CATATAN MENGENAI DAYA GAIB
Ivan Taniputera
11 September 2014
Catatan
ini merupakan hasil menguping pembicaraan dari berbagai sumber. Karena
semata-mata digali dari ingatan saya, maka kemungkinan juga urutan waktu
dan temanya akan melompat-lompat. Para pembaca harap memakluminya.
Waktu
saya masih kecil, salah seorang teman orang tua mengisahkan mengenai
pengalamannya saat dikejar anjing besar. Ia terus berlari hingga di
depannya terdapat sungai yang lebar. Dengan disertai ketakutan dan
kenekadan, ia melompati sungai tersebut. Sebelumnya, ia tidak merasa
yakin sanggup melompatinya. Keesokan harinya, ia mencoba melompati lagi
sungai tersebut, tetapi gagal. Kisah lainnya adalah mengenai pengalaman
sebuah keluarga di Semarang saat berlangsungnya peristiwa kerusuhan di
era 1980-an. Ketika itu, terjadi pelemparan dengan batu terhadap rumah
etnis tertentu. Dengan ketakutan, mereka menyeret karung-karung besar
dan berat berisi pasir ke jendela sebagai pelindung. Menurut ingatan
mereka, karung-karung besar dan berat itu dapat diangkat dan diseret
dengan mudah. Beberapa hari setelah kerusuhan berakhir, mereka mencoba
memindahkan karung-karung tersebut dan ternyata gagal. Kisah-kisah di
atas hendak memperlihatkan bahwa manusia mempunyai suatu kekuatan
tersembunyi yang mungkin muncul saat terdesak. Hal-hal yang tidak dapat
dilakukan dalam kondisi wajar, kemungkinan justru dapat dilakukan dalam
keadaan terdesak dan bahaya. Belakangan saya juga masih mendengar
berbagai kisah senada.
Saya juga ingat bahwa seorang
teman pernah mengatakan pada saya bahwa kunci mengaktifkan daya gaib
sebagaimana dimiliki manusia tersebut dengan konsentrasi atau pemusatan
pikiran. Hal ini tidak berbeda dengan pekerjaan-pekerjaan yang biasa
dilakukan umat manusia sehari-hari. Tanpa konsentrasi maka pekerjaan
tersebut tidak dapat terselesaikan dengan baik. Saya menganggap bahwa
alasan tersebut memang masuk akal. Kunci membangkitkan daya gaib adalah
dengan konsentrasi atau pemusatan pikiran.
Selain pemusatan pikiran, hal lain yang juga penting adalah latihan penguasaan diri. Penguasaan diri sebenarnya juga memerlukan pemusatan pikiran juga. Dari pemusatan pikiran itu akan muncul kewaspadaan dan sikap mawas diri.
Selain pemusatan pikiran, hal lain yang juga penting adalah latihan penguasaan diri. Penguasaan diri sebenarnya juga memerlukan pemusatan pikiran juga. Dari pemusatan pikiran itu akan muncul kewaspadaan dan sikap mawas diri.
Salah
seorang teman orang tua pernah mengisahkan pengalamannya sewaktu
berguru ilmu, yakni seluruh tubuhnya dibungkus kain kafan dan ia harus
berpuasa selama waktu tertentu. Minum pun hanya boleh diteteskan oleh
gurunya. Ini sebenarnya adalah latihan penguasaan dan penaklukkan diri
sendiri. Sanggupkah ia melawan rasa lapar? Latihan penguasaan diri
memang berat dan setiap guru akan mempunyai caranya sendiri-sendiri.
Kadang-kadang akan terdengar aneh atau janggal, namun kalau kita
renungkan secara mendalam, maka itu semua akan bermuara pada penguasaan
atau pengendalian diri. Teman lain pernah pula mengisahkan praktik
pertapaannya dengan dikubur dalam tanah. Jenis pertapaan semacam ini
dalam bahasa Jawa dikenal sebagai tapa pendem (harafiah: bertapa
dengan dipendam). Sebenarnya, ini juga merupakan latihan penguasaan
diri. Ia mengatakan bahwa praktik pertapaan (Jawa: nglakoni) tersebut
sungguh berat. Badannya akan digigiti oleh berbagai macam serangga dalam
tanah. Selain itu, tidak jarang ia menyaksikan hewan-hewan berbisa,
seperti kelabang, ular, dan lain-lain.
Secara umum, latihan
penguasaan diri itu adalah melawan berbagai penderitaan fisik dan
jasmani, seperti rasa lapar, haus, sakit pada tubuh, ketakutan, dan lain
sebagainya. Sebelum mengawali latihan, guru biasanya akan
memperingatkan siswanya mengenai praktik yang berat tersebut.
Saat
sedang mengobrol di warung kopi, saya mendengar seorang teman
berpendapat bahwa manusia juga mempunyai getaran gaib atau juga disebut
getaran daya batin. Saya mencoba mengaitkannya dengan konsep sebelumnya
dan menyimpulkan bahwa getaran gaib atau getaran daya batin ini berasal
dari pikiran juga. Pikiran adalah semacam generator atau pembangkit
getaran daya batin. Teman tersebut lalu menambahkan bahwa daya batin ini
dapat diarahkan pada orang atau benda apa pun di alam semesta. Bahkan
kita dapat menggunakannya untuk menarik energi-energi atau kekuatan di
alam semesta ini. Yang perlu pembaca ketahui, pengertian energi di sini
tidaklah sama dengan fisika. Sehingga dalam membaca artikel ini
hendaknya jangan dikacaukan dengan sains. Apa yang gaib sifatnya, tidak
selalu dapat dikaitkan dengan sains.
Teman orang tua
pernah pula mengisahkan bahwa dalam menekuni ilmu gaib, guru biasanya
akan memberikan berbagai pantangan. Pantangan paling umum, dalam bahasa
Jawa disebut mo limo atau "lima m." Apakah lima pantangan itu? Kelimanya dalam bahasa Jawa akan diawali dengan huruf m:
1. Mateni (membunuh), artinya dalam mempraktikkan ilmu ini pantang membunuh.
2. Maling (mencuri), artinya tidak boleh mengambil apa yang tidak diberikan.
3. Madat (menghisap candu), artinya tidak boleh mengonsumsi substansi yang memabukkan.
4.
Madon (bermain wanita), artinya tidak boleh ke tempat pelacuran dan
lain sebagainya, apalagi menganggu rumah tangga orang lain.
5. Main (berjudi), artinya tidak boleh terlibat pada kegiatan yang sifatnya berjudi.
Lalu
ada yang bertanya, bukankah itu mudah? Teman orang tua menjawab bahwa
itu sama sekali tidak mudah. Semakin tinggi tingkatan spiritual kita,
maka godaan itu semakin tinggi. Jika tingkatan spiritual hendak mencapai
tingkatan lebih tinggi, maka saat itulah emosi akan makin memuncak.
Bisa-bisa kita akan mencabut golok dalam menanggapi sesuatu yang sepele
sifatnya. Juga nafsu terhadap wanita bisa menjadi tidak terkendali.
Padahal dalam kondisi wajar mungkin tidak demikian. Sebelumnya guru
sudah mengingatkan bahwa melawan mo limo itu tidaklah mudah. Jadi
jangan mengentengkan hal ini. Apabila kita cermati, maka lima pantangan
ini sesungguhnya adalah juga melatih pengendalian atau penguasaan
diri.
Sebagai catatan, ada teman yang mengatakan pula
bahwa pantangan tersebut hanya berlaku bagi praktisi ilmu putih (white
magic), sedangkan penganut ilmu hitam (black magic) tidak ada
pantangannya.
CATATAN MENGENAI ILMU PUTIH & ILMU HITAM
Ada yang membagi ilmu gaib menjadi dua, yakni ilmu putih dan ilmu hitam. Ada pun definisi mereka adalah sebagai berikut:
1.
Ilmu Putih : Adalah ilmu yang digunakan untuk kebaikan, misalnya
menyembuhkan penyakit gaib, melancarkan rejeki secara halal, menolong
berbagai kesulitan hidup yang dialami seseorang, dan lain sebagainya.
2.
Ilmu Hitam: Adalah ilmu yang digunakan untuk kejahatan, misalnya ilmu
santet, ilmu mendatangkan kekayaan dengan cara tidak halal , merugikan
orang lain, dan lain sebagainya.
Ada pula yang
berpendapat bahwa ilmu hitam dan putih itu pada dasarnya sama, hanya
saja hendak digunakan untuk apa. Jika digunakan untuk kebaikan, maka ia
menjadi illmu putih dan jika dipakai untuk kejahatan maka menjadi ilmu
hitam.
Dengan demikian, ada pula sebagian orang yang menambahkan ilmu abu-abu.
MENGGUNAKAN MEDIA UNTUK MENINGKATKAN DAYA BATIN
Terkadang
daya konsentrasi seseorang tidak cukup kuat. Oleh karena itu, perlu
digunakan media fisik. Saya pernah mendengarkan salah seorang kenalan
yang mengajarkan hal ini. Salah satu contohnya adalah daya piramid.
Karena sudah ada bukunya saya tidak akan membahas lebih jauh.
Ada
pula teman mengajarkan menggunakan gambar atau bentuk sesuatu yang kita
ingini. Sebagai contoh, jika ingin mengingingkan rumah sendiri, maka
kita bisa menempelkan gambar rumah tersebut di hadapan kita, sambil
membangkitkan keteguhan dan keyakinan dalam hati bahwa suatu saat kita
akan memiliki rumah tersebut. Tentu saja keinginan itu harus wajar dan
berada tidak jauh dari jangkauan kemampuan kita. Sebagai contoh adalah
menggelikan jika kita menginginkan misalnya memiliki Istana Buckingham
atau Tembok Besar. Tentu adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Namun
misalnya kita sedang berjalan-jalan dan mendapatkan brosur penawaran
rumah salah satu perumahan di kota kita. Lalu saat menyaksikan desain
rumah dalam brosur tersebut kita langsung menyukainya, maka kita boleh
membawa pulang brosur tersebut dan menjadikannya sebagai wahana
peningkat daya batin kita, yakni dengan harapan kita suatu saat dapat
mempunyai rumah semacam itu.
Ada pula yang mengajarkan bahwa jika
mempunyai keinginan, kita dapat menuliskannya pada secarik kertas, dan
membacanya setiap hari sambil mengembangkan keyakinan bahwa suatu saat
kita akan mendapatkannya. Tentu saja, keinginan itu tidak boleh
merugikan atau membahayakan orang lain. Alam sudah memiliki mekanisme
yang akan menghukum setiap orang merugikan makhluk lain, karena setiap
organisme itu terjalin satu sama lain menjadi rantai kehidupan teramat
rumit, sehingga sulit kita bayangkan. Dengan demikian, kita hendaknya
jangan memendam keinginan jahat.
Demikianlah
beberapa catatan saya mengenai daya gaib. Kelak jika saya teringat
hal-hal lainnya, akan saya tuliskan lanjutan bagi artikel ini.
Semoga bermanfaat.
Artikel-artikel menarik lainnya silakan kunjungi: