PERNYATAAN SIKAP SEORANG WARGA TIONGHOA TERHADAP PENGAKUAN KEDAULATAN REPUBLIK INDONESIA: PIDATO IR. LIEM GHIK DJIEN
Ivan Taniputera
20 Agustus 2014
20 Agustus 2014
Berikut ini saya akan tuliskan kembali naskah pidato Ir. Liem Ghik Djien, wakil administratur Pabrik-Gula Mojoagung, Jawa Timur.
Madiun, 27-12-1949
Pidato Ir. Liem Ghik Djien
berkenaan dengan penjerahan
kedaulatan kepada RIS
MERDEKA!
Paduka Tuan2 jang terhormat!
Saudara2ku semua!
Selaku wakil-administrateur dari Pabrik-Gula MODJOAGUNG, demikian djuga selaku wakil dari Suikerssyndikaat, pada hari jang historisch ini, saja merasa perlu mengeluarkan isi hati saja sebagai sambutan terhadap hari tersebut. Sedangkan Sdr. Lie Hoo Soen pidatonja ditudjukan kepada para pembesar2 dan tamu2 lain-lainnja, maka pidato saja chusus saja tudjukan kepada para pegawai P.G. Redjoagung. Terlebih dahulu perlulah saja sebagai pemimpin pabrik Redjoagung menjampaikan rasa terima kasih kami kepada para tamu2 jang telah mengorbankan waktunja jang berharga untuk menghadliri chadjat pabrik jang ta' lain ta; bukan menghormati hari penjerahan kedaulatan ini.
Selandjutnja, agar dapat dimengerti oleh para kaum pekerdja pabrik, perkenankanlah saja mengeluarkan isi hati saja didalam bahasa Djawa.
Para saderek!
Sampun dipun terangaken dening Saderek Lie Hoo Soen maksudipun chadjat punika. Tjekak aosipun, inggih punika tumut mangeti penjerahan kedaulatan saking tangan Landi dateng Republik Indonesia Serikat, ingkang dipun pimpin dening Bangsa Indonesia pijambak. Kadjawi wonten punika ugi, tumut nenuwun dateng Gusti Allah sageda Negeri Indonesia, ingkang sampun ngalami udjian katah sawa awrat, tansah dipun lindungi dening Pandjenenganipun, sahingga ing tembe lantjar pembangunipun. Persatuan kita tansah kokoh, tebih saking rintangan. Amargi saking kokohing persatuan kita anggenipun nglampahaken kewadjiban kita temtu katah hasilipun. Negari Indonesia, ingkang sampun misuwur loh djinawi saged sentosa lan kijat. Punika tjekak aosipun pidatonipun Saderek kita Lie Hoo Soen.
Terjemahan:
Saudara-saudara sekalian!
Telah dijelaskan oleh Saudara Lie Hoo Soen, maksud peringatan ini. Singkatnya, yakni turut memperingati penyerahan kedaulatan dari tangan Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, yang dipimpin oleh Bangsa Indonesia sendiri. Selain itu, juga turut memohon kepada Tuhan agar Negara Indonesia, yang telah mengalami banyak ujian berat, dapat dilindungi olehNya, sehingga lancar pembangunannya. Persatuan kita menjadi kuat, dijauhkan dari hambatan. Karena begitu kokohnya persatuan kita dalam menjalankan kewajiban, tentu hasilnya akan banyak. Negara Indonesia, yang telah tersohor akan kemakmurannya dapat hidup sentausa dan kuat. Demikianlah secara singkat isi pidato Saudara kita Lie Hoo Soen.
Sapunika Negari kita sampun merdeka. Awrat tanggel-djawat kita wiwit dinten punika. Revolutie sampun gantos dados evolutioe. Kalawan sakedik, ananging teratur, kita mbangun Negari kita. Sagedipun kita ambangun kalawan sae, manawi bangsa Indonesia saha warga Indonesia sanesipun insjaf lan mangertos saestu kewadjibanipun. Kita kedah aningalaken dateng Dunia Luar, manawi kita saged ngopeni kamerdekaan! Punika anggadahi teges, manawi kita saged ndjagi pijambak keamananipun Negari kita. Amargi keamanan, sadaja lumampah teratur! Sumber2 kangge ambangun katah. Ananging punapa sumber-sumber punika saged kita ginakaken kangge mbangun Negari, manawi kita kaum pekerdja taksih nggadahi djiwa-koloniaal? Ingkang dipun wastani djiwa koloniaal inggih punika, kirang akalipun utawi iniatiatievipun, njambut damel sapurun-purunipun, boten teratur.
Terjemahan:
Sekarang negara kita sudah merdeka. Berat tanggung jawab kita semenjak hari itu. Revolusi telah diganti menjadi evolusi. Meskipun sedikit, tetapi teratur, kita membangun negara kita. Kita akan sanggup membangun dengan baik, jika bangsa Indonesia dan warga Indonesia lainnya insyaf dan memahami kewajibannya dengan benar. Kita harus memperhatikan Dunia Luar, jika kita sanggup memelihara kemerdekaan! Itu mengandung ketegasan bahwa kita sanggup menjaga sendiri kemanan negeri kita. Karena adanya keamananlah, segalanya berjalan teratur! Sumber-sumber daya untuk membangun banyak jumlahnya. Namun apakah sumber-sumber tersebut dapat kita gunakan membangun negara, jika kita kaum pekerja masih mempunyai jiwa kolonial? Yang disebut jiwa kolonial yaitu kurang akal atau inisiatifnya, bekerja seenaknya sendiri, tidak teratur.
Salebetipun perdjoangan kamerdekaan tentara kita T.N.I kalijan pemuda-pemudanipun anggenipun nglabuhi Negari ngantos djiwanipun dipun korbanaken! Berkat korban2 punika kita merdika. Sapunika gantos kaum pekerdja ingkang ambanting tulang, tjantjut tali-wanda kangge pembangunan. Kita sebagai pemimpin para pekerja, sampun njontoni, kados pundi anglampahaken pedamelan kita miturut kekeluargaan. Kosok wangsulipun, kula suwun, sageda sampejan sedaja mangertos tudjuan kita. Manawi wonten ingkang dados pitaken nan perkawis padamelan, penghargaan utawi sanes-sanesipun sageda nglahiraken dateng pemimpinipun, ingkang dipun anggep kados bapak sampejan sadaja.
Terjemahan:
Memasuki masa perjuangan kemerdekaan, tentara kita T.N.I bersama para pemuda dalam membela negara hingga mengorbankan jiwanya! Berkat korban-korban tersebut kita merdeka. Semenjak saat itu, giliran kaum pekerja yang membanting tulang, bekerja keras bagi pembangunan. Kita sebagai pemimpin para pekerja, telah memberi contoh, bagaimana menjalankan pekerjaan berdasarkan kekeluargaaan. Sebagai balasannya, saya meminta agar kalian semua dapat memahami tujuan kita. Apabila ada yang menjadi pertanyaan dan masalah dalam pekerjaan, penghargaan atau lainnya dapatlah menyampaikannya pada para pimpinan, yang dapat dianggap sebagai ayah kalian semua.
Salebetipun minggu punika ing ngriki nembe kedadosan ingkang njedihaken.
Makaten punika sageda sampun ngantos kedadosan malih, amargi sikap para pekerdja ingkang makaten wau nglingsemaken, njata manawi para sederek dereng mangertos kewadjibanipun sebagai pegawai Negara ingkang merdika. Ing mangira kita tansah ngatingalaken goodwill utawi pikadjeng ingkang sahe!
Manawi makaten saladjengipun, kedah para saderek mangertos akibatipun!
1. Pabrik mboten saged mlampah. Kabetahan ra'jat boten saged dipun tjekapi.
2.Kawontenanipun ekonomis keluarga para pekerdja kotjar-katjir.
3. Dunia luar anggudjeng, amargi dipun reh dening bangsanipun pijambak, ekonomis lumpuh, amargi pemogokan.
Terjemahan:
Memasuki minggu ini baru saja terjadi hal menyedihkan.
Hal itu dapat terjadi kembali, karena sikap para pekerja yang lalai, secara nyata menunjukkan bahwa saudara sekalian belum memahami kewajibannya sebagai pegawai negara yang merdeka. Oleh karenanya, kita perlu memperlihatkan goodwill atau niat yang baik! Apabila seperti itu terus menerus, saudara-saudara sekalian akan memahami akibatnya!
1.Pabrik tidak dapat berjalan. Kebutuhan rakyat tidak sanggup dicukupi.
2. Kebutuhan ekonomi keluarga para pekerja akan morat marit.
3.Dunia luar akan menggunjingkan karena dicelakai oleh bangsanya sendiri, ekonomi menjadi lumpuh, karena pemogokan.
Ingkang punika kersaha para saderek menggalih. Sampun ngantos dening hawa nafsunipun pijambak saha kapikat dening asutan ingkang boten maton, sahingga para saderek lan nagari dados korban!
Sageda para saderek ambedakaken antawisipun ingkang sehat, saha ingkang boten!
Kita boten bade mbaguguk nguta waton, manawi punapa ingkang dipun pikadjengaken para saderek maton, amargi kita salebetipun kamerdekaan ngatur sadaja-sadajanipun miturut kakeluargaan. Sang Bapak boten bade damel tjilakanipun anak-anakipun.
Ingkang punika, para saderek kersaha ngrenungaken, kersaha manggalih ingkang lebet, sebagai pekerdja utawi berah, nglampahaken kewadjinipun sebagai:
1. Pembangun Negara
2. Bapak keluarga
Terjemahan:
Oleh karenanya, harap saudara-saudara bersedia menerimanya. Karena hawa nafsunya sendiri terpikat oleh hasutan yang tidak patut, sehingga saudara-saudara dan negara yang menjadi korban!
Harap saudara-saudara sekalian membedakan antara yang sehat dan tidak!
Kita tidak akan bersikeras tidak memperkenankan, apabila yang diharapkan saudara-saudara sekalian itu sesuatu yang patut, karena setelah memasuki kemerdekaan kita mengatur seluruhnya berdasarkan kekeluargaan. Sang Bapak tidak akan mencelakai anak-anaknya.
Oleh karenanya, saudara-saudara sekalian harap bersedia merenungkan, harap bersedia menerima yang masuk akal, sebagai pekerja atau buruh, menjalankan kewajibannya sebagai:
1. Pembangun negara
2.Bapak keluarga
Sageda para pekerdja Pabrik Redjoagung, sebagai petjinta bangsa, nglampahaken kewadjibanipun miturut rail ingkang lurus, sehingga saged dipun pameraken dateng sanes-sanesanipun minangka tjonto. Punika ingkang dados idam-idamanipun kita sebagai pemimpin, sebagai Bapakipun para saderek sadaja. Minangka penutup kula adjengaken andjuran punika:
Terjemahan:
Para pekerja Pabrik Rejoagung agar bersedia, sebagai pecinta bangsa, menjalankan kewajibannya menurut rel yang lurus, sehingga dapat diperlihatkan kepada yang lain-lainnya sebagai teladan. Demikianlah yang menjadi harapan kami sebagai pemimpin, sebagai Bapak saudara-saudara sekalian. Sebagai penutup saya akan utarakan anjuran tersebut:
Bangun, bangun, bangun!
Marilah kita menjusun,
Tenaga pekerdja segiat-giatnja
Bagi kesedjahteraan Indonesia-Merdeka.
Apakah kehendak Ibu Pertiwi?
Ta' lain ta' bukan, dengan diciplin berbakti.
Ribuan telah mendjadi korban.
Didalam perdjoangan kemerdekaan.
Para pekerdja berdosa,
Djika ta' merobah sikap dan djiwa.
Tunduk pada asutan jang ta' sehat,
Ta' mempedulikan, Negara harus madju pesat.
Kembali lagi kepada bahgasa Indonesia dengan sjair ini, maka sekali lagi, saja harap-harapkan, dapatnja pertemuan peringatan penjerahan kedaulatan pada hari ini, memberi djiwa baru kepada kita semua. Djiwa jang djauh dari pengaruh pendjadjahan, djiwa jang menudju sehatnja Negara Indonesia, jang ibaratnja djabang baji jang baru lahir, hilang dari sawan-sawannja, mendjelma kemudian mendjadi pemuda gagah perkasa.
Sekianlah
Liem Ghik Djien
Artikel-artikel menarik lainnya silakan bergabung dengan: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/
Madiun, 27-12-1949
Pidato Ir. Liem Ghik Djien
berkenaan dengan penjerahan
kedaulatan kepada RIS
MERDEKA!
Paduka Tuan2 jang terhormat!
Saudara2ku semua!
Selaku wakil-administrateur dari Pabrik-Gula MODJOAGUNG, demikian djuga selaku wakil dari Suikerssyndikaat, pada hari jang historisch ini, saja merasa perlu mengeluarkan isi hati saja sebagai sambutan terhadap hari tersebut. Sedangkan Sdr. Lie Hoo Soen pidatonja ditudjukan kepada para pembesar2 dan tamu2 lain-lainnja, maka pidato saja chusus saja tudjukan kepada para pegawai P.G. Redjoagung. Terlebih dahulu perlulah saja sebagai pemimpin pabrik Redjoagung menjampaikan rasa terima kasih kami kepada para tamu2 jang telah mengorbankan waktunja jang berharga untuk menghadliri chadjat pabrik jang ta' lain ta; bukan menghormati hari penjerahan kedaulatan ini.
Selandjutnja, agar dapat dimengerti oleh para kaum pekerdja pabrik, perkenankanlah saja mengeluarkan isi hati saja didalam bahasa Djawa.
Para saderek!
Sampun dipun terangaken dening Saderek Lie Hoo Soen maksudipun chadjat punika. Tjekak aosipun, inggih punika tumut mangeti penjerahan kedaulatan saking tangan Landi dateng Republik Indonesia Serikat, ingkang dipun pimpin dening Bangsa Indonesia pijambak. Kadjawi wonten punika ugi, tumut nenuwun dateng Gusti Allah sageda Negeri Indonesia, ingkang sampun ngalami udjian katah sawa awrat, tansah dipun lindungi dening Pandjenenganipun, sahingga ing tembe lantjar pembangunipun. Persatuan kita tansah kokoh, tebih saking rintangan. Amargi saking kokohing persatuan kita anggenipun nglampahaken kewadjiban kita temtu katah hasilipun. Negari Indonesia, ingkang sampun misuwur loh djinawi saged sentosa lan kijat. Punika tjekak aosipun pidatonipun Saderek kita Lie Hoo Soen.
Terjemahan:
Saudara-saudara sekalian!
Telah dijelaskan oleh Saudara Lie Hoo Soen, maksud peringatan ini. Singkatnya, yakni turut memperingati penyerahan kedaulatan dari tangan Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, yang dipimpin oleh Bangsa Indonesia sendiri. Selain itu, juga turut memohon kepada Tuhan agar Negara Indonesia, yang telah mengalami banyak ujian berat, dapat dilindungi olehNya, sehingga lancar pembangunannya. Persatuan kita menjadi kuat, dijauhkan dari hambatan. Karena begitu kokohnya persatuan kita dalam menjalankan kewajiban, tentu hasilnya akan banyak. Negara Indonesia, yang telah tersohor akan kemakmurannya dapat hidup sentausa dan kuat. Demikianlah secara singkat isi pidato Saudara kita Lie Hoo Soen.
Sapunika Negari kita sampun merdeka. Awrat tanggel-djawat kita wiwit dinten punika. Revolutie sampun gantos dados evolutioe. Kalawan sakedik, ananging teratur, kita mbangun Negari kita. Sagedipun kita ambangun kalawan sae, manawi bangsa Indonesia saha warga Indonesia sanesipun insjaf lan mangertos saestu kewadjibanipun. Kita kedah aningalaken dateng Dunia Luar, manawi kita saged ngopeni kamerdekaan! Punika anggadahi teges, manawi kita saged ndjagi pijambak keamananipun Negari kita. Amargi keamanan, sadaja lumampah teratur! Sumber2 kangge ambangun katah. Ananging punapa sumber-sumber punika saged kita ginakaken kangge mbangun Negari, manawi kita kaum pekerdja taksih nggadahi djiwa-koloniaal? Ingkang dipun wastani djiwa koloniaal inggih punika, kirang akalipun utawi iniatiatievipun, njambut damel sapurun-purunipun, boten teratur.
Terjemahan:
Sekarang negara kita sudah merdeka. Berat tanggung jawab kita semenjak hari itu. Revolusi telah diganti menjadi evolusi. Meskipun sedikit, tetapi teratur, kita membangun negara kita. Kita akan sanggup membangun dengan baik, jika bangsa Indonesia dan warga Indonesia lainnya insyaf dan memahami kewajibannya dengan benar. Kita harus memperhatikan Dunia Luar, jika kita sanggup memelihara kemerdekaan! Itu mengandung ketegasan bahwa kita sanggup menjaga sendiri kemanan negeri kita. Karena adanya keamananlah, segalanya berjalan teratur! Sumber-sumber daya untuk membangun banyak jumlahnya. Namun apakah sumber-sumber tersebut dapat kita gunakan membangun negara, jika kita kaum pekerja masih mempunyai jiwa kolonial? Yang disebut jiwa kolonial yaitu kurang akal atau inisiatifnya, bekerja seenaknya sendiri, tidak teratur.
Salebetipun perdjoangan kamerdekaan tentara kita T.N.I kalijan pemuda-pemudanipun anggenipun nglabuhi Negari ngantos djiwanipun dipun korbanaken! Berkat korban2 punika kita merdika. Sapunika gantos kaum pekerdja ingkang ambanting tulang, tjantjut tali-wanda kangge pembangunan. Kita sebagai pemimpin para pekerja, sampun njontoni, kados pundi anglampahaken pedamelan kita miturut kekeluargaan. Kosok wangsulipun, kula suwun, sageda sampejan sedaja mangertos tudjuan kita. Manawi wonten ingkang dados pitaken nan perkawis padamelan, penghargaan utawi sanes-sanesipun sageda nglahiraken dateng pemimpinipun, ingkang dipun anggep kados bapak sampejan sadaja.
Terjemahan:
Memasuki masa perjuangan kemerdekaan, tentara kita T.N.I bersama para pemuda dalam membela negara hingga mengorbankan jiwanya! Berkat korban-korban tersebut kita merdeka. Semenjak saat itu, giliran kaum pekerja yang membanting tulang, bekerja keras bagi pembangunan. Kita sebagai pemimpin para pekerja, telah memberi contoh, bagaimana menjalankan pekerjaan berdasarkan kekeluargaaan. Sebagai balasannya, saya meminta agar kalian semua dapat memahami tujuan kita. Apabila ada yang menjadi pertanyaan dan masalah dalam pekerjaan, penghargaan atau lainnya dapatlah menyampaikannya pada para pimpinan, yang dapat dianggap sebagai ayah kalian semua.
Salebetipun minggu punika ing ngriki nembe kedadosan ingkang njedihaken.
Makaten punika sageda sampun ngantos kedadosan malih, amargi sikap para pekerdja ingkang makaten wau nglingsemaken, njata manawi para sederek dereng mangertos kewadjibanipun sebagai pegawai Negara ingkang merdika. Ing mangira kita tansah ngatingalaken goodwill utawi pikadjeng ingkang sahe!
Manawi makaten saladjengipun, kedah para saderek mangertos akibatipun!
1. Pabrik mboten saged mlampah. Kabetahan ra'jat boten saged dipun tjekapi.
2.Kawontenanipun ekonomis keluarga para pekerdja kotjar-katjir.
3. Dunia luar anggudjeng, amargi dipun reh dening bangsanipun pijambak, ekonomis lumpuh, amargi pemogokan.
Terjemahan:
Memasuki minggu ini baru saja terjadi hal menyedihkan.
Hal itu dapat terjadi kembali, karena sikap para pekerja yang lalai, secara nyata menunjukkan bahwa saudara sekalian belum memahami kewajibannya sebagai pegawai negara yang merdeka. Oleh karenanya, kita perlu memperlihatkan goodwill atau niat yang baik! Apabila seperti itu terus menerus, saudara-saudara sekalian akan memahami akibatnya!
1.Pabrik tidak dapat berjalan. Kebutuhan rakyat tidak sanggup dicukupi.
2. Kebutuhan ekonomi keluarga para pekerja akan morat marit.
3.Dunia luar akan menggunjingkan karena dicelakai oleh bangsanya sendiri, ekonomi menjadi lumpuh, karena pemogokan.
Ingkang punika kersaha para saderek menggalih. Sampun ngantos dening hawa nafsunipun pijambak saha kapikat dening asutan ingkang boten maton, sahingga para saderek lan nagari dados korban!
Sageda para saderek ambedakaken antawisipun ingkang sehat, saha ingkang boten!
Kita boten bade mbaguguk nguta waton, manawi punapa ingkang dipun pikadjengaken para saderek maton, amargi kita salebetipun kamerdekaan ngatur sadaja-sadajanipun miturut kakeluargaan. Sang Bapak boten bade damel tjilakanipun anak-anakipun.
Ingkang punika, para saderek kersaha ngrenungaken, kersaha manggalih ingkang lebet, sebagai pekerdja utawi berah, nglampahaken kewadjinipun sebagai:
1. Pembangun Negara
2. Bapak keluarga
Terjemahan:
Oleh karenanya, harap saudara-saudara bersedia menerimanya. Karena hawa nafsunya sendiri terpikat oleh hasutan yang tidak patut, sehingga saudara-saudara dan negara yang menjadi korban!
Harap saudara-saudara sekalian membedakan antara yang sehat dan tidak!
Kita tidak akan bersikeras tidak memperkenankan, apabila yang diharapkan saudara-saudara sekalian itu sesuatu yang patut, karena setelah memasuki kemerdekaan kita mengatur seluruhnya berdasarkan kekeluargaan. Sang Bapak tidak akan mencelakai anak-anaknya.
Oleh karenanya, saudara-saudara sekalian harap bersedia merenungkan, harap bersedia menerima yang masuk akal, sebagai pekerja atau buruh, menjalankan kewajibannya sebagai:
1. Pembangun negara
2.Bapak keluarga
Sageda para pekerdja Pabrik Redjoagung, sebagai petjinta bangsa, nglampahaken kewadjibanipun miturut rail ingkang lurus, sehingga saged dipun pameraken dateng sanes-sanesanipun minangka tjonto. Punika ingkang dados idam-idamanipun kita sebagai pemimpin, sebagai Bapakipun para saderek sadaja. Minangka penutup kula adjengaken andjuran punika:
Terjemahan:
Para pekerja Pabrik Rejoagung agar bersedia, sebagai pecinta bangsa, menjalankan kewajibannya menurut rel yang lurus, sehingga dapat diperlihatkan kepada yang lain-lainnya sebagai teladan. Demikianlah yang menjadi harapan kami sebagai pemimpin, sebagai Bapak saudara-saudara sekalian. Sebagai penutup saya akan utarakan anjuran tersebut:
Bangun, bangun, bangun!
Marilah kita menjusun,
Tenaga pekerdja segiat-giatnja
Bagi kesedjahteraan Indonesia-Merdeka.
Apakah kehendak Ibu Pertiwi?
Ta' lain ta' bukan, dengan diciplin berbakti.
Ribuan telah mendjadi korban.
Didalam perdjoangan kemerdekaan.
Para pekerdja berdosa,
Djika ta' merobah sikap dan djiwa.
Tunduk pada asutan jang ta' sehat,
Ta' mempedulikan, Negara harus madju pesat.
Kembali lagi kepada bahgasa Indonesia dengan sjair ini, maka sekali lagi, saja harap-harapkan, dapatnja pertemuan peringatan penjerahan kedaulatan pada hari ini, memberi djiwa baru kepada kita semua. Djiwa jang djauh dari pengaruh pendjadjahan, djiwa jang menudju sehatnja Negara Indonesia, jang ibaratnja djabang baji jang baru lahir, hilang dari sawan-sawannja, mendjelma kemudian mendjadi pemuda gagah perkasa.
Sekianlah
Liem Ghik Djien
Artikel-artikel menarik lainnya silakan bergabung dengan: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/