RUMAH TOKO (RUKO) YANG ANGKER
Ivan Taniputera
4 Mei 2014
Ini adalah pertanyaan seorang teman. Ia menanyakan mengenai sederetan toko yang katanya angker, sehingga dijadikan tempat berjualan juga sulit. Konon harus terjadi adu kekuatan antara makhluk halus dengan pemilik ruko. Ada yang mengatakan bahwa pernah terjadi pembantaian sewaktu zaman pemberontakan G30S/PKI. Agar bisnis di ruko-ruko tersebut dapat berhasil, maka katanya harus bekerja sama dengan para makhluk halus, yakni dengan mempersembahkan kemenyan, bunga, dan sesajian lainnya. Dengan demikian, barulah usahanya dapat menjadi laris. Kawan saya menanyakan, apakah sebaiknya tempat itu disucikan dgn jasa para rohaniwan? Sebagai tambahan, lokasi tersebut dekat dengan gedung jasa persemayaman jenazah serta gudang tempat penyimpanan peti jenazah.
Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, saya akan mencoba menggali dan
menyimpulkan dari berbagai sumber, yakni dari apa yang dituturkan oleh
orang-orang tua dulu, belajar dari banyak orang, menggali dari tradisi
berbagai suku bangsa, serta pengalaman pribadi.
Pertama-tama
karena saya penggemar sejarah, jika mendengar bahwa suatu lokasi
katanya pernah menjadi tempat pembantaian, entah itu pembantaian zaman
Belanda, Jepang, atau G30S/PKI, maka saya akan mencoba menggali
sejarahnya terlebih dahulu. Umpamanya adalah melalui dokumen, buku, atau
bertanya dengan orang-orang yang telah lama tinggal di sana. Menurut
hasil pengamatan saya, sebagian besar itu hanyalah mitos yang tidak
benar. Ada yang mengatakan bahwa kemungkinan hal itu hanya kabar angin
dihembuskan oleh orang-orang yang tidak ingin agar lokasi tersebut laku.
Persaingan dalam dunia properti juga sangat ketat, sehingga orang
lantas menggunakan beragam cara.
Jika bukan berasal
dari pembantaian, maka mungkin makhluk-makhluk halus tersebut atau saya
juga biasa menyebutnya energi-energi negatif sudah ada semenjak dahulu.
Memang benar bahwa suatu energi itu perlu kita selaraskan. Jika sudah
diselaraskan, maka akan sanggup mendatangkan dampak yang baik. Namun
jika energi itu tidak selaras, maka dapat memberikan dampak negatif.
Cara menyelaraskan diri dengan energi-energi setempat itu ada berbagai
macam:
a.Memberikan sesajian. Seperti yang telah
diungkapkan di atas, memberikan sesajian adalah salah satu cara
menyelaraskan diri dengan energi negatif tersebut.
b.Membuat
patung sebagai tempat kediaman bagi energi-energi negatif tersebut.
Berbagai suku bangsa membuat patung-patung yang diletakkan di luar desa
mereka sebagai tempat kediaman bagi energi-energi tersebut. Pada
hari-hari tertentu, patung-patung tersebut yang disebut sebagai patung
nenek moyang, diadakan upacara adat. Dengan demikian, mereka telah
menciptakan keselarasan terhadap energi-energi itu.
c.Penyelarasan
dapat pula dilakukan dengan mengadakan upacara keagamaan oleh para
rohaniwan. Intisari upacara keagamaan tersebut sebenarnya bersifat
universal, yakni memohon kekuatan yang lebih tinggi agar menolong kita
menjaga keselarasan terhadap kekuatan-kekuatan atau energi di sekitar
kita.
d.Menggunakan talisman. Bagi yang mempercayainya, maka talisman dapat dipakai sebagai penjaga keselarasan.
Namun
dalam kasus-kasus khusus energi-energi tersebut terlalu mengganggu,
sehingga sulit diselaraskan. Oleh karenanya, dalam menghadapi kasus
seperti ini harus diterapkan dua hal, yakni:
a.Menciptakan
batasan spiritual. Ini hanya dapat dilakukan oleh rohaniwan yang
mumpuni. Intinya adalah menciptakan suatu wilayah masing-masing yang
tidak boleh diseberangi. Dengan kata lain, kita menciptakan suatu
benteng perlindungan yang tidak kasat mata.
b.Memindahkan kekuatan tersebut. Hal ini juga hanya dapat dilakukan oleh rohaniwan yang mumpuni.
Kongdisi
Fengshui juga dapat menciptakan suatu lokasi menjadi dipenuhi oleh
energi yin. Sebagai contoh adalah dekat dengan rumah duka, rumah jagal,
pemakaman, dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat pula arah-arah
tertentu yang juga dapat menarik energi negatif.
Demikian semoga bermanfaat.
Artikel-artikel menarik lainnya silakan bergabung dengan https://www.facebook.com/groups/339499392807581/