SŪTRA YANG DISABDAKAN BUDDHA MENGENAI [AKIBAT] TIDAK MENJAGA PIKIRAN
Apramāda Sūtra
佛說不自守意經
Foshuō buzìshǒuyì jīng
Taisho Tripitaka 107
Jilid 2
吳月支優婆塞支謙譯
Diterjemahkan dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Mandarin oleh Upasaka Chiqian.
Diterjemahkan dari bahasa Mandarin ke dalam bahasa Indonesia oleh Ivan Taniputera.
Jasa pahala terjemahan ini dilimpahkan pada Empat Permata.
Dilarang menyebarluaskan sebagian atau seluruh terjemahan ini tanpa seizin penerjemah. Jika telah mendapatkan izin untuk disebarluaskan maka tidak boleh menambah atau mengurangi apa pun yang terdapat di terjemahan ini dari awal sampai akhir, dan linknya harus tetap dicantumkan. Tidak boleh mengubah apa pun sebagaimana yang tercantum di sini. Mengambil tanpa izin berarti mencuri dan akan menjerumuskan pada karma buruk (akusala karma) serta alam-alam penderitaan. Kita hendaknya tidak merendahkan diri kita sendiri sebagai pencuri.
Kritik dan saran membangun untuk kesempurnaan terjemahan diterima dengan senang hati.
Naskah berbahasa Mandarin diambil dari cbeta.org.
CATATAN: Merupakan padanan bagi Pamādavihārīsutta (Saṁyutta Nikāya 35.97) di Kanon Pali.
聞如是:
Wén rúshì:
DEMIKIANLAH YANG TELAH KUDENGAR:
一時,佛在舍衛國祇樹給孤獨園,佛告諸比丘,比丘應:「唯然。」佛言:「聽說自守亦不自守。」比丘便叉手從佛聽。
Yīshí,Fo zài shě wèi guó qí shù gěi gūdú yuán,Fo gào zhū bǐqiū, bǐqiū yīng:`Wéi rán.'Fo yán:`Tīng shuō zì shǒu yì bù zì shǒu.'Bǐqiū biàn chā shǒu cóng Fo tīng.
Pada suatu ketika , Buddha berada di negeri Śrāvastī, yakni di Taman Anāthapiṇḍada. Buddha memberitahu seluruh biksu dan para biksu menjawab, “Baik." Buddha berkata, "Dengarlah Dharma mengenai menjaga dan tidak menjaga pikiran.” Para biksu merangkapkan tangan mereka dan mendengarkan apa yang disabdakan Buddha.
佛告比丘:「幾因緣不自守?若眼根不閉守,若眼墮色識意便泆,已意泆便更苦,已更苦便不得定意,已不得定意便不知至誠,如有已不知便不見如有,已不知已不見如有,便不捨結亦不度疑,已不捨結不度疑,便屬他因緣,異知已異知,便苦不安隱。如是說,耳亦爾、鼻亦爾、口亦爾、身亦爾、意亦爾,如是行名為不自守。」
Fo gào bǐqiū:`Jǐ yīnyuán bù zì shǒu? Ruò yǎn gēn bù bì shǒu, ruò yǎn duò sè shí yì biàn yì, yǐ yì yì biàn gèng kǔ, yǐ gèng kǔ biàn bùdé dìng yì, yǐ bùdé dìng yì biàn bùzhī zhìchéng, rú yǒu yǐ bùzhī biàn bùjiàn rú yǒu, yǐ bùzhīyǐ bùjiàn rú yǒu, biàn bù shě jié yì bù dù yí, yǐ bù shě jié bù dù yí, biàn shǔ tā yīnyuán, yì zhī yǐ yì zhī, biàn kǔ bù'ān yǐn. Rúshì shuō, ěr yì ěr, bí yì ěr, kǒu yì ěr, shēn yì ěr, yì yì ěr, rúshì xíng míng wéi bù zì shǒu.'
Buddha berkata kepada para biksu, “Apakah akibat tidak menjaga kesadaran diri sendiri? Jikalau tidak menjaga penglihatan, maka sewaktu penglihatan dicemari oleh persepsi terkait rūpa, pikiran akan menjadi kacau. Apabila pikiran kacau, maka akan timbul penderitaan. Bila terdapat penderitaan, maka tidak akan sanggup memasuki samādhi. Jika tidak sanggup memasuki samādhi dengan baik, maka tidak akan memahami kebenaran. Apabila tidak memahami kebenaran maka tidak akan melihat segala sesuatu sebagaimana adanya. Jikalau tidak memahami kebenaran, sehingga tidak melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, maka itu berarti tidak melepaskan diri dari segenap belenggu dan juga tidak terbebaskan dari keraguan. Apabila tidak melepaskan diri dari belenggu dan tidak mengatasi keraguan, maka hal tersebut akan menghadirkan beraneka ragam buah karma . Silih berganti menghadirkan penderitaan, sehingga tiada lagi kedamaian batin. Hal ini berlaku pula bagi telinga , hidung , mulut , tubuh , dan pikiran. Perilaku semacam ini disebut tidak menjaga pikiran."
佛復告比丘:「幾因緣自守?若眼根自守,止眼識不墮色意便不泆,已意不泆便更樂,已更樂便得定意,已得定意便諦,如有知諦如有見,已諦如知諦如見,便捨結亦度疑,便不信不至誠,便慧智,便意樂安隱,六根亦如是說,如是名為自守。所說自守不自守如是。」
Fo fù gào bǐqiū:`Jǐ yīnyuán zì shǒu? Ruò yǎn gēn zì shǒu, zhǐ yǎnshì bù duò sè yì biàn bù yì, yǐ yì bù yì biàn gèng lè, yǐ gèng lè biàn dé dìng yì, yǐ dé dìng yì biàn dì, rú yǒu zhī dì rú yǒu jiàn, yǐ dì rú zhī dì rú jiàn, biàn shě jié yì dù yí, biàn bùxìn bù zhìchéng, biàn huì zhì, biànyì lè ān yǐn, liùgēn yì rúshì shuō, rúshì míng wèi zì shǒu. Suǒ shuō zì shǒu bù zì shǒu rúshì.'
Buddha berkata lebih jauh kepada para biksu, “Apakah dampak menjaga kesadaran diri sendiri? Jikalau penglihatan dijaga, maka ia tidak akan dicemari oleh persepsi terkait rūpa, sehingga pikiran tidak menjadi kacau. Apabila pikiran tidak kacau, maka akan bangkit kebahagiaan. Bila terdapat kebahagiaan, maka akan sanggup memasuki samādhi. Jika sanggup memasuki samādhi dengan baik, maka pikiran akan memahami kebenaran. Apabila memahami kebenaran maka akan melihat segala sesuatu sebagaimana adanya. Jikalau memahami kebenaran sehingga sanggup melihat segala sesuatu sebagaimana adanya, maka itu berarti melepaskan diri dari segenap belenggu dan juga terbebaskan dari keraguan. Apabila melepaskan diri dari keraguan dan pandangan salah, maka akan menghadirkan kebijaksanaan (prājñā). Pikiran akan mengalami kebahagiaan beserta kedamaian batin. Hal ini berlaku bagi enam indriya. Demikianlah yang diajarkan mengenai menjaga dan tidak menjaga pikiran."
佛說如是。皆歡喜受。
Fo shuō rúshì. Jiē huānxǐ shòu.
Demikianlah yang disabdakan Buddha. Mereka semua bersuka cita serta menerimanya.
佛說不自守意經