BUKU SAN MIN CHU I KARYA DR. SUN YAT SEN
Ivan Taniputera
26 November 2012
Hari ini saya beruntung mendapatkan buku berjudul San Min Chu I yang
merupakan terjemahan bahasa Inggris bagi buku karya Dr. Sun Yat Sen.
Data buku adalah sebagai berikut:
Judul: San Min Chu I
Penulis: Dr. Sun Yat Sen
Penerjemah: Frank W. Price
Penyunting: L.T. Chen.
Penerbit: The Commercial Press Limited, Shanghai, China, 1928.
Jumlah halaman: 514.
Buku ini dibuka dengan wasiat Dr. Sun Yat Sen bagi rakyat Tiongkok:
"Selama empat puluh tahun aku telah mengabdikan dirku bagi revolusi
rakyat dengan hanya satu tujuan, yakni mengangkat Tiongkok menuju
kemerdekaan dan persamaan di antara bangsa-bangsa lainnya. Pengalaman
saya selama empat puluh tahun ini telah meyakinkan saya bahwa demi
mencapai tujuan ini kita harus membangkitkan kesadaran di antara rakyat
kita dan melibatkan diri kita dalam perjuangan bersama warga dunia
lainnya yang memperlakukan kita atas dasar persamaan.
Revolusi belumlah paripurna. Marilah rekan-rekan mengikuti "Rencana
Bagi Pembangunan Kembali Nasional," "Dasar-dasar Pembangunan Kembali
Bangsa," "Tiga Azas Rakyat," dan "Manifesto," yang dikeluarkan oleh
Konvesi Nasional Pertama partai kita, dan berjuang dengan tulus
mewujudkannya hingga tuntas. Di atas semua itu, seruan kita saat ini
bagi Persatuan Nasional dan penghapusan perjanjian timpang hendaknya
dilangsungkan secepat mungkin. Inilah permohonanku yang paling tulus
pada kalian."
Ditanda-tangani oleh Sun Wen,
11 Maret 1925
Ditulis pada tanggal 25 Februari 1925.
Bagian selanjutnya adalah sekilas riwayat hidup Dr. Sun Yat Sen.
Beliau dilahirkan pada tanggal 12 November 1866 di desa kecil dekat
Hsiangshan, Provinsi Guangdong. Namun karena telah banyak buku dan
tulisan yang membahas mengenai riwayat Dr. Sun, maka bagian ini kita
lewati saja. Buku ini sangat bermanfaat dalam mengulas pemikiran politik
Dr. Sun.
Struktur buku ini adalah sebagai berikut:
BAGIAN I berjudul "Prinsip Nasionalisme," yang dibagi menjadi enam pelajaran.
BAGIAN II berjudul "Prinsip Demokrasi," yang juga dibagi menjadi enam pelajaran.
BAGIAN III berjudul "Prinsip Penghidulan," yang dibagi menjadi empat pelajaran.
Pada pelajaran pertama, Dr. Sun memberikan pengantar mengenai San Min Chu I atau tiga azas rakyatnya:
"Tuan-tuan, saya hadir hari ini guna memberitahukan pada Anda
mengenai Tiga Azas Rakyat. Apakah Tiga Azas tersebut? Berdasarkan
definisinya yang paling sederhana, itu adalah prinsip demi keselamatan
bangsa kita. Apakah yang dimaksud prinsip itu? Ia adalah sebuah gagasan,
keyakinan, dan sebuah kekuatan. Apabila seseorang mempelajari intisari
permasalahan, sebuah gagasanlah yang pertama kali muncul; begitu gagasan
tersebut semakin jelas, timbul keyakinan; dan dari keyakinan itu
terlahir kekuatan. Jadi sebuah prinsip harus diawali dengan sebuah
gagasan, gagasan menghasilkan keyakinan, dan keyakinan pada gilirannya
melahirkan kekuatan..." (halaman 3-4).
Dr. Sun membahas prinsip Nasionalisme sebagai berikut:
"Apakah prinsip nasionalisme itu? Dengan menengok sejarah kehidupan
sosial dan tradisi bangsa Tionghoa, saya akan mengatakan secara ringkas
bahwa Prinsip Nasionalisme setara dengan "doktrin mengenai negara."
Bangsa Tionghoa telah memperlihatkan loyalitas terbesar terhadap
keluarga dan klan, sehingga di Tiongkok terdapat keluarga-isme dan
klan-isme, namun tiada nasionalisme sejati." (halaman 4-5)
Dr. Sun menyatakan bahwa bangsa asing memandang bangsa Tionghua
sebagai butiran-butiran pasir yang terpisah, karena bangsa Tionghoa
memiliki kesetiaan kuat pada keluarga dan klan atau kelompok, namun
tidak pada suatu bangsa (nation). Tentu saja keluarga dan klan memiliki
semangat pemersatu, namun hanya berhenti sampai di situ saja.
"Persatuan bangsa Tionghoa hanya berhenti pada klan saja dan tidak diperluas pada bangsa." (halaman 5).
Mengenai model demokrasi yang hendaknya dianut bangsa Tionghoa, Dr. Sun berpandangan sebagai berikut:
"Sebagaimana yang saya katakan di pelajaran sebelumnya, Eropa dan
Amerika belumlah menggali sampai ke dasar dalam pembelajaran mereka
terkait probleh demokrasi, dan akibatnya rakyat terlibat dalam konflik
sehari-hari dengan pemerintah mereka. Kekuatan demokrasi itu baru, namun
perlengkapan demokrasi merupakan barang lama. Jikalau kita ingin
memecahkan kesulitan-kesulitan dalam demokrasi, kita perlu menciptakan
mesin lainnya, mesin yang baru, berdasarkan prinsip bahwa kekuasaan dan
kemampuan merupakan dua hal berbeda. Mesin modern yang efisien dan
tangguh dioperasikan oleh manusia yang sanggup menghidupkan dan
mematikannya sekehendak hati. Orang Barat telah menciptakan penemuan
lengkap dalam bidang permesinan namun penemuan-penemuan yang sangat tak
sempurna dalam hal pemerintahan. Jikalau kita ingin menciptakan
perubahan sepenuhnya dalam pemerintahan, kita tak memiliki model atau
teladan yang akan diikuti, melainkan harus menciptakannya sendiri.
Apakah kita sanggup melakukannya? Semenjak pemberontakan Boxer, Bangsa
Tionghoa telah sepenuhnya kehilangan rasa percaya diri mereka. Sikap
masyarakat adalah memiliki keyakinan total terhadap negara-negara asing
dan tak meyakini dirinya sendiri. Bahwa mereka hendaknya menciptakannya
sendiri atau melakukan penemuan asli seolah-olah merupakan sesuatu yang
mustahil bagi mereka." (halaman 336-337).
Bagi yang berminat dan memerlukan foto kopinya silakan menghubungi ivan_taniputera@yahoo.com
Bagi yang berminat dan memerlukan foto kopinya silakan menghubungi ivan_taniputera@yahoo.com