Tampilkan postingan dengan label sains. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sains. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 29 Mei 2021

ASTRONOMI: GERHANA BULAN 26 MEI 2021

ASTRONOMI: GERHANA BULAN 26 MEI 2021

.

Ivan Taniputera.

29 Mei 2021.

.

Pada tanggal 26 Mei 2021, kita dapat menyaksikan peristiwa astronomi berupa gerhana bulan, Pada artikel ini saya akan menampilkan foto-foto terkait gerhana bulan tersebut. Berikut ini adalah foto-fotonya.

.

.

Berikut ini adalah gambar jalannya gerhana atau umbra dan penumbra


 

.


Rabu, 21 November 2018

ARKEOLOGI DIGITAL DAN KOMPUTER

ARKEOLOGI DIGITAL DAN KOMPUTER
.
Ivan Taniputera
21 November 2018.
.

Saya memprediksikan bahwa di masa mendatang akan terdapat cabang ilmu baru yang disebut arkeologi digital. Sebagaimana halnya para arkeolog dewasa ini yang berupaya merekonstruksi serta membaca kembali kepingan tablet Babilonia kuno, sobekan-sobekan papirus Mesir kuno, atau prasasti-prasasti dari berbagai peradaban, maka para arkeolog di masa mendatang akan melakukan hal yang sama terhadap harddisk-harddisk kita. Mereka akan mengembangkan cara bagaimana membaca (merekonstruksi) kembali harddisk-hardisk yang sudah rusak selama ratusan atau bahkan ribuan tahun. Mereka mungkin akan merekonstruksi kembali perangkat komputer kita (sebagaimana para arkeolog merekonstruksi kembali peralatan mekanis antikithera). File-file yang sudah tersembunyi selama ratusan atau ribuan tahun akan terbaca kembali. Mereka mungkin akan merekonstruksi kembali bahasa pemrograman kita. Buku-buku atau naskah kuno yang sudah terlupakan, mungkin akan ditemukan kembali dalam versi digitalnya. Buku atau karya yang asli mungkin sekali sudah hancur tanpa sisa karena terbuat dari kertas. Tetapi salinan digitalnya barangkali masih ada; yakni direkonstruksi ulang dari harddisk-harddisk zaman kita. 
.
Sudah pasti pula akan muncul para pakar terkait hal tersebut. Akan muncul para arkeolog digital dan komputer besar dari masa ratusan atau ribuan tahun mendatang.
.
Sangat mungkin pula ilmu arkeologi digital dan komputer ini akan bercabang-cabang lagi; misalnya:
.
1. Ilmu arkeologi bahasa pemrograman, yang mempunyai spesialisasi memulihkan bahasa pemrogaman dari zaman kita, seperti Pascal, C++, dan lain sebagainya. Cabang ilmu ini mungkin juga akan bercabang-cabang lagi, seperti spesialis Pascal, spesialis C++, dan lain sebagainya.
.
2. Ilmu arkeologi hardware komputer. Tujuannya adalah merekonstruksi ulang komputer-komputer zaman kita. Barangkali yang tersisa adalah hanya RAM-nya saja. Mereka lalu akan mempelajari bagaimana bagian tersebut bekerja dan melakukan kreasi ulang bagian-bagian lainnya, sehingga diperoleh suatu bentuk yang mirip komputer kita zaman sekarang. Para arkeolog di masa sekarang dalam merekonstruksi ulang suatu peninggalan sejarah pun juga belum tentu sama persis dengan aslinya; tetapi dengan berbekalkan standar keilmuan paling mutakhir yang mereka miliki, mereka yakin bahwa hasil rekonstruksi mereka paling tidak mendekati aslinya.
.

3. Ilmu arkeologi file-file digital. Tujuannya adalah memulihkan file-file dalam harddisk yang telah rusak selama ratusan atau ribuan tahun. Tentu saja untuk tujuan ini diperlukan spesialisasi pula. Mereka mungkin akan menemukan kembali dan membaca email-email kita, percakapan kita melalui Whatsapp, foto-foto kita dalam Instragram, dan lain sebagainya. 
.

Masih terdapat kemungkinan cabang-cabang lainnya, namun saya yakin bahwa ilmu ini pasti akan ada di masa mendatang. Barangkali mereka juga akan menemukan kembali tulisan ini. Bagaimana pendapat Anda?

Senin, 09 Juli 2018

APAKAH TERDAPAT BAYANGAN BERUPA WUJUD TIGA DIMENSI? MARI PERLUAS WAWASAN ANDA MENUJU DIMENSI YANG LEBIH TINGGI

APAKAH TERDAPAT BAYANGAN BERUPA WUJUD TIGA DIMENSI? MARI PERLUAS WAWASAN ANDA MENUJU DIMENSI YANG LEBIH TINGGI
.
Ivan Taniputera.
1 Juli 2018
.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas topik yang agak berat. Umumnya, setiap orang akan menyatakan bahwa bayangan (shadow) itu bersifat dua dimensi. Agar jelas, sebelumnya perlu dijelaskan bahwa yang dimaksud bayangan di sini adalah citra yang terbentuk karena terdapat penghalang dengan cahaya. Sebagai contoh adalah bayangan pohon di sebuah tembok atau dinding. Cahaya matahari terhalang pohon dan membentuk bayangan pohon tersebut di tembok atau dinding. Bayangan tersebut akan bersifat dua dimensi. Lalu adakah bayangan yang berupa tiga dimensi?
.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut silakan pahami terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut.
.
Sebuah obyek berdimensi 0 (yakni sebuah titik) tidak mengenal konsep atas-bawah; depan-belakang, dan kiri-kanan.
Sebuah obyek berdimensi 1 (yakni sebuah garis) tidak mengenal konsep atas-bawah dan depan-belakang.
Sebuah obyek berdimensi 2 (yakni sebuah bidang datar) tidak mengenal konsep atas dan bawah. Ia hanya mengenal sumbu x dan y saja.
Sebuah obyek berdimensi 3 (yakni sebuah bangun ruang) mengenal konsep atas-bawah; depan-belakang, dan kiri-kanan. Kita hidup dalam alam yang berdimensi tiga.
.
Misalkan terdapat makhluk yang hidup pada suatu dimensi, maka ia tidak akan memahami konsep sebagaimana hanya dikenal di dimensi lebih tinggi. Kita ambil contoh makhluk berdimensi dua (jika ada) tidak akan sanggup memahami konsep atas dan bawah. Bagi mereka ruang hidup mereka hanyalah kiri-kanan dan depan-belakang saja. Kita tidak akan sanggup menjelaskan konsep atas-bawah beserta segenap pemahaman mengenai ruang berdimensi tiga sebagaimana yang kita amati sebagai realita sehari-hari pada makhluk berdimensi dua. Mereka akan menganggap bahwa konsep atas-bawah itu tidak ada dan bahkan mungkin akan mulai mencerca kita sebagai penipu.
.
Begitu pula kita tidak akan sanggup membayangkan konsep-konsep yang berada di tataran dimensi lebih tinggi.
.
Kita akan kembali pada topik kita mengenai bayangan. Marilah kita bayangkan cahaya yang menyinari sebuah ruas garis (dimensi 1). Jika kita menyinarkan cahaya pada salah satu ujung, maka di sini lain akan terbentuk bayangan berupa sebuah titik. Bila kita berganti menyinarkan cahaya pada ujung satunya lagi, maka pada sisi lawannya terbentuk pula bayangan berupa sebuah titik. Makhluk berdimensi 0 akan memandangnya sebagai dua buah titik karena mereka tidak memahami konsep mengenai garis. Mereka tidak akan menyadari bahwa dua buah titik berbeda itu sesungguhnya merupakan bagian sebuah ruas garis yang sama.
.
Kita beralih pada dimensi 2. Kita ambil sebuah persegi sebagai contoh. Jika kita menyinarkan cahaya pada sisi-sisinya, maka pada penjuru lawannya akan terbentuk bayangan berupa garis yang berdimensi 1. Dengan demikian terdapat empat kemungkinan bayangan berupa garis. Jika terdapat makhluk yang hidup pada dimensi 1, mereka juga akan mengalami kesulitan dalam membayangkan bahwa keempat bayangan berupa garis yang nampak berbeda bagi mereka itu, sesungguhnya terbentuk dari sebuah persegi saja. Para makhluk yang hidup di tataran dimensi 1 tidak akan sanggup membayangkan mengenai persegi dan bangun datar dalam bentuk apa pun.
.
Kita akan naik pada dimensi 3. Kita ambil sebuah kubus sebagai contoh. Sebuah kubus mempunyai enam sisi. Jika kita menyinarkan cahaya pada masing-masing sisi, maka pada setiap penjuru lawannya akan terbentuk bayangan berupa persegi. Jadi, terdapat enam kemungkinan bayangan berupa persegi. Bila terdapat makhluk yang hidup di dimensi 2, mereka juga akan sulit membayangkan bahwa keenam persegi tersebut sesungguhnya merupakan bayangan sebuah kubus saja. Tidak ada satu pun bayangan itu yang eksis atau hadir terpisah dari kubus.
.
Logika ini dapat pula kita terapkan pada dimensi yang lebih tinggi. Tentu saja karena keterbatasan kita yang hidup di ranah dimensi 3, mustahil bagi kita membayangkan dimensi 4. Namun karena benda berdimensi 1 akan menghasilkan bayangan berdimensi 0; benda berdimensi 2 akan menghasilkan bayangan berdimensi 1; dan bayangan berdimensi 3 akan menghasilkan bayangan berdimensi 2; tidakkah sesuatu yang berdimensi 4 akan menghasilkan bayangan berdimensi 3? Hal ini dapat kita terapkan lebih lanjut pada dimensi-dimensi yang lebih tinggi.
.
Kita juga mungkin akan mengalami kesulitan dalam membayangkan bahwa bayangan-bayangan berupa obyek tiga dimensi itu sesungguhnya terbentuk dari sebuah obyek berdimensi 4 saja.

Untuk jelasnya silakan perhatikan gambar di bawah ini.
.
 
.
Kita barangkali dapat memperluas hal ini pada ranah fenomena hantu. Banyak orang menyatakan pernah menyaksikan sosok-sosok bayangan hitam. Apakah sosok-sosok itu sesungguhnya merupakan bayangan dari sesuatu yang berdimensi lebih tinggi?
.
Terlepas dari semua itu, pelajaran yang dapat kita ambil adalah agar kita senantiasa memperluas wawasan pemahamahan kita. Semakin tinggi wawasan pemahaman kita, semakin banyak hal pula akan kita pahami.

Sabtu, 30 Juli 2016

MEMECAHKAN MISTERI PENAMPAKAN BAYANGAN MIRIP ALIEN

MEMECAHKAN MISTERI PENAMPAKAN BAYANGAN MIRIP ALIEN.
.
Ivan Taniputera.
29 Juli 2016
.
Saya baru saja membaca mengenai penampakan bayangan mirip alien (makhluk angkasa luar) di sebuah bis. Menurut artikel tersebut seseorang berfoto di depan sebuah bis dan hasilnya sungguh mengejutkan karena di bagian kaca depan bis tampak bayangan mirip alien. Untuk jelasnya silakan perhatikan gambar sebagai berikut.
.


.
Alien mungkin ada di jagad raya ini, namun lebih baik kita mencoba mencari penjelasan ilmiah terlebih dahulu. Kemungkinan pertama, bayangan di kaca tersebut adalah semata-mata pantulan cahaya saja yang membentuk wujud mirip alien. Kemungkinan kedua, ia adalah bayangan orang yang berfoto itu sendiri. Sederhananya adalah sebagai berikut. Wajah orang itu tercermin pada spion bis. Selanjutnya spion memantulkan kembali bayangan orang tersebut pada kaca bis. Jelasnya silakan saksikan gambar berikut ini.
.


.
Hal yang menguatkan penjelasan ilmiah di atas adalah bayangan mirip alien nampak tidak berambut, sedangkan orang itu juga mempunyai potongan rambut yang sangat tipis. Karena kelengkungan kaca spion (spion menggunakan cermin cembung) dan kaca depan bis, maka bayangannya menjadi terdistorsi dan nampak seperti alien. Demikianlah, kita telah berupaya memecahkan misteri ini.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . 


PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.

Senin, 18 Juli 2016

SANGGAHAN TERHADAP PANDANGAN BAHWA BUMI DATAR (FLAT EARTH) DITINJAU DARI WAKTU TERBITNYA MATAHARI

SANGGAHAN TERHADAP PANDANGAN BAHWA BUMI DATAR (FLAT EARTH) DITINJAU DARI WAKTU TERBITNYA MATAHARI.
.
Ivan Taniputera.
18 Juli 2016
.
Pada kesempatan kali ini, saya akan kembali mengajukan sanggahan terhadap pandangan bahwa bumi datar (flat earth). Ada pun topik sanggahan kali ini adalah waktu terbitnya matahari.
.
Pertama-tama, saya akan mengulas secara singkat konsep pandangan bumi datar mengenai terbit dan terbenamnya matahari. Menurut konsep bumi datar, matahari adalah seperti lampu yang berputar menerangi piringan datar bumi di bawahnya. Cahayanya menyebar seperti lingkaran. Kawasan yang terkena cakupan sinar matahari disebut siang hari, sebaliknya yang tidak terkena disebut malam hari. Gambarannya adalah seperti kita menyorotkan lampu senter. Bagian yang terkena cakupan cahaya lampu akan menjadi terang, sedangkan yang tidak akan tetap gelap. Bagian yang terang itu adalah siang, sebaliknya yang gelap adalah malam. Begitu kurang lebih teori mereka. Untuk jelasnya silakan lihat gambar di bawah ini.
.


.
Saya pergunakan model yang mereka (pendukung konsep bumi datar) buat sendiri. Lingkaran kuning di seputar matahari pada gambar di atas adalah cakupan cahaya matahari, sehingga yang terkena cakupan tersebut akan mengalami mulai dari matahari terbit hingga terbenam. Oleh karenanya, garis tepian hijau pada gambar menandai awal suatu tempat terkena cakupan cahaya matahari pada saat tertentu pula. Jadi, tempat yang terkena garis hijau tersebut akan mulai terang (fajar menyingsing). Bila kita saksikan, berdasarkan model tersebut, maka lebih banyak tempat di muka bumi ini mengalami malam hari ketimbang siang hari.
.
Jika kita cermati lebih jauh, maka nampak bahwa semakin utara suatu tempat, semakin cepat pula tempat tersebut mengalami siang hari. Jadi tempat yang terletak pada garis lintang utara pasti akan lebih cepat menyaksikan matahari terbit dibandingkan kawasan lintang selatan garis bujur yang sama. Hal ini dikarenakan garis tepian cakupan sinar matahari itu akan cepat tiba di belahan utara dibandingkan selatan pada garis bujur yang sama. Singkatnya busur A-A’ lebih pendek dibandingkan busur B-B’. Kita akan menguji apakah hal ini sesuai dengan kenyataan. Jikalau konsep bumi datar benar, maka akan terdapat perbedaan waktu matahari terbit yang signifikan, yakni makin ke selatan akan makin besar.
.
Untuk mengujinya saya akan menggunakan program online penghitung waktu terbit matahari berdasarkan garis lintang dan bujur, sebagaimana tersedia pada laman http://www.esrl.noaa.gov/gmd/grad/solcalc/sunrise.html. Kita tinggal memasukkan garis lintang, bujur, dan tanggal yang dicari.
.
Saya memilih tanggal 20 Maret 2016, karena saat itu matahari kurang lebih berada di garis katulistiwa, sehingga sesuai dengan model di atas.
.
Kita memilih garis bujur 105.0 Bujur Barat. Sebagai catatan pilihan garis bujur adalah bebas. Kemudian kita akan memasukkan berbagai derajat lintang utara dan selatan serta mencari kapan matahari terbit pada masing-masing kawasan itu.
.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
.
80 derajat lintang utara, matahari terbit pada pukul 05:45 (waktu setempat) atau 12:45 UTC.
70 derajat lintang utara, matahari terbit pada pukul 05:56 (waktu setempat) atau 12:56 UTC.
60 derajat lintang utara, matahari terbit pada pukul 06.00 (waktu setempat) atau 13:00 UTC.
50 derajat lintang utara, matahari terbit pada pukul 06.01 (waktu setempat) atau 13:01 UTC.
40 derajat lintang utara, matahari terbit pada pukul 06.02 (waktu setempat) atau 13:02 UTC.
30 derajat lintang utara, matahari terbit pada pukul 06.03 (waktu setempat) atau 13:03 UTC.
20 derajat lintang utara, matahari terbit pada pukul 06.04 (waktu setempat) atau 13:04 UTC.
10 derajat lintang utara, matahari terbit pada pukul 06.04 (waktu setempat) atau 13:04 UTC.
0 derajat (khatulistiwa), matahari terbit pada pukul 06.04 (waktu setempat) atau 13:04 UTC.
10 derajat lintang selatan, matahari terbit pada pukul 06.04 (waktu setempat) atau 13:04 UTC.
20 derajat lintang selatan, matahari terbit pada pukul 06.04 (waktu setempat) atau 13:04 UTC.
30 derajat lintang selatan, matahari terbit pada pukul 06.04 (waktu setempat) atau 13:04 UTC.
40 derajat lintang selatan, matahari terbit pada pukul 06.03 (waktu setempat) atau 13:03 UTC.
50 derajat lintang selatan, matahari terbit pada pukul 06.03 (waktu setempat) atau 13:03 UTC.
60 derajat lintang selatan, matahari terbit pada pukul 06.02 (waktu setempat) atau 13:02 UTC.
70 derajat lintang selatan, matahari terbit pada pukul 05:59 (waktu setempat) atau 12:59 UTC.
80 derajat lintang selatan, matahari terbit pada pukul 05:51 (waktu setempat) atau 12:51 UTC.
.
Berdasarkan hasil perhitungan waktu matahari terbit di atas, nampak jelas bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara waktu matahari terbit di belahan bumi utara maupun selatan. Kawasan di belahan bumi utara belum tentu mengalami matahari terbit terlebih dahulu dibandingkan selatan. Sebagai contoh, kawasan 20 derajat lintang utara mengalami matahari terbit pada pukul 06.04, sementara itu kawasan 70 derajat lintang selatan justru terbit lebih dahulu pada pukul 05:59. Terlepas dari semua itu, perbedaannya tidaklah terlampau jauh.
.
Dengan demikian, model yang dibuat pendukung pandang bumi datar itu tidak sesuai dengan kenyataannya. Matahari tidak pasti terbit terlebih dahulu di belahan bumi utara dibandingkan belahan bumi selatan. Perbedaannya juga tidak signifikan, yakni hanya dalam hitungan menit.
.
Mungkin para pendukung bumi datar akan menyatakan bahwa software itu keliru atau semata-mata buatan para lawan mereka yang menganut pandangan bahwa bumi berbentuk bulat. Kendati demikian, logikanya bila program itu keliru atau tidak akurat, maka tentunya telah banyak diprotes orang dan sangat mungkin tidak dipergunakan lagi atau dihilangkan dari internet. Sebagai tantangan, para pendukung konsep bumi datar disarankan agar membuat program sendiri guna menghitung waktu matahari terbit maupun terbenam. Namun tentu saja, program itu harus dibuat berdasarkan konsep sebagaimana mereka anut. Dengan kata lain, mereka semata-mata harus membuatnya berdasarkan perhitungan menurut konsep bumi datar mereka sendiri. Tidak boleh mencontek rumusan-rumusan sains yang sahih. Silakan dibandingkan apakan program mereka akurat atau tidak.
.
Kesimpulannya, model konsep bumi datar jelas keliru. Hasil yang diperoleh justru menguatkan bahwa bumi berbentuk bulat.

Jumat, 08 Juli 2016

MENENTUKAN JEJAK LINTASAN TITIK YANG TERLETAK DI TEPI RODA MENGGELINDING DENGAN BANTUAN SOFTWARE Z-GRAPHER

MENENTUKAN JEJAK LINTASAN TITIK YANG TERLETAK DI TEPI RODA MENGGELINDING DENGAN BANTUAN SOFTWARE Z-GRAPHER
Ivan Taniputera.
8 Juli 2016.
Sebuah titik yang kita sebut P terletak di tepi sebuah roda sedang menggelinding. Kita akan menentukan bagaimana jejak gerakannya dengan bantuan software Z-Grapher.
Pertama-tama yang kita perlukan adalah merumuskan persamaan geraknya, sebagaimana yang tampak pada gambar di bawah ini.

Vektor Ra(t) = ( ω R.t + R cos ( ω t)).ex + (-R sin ( ω t)).ey
Dengan kata lain komponen sumbu x bagi vektor Ra(t) yang mewakili letak titik P di sembarang waktu adalah ω R.t + R cos ( ω t); sedangkan komponen sumbu y-nya adalah -R sin ( ω t).
R adalah jari-jari roda yang menggelinding.
ω adalah kecepatan sudut.
Kita misalkan jari-jari roda yang menggelinding tersebut adalah 1 meter; sedangkan kecepatan sudutnya adalah 1 1/s
Karenanya kita dapat menuliskan persamaan sebagai berikut guna diinputkan ke software Z-Grapher.
x(t) = t+Cos(t).
y(t) = -Sin(t)
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Jejak seperti ini disebut sikloid (Inggris: cycloid).

Sabtu, 27 September 2014

CATATAN: EVOLUSI PIRAMIDA DI MESIR

CATATAN: EVOLUSI PIRAMIDA DI MESIR

Ivan Taniputera
26 September 2014




Saya baru saja menonton serial Time Scanner di Televisi NGC. Isinya mengenai pemindaian 3 dimensi bagi berbagai bangunan bersejarah. Kali ini yang dipindai adalah piramida. Adapun piramida yang dipindai adalah:

1.Piramida bertingkat di Saqara, dibangun untuk Firaun Joser.
2.Piramida runtuh, dibangun untuk Firaun Snefru.
3.Piramida bengkok, dibangun untuk Firaun Snefru.
4.Piramida Agung Giza, dibangun untuk Firaun Khufu (Cheops).

Keempat piramida tersebut mewakili evolusi teknik pembangunan piramida semasa Mesir Kuno. Adanya evolusi tersebut memperlihatkan bahwa para insinyur Mesir Kuno belajar dari pengalaman. Mereka mempelajari teknik sebelumnya dan terus menyempurnakannya, sehingga sanggup mendirikan bangunan yang spektakuler dan tak lapuk dimakan zaman.

Menonton acara tersebut, saya terpikir satu hal. Adanya suatu evolusi dalam teknik itu tentunya mensyaratkan adanya suatu pewarisan pengetahuan. Bila tidak ada pelestarian dan pewarisan ilmu pengetahuan, tentunya sulit ada perkembangan ke arah lebih baik. Namun evolusi berkesinambungan, seperti pada kasus pembanguna piramida di atas membuktikan bahwa terdapat pewarisan pengetahuan dari masing-masing generasi insinyur.

Oleh karena itu, bolehkan kita menduga bahwa terdapat semacam sekolah atau perguruan teknik di zaman Mesir Kuno yang bertugas mendidik para insinyur pembangun piramid? Institusi pendidikan merupakan wahana yang tepat sebagai pelestarian dan penyebaran pengetahuan. Kemungkinan perguruan tersebut bersifat ekslusif, yakni barangkali hanya diperuntukan bagi kelas pendeta dan keluarganya.

Saya menduga bahwa para calon insinyur akan mempelajari teknik-teknik pembangunan piramid, misalnya berapa yang dibutuhkan, konstruksi atau rancangan ruang makan dengan atapnya yang bertiingkat sehingga sanggup menahan beban berat, dan lain sebagainya. Mereka tentunya akan belajar pengetahuan-pengetahuan dan kegagalan rancangan sebelumnya. Apakah di zaman dahulu ada gambar teknik? Ini adalah suatu kemungkinan menarik. Bagaimana suatu bangunan besar dan rumit dapat diselesaikan tanpa gambar? Ataukah gambar itu hanya dibayangkan saja? Ini adalah misteri yang masih harus dipecahkan oleh para sejarawan teknik.

Terlepas dari semua pertanyaan tersebut, acara ini sangat bagus dan menambah wawasan.

Semoga bermanfaat.

Minggu, 25 Mei 2014

KITA SELALU HIDUP DI MASA LAMPAU

KITA SELALU HIDUP DI MASA LAMPAU

Ivan Taniputera
25 Mei 2014





Apakah Anda yakin bahwa Anda benar-benar dapat mengetahui apa yang terjadi "sekarang"? Hampir semua orang akan menjawab "ya." Namun apakah benar demikian? Jika Anda menyaksikan seseorang sedang berjalan di taman dan bintang yang berkedip-kedip di kejauhan, apakah peristiwa tersebut sungguh-sungguh terjadi "sekarang"? Marilah kita renungkan.

Kita mulai dengan indra penglihatan terlebih dahulu. Agar dapat melihat sesuatu kita memerlukan cahaya. Cahaya mengenai sebuah benda dan memantul kembali serta masuk ke mata kita. Selanjutnya dari mata dibawa ke otak melalui urat-urat syaraf, sehingga akhirnya kita sanggup melihat gambar tersebut. Demikianlah proses melihat secara sederhana. Namun kita jangan lupa bahwa perambatan cahaya dari benda ke mata kita juga memerlukan waktu. Meskipun cahaya merambat dengan sangat cepat (3 x 10^8 m/s), namun tetap saja perambatannya memerlukan waktu. Dengan kata lain, agar dapat melihat suatu obyek kasat mata, maka kita harus menunggu agar cahaya tersebut sampai ke mata kita. Selanjutnya kita harus menunggu pula agar gambaran tersebut sampai ke otak. Jadi terjadi penundaan secara eksternal maupun internal.

Bagi benda-benda yang relatif dekat, penundaan itu sangatlah singkat, tetapi bagi bintang-bintang yang sangat jauh, maka itu bisa berarti sangat lama. Contohnya adalah bintang yang berjarak 2 juta tahun cahaya dari bumi. Artinya agar dapat mencapai bintang tersebut dari bumi meskipun kita menggunakan roket yang berkecepatan cahaya, diperlukan waktu 2 juta tahun! Dengan demikian, cahaya bintang tersebut yang kita saksikan saat ini berasal dari 2 juta tahun lalu. Apabila kita ingin menyaksikan kondisi bintang tersebut "sekarang," maka kita harus menunggu 2 juta tahun lagi! Itulah sebabnya, bintang-bintang yang kita saksikan di langit saat ini adalah keadaannya beberapa juta tahun lalu, tergantung jaraknya dari bumi. Mungkin juga, saat ini bintang tersebut sudah tidak ada lagi.

Bunyi juga memerlukan waktu saat merambat dari sumber bunyi ke telinga kita. Kecepatan perambatan bunyi jauh lebih lambat dibanding cahaya. Itulah sebabnya kita menyaksikan kilatan petir terlebih dahulu dan setelah itu baru terdengar bunyinya. Cahaya petir lebih dahulu mencapai mata kita, ketimbang bunyinya mencapai telinga kita. Karena bunyi juga memerlukan waktu dalam mencapai telinga kita, maka suara yang kita dengar "sekarang" sesungguhnya berasal dari masa lampau. Kilat telah terjadi lebih dahulu, baru kita mendengar bunyinya. Hal yang sama berlaku pada mata, bunyi yang diterima telinga kemudian akan diteruskan ke otak, dimana hal itu juga memerlukan waktu. Jadi berlangsung waktu tunggu eksternal dan internal.

Begitu pula dengan bau yang berasal dari terlepasnya partikel-partikel suatu benda atau zat, dimana kemudian partikel-partikel itu diterima oleh reseptor pada hidung kita. Selanjutnya reseptor mengirim sinyal ke otak. Partikel merambat juga memerlukan waktu, begitu pula pengiriman sinyal dari reseptor. Terjadi pula waktu tunggu eksternal dan internal.

Barangkali yang tidak memerlukan waktu tunggu eksternal adalah indra peraba dan pengecap. Kita mengecap suatu cita rasa begitu makanan menempel pada lidah, jadi bersifat langsung. Tetapi reseptor pada lidah juga akan mengirim sinyal terlebih dahulu ke otak, sehingga tetap ada waktu tunggu internal. Hal yang sama berlaku pada indra peraba. Oleh karenanya, agar dapat mengecap atau meraba sesuatu, kita juga memerlukan waktu tunggu, yakni agar sinyal mencapai otak. Pada hewan-hewan berukuran besar seperti dinosaurus, mungkin sinyal-sinyal itu mencapai otak mereka dalam waktu lebih lama ketimbang manusia. Jadi misalkan ekor mereka terpotong, maka rasa sakitnya baru akan terasa beberapa waktu kemudian.

Berdasarkan kenyataan di atas, maka kita tidak akan pernah dapat mengetahui apa yang terjadi "sekarang." Kita akan senantiasa hidup di masa lampau.

Jumat, 25 April 2014

GRAFIK FUNGSI YANG BERASAL DARI HASIL PENJUMLAHAN FUNGSI-FUNGSI TRIGONOMETRI

GRAFIK FUNGSI YANG BERASAL DARI HASIL PENJUMLAHAN FUNGSI-FUNGSI TRIGONOMETRI


Ivan Taniputera
25 April 2014


Y(x)=1/2(sin(2x))+1/3(sin(3x))+1/4(sin(4x))+1/5(sin(5x))+1/6(sin(6x))+1/7(sin(7x))+1/8(sin(8x))+1/9(sin(9x))+1/10(sin(10x))+1/11(sin(11x))+1/12(sin(12x)) +1/13(sin(13x))+1/14(sin(14x))+1/15(sin(15x))+1/16(sin(16x))+1/17(sin(17x))+1/18(sin(18x))+1/19(sin(19x))+1/20(sin(20x))+1/21(sin(21x))+1/22(sin(22x)) +1/23(sin(23x))+1/24(sin(24x))+1/25(sin(25x))+1/26(sin(26x))+1/27(sin(27x))+1/28(sin(28x))+1/29(sin(29x))+1/30(sin(30x))+1/31(sin(31x)) +1/32(sin(32x))+1/33(sin(33x))+1/34(sin(34x))+1/35(sin(35x))+1/36(sin(36x))+1/37(sin(37x))+1/38(sin(38x))+1/39(sin(39x))+1/40(sin(40x))+1/41(sin(41x)) +1/42(sin(42x))+1/43(sin(43x))+1/44(sin(44x))+1/45(sin(45x))+1/46(sin(46x))+1/47(sin(47x))+1/48(sin(48x))+1/49(sin(49x))+1/50(sin(50x))+1/51(sin(51x)) +1/52(sin(52x))+1/53(sin(53x))+1/54(sin(54x))+1/55(sin(55x))+1/56(sin(56x))+1/57(sin(57x))+1/58(sin(58x))+1/59(sin(59x))+1/60(sin(60x))+1/61(sin(61x)) +1/62(sin(62x))+1/63(sin(63x))+1/64(sin(64x))+1/65(sin(65x))+1/66(sin(66x))+1/37(sin(67x))+1/68(sin(68x))+1/69(sin(69x))+1/70(sin(70x))+1/71(sin(71x)) +1/72(sin(72x))+1/73(sin(73x))+1/74(sin(74x))+1/75(sin(75x))+1/76(sin(76x))+1/77(sin(77x))+1/78(sin(78x))+1/79(sin(79x))+1/80(sin(80x))+1/81(sin(81x)) +1/82(sin(82x))+1/83(sin(83x))+1/84(sin(84x))+1/85(sin(85x))+1/86(sin(86x))




Y(x)=
30(sin(1/2x)+cos(1/3x)+sin(1/4x)+cos(1/5x)+sin(1/6x)+cos(1/7x)+sin(1/8x)+cos(1/9x)+sin(1/10x)+cos(1/11x)+sin(1/12x)+cos(1/13x)+sin(1/14x)+cos(1/15x)+sin(1/16x)+cos(1/17x)+sin(1/18x)+cos(1/19x)+sin(1/20x)+cos(1/21x)+sin(1/22x)+cos(1/23x)+sin(1/24x)+cos(1/25x)+sin(1/26x)+cos(1/27x)+sin(1/28x)+cos(1/29x)+sin(1/30x)+cos(1/31x)+sin(1/32x)+cos(1/33x)+sin(1/34x)+cos(1/35x)+sin(1/36x)+cos(1/37x)+sin(1/38x)+cos(1/39x)+sin(1/40x)+cos(1/41x)+sin(1/42x)+cos(1/43x)+sin(1/44x)+cos(1/45x)+sin(1/46x)+cos(1/47x)+sin(1/48x)+cos(1/49x)+sin(1/50x)+cos(1/51x)+sin(1/52x)+cos(1/53x)+sin(1/54x)+cos(1/55x)+sin(1/56x)+cos(1/57x)+sin(1/58x)+cos(1/59x)+sin(1/60x)+cos(1/61x)+sin(1/62x)+cos(1/63x)+sin(1/64x)+cos(1/65x)+sin(1/66x)+cos(1/67x)+sin(1/68x)+cos(1/69x)+sin(1/70x)+cos(1/71x)+sin(1/72x)+cos(1/73x)+sin(1/74x)+cos(1/75x)+sin(1/76x)+cos(1/77x)+sin(1/78x)+cos(1/79x)+sin(1/80x)+cos(1/81x)+sin(1/82x)+cos(1/83x)+sin(1/84x)+cos(1/85x)+sin(1/86x)+cos(1/87x)+sin(1/88x)+cos(1/89x)+sin(1/90x)+cos(1/91x)+sin(1/92x)+cos(1/93x)+sin(1/94x)+cos(1/95x)+sin(1/96x)+cos(1/97x)+sin(1/98x)+cos(1/99x)+sin(1/100x)+cos(1/101x)+sin(1/102x)+cos(1/103x)+sin(1/104x)+cos(1/105x)+sin(1/106x)+cos(1/107x)+sin(108x)+cos(1/109x)+sin(1/110x)+cos(1/111x)+sin(1/112x)+cos(1/113x)+sin(1/114x)+cos(1/115x)+sin(1/116x)+cos(1/117x)+sin(1/118x)+cos(1/119x)+sin(1/120x)+cos(1/121x)+sin(1/122x)+cos(1/123x)+sin(1/124x)+cos(1/125x)+sin(1/126x)+cos(1/127x)+sin(1/128x)+cos(1/129x)+sin(130x)+cos(1/131x)+sin(1/132x)+cos(1/133x)+sin(1/134x)+cos(1/135x)+sin(1/136x)+cos(1/137x)+sin(1/138x)+cos(1/139x)+sin(1/140x)+cos(1/141x)+sin(1/142x)+cos(1/143x)+sin(1/144x)+cos(1/145x)+sin(1/146x)+cos(1/147x)+sin(1/148x)+cos(1/149x)+sin(1/150x)+cos(1/151x)+sin(1/152x)+cos(1/153x)+sin(154x)+cos(1/155x)+sin(1/156x)+cos(1/157x)+sin(1/158x)+cos(1/159x)+sin(1/160x)+cos(1/161x)+sin(1/162x)+cos(1/163x)+sin(1/164x)+cos(1/167x)+sin(1/168x)+cos(1/169x)+sin(1/170x)+cos(1/171x)+sin(1/172x)+cos(1/173x)+sin(1/174x)+cos(1/175x)+sin(1/176x)+cos(1/177x)+sin(1/178x)+cos(1/179x)+sin(180x)+cos(1/181x)+sin(1/182x)+cos(1/183x)+sin(1/184x)+cos(1/185x)+sin(1/186x)+cos(1/187x)+sin(1/188x)+cos(1/189x)+sin(1/190x)+cos(1/191x)+sin(1/192x)+cos(1/193x)+sin(1/194x)+cos(1/195x))




Y(x)=1/2sin(2x)+1/3cos(3x)+1/4sin(4x)+1/5cos(5x)+1/6sin(6x)+1/7cos(7x)+1/8sin(8x)+1/9cos(9x)+1/10sin(10x)+1/11cos(11x)+1/12sin(12x)+1/13cos(13x)+1/14sin(14x)+1/15cos(15x)+1/16sin(16x)+1/17cos(17x)+1/18sin(18x)+1/19cos(19x)+1/20sin(20x)+1/21cos(21x)+1/22sin(22x)+1/23cos(23x)+1/24sin(24x)+1/25cos(25x)+1/26sin(26x)+1/27cos(27x)+1/28sin(28x)+1/29cos(29x)+1/30sin(30x)+1/31cos(31x)+1/32sin(32x)+1/33cos(33x)+1/34sin(34x)+1/35cos(35x)+1/36sin(36x)+1/37cos(37x)+1/38sin(38x)+1/39cos(39x)+1/40sin(40x)+1/41cos(41x)+1/42sin(42x)

MEMETAKAN JALUR GERAKAN SEBUAH PARTIKEL DENGAN SOFTWARE Z-GRAPHER

MEMETAKAN JALUR GERAKAN SEBUAH PARTIKEL DENGAN SOFTWARE Z-GRAPHER

Ivan Taniputera
26 April 2014

Sebuah partikel bergerak dengan v = 6 m/s, membentuk sudut 30 derajat dengan sumbu x ke arah kiri. Partikel tersebut mendapatkan percepatan a sebesar 5 m/s2 membentuk sudut 60 derajat dengan sumbu x ke arah kanan. Percepatan gravitasi sebesar 10 m/s2 ke arah bawah. Untuk jelasnya lihat gambar 1.



Kita lalu memecah vektor-vektornya berdasarkan sumbu koordinat seperti gambar di atas.

Kemudian kita dapat menyusun persamaan geraknya sebagai berikut.

Percepatan

x'' (t) = ax = 2.5 m/s2
y'' (t) = ay - g
        = 4.3-10 = -5.7 m/s2

Kecepatan (Integral percepatan)

x'(t) = 2.5.t - Vx
      = 2.5 t - 5.2 [m/s]
y'(t) = -5.7t + Vy
      = -5.7t +3 [m/s]

Letak (Integral kecepatan)

x(t) = 1.25t^2-5.2t [m]
y(t) = -2.85t^2+3t [m]

Persamaan gerak ini yang kemudian dimasukkan ke dalam software. Hasilnya adalah sebagai berikut.


Dengan demikian, software Z-Grapher juga dapat membantu pemecahan soal-soal fisika.

Minggu, 20 April 2014

MENYELESAIKAN SOAL KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

MENYELESAIKAN SOAL KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Ivan Taniputera
20 April 2014


Pada hari ini saya tiba-tiba berniat mengulangi kembali pelajaran mekanika teknik yang diterima semasa kuliah dahulu. Berikut ini adalah soal lama yang hendak saya kerjakan ulang.




Dalam mengerjakan soal ini, kita perlu melakukan "freischneiden" atau dalam bahasa Inggris disebut "free body system" guna menentukan gaya-gaya yang bekerja pada sistim tersebut.



Selanjutnya tentukan sistim koordinatnya:
  • Sumbu x ke kanan
  • Sumbu y ke atas
  • Momen searah jaruh jam adalah positif.

Kemudian terapkan tiga syarat kesetimbangan:
  • Σ Fx = 0
  • Σ Fy = 0
  • Σ M(s) = 0
Σ Fx = 0

Bx - P = 0,

Sehingga Bx = p Newton


Σ Fy = 0

Ay+By-Q = 0

Dengan Q = q.m Newton (N)

Jadi: Ay+By-qm = 0 [persamaan 1]

Pusat momen kita pilih titik B.



Σ Mb = 0

-P.l + Ay.m - qm.1/2 m = 0

Jadi:

Ay.m = P.l + 1/2q.m^2

Ay = (2P.l + q.m^2)/2m Newton

Berdasarkan persamaan 1, maka

By = qm-Ay

By = qm - (2P.l + q.m^2)/2m

By = (2q.m^2 - 2P.l + q.m^2)/2m

By = (3q.m^2 - 2P.l)/2m Newton

Dengan demikian sudah terjawab semuanya.

A = p Newton.
Bx = (2P.l + q.m^2)/2m Newton
By = (3q.m^2 - 2P.l)/2m Newton

Rabu, 26 Maret 2014

MANFAAT EFEK DOPPLER DALAM MENEMUKAN PESAWAT

MANFAAT EFEK DOPPLER DALAM MENEMUKAN PESAWAT

Ivan Taniputera
26 Maret 2013

Pesawat yang baru-baru ini hilang dapat ditemukan dengan menggunakan Efek Doppler. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai Efek Doppler dan bagaimana cara memanfaatkannya dalam menemukan pesawat dengan bahasa yang sesederhana mungkin. Sebenarnya Efek Doppler ini sangat umum dalam kehidupan sehari-hari. Suara sirine mobil ambulan yang mendekat akan semakin keras, sedangkan yang menjauh akan semakin pelan. Inilah salah satu wujud nyata Efek Doppler dalam kehidupan sehari-hari.

Rumus Efek Doppler adalah sebagai berikut:


Berdasarkan rumus tersebut, maka p adalan singkatan bagi pengamat, sedangkan s adalah singkatan bagi sumber.

Vp = kecepatan pengamat (m/s)
Vs = kecepatan sumber (m/s)
fp = frekuensi yang diterima pengamat (hz)
fs = frekuensi sumber bunyi (hz)
V = cepat rambat bunyi atau sinyal dalam media, misalnya udara (m/s)

Yang harus kita perhatikan adalah menentukan nilai negatif dan positif bagi Vp dan Vs. Caranya adalah mudah, kita mengingat saja wujud nyata Efek Doppler dalam kehidupan sehari-hari.  Perhatikan bahwa rumus di atas, mempunyai bagian pembilang (atas) dan penyebut (bawah). Ingat bahwa jika pembilang semakin besar, maka nilai fp akan semakin besar. Jika nilai pembilang semakin kecil, maka nilai fb akan semakin kecil pula. Sementara itu, jika penyebut semakin besar maka nilai fp akan semakin kecil. Sebaliknya jika nilai nilai penyebut semakin kecil maka nilai fb akan semakin besar.

Ringkasnya:

  • Jika nilai pembilang semakin besar ==> fp juga semakin besar.
  • Jika nilai pembilang semakin kecil ==> fp juga semakin kecil.
  • Jika nilai penyebut semakin besar ==> fp semakin kecil.
  • Jika nilai penyebut semakin kecil ==> fp semakin besar.

Kita akan membahas pembilang terlebih dahulu.

Pada bagian pembilang terdapat Vp yang berkaitan dengan pengamat. Ingat bahwa jika pengamat mendekati sumber bunyi, maka bunyi akan semakin keras. Jika pengamat menjauhi sumber bunyi maka, bunyi akan semakin pelan.
Perhatikan bahwa V-Vp. Jadi jika Vp bernilai negatif, V- (-Vp) atau menjadi V+Vp, sehingga nilainya menjadi semakin besar karena merupakan penjumlahan. Sebaliknya, Vp bernilai positif, maka V-Vp akan tetap V-Vp, sehingga lebih kecil nilainya.

Jadi: nilai pembilang akan bertambah besar jika Vp adalah negatif. Di atas telah diungkapkan bahwa jika pengamat mendekati sumber bunyi, maka bunyinya akan semakin keras (frekuensi semakin besar). Oleh karenanya kita boleh menyimpulkan bahwa:

  • Vp bernilai negatif jika BERGERAK KE ARAH (MENDEKATI) sumber bunyi.
  • Vp bernilai positif jika BERGERAK MENJAUHI sumber bunyi.

Kini kita beralih ke bagian penyebut.

Pada bagian penyebut terdapat Vs yang berkaitan dengan sumber.
Ingat bahwa jika sumber mendekati pengamat, maka bunyi akan semakin
keras. Jika sumber menjauhi pengamat maka, bunyi akan semakin
pelan.
Perhatikan bahwa V-Vs. Jadi jika Vs bernilai negatif, V- (-Vs)
atau menjadi V+Vs, sehingga nilainya menjadi semakin besar karena
merupakan penjumlahan. Sebaliknya, Vs bernilai positif, maka V-Vs akan
tetap V-Vs, atau lebih kecil nilainya

Jadi: nilai penyebut akan bertambah
besar jika Vp adalah negatif. Di atas telah diungkapkan bahwa jika sumber mendekati pengamat, maka bunyinya akan semakin keras
(frekuensi semakin besar). Oleh karenanya kita boleh menyimpulkan bahwa:

  • Vs bernilai negatif jika BERGERAK MENJAUHI pengamat.
  • Vs bernilai positif jika BERGERAK KE ARAH (MENDEKATI) pengamat.
Jika kita memahami prinsip ini, maka kita akan sanggup menerapkan rumus di atas dengan benar. Kita tidak perlu dipusingkan oleh terlalu banyak hafalan.

Berikut ini adalah cara menerapkan Efek Doppler dalam mencari pesawat yang hilang.



Dengan mengamati perubahan frekuensi sinyal yang diterima satelit (pengamat) - sebagaimana dipancarkan pesawat (sumber), maka dapat diperkirakan jalur perjalanan pesawat tersebut.

BIMBINGAN BELAJAR

Minggu, 17 November 2013

BENARKAH BULAN MENJALANI GERAKAN MELINGKAR?

BENARKAH BULAN MENJALANI GERAKAN MELINGKAR?

Ivan Taniputera
17 November 2013

Benarkah Bulan menjalani gerakan melingkar? Jika kita menjadikan Bumi sebagai kerangka acuan yang diam, maka memang demikian halnya. Namun apabila kita mengganti kerangka acuannya, maka gerakan melingkar tadi akan lenyap dan berganti dengan jalur pergerakan berwujud lain (tidak lagi melingkar), sebagaimana yang nampak pada gambar di bawah ini:


Gambar di atas adalah sketsa kasar bagi sistim pergerakan tiga benda. Benda A umpamakanlah sebagai Matahari. Benda B boleh diumpamakan sebagai bumi. Benda C boleh diumpamakan sebagai bulan. Benda C bergerak mengelilingi benda B. Sedangkan benda B dan C bersama-sama bergerak mengelilingi benda A. Nampak bahwa bila benda A dijadikan sebagai kerangka acuan yang diam, maka gerak melingkar benda C akan menjadi lenyap. Jalur gerakannya akan membentuk sebuah kurva baru yang tidak melingkar sama sekali. Begitu pula, jika jalur pergerakan Bulan diamati dari Matahari, maka tiada lagi gerak melingkar; sehingga ditinjau dari Matahari, Bulan tidak mengelilingi Bumi.

Namun pada kenyataannya, Matahari sendiri tidaklah diam karena bergerak mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti. Oleh karenanya, jika ditinjau dari pusat galaksi Bima Sakti, maka akan tampak jalur pergerakan Bulan yang jauh berbeda. Pusat galaksi Bima Sakti sendiri nampaknya juga tidak diam dan bergerak mengelilingi suatu pusat yang lain. Jikalau kita menjadikannya sebagai kerangka acuan, kembali kita akan menjumpai sebuah jalur pergerakan yang berbeda. Demikian berlaku seterusnya. Setiap kita mengganti kerangka acuannya, kita akan mendapati jalur pergerakan yang berbeda.

Berdasarkan fakta ini, selama kita belum menjelajahi serta memahami keseluruhan sistim yang ada, kita hendaknya tidak mengklaim sesuatu sebagai kebenaran pamungkas; karena bila ditinjau dari suatu kerangka acuan lain, kebenaran itu kemungkinan besar akan tampil sebagai sesuatu yang sama sekali berbeda. Kebenaran pamungkas sejati adalah kemampuan mengenali seluruh tampilan berdasarkan kerangka acuan berbeda-beda itu sebagaimana adanya. Tanpa terperangkap dengan menganggapnya sebagai satu-satunya kebenaran.