PERTANDA ZAMAN: MEMAKNAI SEEKOR KEPITING HANCUR
Ivan Taniputera
20 Desember 2014
Saat
sedang berjalan di suatu tempat, tiba-tiba saya menemukan tubuh
kepiting yang telah hancur seperti gambar di bawah ini. Mungkin kepiting
itu tergilas mobil saat hendak menyeberang jalan atau diserang hewan
lain. Apakah semua ini merupakan pertanda zaman yang hendak memberikan
pelajaran pada kita?
Saya
percaya bahwa alam ini senantiasa mengajarkan sesuatu pada kita. Alam
tanpa henti senantiasa memberikan pertanda dan pelajaran pada kita.
Sesungguhnya alam itu merupakan "buku pelajaran" yang tidak pernah
kering. Namun hanya orang yang peka, waspada, dan halus perasaannya
saja, yang sanggup menarik pelajaran dari alam. Sebenarnya, segala
fenomena adalah sebuah "pertanda." Bukankah segala sesuatu di jagad raya
ini saling berkaitan satu sama lain, seperti sebuah jaring tak bertepi
atau tepinya di luar pemahaman kita selaku umat manusia? Jika kita
menggetarkan suatu bagian saja dalam jaring sangat besar tersebut, maka
getarannya akan merambat ke seluruh bagian jaring. Gelombangnya akan
terus merambat. Oleh karenanya, jika kita merasakan adanya suatu
getaran, maka dapat menyimpulkan bahwa ada sesuatu atau seseorang yang
menggetarkan salah satu bagian jaring tersebut. Satu fenomena akan
mencerminkan fenomena lainnya secara tak hingga. Segala sesuatu terkait
secara rumit. Ini adalah sesuatu yang masuk akal.
Ingat Butterfly Effect atau efek kupu-kupu.
Begitu
pula, seekor kepiting mati dengan tubuh hancur yang tergeletak di jalan
tentunya bukan tanpa makna. Bisa jadi ia mencerminkan suatu fenomena
lain. Itulah sebabnya kita perlu menafsirkannya dengan akal dan juga
kehalusan batin kita. Saya merasa bahwa kepiting dengan tubuh hancur itu
melambangkan bahwa sekarang sudah tiba masanya dimana orang-orang yang
jahat dan korup akan mengalami kehancurannya. Ia tidak akan tahan
melawan gilasan mobil kebenaran. Tiada gunanya lagi mencoba melawan
gilasan mobil kebenaran yang sangat kuat tersebut. Tanda-tanda keadilan
alam akan mulai muncul.
Orang-orang yang tidak
jujur dan selalu berupaya melanggar hukum alam demi kepentingan beserta
keserakahannya sendiri ibaratnya adalah kepiting yang selalu berjalan
miring. Namun kini gilasan amukan alam mulai menimpa mereka. Nampak
bahwa capit kepiting yang telah mati tersebut dalam keadaan hancur.
Artinya capit yang biasa dipergunakan untuk melukai serta menindas insan
lain akan hancur dan bersamaan dengan itu mereka secara keseluruhan
akan mengalami kemusnahannya. Bila kita perhatikan, maka sebagian kaki
kepiting juga telah hancur. Ini berarti kemampuan mereka akan berkurang
secara drastis. Ruang gerak mereka akan semakin sempit oleh terpaan
angin kebenaran. Akhirnya mereka tiada sanggup berkutik lagi dan
hancur.
Semoga dengan hancurnya kepiting yang
melambangkan angkara muka tersebut negara kita secara khusus dan dunia
ini pada umumnya akan semakin baik.
Kita juga akan
berterima kasih pada kepiting tersebut, karena bagaimanapun juga ia
mengajarkan pada kita bahwa tidak ada sesuatu pun yang kekal. Segala
sesuatu senantiasa akan berakhir.
Tentu saja
penafsiran saya ini bukanlah satu-satunya tafsiran atau pemaknaan yang
benar. Tiap orang berhak menafsirkan atau memaknainya seturut pemahaman
masing-masing. Saya hanya mencoba memaknainya sejauh yang saya sanggup.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, metafisika, dan lain-lain, silakan kunjungi: