski Anda tidak bisa berbahasa Jerman, tetapi tetap menarik menyaksikan film ini. Saksikan saja gambarnya. Pada menit-menit pertama, Anda akan melihat bahwa Günter Wallraff dirias menjadi orang kulit hitam, yang sangat jauh berbeda dengan wajah aslinya. Jadi saksikan saja film ini:


Meski PD II telah berlalu lebih dari 70 tahun, kebencian terhadap orang Yahudi masih saja berlangsung, sebagaimana yang dapat kita saksikan di https://www.youtube.com/watch?v=cnKXVUaQLSA. Film ini dibuka dengan pemuda-pemuda Jerman yang meneriakkan "Judenschweine" atau "Babi Yahudi." Udo Pastörs, politikus dari partai NPD (partai ekstrim kanan di Jerman) sering mengemukakan sebutan-sebutan anti Yahudi, walaupun dalam wawancara ia menyangkal sebagai antisemistik. Ia menyebut Republik Federal Jerman (Bundesrepublik) sebagai "Judenrepublik" (Republik Yahudi) dan orang-orang Turki sebagai "Samenkanonen" (meriam sperma) (7). Atas ucapannya itu, Udo Pastors harus menghadapi sidang di pengadilan dan diharuskan membayar denda.

Di Jerman, simbol-simbol Nazi lama, seperti swastika dan lain sebagainya adalah terlarang. Kendati demikian, kuburan-kuburan Yahudi  dan sinagoga masih menjadi sasaran vandalisme oleh Neonazi, yakni dengan coretan gambar swastika.

Diskriminasi di Jerman juga berlangsung dalam hal lamaran pekerjaan. Pelamar yang mempunyai prestasi dan nilai ijazah sama, tetapi mempunyai nama asing, lebih jarang dipanggil untuk wawancara. Gagasan pendirian mesjid di Jerman juga banyak mendapatkan tentangan dari kaum ekstrim kanan.

Terlepas dari masih adanya rasisme di Jerman, pemerintah di sana nampak lebih serius dalam menegakkan hukum. Mereka memandang bahwa rasisme dan kebencian terhadap orang asing sebagai noda yang memalukan. Suatu noda yang seharusnya tidak ada lagi dalam masyarakat modern yang beradab.

SUMBER:

(5) Informasi lebih jauh tentang kam konsentrasi, lihat di http://www.ushmm.org/wlc/en/article.php?ModuleId=10005144

Rabu, 22 Juli 2015

MERAH PUTIH BERKIBAR DI ANGKASA JERMAN

MERAH PUTIH BERKIBAR DI ANGKASA JERMAN


Ivan Taniputera
22 Juli 2015

Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan lagi sekelumit pengalaman saya sewaktu studi di Jerman. Ini merupakan salah satu pengalaman yang membanggakan pula, hanya saja saat ini mungkin hanya sedikit saja yang masih mengingatnya. Kisah ini akan saya buka dengan pengalaman kawan saya sesama mahasiswa Indonesia di Jerman, yang ditanya dengan nada menghina oleh dosennya, "Apakah lambang negara Anda?" Pasti bebek ya?" Kawan saya menjawab, "Oh bukan, lambang negara saya adalah burung Garuda? Anda tahu Garuda?" Sebelum dosen itu sempat menjawab, kawan saya melanjutkan lagi, "Garuda adalah burung yang jauh lebih besar dari burung elang Jerman. Bahkan elang Jerman bisa ditelan olehnya." Sebagai informasi, lambang negara Jerman adalah burung elang. Saya tidak mengetahui bagaimana kelanjutan kisah di atas, karena kawan saya tidak mengatakan lebih lanjut mengenai hal itu. Namun dari pengalaman ini, kita mengetahui bahwa ada sebagian di antara mereka yang memandang rendah pada negara kita.

Tetapi cibiran tersebut terpatahkan sewaktu negara kita dapat menjadi rekan Jerman dalam Hannover Messe (Inggris: Hanover Fair). Saya akan menceritakan sedikit pada para pembaca mengenai apakah Hannover Messe itu. Hannover Messe adalah pameran teknologi dan industri terbesar di dunia yang setiap tahun diadakan di kota Hannover, Jerman. Festival ini mulai diadakan semenjak tahun 1947. Sebagai mahasiswa jurusan teknik mesin, maka saya merasa "berkewajiban" mengunjunginya setiap tahun. Seolah-olah ini menjadi ritual rutin tahunan bagi saya. Festival atau pameran ini sungguh luar biasa besar. Jika ingin melihatnya secara lengkap, Anda memerlukan waktu kurang lebih dua atau tiga hari, dan dibagi menjadi berbagai cabang teknologi permesinan, misalnya hidrolik, pneumatik, otomatisasi, sensor, teknik keselamatan kerja, elemen mesin, dan lain sebagainya. Saya biasanya datang untuk mengumpulkan brosur dan katalog mesin, sehingga dapat dijadikan contoh atau menambah gagasan dalam merancang mesin. Kita dapat menyaksikan mesin-mesin dengan teknologi termaju pada saat itu. Sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap tahun, Hannover Messe akan memilih suatu negara sebagai rekan (partner). Tentu saja yang dipilih sebagai partner adalah negara yang dipandang maju atau mempunyai pertumbuhan yang baik. Juga yang dapat menjadi rekan kerja sama saling menguntungkan dengan Jerman.

Lalu apakah yang membanggakan? Negara kita ternyata pernah terpilih sebagai rekan Jerman dalam Hannover Messe. Saya sudah mencoba googling hal ini tetapi tidak menemukannya. Jadi saya anggap bahwa sudah jarang orang yang mengingatnya. Negara kita menjadi negara rekan Hannover Messe pada tahun 1995 atau 1996. Tahun pastinya saya tidak ingat. Dengan mempertimbangkan bahwa saya pulang ke tanah air pada tahun 1997, dan peristiwa itu terjadi tidak lama sebelumnya, maka saya memperkirakannya tahun 1995 atau 1996. Jadi kurang lebih sudah 20 tahun lalu, yakni sebelum negara kita dilanda krisis moneter. Negara kita dipandang telah siap menjalani tahap tinggal landas menuju negara industri. Sebagai negara rekan Hannover Messe, maka saat berlangsungnya festival tersebut, kita melihat bendera merah putih berdampingan dengan bendera Jerman. Tidak dapat terlukiskan kebanggaan saat menyaksikannya.

Ternyata prestasi yang membanggakan negara kita selama saya masih studi di Jerman bukan hanya itu saja. Indonesia juga pernah menjadi rekan dalam festival dirgantara di Berlin. Dalam bahasa Jerman festival dirgantara ini dikenal sebagai Internationale Luft- und Raumfahrtausstellung (ILA), jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Pameran Dirgantara dan Antariksa International. Pameran atau festival ini diadakan semenjak tahun 1909 dan bertempat di kota Berlin. Ia dianggap sebagai salah satu pameran dirgantara tertua dan terbesar di dunia. Yang membanggakan adalah negara kita pada tahun 1995 atau 1996 juga pernah menjadi negara rekan bagi festival tersebut. Negara kita memamerkan pesawat hasil produksi IPTN. Oleh karena itu, Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang menguasai teknologi penerbangan. Kita juga melihat merah putih berkibar di sana. Selain itu, saya berkesempatan menyaksikan Bapak Habibie dari dekat.

Berdasarkan pengalaman di atas, kita dapat menyaksikan bahwa negara kita sebenarnya sudah siap tinggal landas pada saat itu. Negara kita mempunyai teknologi yang mumpuni sebagai bekal memasuki era bangsa teknologi. Tetapi sayangnya tidak lama setelah saya kembali ke tanah air, krisis moneter mendera negara kita. Kita tidak tahu apakah setelah hampir lewat 20 tahun ini, kita sudah dapat dikatakan pulih atau belum. Tetapi yang saya tahu adalah "kita pernah bisa dan pasti akan bisa lagi di masa mendatang."

Kamis, 09 Juli 2015

SATU LAGI KISAH KEHIDUPAN MAHASISWA INDONESIA DI JERMAN: MENGERJAI PENCURI SABUN CUCI PAKAIAN

SATU LAGI KISAH KEHIDUPAN MAHASISWA INDONESIA DI JERMAN: MENGERJAI PENCURI SABUN CUCI PAKAIAN

Ivan Taniputera
10 Juli 2015


Berikut ini kembali saya tuturkan sepenggal kisah kehidupan mahasiswa Indonesia di Jerman. Biasanya setiap asrama mahasiswa di Jerman (Studentenwohnheim) menyediakan mesin cuci di ruang bawah tanahnya. Jadi jika hendak mencuci pakaian penghuni asrama mahasiswa akan turun ke ruang bawah tanah dengan membawa pakaian-pakaian hendak dicuci beserta sabun cuci pakaiannya. Pakaian lantas dimasukkan ke dalam mesin cuci, sabun dituangkan pada tempat yang telah disediakan, koin penyewa mesin cuci pakaian dimasukkan, dan tekan tombolnya. Anda tinggal menunggu pakaian selesai dicuci.

Sebenarnya ini adalah kisah kawan saya. Suatu kali setelah mencuci pakaian ia terlupa membawa kembali sabun cucinya. Keesokan harinya, saat hendak mencuci pakaian lagi, ia mendapati bahwa isi kotak sabun cucinya tinggal kurang dari separuh. Padahal menurut penuturan kawan saya itu, ia baru saja membelinya. Karena kesal, ia mencari akal bagaimana mengerjai pencuri sabun cuci tersebut.

Akhirnya ia memutuskan mengisi kotak sabun cuci tersebut dengan tawas. Secara fisik memang tawas bentuknya mirip dengan sabun cuci. Kotak sabun cuci berisi tawas itu kemudian diletakkan di atas mesin cuci. Sehari kemudian, ia ternyata kembali mendapati bahwa isi kotak tinggal kurang dari separuh! Dalam hati kawan saya tertawa sambil berkata, "Rasakan! Pakaian kalian akan menjadi mrampang (bahasa Jawa: sobek-sobek) semuanya."

Demikianlah sekelumit kisah kawan saya mengerjai pencuri sabun cuci pakaian.