HASIL ANALISA BUNG KARNO BERDASARKAN ZIWEIDOUSHU
Ivan Taniputera
10 Juni 2012
Dalam menelaah Ziweidoushu, maka langkah pertama adalah mengamati terlebih dahulu Sektor Inti atau Jiwa.
Pada sektor Jiwa terdapat bintang Tiantong (Z5) dan Tianliang (F6).
Bintang
Tiantong mempunyai sifat polos seperti anak kecil, selalu berpikir
positif dan dapat menikmati hidup. Setiap berhasil mengatasi satu
kesulitan, kematangan mental dan kesejahteraan turut meningkat satu
tingkat. Pada umumnya, Tiantong tidak dibekali warisan, harus membangun
dari tangan kosong. Tiantong cerdas dan rendah hati, selalu menghindari
kekerasan. Tiantong cenderung boros dan terkesan lemah, mudah
diperlakukan seenaknya oleh orang lain. Tiantong menjunjung nilai luhur
moralitas.
Bintang Tiantong bukan bintang keuangan, dan tidak begitu tergerak mencari uang.
Tianliang
adalah bintang orang tua. Layaknya orang tua, ia pemerhati, suka
menolong, bawel, sering merasa sakit di sana sini, terkesan malas
(lamban), agak menyendiri, sensitif pada situasi dan sering memantau
perkembangan situasi politik, tidak bisa menyelesaikan tuga sekali kerja
dan lain sebagainya. Namun ia merupakan seorang yang patuh dan selalu
melakukan sesuatu sesuai aturan yang ada.
Niatnya membantu orang
lain, membuat dirinya malah sering mendapatkan masalah yang tidak
perlu, tetapi apapun kesulitan yang dihadapinya pada akhirnya selalu
dapat diselesaikannya dengan baik.
Kejujuran dan ketaatannya pada aturan luar biasa.
Seorang Tianliang memiliki bahu yang lebar, punggung yang tebal, jika berlawanan dengan itu berarti jalan hidupnya kurang baik.
Gabungan Tianliang dan Tiantong ditambah Dijie menjadikan seseorang suka berangan-angan dan tidak berpijak pada kenyataan.
Fakta:
Bung Karno memang sering mengalami kesulitan dan selalu dapat
mengatasinya. Sebagai contoh, waktu Beliau ditahan di penjara Sukamiskin
dan mengalami hukuman pengasingan dari pemerintah kolonial Belanda.
Juga sewaktu agresi militer Belanda, Beliau juga ditahan, namun setelah
itu berhasil memimpin kembali negeri ini. Setelah memimpin negeri ini,
Bung Karno pernah mengalami beberapa bahaya besar, seperti Peristiwa
Cikini, dan lain sebagainya.
Dalam biografinya, "Bung Karno
Penyambung Lidah Rakyat Indonesia," karya Cindy Adams, disebutkan bahwa
Bung Karno memang tidak memegang uang.
Jika kita mengingat
kembali peristiwa Rengasdengklok, maka Bung Karno memang cenderung
menghindari kekerasan. Pada mulanya Beliau tidak bersedia terburu-buru
memproklamasikan kemerdekaan. Bahkan Beliau membebaskan penerbang Allan
Pope yang membantu PRRI/ Permesta. Menjelang akhir kekuasaannya, Bung
Karno juga mencegah agar jangan sampai terjadi perang saudara.
Bung
Karno berangan-angan menciptakan masyarakat dunia yang bebas dari
salah satu blok. Karena itulah Beliau mencetuskan gerakan negara-negara
non Blok. Selain itu, Beliau juga banyak membangun monumen di Jakarta.
Salah satunya adalah Monas dan Hotel Indonesia.
Bintang
lainnya adalah Tiankui (As5). Ini merupakan bintang pembantu yang
melambangkan orang yang lebih senior atau lebih tua. Apakah bintang ini
melambangkan H.O.S Cokroaminoto yang merupakan guru politik Bung
Karno?
Bintang Hongluan (Gn1). Ini merupakan bintang
percintaan. Barangkali ini merupakan pertanda bahwa Bung Karno akan
memiliki banyak isteri.
Bintang Tiankong (Ks1). Ini merupakan
bintang yang melambangkan hati lapang dan suka berkhayal. Ini nampaknya
memperkuat kecenderungan Bung Karno yang suka berangan-angan.
Bintang
Jiesha (Pk2). Ini adalah bintang musibah dan penyakit. Pada
kenyataannya, Bung Karno mengidap penyakit malaria yang dideritanya
semasa dalam pengasingan.
Bintang Guchen (Sp1). Ini adalah bintang kesepian. Pada kenyataannya, Bung Karno menghabiskan hidupnya dalam tahanan rumah.
Bintang Tianyue (Sk) adalah bintang yang menandakan penyakit.
Bintang
Santai (M1) ini adalah bintang yang melambangkan panggung. Ini
barangkali menandakan keberhasilan Bung Karno dalam panggung politik
dan merupakan salah satu bintang peningkat status, yang menyukai Z1,
Z3, F6 (Tianliang), F1, F2, dan Z4.
Satu hal lagi yang
menarik adalah bintang-bintang pembantu (As1, As2, As3-U4, As4-U3),
semua berada di sektor teman. Ini menandakan bahwa Beliau banyak
memperoleh bantuan dari sahabat, pendukung, atau pengikutnya. Dengan
demikian mengindikasikan bahwa Beliau cocok terjun dalam dunia politik.
Kini
marilah kita perhatikan Dayun 23-32 yang merupakan sektor pasangan
hidup. Mendapatkan sorotan Gn4 (Xianchi) dan Gn5 (Dahao) dari seberang
(sektor usaha) dan juga Gn 2 (Tianxi) dari sektor Perpindahan. Semua
ini merupakan bintang perjodohan. Sehingga tidak mengherankan Bung
Karno menikah pada dekade tersebut.
Bung Karno menjadi
presiden pada tahun 1945, yakni dekade usia 43-52. Perhatikan bahwa
dekade itu terdapat Taiyin mendapatkan sorotan Taiyang menjadi huaquan
(transformasi kekuasaan) dari sektor seberangnya. Perhatikan lebih
lanjut bahwa Wuwu (tiangan dizi yang menempati sektor Inti bagi dekade
usia 43-52) mengubah Taiyin (F2) menjadi huaquan atau kembali merupakan
transformasi kekuasaan.
Tahun 1945 (Yiyou) akan mengubah
F6 pada sektor Inti Asal menjadi huaquan. Dekade Yiwei (dayun usia
73-82) akan menjadi sektor Inti khusus tahun 1945. Yi juga akan
mengubah Ziwei menjadi huake. Huake sanggup menjadikan terkenal dan
meraih sesuatu yang dikehendakinya.
Keberuntungan Bung
Karno merosot pada dekade (dayun) usia 63-72. Pada dekade tersebut
terdapat bintang pembunuh Tuoluo (Ag2) dan Dikong (Ag6). Batang langit
Bing akan mengubah Lianzhen (Z6) menjadi huaji yang mendatangkan
halangan. Sektor yang terdapat Lianzhen itu akan menjadi Sektor Harta
bagi Dekade usia 63-72. Huaji ini akan menghantam sektor kesehatan
dekade tersebut, sehingga dengan demikian kesehatan akan mengalami
dampaknya. Memang pada dekade tersebut Bung Karno mengalami penyakit
berat yang akhirnya menyebabkan kemangkatan Beliau. Lianzhen adalah
melambangkan darah. Pada kenyataannya Bung Karno memang seharusnya cuci
darah karena ginjalnya sudah tidak berfungsi.