Tampilkan postingan dengan label kebudayaan Jawa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kebudayaan Jawa. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Oktober 2016

CARA MENENTUKAN HARI BAIK PERNIKAHAN MENURUT PRIMBON JAWA

CARA MENENTUKAN HARI BAIK PERNIKAHAN MENURUT PRIMBON JAWA.
.
Ivan Taniputera.
28 September 2016
.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai bagaimana menentukan hari baik bagi pernikahan menurut Primbon Jawa. Kemungkinan banyak yang masih bingung dalam menggunakan Primbon Jawa. Meskipun demikian, jika kita mengetahui urutan atau algoritma dalam mencarinya, maka hal itu tidaklah sulit. Kit akan membandingkan pula dengan primbon-primbon lainnya, dimana terdapat perbedaan-perbedaan. Artikel ini juga bertujuan melestarikan budaya warisan leluhur, mengingat primbon-primbon adalah warisan budaya bangsa.
.
Dalam menentukan hari baik pernikahan menurut Primbon Jawa, maka prinsipnya adalah dari "yang lebih besar ke kecil." Artinya adalah dari cakupan waktu yang lebih besar terlebih dahulu, kemudian semakin kecil. Dalam hal ini kita mulai dari tahun menurut windu. Berdasarkan perhitungan Jawa, terdapat delapan nama tahun; yakni Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir. Kita akan mencoret hari yang buruk satu persatu berdasarkan urutan kriteria-kriteria di bawah ini.
.
A. PEMILIHAN BULAN
.
Menurut Primbon Jawa terdapat bulan-bulan yang buruk berdasarkan masing-masing tahun di atas. Berikut ini adalah daftarnya.
.
  • Alip, bulan 1 (Sura)
  • Ehe, bulan 1 (Sura), 2 (Sapar), 6 (Jumadilakir), 7 (Rejeb), 8 (Ruwah), dan 10 (Sawal)
  • Jimawal, bulan 7 (Rejeb), 8 (Ruwah), dan 10 (Sawal)
  • Je, bulan 4 (Bakdamulud), 5 (Jumadilawal), 6 (Jumadilakir), 7 (Rejeb), 8 (Ruwah), 9 (Pasa), dan 12 (Besar)
  • Dal, bulan 6 (Jumadilakir), 7 (Rejeb), 9 (Pasa), dan 10 (Sawal)
  • Be, bulan 6 (Jumadilakir) dan 12 (Besar)
  • Wawu, bulan 2 (Sapar), 3 (Mulud), 4 (Bakdamulud), 5 (Jumadilawal), dan 9 (Pasa)
  • Jimakir, bulan 3 (Mulud), 5 (Jumadilawal), 7 (Rejeb), 8 (Ruwah), 10 (Sawal), dan 12 (Besar)
.
Jadi jika pernikahan hendak dilangsungkan pada tahun Ehe, maka bulan 1, 2, 6, 7, 8, dan 10 kita coret.
.
Selain itu, masih ada kriteria lain, bulan yang tidak terdapat hari Selasa Kliwon (Anggarakasih), dimana bulan-bulan itu tidak boleh diselenggarakan bagi pernikahan.
.
  • Alip, bulan Jumadilakir, Besar.
  • Ehe, bulan Rejeb
  • Jimawal, bulan Sura dan Ruwah
  • Je, bulan Sapar dan Ruwah
  • Dal, bulan Mulud dan Pasa
  • Be, bulan Jumadilawal
  • Wawu, bulan Rabingulakir dan Dulkangidah
  • Jimakir, bulan Jumadilawal.
.
Jadi pada tahun Ehe, setiap bulan Rejeb akan kita coret.
Terdapat bulan yang terbaik dalam masing-masing tahun. Jika memungkinkan pernikahan diselenggarakan pada bulan-bulan berikut.
.
  • Alip, bulan 9 (Pasa) dan 11 (Dulkaidah)
  • Ehe, bulan 4 (Bakdamulud), 9 (Pasa), 1 1 (Dulkaidah), dan 12 (Besar)
  • Jimawal, bulan 1 (Sura), 2 (Sapar), 3 (Mulud), 5 (Jumadilawal), dan 12 (Besar)
  • Je, bulan 1 (Sura), 2 (Sapar), 3 (Mulud), 10 (Sawal), dan 11 (Dulkaidah)
  • Dal, bulan 2 (Sapar), 3 (Mulud), 8 (Ruwah), dan 11 (Dulkaidah)
  • Be, bulan 1 (Sura), 2 (Sapar), dan 7 (Rejeb)
  • Wawu, bulan 1 (Sura), 10 (Sawal), 11 (Dulkaidah), dan 12 (Besar)
  • Jimakir, bulan 1 (Sura) dan 11 (Dulkaidah).
.
Jika memungkinkan, bulan-bulan di atas boleh dipilih. Namun bulan-bulan yang tidak tergolong buruk walaupun bukan terbaik, boleh dipilih.
.
Masih terdapat lagi apa yang disebut Larangan Sasi, yakni bulan yang kurang baik pada masing-masing tahun.
.
  • Alip: bulan Jumadilakir dan Dulkaidah.
  • Ehe: bulan Rabingulawal dan Pasa
  • Jimawal: Mulud dan Besar
  • Je: Sura dan Sawal
  • Dal: Ruwah
  • Be: Sapar dan Rejeb
  • Wawu: Jumadilawal
  • Jimakir: Sura dan Dulkaidah.
.
Anehnya terdapat kontradiksi sini, pada tahun Alip menurut daftar sebelumnya bulan Dulkaidah dianggap baik; tetapi berdasarkan Larangan Sasi, bulan tersebut dianggap buruk. Oleh karenanya, jika hendak menggunakan juga kriteria Larangan Sasi, maka bulan Dulkaidah juga perlu dicoret.
.
B. PEMILIHAN HARI.
.
Selanjutnya Primbon Jawa, terdapat hari Saptawara (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, serta Minggu) dan Pancawara (Pon, Wage, Kliwon, Legi, serta Pahing).
.
Berikut ini terdapat hari yang sudah sifatnya jelek, dibagi menjadi hari jelek dan sangat jelek.
  • Hari jelek: Minggu Pahing, Sabtu Pon, Jumat Wage, Selasa Kliwon, Senin Legi, dan Kamis Wage.
  • Hari sangat jelek: Rabu Lebi, Minggu Pahing, Kamis Pon, Selasa Wage, dan Sabtu Kliwon.
.
Hari-hari di atas perlu kita coret terlebih dahulu.

Selanjutnya terdapat hari yang kurang baik dalam masing-masing tahun tersebut. Hari-hari yang kurang baik itu disebut kunarpaning warsa (kita singkat "k") dan sangaring warsa (kita singkat "s"). Berikut ini adalah daftarnya.
.
  • Alip: Sabtu Pahing (k) dan Jum'at Legi (s)
  • Ehe: Kamis Pahing (k) dan Selasa Kliwon (s)
  • Jimawal: Senin Pagi (k) dan Minggu Kliwon (s)
  • Je: Jumat Legi (k) dan Kamis Wage (s)
  • Dal: Rabu Kliwon (k) dan Senin Pon (s)
  • Be: Minggu Wage (k) dan Sabtu Legi (s)
  • Wawu: Kamis Pon (k) dan Rabu Pahing (s)
  • Jimakir: Selasa Pon (k) dan Minggu Legi (s).
.
Jadi, jika ingin menyelenggarakan pernikahan pada tahun Ehe, maka kita mengutamakan bulan yang baik, yakni 4, 9, 11, dan 12. Namun bulan-bulan selain 1, 2, 6, 7, 8, dan 10 boleh digunakan; hanya saja yang terbaik adalah 4, 9, 11, dan 12.
.
Kita mencoret setiap hari Kamis Pahing dan Selasa Kliwon pada bulan 4, 9, 11, dan 12.
.
Lebih jauh lagi, pada masing-masing bulan terdapat hari-hari yang baik bagi berbagai kegiatan. Hari-hari tersebut digolongkan menjadi Sasi Rahaju (disingkt r) dan Sasi Sardju (dsingkat sa). Berikut ini adalah daftarnya.
.
  • Besar (12), Sura (1), dan Sapar (2): Rabu dan Kamis (r), Jumat (sa).
  • Mulud (Rabingulawal, 3), Rabingulakir (4), Jumadilawal (5): Jumat (r), Sabtu dan Minggu (sa).
  • Jumadilakir (6), Rejeb (7), Ruwah (8): Sabtu dan Minggu (r); Senin dan Selasa (sa).
  • Pasa (9), Sawal (10), Dulkaidah (11): Senin dan Selasa (r); Rabu dan Kamis (sa).
.
Oleh karenanya, pada tahun Ehe, setiap hari Kamis Pahing dan Selasa Kliwon, bulan 4, 9, 11, dan 12 sudah kita coret. Apabila dipilih bulan ke 4, maka dapat dipilih Jumat, Sabtu, dan Minggu.
.
Primbon Jawa juga masih mempunyai apa yang dinamakan hari Taliwangke, yang buruk pada masing-masing bulan.
  • Sura: Rabu Pahing
  • Sapar: Kamis Pon
  • Rabingulawal: Jumat Wage
  • Rabingulakir: Sabtu Kliwon
  • Jumadilawal: Senin Kliwon
  • Jumadilakir: Selasa Legi
  • Rejeb: Rabu Pahing
  • Ruwah: Kamis Pon
  • Pasa: Jumat Wage
  • Sawal: Sabtu Kliwon
  • Dulkaidah: Senin Kliwon
  • Besar: Selasa Legi
.
Kini kita tiba pada pemilihan hari berdasarkan Wuku.
.
  • Terdapat hari Taliwange atau hari buruk berdasarkan Wuku: Wuye, hari Senin Kliwon; wuku Wayang hari Selasa Legi; wuku Landep hari Rabu Pahing; wuku Warigalit hari Kamis Pon; wuku Kuningan hari Jumat Wage; wuku Kuruwelut hari Sabtu Kliwon.
  • Selain Taliwangke terdapat lagi hari Samparwangke yang juga kurang baik. Penentuannya juga didasari Wuku: Warigalit hari Senin Kliwon; Bala hari Senin Legi; Langkir hari Senin Pahing; Sinta hari Senin Pon; Tambir hari Senin Wage.
 .
C. PEMILIHAN TANGGAL
.
Kita beralih pada tanggal-tanggal yang buruk pada masing-masing bulan.
  • Sura: 17, 27, 11, dan 14
  • Sapar: 19, 22, 1, dan 20
  • Rabingulawal: 13, 23, 10, dan 15
  • Rabingulakir: 15, 25, 10, dan 20
  • Jumadilawal: 16. 26, 10, dan 11
  • Jumadilakir: 11, 21, 3, dan 14
  • Rejeb: 12, 22, 11, dan 12
  • Ruwah: 14, 24, 19, dan 28
  • Pasa: 15, 25, 10, dan 20
  • Sawal: 17, 27, 2, dan 20
  • Dulkaidah: 11, 21, 6, dan 12
  • Besar: 13, 23, 1, dan 20.
.
Tanggal di atas pada masing-masing bulan harus dicoret.
.
Namun masih ada kriteria-kriteria lainnya.
.
Terdapat apa yang disebut tanggal naas pada masing-masing bulan:
.
  • Sura, tanggal 11 dan 6.
  • Sapar, tanggal 1 dan 20.
  • Rabingulawal, tanggal 10 dan 20.
  • Rabingulakir, tanggal 10 dan 20.
  • Jumadilawal, tanggal 1 dan 11
  • Jumadilakir, tanggal 10 dan 14
  • Rejeb, tanggal 2 dan 14
  • Ruwah, tanggal 12 dan 13
  • Pasa, tanggal 9 dan 20
  • Sawal, tanggal 10 dan 20
  • Dulkaidah, tanggal 12 dan 13
  • Besar, tanggal 6 dan 10.
.
Terdapat pula kriteria tanggal sangar pada masing-masing bulan"
.
  • Sura, tanggal 13
  • Sapar, tanggal 10
  • Rabingulawal, tanggal 8
  • Rabingulakir, tanggal 28
  • Jumadilawal, tanggal 28
  • Jumadilakir, tanggal 18
  • Rejeb, tanggal 18
  • Ruwah, tanggal 26
  • Pasa, tanggal 24
  • Sawal, tanggal 2
  • Dulkangidah, tanggal 28
  • Besar, tidak ada.
.
Masih ada lagi kriteria yang disebut Bangas Padewan. Tanggal-tanggal ini juga tidak boleh dipergunakan bagi pernikahan:
.
  • Sura, tanggal 11
  • Sapar, tanggal 20
  • Rabingulawal, tanggal 1 dan 15
  • Rabingulakir, tanggal 10 dan 20
  • Jumadilawal, tanggal 10 dan 11
  • Jumadilakir, tanggal 10 dan 14
  • Rejeb, tanggal 13 dan 27
  • Ruwah, tanggal 4 dan 28
  • Pasa, tanggal 7 dan 20
  • Sawal, tanggal 10
  • Dulkangidah, tanggal 2 dan 22
  • Besar, tanggal 6 dan 20
.
Berikut ini adalah hari-hari naas yang hanya terdapat di bulan-bulan khusus saja dan disebut naas para nabi: Sura, tanggal 13; Rabingulawal, tanggal 3; Rabingulakir, tanggal 16; Jumadilawal, tanggal 5; Pasa, tanggal 21; Dulkangidah, tanggal 24; Besar, tanggal 25.
.
D. PEMILIHAN JAM
.
Berikut ini adalah jam-jam yang baik, berdasarkan tanggal:
.
1, 6, 11, 16, 21, 26: jam 6-8.23, jam 10.18-1.11 (biasa), jam 1.12-3.35
2, 7, 12, 17, 22, 27: jam 8.24-10.17 (biasa), 10.18-1.11, 3.36-5.59
3, 8, 13, 18, 23, 28: jam 6-8.23 (biasa), 8.24-10.17, 1.12-3.35
4, 9, 14, 19, 24, 29: jam 6-8.23, jam 10.18-1.11, 3.36-5.59 (biasa)
5. 10, 15, 20, 25, 30: jam 8.24-10.17, jam 1.12-3.35 (biasa), jam 3.36-5.59.
.
Jam yang baik berdsarkan pasaran:
  • Legi: jam 6-10.17
  • Pahing: jam 6-1.11
  • Pon: jam 6-8.23, 1.12-5-59
  • Wage: jam 10.18-5.59
  • Kliwon: jam 8.24-3.35
.
Demikianlah alur pemilihan hari baik bagi pernikahan menurut Primbon Jawa, yang dalam hal ini diambil dari Primbon Betaljemur.
.
E. PERBANDINGAN DENGAN PRIMBON LAIN
Kita akan membandingkannya dengan Primbon lain.
.
Primbon Sabda Guru (halaman 37), juga memuat daftar yang hampir sama terkait kunarpaning warsa dan sangaring warsa. Hanya saja terdapat satu perbedaan dengan Primbon Betaljemur, yakni sangaring warsa pada tahun Be. Primbon Betaljemur mencantumkan Sabtu Legi (halaman 6), sedangkan Primbon Sabda Guru mencantumkan Sabtu Pon. Apakah kemungkinan ini adalah salah cetak? Perbedaan lain, adalah pada bulan yang tidak ada hari Anggara Kasihnya. Primbon Betaljemur mencantumkan Jumadilawal, sedangkan Primbon Sabda Guru (halaman 33) mencantumkan Rabingulakir. Tanggal naas para nabi juga terdapat satu perbedaan saja, yakni bulan Besar, Primbon Betaljemur mecantumkan 5, sedangkan Primbon Sabda Guru (halaman 35) mencantumkan 5.
.
Anehnya, Primbon Pusaka Guru, halaman 55-56 justru memuat hari baik dan buruk yang berkebalikan dengan Primbon Betaljemur. Jadi, jika Primbon Betaljemur menyatakan bahwa pada tahun Alip bulan Sura adalah buruk, maka Primbon Pusaka Guru justru menyatakan baik.
.
Primbon Puspa Wahju memiliki perhitungan berbeda, terkait hari-hari buruk. Sebagai contoh:
.
Sawal: Jumat Wage, Sabtu, dan Minggu, Jumat disebut Sangar bulan. Tanggal yang buruk adalah 2 dan 10.
.
Dengan demikian, terjadi perbedaan di sini. Oleh karenanya, hal ini perlu mendapatkan penelitian lebih lanjut. Barangkali para pakar primbon perlu berkumpul dan meneciptakan suatu primbon standar. Kesalahan-kesalahan lama perlu diperbaiki.
.
DAFTAR PUSTAKA.
.
Handanamangkara, SPH. Primbon Djawa Sabda Guru, Penerbit/ Toko buku KS, Solo, 1970.
Harja Tjakraningrat, Kangdjeng Pangeran Harja Tjakraningrat. Kitab Primbon Betal Djemur, Soemodidjojo Mahadewa, -----.
-----------. Primbon Puspa Wahju, Gajabaru, Surabaja, 1953.
Sastrahandaja, Ki. Primbon Pusaka Guru, Muria, Kudus, 1954.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339... . . . . . . .
.




PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.

Senin, 20 Oktober 2014

BUKU TENTANG CANDI-CANDI DI DAERAH PRAMBANAN

BUKU TENTANG CANDI-CANDI DI DAERAH PRAMBANAN

.
Ivan Taniputera
20 Oktober 2014
.



Judul: De Hindoe-Bouwvallen In de Parambanan-Vlakte
Penulis: Dr. J Groneman
Penerbit: G.C. T. Van Dorp & Co., Semarang-Soerabaia, 1900
Jumlah halaman: 94
Bahasa: Belanda.

Buku ini membahas mengenai candi-candi yang berada di daerah Prambanan, yakni:

Tjandi Kalasan
Tjandi Sari
Kelompok Tjandi Prambanan
Tjandi Loemboeng
Tjandi Boebrah
Tjandi Sewoe
Tjandi Pelahosan

Meskipun demikian, pada kenyataannya tidak semua bangunan tersebut merupakan candi Hindu. Candi Kalasan adalah candi Buddha.

Pada halaman 7 diulas mengenai Tara:

"Tara is de benaming van de sjakti's of vrouwen, of krachten, van de vijf Dhjani-Boeddha's, maar vooral die van den vijfde en laatste, dat is van den toekomstigen Boeddha of verlosser eener volgende wereld. En nu meen ik dat deze Tara hier niet bedoeld kan zijn, omdat zij wel in de toekomst gedacht werd, maar toen nog geen reden van bestaan had........"


Berikut ini adalah daftar isi dan contoh-contoh halamannya:





Berminat foto kopi segera hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Selasa, 18 Februari 2014

ANAK HEWAN YANG PALING RINGAN DI DUNIA: KEUNIKAN BAHASA JAWA

ANAK HEWAN YANG PALING RINGAN DI DUNIA: KEUNIKAN BAHASA JAWA

Ivan Taniputera
19 Februari 2014


Ternyata anak hewan yang paling ringan di dunia adalah anak gajah. Bagaimana mungkin? Dalam bahasa Jawa anak gajah disebut "bledug," yang juga berarti "debu." Jadi menurut bahasa Jawa "anak gajah" ini bisa ditiup angin dengan mudah, bahkan dapat membuat mata kelilipan.





Bagaimana yang belum memahaminya, salah satu keunikan bahasa Jawa adalah anak-anak hewan diberi istilah sendiri-sendiri, contohnya:
  • Anak gajah disebut bledug
  • Anak cecak disebut sawiyah
  • Anah bandeng disebut nener
  • Anak kambing disebut cempe
  • Anak kucing disebut cemeng
  • Anak anjing disebut kirik
  • Anak tikus disebut cindil
  • Anak kadal disebut tobil
  • Anak kera disebut kowe (kowe ini dalam bahasa Jawa juga berarti "kamu")-sehingga ada pertanyaan jebakan yang berbunyi "kowe anak apa?" Dengan demikian artinya bisa berarti "kamu anak siapa?" Bagi yang terjebak akan menjawab "anak kethek (kera)." Sang penanya akan tertawa terbahak-bahak.
  • Anak kerbau disebut gudel
  • Anak kuda disebut belo
  • Anak macan disebut gogor

Yang lucu adalah anak salah seorang teman waktu ulangan bahasa daerah, ketika menjawab pertanyaan anak asu diarani..... (anak anjing disebut.....), maka dijawabnya "asu cilik" (anjing kecil). Anak tikus diarani..... (anak tikus disebut......), maka dijawabnya "tikus cilik" (tikus kecil). Anak wedhus diarani..... (anak kambing disebut......), maka dijawabnya "wedhus cilik" (kambing kecil). Anak kucing diarani..... (anak kucing disebut......), maka dijawabnya "kucing cilik." Akibatnya ulangannya mendapat nilai nol.

Demikianlah salah satu keunikan bahasa Jawa.

APAKAH DI DUNIA INI YANG TIDAK MUNGKIN MATI?

APAKAH DI DUNIA INI YANG TIDAK MUNGKIN MATI?

Ivan Taniputera
18 Februari 2014

Jikalau mendapatkan pertanyaan ini, maka mungkin kebanyakan orang akan menjawab "tidak ada." Namun sesungguhnya di dunia ini ada sesuatu yang tidak mungkin mati. Apakah itu? Jawabannya adalah aksara Jawa:
  • Ha
  • Ra
  • Nga
Ketiga aksara tersebut sudah memiliki bentuk aksara matinya sendiri, sehingga tidak boleh "dipangku" atau dimatikan dengan tanda "pangkon."



Aksara ha tidak boleh "dipangku" lagi karena jika kita ingin menuliskan huruf mati "h," maka ada aksaranya sendiri atau sandhangannya yang disebut "gajah."

Aksara ra tidak boleh "dipangku" lagi karena jika ingin menuliskan huruf mati  "r," maka ada aksaranya sendiri atau sandhangannya yang disebut "layar."

Aksara nga tidak boleh "dipangku" lagi karena jika ingin menuliskan huruf mati "ng," maka ada aksaranya sendiri atau sandhangannya yang disebut "cecak."

Jadi aksara "ha, ra, dan nga" dalam aksara Jawa mutlak tidak bisa mati.

Bagaimana dengan aksara-aksara lainnya. Secara umum tidak ada aturan yang melarang pemberian pangkon pada aksara selain ketiga aksara di atas. Meskipun demikian, ada juga aksara-aksara lain yang tidak mungkin diberi pangkon, karena tidak ada kata dalam bahasa Jawa yang berakhiran dengan huruf tersebut.

Contohnya adalah aksara ca. Tidak ada kata dalam bahasa Jawa yang berakhiran dengan huruf c.
Aksara nya juga tidak mungkin diberi pangkon, karena tidak ada kata dalam bahasa Jawa yang berakhiran dengan ny.

Aksara-aksara jenis ini bukan tidak dapat mati, melainkan tidak ada kesempatan untuk mematikannya.

Sementara itu, aksara yang umum dipangku misalnya adalah na, ka, dan sa karena banyak kata dalam bahasa Jawa yang berakhiran dengan n dan k. Contohnya adalah dolanan (mainan), katok (celana), dalan (jalan), alas (hutan), dan lain-lain.

Jadi kita boleh menyebutkan bahwa aksara ini bisa mati dan kadang-kadang ada kesempatan untuk mematikannya.

Demikianlah ternyata dalam aksara Jawa terdapat banyak hal menarik.

Minggu, 02 Februari 2014

BUKU SERAT DEWA RUCI DALAM AKSARA JAWA

BUKU SERAT DEWA RUCI DALAM AKSARA JAWA

Ivan Taniputera 

2 Februari 2014




Judul: Serat Dewa Ruci (dalam aksara Jawa)
Penulis: Empu Widayaka
Diterbitkan dan diedarkan oleh Tan Khoen Swie, Kediri, 1929
Jumlah halaman: 56
Bahasa dan aksara Jawa

Pada halaman 3 tertera sebagai berikut:

"Serat Dewa Ruci punika ing ngajeng mawi tembang Kawi sekar ageng, anggitanipun Empu Widayaka ing Nagari Mamenang, inggih ing Kadhiri."

Empu Widayaka wau inggih Ajisaka, timuripun nama Jaka Sangkala, putranipun Empu Anggajali, ibunipun Putri  ing Nagari Najran, tanah Ngarab...."

Terjemahan:

"Serat Dewa Ruci itu asalnya adalah Tembang Kawi sekar ageng, karangan Empu Widayaka di Negeri Mamenang, yang juga berada di Kediri.

Empu Widayaka juga disebut Ajisaka, waktu muda bernama Jaka Sangkala, putera Empu Anggajali, ibunya adalah Putri di Negeri Najran, Tanah Arab...."

Berikut ini adalah contoh halamannya.



Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.