Tampilkan postingan dengan label filsafat kehidupan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label filsafat kehidupan. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Agustus 2025

SERIAL KELAHIRAN LAMPAU: SEORANG IBU MENDERITA PENYAKIT FATAL YANG AKAN SEGERA MENINGGALKAN ANAK BARU DILAHIRKANNYA

 SERIAL KELAHIRAN LAMPAU: SEORANG IBU MENDERITA PENYAKIT FATAL YANG AKAN SEGERA MENINGGALKAN ANAK BARU DILAHIRKANNYA

Ivan Taniputera

19 Agustus 2025

 



 

Saya baru saja membaca kisah nyata mengenai seorang ibu yang menderita penyakit fatal tidak tersembuhkan, dimana ia baru saja melahirkan seorang bayi. Tidak lama lagi ia pasti akan meninggalkan anaknya tersebut dan tidak pernah menyaksikan anaknya bertumbuh besar. Ibu itu diliputi kesedihan mendalam karena menyadari bahwa saatnya akan segera tiba. Memang ini merupakan sesuatu yang sungguh menyedihkan. Saya turut merasa kasihan dan bersedih atas hal tersebut. Timbul keinginan dalam hati saya untuk mengetahui mengapa hal itu terjadi. Ternyata saya mendapatkan wawasan (insight) sebagai berikut.

 

Pada kehidupan lampau, ibu itu merupakan seorang raja atau pemimpin suatu negeri yang gemar berperang dan mengerahkan pasukannya. Akibatnya, banyak orang tua kehilangan anaknya karena terbunuh dalam pertempuran yang diadakannya. Begitu pula banyak anak kehilangan orang tuanya akibat peperangannya itu. Itulah sebabnya, pada kehidupan-kehidupan berikutnya, ia akan diajarkan untuk merasakan serta menyadari bagaimana rasanya orang tua kehilangan anaknya atau anak kehilangan orang tuanya. Ini akan terjadi berulang-ulang dalam kehidupan demi kehidupannya. Ia menjadi sosok-sosok penyakitan dan berusia pendek. Terkadang, ia terlahir sebagai seorang ibu yang menderita penyakit tidak tersembuhkan dan harus berpisah dengan anaknya saat meninggal. Pada kesempatan lainnya, ia terlahir sebagai seorang anak yang ibu tercintanya mengalami sakit keras dan meninggal. Terkadang ia menjadi sosok orang tua yang harus kehilangan anak terkasihnya karena sakit. Demikian yang terjadi kehidupan demi kehidupan, hingga kekuatan karmanya habis. Ini bukan merupakan suatu hukuman, melainkan sarana pembelajaran; yakni agar ia belajar menghargai kehidupan dan mengetahui bagaimana rasa kehilangan. Apabila ia sedikit demi sedikit belajar memahami kedua hal tersebut, maka kekuatan karmanya pun akan turut melemah pula.

 

Bayi yang dilahirkannya juga sama. Ia merupakan sosok jendral yang pernah membantai rakyat di negeri yang dikuasainya. Dalam kelahiran demi kelahirannya, ia akan terus berganti peran seperti ibunya itu. Begitu pula dengan ayah bayi tersebut atau suami ibu itu. Pada kelahiran lampau, ia merupakan prajurit yang turut melakukan kejahatan perang. Dari kelahiran yang satu ke kelahiran berikutnya, ia akan terus menerus diharuskan merasakan satu hal besar dalam hidupnya, yakni kesedihan akibat kehilangan sosok dikasihi.

 

Berdasarkan insight ini saya belajar satu hal, yakni bahwa beberapa orang itu bisa terlahir dalam satu keluarga dikarenakan ada energi atau frekuensi karma yang sama. Mereka harus menunaikan suatu tugas pembelajaran yang senada. Begitu pula dengan orang-orang yang berinteraksi dengan kita di sepanjang kehidupan ini. Mereka semua adalah teman-teman sekelas kita, dimana kita sedang diharuskan sama-sama belajar dan juga belajar satu sama lain. Masih berdasarkan insight ini, saya juga belajar bahwa dampak atau buah karma itu sunggup mengerikan, bisa berlangsung sangat lama, yakni mencakup banyak kelahiran. Dalam Sūtra Orang Bijaksana dan Orang Bodoh (Tripiṭaka Taishō 202) disebutkan bahwa buah karma itu bisa berlangsung hingga berkalpa-kalpa (satu kalpa adalah rentang waktu yang sangat panjang, yakni mencakup jutaan tahun). Sekali suatu karma dilakukan, maka buahnya sudah berada di luar kendali pelaku. Oleh karenanya, benar sekali yang diajarkan Buddha agar kita senantiasa berada dalam kebahagiaan:

 

Sabbapāpassa akaraṇaṃ

Kusalassa upasampadā

Sacittapariyodapanaṃ

Etaṃ buddhāna sāsanaṃ.

 

Tidak melakukan segenap kejahatan.

Melakukan segenap kebajikan.

Sucikan hati dan pikiran.

Demikianlah ajaran semua Buddha.

 

Demikian, saya menulis artikel ini agar dapat memberikan banyak manfaat dan bahan perenungan bagi kita semua.

Senin, 28 April 2025

FILSAFAT KEHIDUPAN: APAKAH KUTUKAN SAMA DENGAN KARMA?

 FILSAFAT KEHIDUPAN: APAKAH KUTUKAN SAMA DENGAN KARMA?

 

Ivan Taniputera

29 April 2025

 



Ada yang menanyakan apakah kutukan sama dengan karma? Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut dari sudut pandang Agama Buddha. Sebelumnya, perlu dijelaskan terlebih dahulu bahwa kutukan di sini adalah kutukan yang diwariskan (kutukan turun temurun). Pertama-tama, kita akan membahas apa yang disebut hukum alam menurut Agama Buddha, yakni niyama. Terdapat lima niyama dalam Agama Buddha:

 

1.Utu Niyama

 

Merupakan hukum-hukum alam atau prinsip-prinsip yang mengatur kinerja segala sesuatu di alam semesta. Contohnya adalah berbagai hal yang dipelajari dalam ilmu fisika; misalnya hukum termodinamika, hukum Newton, dan lain sebagainya. Terjadinya angin darat dan angin laut juga diatur oleh niyama ini.

 

2.Bija Niyama

 

Merupakan hukum yang berkaitan dengan makhluk hidup, termasuk pewarisan genetika. Hukum ini yang menjadi penyebab mengapa biji kacang akan menumbuhkan pohon kacang dan bukan apel. Mengatur bahwa pohon mangga hanya membuahkan mangga dan bukan jambu.

 

3.Kamma atau Karma Niyama

 

Merupakan hukum yang mengatur kinerja karma; yakni menabur kebajikan akan menuai kebajikan dan menabur kejahatan akan menuai kejahatan.

 

4.Dhamma Niyama

 

Merupakan hukum yang mengatur berbagai fenomena di alam semesta yang lebih mendalam, seperti bergoncangnya sepuluh ribu sistem jagad raya saat dikandungnya seorang bodhisattva.

 

5.Citta Niyama

 

Merupakan hukum yang mengatur kinerja pikiran.

 

Kalau kita perhatikan niyama-niyama di atas, maka nampaknya kutukan yang diwariskan itu lebih dekat dengan Bija Niyama. Jadi kutukan itu adalah seperti genetika yang diwariskan. Hanya saja genetika ini tidak bersifat fisik atau materi.

 

Lalu apakah hubungan kutukan dengan karma? Kutukan yang diwariskan dengan karma tentu saja ada hubungannya. Anak dan orang tua memiliki kesesuaian karma. Menurut SUTRA YANG DISABDAKAN BUDDHA PADA ANANDA MENGENAI PERKEMBANGAN JANIN (Āyuṣmannandagarbhāvakrāntinirdeśasutra-Taisho Tripitaka 310 bagian ke-13), disebutkan bahwa agar seorang anak dapat terlahir di sebuah keluarga, maka ia harus memiliki kualitas pahala kebajikan yang sama dengan orang tuanya. Oleh karena itu, bila seseorang terlahir pada suatu keluarga yang membawa kutukan turun temurun, maka hal itu tentunya juga dikarenakan adanya karma yang mendukung atau selaras dengan karma orang tua/ leluhurnya, sehingga ia dapat terlahir di keluarga tersebut. Jadi sekali lagi, keduanya saling berkaitan.

 

Sampai di sini, kita sudah mengulas apa perbedaan antara kutukan dan karma serta kaitan di antara keduanya. Mungkin artikel ini agak sulit dipahami, tetapi jika dibaca serta direnungkan berulangkali tentunya akan dapat dipahami dengan baik. 
 

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . .


PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.
 

Sabtu, 05 April 2025

FILSAFAT KEHIDUPAN: SETELAH BANYAK BERBUAT BAIK DAN MEMBACA SUTRA ATAU DHARANI MALAH SERING BERMIMPI BURUK

 FILSAFAT KEHIDUPAN: SETELAH BANYAK BERBUAT BAIK DAN MEMBACA SUTRA ATAU DHARANI MALAH SERING BERMIMPI BURUK

 

Ivan Taniputera

5 April 2025

 



 

Beberapa waktu lalu, seseorang bertanya pada saya mengenai mengapa setelah ia banyak berbuat baik, malah sering bermimpi buruk. Sementara itu, ada pula orang lain yang menanyakan mengapa setelah rajin membaca Sutra atau Dharani malah sering mengalami mimpi buruk. Apakah ada yang salah? Ini merupakan pertanyaan yang sangat menarik. Pada artikel ini saya akan mencoba menjawabnya.

 

Kalau menurut pandangan saya, mimpi buruk tersebut justru merupakan pertanda baik. Ini merupakan wujud pemenuhan atau matangnya karma buruk. Jadi karma buruk itu dimatangkan dalam mimpi buruk sebagaimana dialami seseorang. Saat mengalami mimpi, seseorang juga mengalami segala bentuk emosi, seolah-olah seperti di dunia nyata. Jadi, apakah bedanya? Seorang filosof China kuno yang bernama Zhuangzi pernah berkata, “Saya tidak tahu apakah Zhuangzi yang bermimpi menjadi kupu-kupu ataukah kupu-kupu yang bermimpi menjadi Zhuangzi.

 

Saat seorang bermimpi buruk, maka ia mengalami segala bentuk emosi negatif, seolah-olah hal itu sungguh-sungguh terjadi. Dalam mimpi buruk, ia akan merasakan kesedihan, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan, keputusasaan, dan lain sebagainya. Tidak ada bedanya dengan dunia nyata. Itulah sebabnya, kalau Anda disuruh memilih antara mengalami buah karma buruk di kehidupan nyata atau dalam mimpi. Mana yang Anda pilih? Tentu lebih baik mengalami buah karma buruk dalam bentuk mimpi, bukan? Mana yang lebih baik, mengalami luka-luka secara fisik di dunia nyata atau mengalami luka-luka dalam mimpi?

 

Perbuatan bajik yang Anda alami telah mengurangi kekuatan buah karma buruk tersebut, sehingga cukup dialami dalam mimpi saja. Karena itu, Anda justru sebaiknya semakin rajin dan gencar melakukan kebajikan tersebut. Jangan malah takut apalagi mundur. Begitu pula kalau Anda membaca Sutra atau Dharani. Harus semakin gencar membacanya. Kekuatan pembacaan Sutra atau Dharani tersebut telah meringankan buah karma buruk, sehingga Anda cukup hanya menerimanya dalam mimpi.

 

Sampai di sini, kita hendaknya menyadari bahwa mimpi-mimpi buruk itu jangan dipandang sebagai pembawa pertanda negatif. Justru sebaliknya. Itu memperlihatkan bahwa segenap kebajikan dan praktik spiritual yang kita lakukan mulai membuahkan hasil. Teruskan berbuat bajik dan membaca Sutra atau Dharani. Anda pasti akan mendapatkan kebaikan pula. 
 

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . .


PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.
 

Selasa, 01 April 2025

FILSAFAT KEHIDUPAN: MENEMUKAN BERLIAN BERHARGA DALAM KEHIDUPAN

 FILSAFAT KEHIDUPAN: MENEMUKAN BERLIAN BERHARGA DALAM KEHIDUPAN

 

Ivan Taniputera

2 April 2025

 

 



 

Saya baru saja memperoleh pesan spiritual untuk menuliskan artikel ini. Dalam hidup ini, kita perlu menemukan berlian berharga kehidupan. Ini merupakan salah satu misi penting dalam hidup setiap orang. Hanya saja, ada orang yang mudah menemukan berlian berharga tersebut dan ada yang sulit mendapatkannya. Hal ini terjadi, karena perbedaan tingkat kesadaran masing-masing individu.

 

Pertama-tama, kita akan mengulas apakah yang dimaksud dengan berlian berharga kehidupan tersebut. Berlian itu mengacu pada apa yang membuat diri kita merasa berharga. Namun berlian itu juga harus sanggup memberikan manfaat pula bagi orang lain dan segala sesuatu di sekitar kita. Dengan demikian, berlian itu harus sanggup memberikan manfaat ganda; yakni bagi diri sendiri dan orang lain. Sebenarnya manfaat ganda itu adalah dua sisi dari mata uang logam yang sama. Artinya kedua manfaat tersebut adalah sesuatu yang tidak terpisahkan. Jika salah satunya ditiadakan, maka yang satunya lagi ikut hilang. Bila yang satunya ada, maka yang satunya lagi juga pasti akan ada. Mengapa demikian? Karena setiap individu adalah bagian tidak terpisahkan dari lingkungan sekitarnya, termasuk dengan individu-individu lainnya. Tidak ada suatu individu pun yang dapat berdiri sendiri tanpa bantuan individu lainnya. Dengan demikian, secara logis kebahagiaan individu lainnya adalah juga kebahagian kita. Begitu pula sebaliknya. Itulah sebabnya berlian kehidupan sejati juga akan memberikan manfaat berganda. Tidak mungkin berlian itu memberikan manfaat bagi kita saja, tanpa memberikan manfaat bagi yang lainnya. Adanya suatu kesan keterpisahan itu hanyalah ilusi atau hasil kinerja pandangan salah belaka.

 

Kalau Anda hanya memikirkan diri Anda sendiri, maka berlian itu tidak akan kunjung Anda temukan. Itulah sebabnya, agar sanggup menemukan berlian berharga tersebut Anda harus meningkatkan tataran kesadaran Anda. Meningkatkan tataran kesadaran berarti adalah kesanggupan dan keberanian untuk melihat realita. Tidak hanya berkutat pada bayang-bayang imajinasi atau khayalan Anda sendiri. Tidak hanya berlindung pada bayang-bayang sesuatu yang Anda anggap benar. Harus sanggup melihat segala sesuatu sebagaimana adanya. Selama ini, mungkin kabut-kabut ketidakjelasan menghalangi kesadaran Anda. Kini Anda harus bertekad untuk melihat melampaui kabut penghalang tersebut. Memang itu tidak mudah dan perlu keberanian beserta ketabahan yang kuat. Banyak orang tidak punya cukup keberanian melihat realita. Banyak orang tidak memiliki keberanian melihat melampaui kabut penghalang. Mereka sudah merasa nyaman berada di zona mereka. Namun ini adalah kenyamanan palsu. Tidak ada kenyamanan sejati yang dilandasi pandangan palsu atau imajinasi khayali. Kenyamanan sejati harus dibangun di atas kesejatian pula. Mustahil sesuatu yang sejati dibangun di atas kepalsuan dan demikian pula sebaliknya.

 

Tanyakan kepada diri Anda sendiri, apakah Anda berani melihat melampaui kabut-kabut penghalang itu. Tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah Anda berani meninggalkan zona nyaman Anda. Kalau Anda sudah berani bangkit menuju realita kesejatian nan jernih, maka itu berarti Anda sudah siap melangkah menuju pencarian berlian kehidupan sejati.

 

Saya berharap agar artikel singkat ini dapat mendatangkan manfaat bagi Anda sekalian.

Senin, 16 Desember 2024

FILSAFAT KEHIDUPAN: ROH PENAGIH HUTANG YANG TERLAHIR SEBAGAI ANAK: ANAK-ANAK YANG MENIMBULKAN MASALAH SERIUS BAGI ORANG TUANYA

 FILSAFAT KEHIDUPAN: ROH PENAGIH HUTANG YANG TERLAHIR SEBAGAI ANAK: ANAK-ANAK YANG MENIMBULKAN MASALAH SERIUS BAGI ORANG TUANYA

 

Ivan Taniputera

15 Desember 2024

 


 

CATATAN: Tulisan ini tidak boleh diambil atau dikutip tanpa ijin penulis. Mengambil atau mengutip tanpa ijin adalah mencuri, yang dapat menjerumuskan pada alam-alam penderitaan; terlebih lagi mencuri Dharma. Kita juga hendaknya tidak merendahkan diri kita sendiri sebagai pencuri.

 

Belakangan ini, kita sering mendengar berita-berita mengenai seorang anak yang berulah sehingga orang tuanya juga ikut menanggung masalah atau kerugian besar. Sebagai contoh, ada anak seorang kaya dan berpengaruh yang menganiaya orang lain demikian parahnya. Kendati demikian, yang terkena masalah hukum bukan hanya anak itu saja. Orang tuanya pun turut terseret kasus hukum, karena ia juga memiliki kesalahan yang selama ini tersembunyi. Kesalahan orang tuanya itu pada akhirnya turut terbongkar, sehingga dijebloskan pula ke dalam penjara.  Ada pula anak seorang kaya yang menganiaya kekasihnya hingga tewas. Hal ini tentu saja merusak reputasi keluarganya. Masih ada lagi kasus, dimana seorang ayah yang berniat membela anaknya secara berlebihan terkena kasus hukum. Anak itu menurut berita sebelumnya telah dibully oleh anak lain. Sementara itu, kabar yang paling baru terdapat seorang anak yang menganiaya karyawannya sendiri. Bisnis orang tuanya menjadi terseret pula. Ada juga berita mengenai anak yang membunuh orang tuanya. Berita-berita tersebut semuanya mengisahkan mengenai seorang anak yang menimbulkan masalah bagi orang tuanya. Jadi alih-alih mengharumkan nama keluarga atau menambah keberuntungan keluarga, mereka malah merugikan serta mencelakai orang tuanya. Meski tidak semua orang tua dalam kasus di atas turut terseret kasus hukum, tetapi tentu saja kalau anak bermasalah mereka akan merasa malu atau sedih dengan perilaku anaknya. Selain itu, mereka tentunya juga akan kehilangan banyak hal.

 

Pertanyaannya, mengapa itu semua terjadi? Jawabannya sangat rumit. Bisa jadi orang tua kurang memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya. Dengan demikian, jiwa anak menjadi labih. Bisa juga karena orang tua terlalu memanjakan anaknya. Namun jawaban lebih lengkap dari sisi ini, lebih baik dijawab saja oleh para pakarnya. Saya lebih memilih untuk mengulasnya dari sisi Agama Buddha. Agama Buddha mengenal apa yang disebut sebagai roh penagih hutang atau 怨親債主 (Yuàn qīn zhàizhǔ). Itu merupakan sosok orang-orang yang kita pernah berhutang karma buruk pada kehidupan lampau. Sebagai contoh, orang yang tidak membayar hutangnya pada seseorang. Orang yang dihutangi itu lantas bertumimbal lahir sebagai anak orang berhutang tersebut. Saat karma itu sudah waktunya berbuah, maka anak itu lantas melakukan suatu tindakan yang entah bagaimana atau entah dalam bentuk apa, yang mengakibatkan harta orang tuanya ludes. Bisa juga orang tuanya dalam kehidupan sekarang tidak memupuk karma baik dan malah melakukan berbagai kesalahan. Akibatnya karma buruk masa lalu dan masa sekarang pada saat yang sesuai akhirnya berbuah bersama. Dampak yang ditimbulkannya juga besar.

 

Bisa juga anak yang lahir sakit-sakitan merupakan roh penagih hutang bagi orang tersebut. Anggota keluarga yang sering bertengkar satu sama lain mungkin juga merupakan roh penagih hutang satu sama lain. Intinya adalah energi karma entah baik entah buruk tidak dapat hilang begitu saja dan menunggu saat yang tepat guna memanifestasikan serta mematangkan dirinya. Tidak dapat menghilang begitu saja.

 

Lalu bagaimanakah cara mengatasi dampak negatif dibawa oleh roh penagih hutang, khususnya yang terlahir sebagai anak? Nampaknya sulit menemukan jawaban yang sederhana bagi hal ini. Awalnya mungkin kita juga tidak mengetahui apakah anak tersebut merupakan roh penagih hutang, yakni hingga ia menimbulkan masalah serius yang berdampak besar pada orang tuanya. Mulanya barangkali tidak terlihat ada masalah apa-apa. Jadi, tidak semuanya diketahui dari awal. Kalau begitu, apakah hal terbaik yang dapat dilakukan?

 

Pertama-tama, kita harus memahami bahwa suatu karma entah baik atau buruk dapat dibuat agar tidak berbuah. Hal ini dapat diumpamakan dengan sebuah benih. Benih suatu tumbuhan akan bertunas atau tidak bertunas bergantung dari sebab beserta kondisi yang ada. Jadi, kalau ingin suatu benih tidak bertunas, maka harus dihadirkan sebab-sebab beserta kondisi yang menjadikannya tidak dapat bertunas; misalnya jangan diberi air, tanah, atau pun sinar matahari. Dengan demikian, benih menjadi busuk sehingga tidak dapat bertunas lagi menjadi tumbuhan besar. Hal yang sama berlaku pada karma. Karma buruk yang dibawa oleh roh penagih hutang dapat dibuat tidak berbuah. Bagaimana caranya? Dengan menghadirkan sebab atau kondisi yang tidak memungkinkannya berbuah. Kita akan memberikan contoh cara-caranya di bawah ini.

 

Cara paling utama adalah memberikan suatu ajaran moralitas yang baik pada anak-anak Anda. Kalau moralnya sudah terbentuk dengan baik, maka ia tidak mungkin melakukan tindakan-tindakan tercela. Jikalau seseorang sudah mempunyai didikan moralitas yang baik semenjak dini, apakah mungkin ia dengan mudahnya mencelakai orang lain? Kuncinya adalah pendidikan untuk menjadi orang baik. Anda harus menjadikan anak Anda sebagai orang baik, bukan hanya “orang pandai, orang sukses, atau orang yang hebat.” Kalau Anda dapat menjadikan anak Anda sebagai sosok yang senantiasa berjalan lurus, maka peluang untuk menimbulkan masalah serius menjadi jauh lebih kecil. Kalau peluang masalah serius lebih kecil, maka dampak buruk yang akan ditimbulkan terhadap orang tua dan keluarga, juga akan lebih kecil. Orang tua sering menekankan agar anak-anaknya menjadi “orang pandai, orang sukses, orang kaya, orang hebat, dan lain sebagainya,” tetapi apakah mereka pernah menekankan agar anaknya menjadi orang baik? Ini adalah sebuah peringatan yang sangat penting.

 

Selain itu, yang juga tidak kalah penting adalah hidup Anda juga harus lurus dan benar. Kalau Anda ingin hidup anak Anda lurus dan benar, tetapi jalan Anda masih bengkok-bengkok, maka itu adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Jika Anda masih korupsi dan melakukan ketidakjujuran. Kalau Anda masih berupaya menjadi orang yang seolah-olah berkuasa dengan mengandalkan atau menyandarkan diri pada aparat atau orang-orang penting, maka bagaimana mungkin Anda berharap anak Anda menjadi anak yang memiliki jati diri baik? Itu adalah omong kosong. Intinya adalah, Anda sendiri juga harus hidup lurus dan bersih. Dengan demikian, energi negatif yang dibawa dari masa lampau akan makin lemah, sehingga akhirnya lenyap dan tidak sanggup memanifestasikan dirinya sendiri.

 

Apakah dengan semua yang dipaparkan di atas sudah pasti akan menghapuskan dampak buruk yang dibawa roh penagih hutang? Belum tentu juga. Anda tidak mengetahui seberapa besar hutang karma buruk yang dibawa dari masa lampau. Anda juga tidak tahu kapan energi karma buruk itu benar-benar sirna. Kendati demikian, kalau tidak melakukannya, maka peluang terjadinya hal buruk akan jauh lebih besar. Jadi, pilihannya ada di tangan Anda sendiri.

 

Demikian sedikit pembahasan kita mengenai roh penagih hutang yang terlahir sebagai anak seseorang. Sebenarnya, pembicaraan mengenai karma itu sangat rumit dan dalam. Hanya seorang Buddha yang memiliki pengetahuan paling sempurna mengenai hukum karma.

 

Saya sangat senang apabila tulisan ini dapat memberikan manfaat.

Senin, 19 Februari 2024

JAWABAN PERTANYAAN APAKAH KARMA BERASAL DARI DIRI SENDIRI ATAU WARISAN LELUHUR

JAWABAN PERTANYAAN APAKAH KARMA BERASAL DARI DIRI SENDIRI ATAU WARISAN LELUHUR

.

Ivan Taniputera

19 Februari 2024

.

 

.

Saya baru saja mendapatkan pertanyaan sebagai berikut dari seorang klien: 

"Suhu mohon pencerahannya . Apakah setiap karma ( baik buruk atau baik ). Itu krn perbuatan kita sendiri di masa lampau atau krn ( terbawa ) karma leluhur di atas kita ?"

Ini merupakan pertanyaan yang menarik. Saya akan menjawab pertanyaan ini berdasarkan Agama Buddha, yakni dengan menggali terlebih dahulu apa yang disampaikan Buddha terkait karma. Pertama-tama, kita akan mengutip Dhammapada 165:

"Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri seseorang menjadi suci. Suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri. Tak seseorang pun dapat mensucikan orang lain.

Selanjutnya, kita akan mengutip pula apa yang disampaikan Yang Arya Nagasena dalam Milindapanha

"Tindakan baik dan buruk yang dilakukan seseorang akan senantiasa mengikutinya; laksana bayangan selalu mengikuti tubuh."

Berdasarkan dua kutipan di atas, maka nampak jelas bahwa buah perbuatan seseorang itu akan dituai sendiri oleh orang tersebut. Jadi jawabannya menurut Ajaran Buddha sudah jelas, yakni karma itu berasal dari tindakan yang dilakukan diri sendiri. 

.

Kendati demikian, ada fenomena yang tidak jarang terjadi di tengah masyarakat, bahwa seolah-olah kemalangan atau kebaikan sebagaimana dialami seseorang itu merupakan "warisan" leluhurnya. Sebagai contoh, ada kisah atau riwayat mengenai suatu keluarga yang  berbuat kebaikan, dimana kaum keturunannya selalu hidup sejahtera. Sebaliknya, ada pula kisah atau riwayat mengenai suatu keluarga yang berbuat kejahatan di masa lalu, sehingga keturunannya sering mengalami musibah atau hal-hal buruk. Kisah atau riwayat semacam ini sebenarnya agak sulit diverifikasi kebenarannya. Sebagai pertanyaan, apakah benar seluruh keturunannya hidup sejahtera atau mengalami kemalangan? Kalau kita anggap saja benar, maka apakah segenap kebaikan atau keburukan itu merupakan "warisan" dari leluhurnya? Kasus lain lebih nyata adalah seseorang yang menerima warisan kekayaan dari orang tuanya atau leluhurnya atau seseorang yang hidupnya menjadi sulit sebagai hukuman atas perbuatan yang dilakukan leluhurnya. Sebagai contoh, pada berbagai peradaban kuno, jika seseorang melakukan kesalahan besar pada raja (misalnya menerbitkan pemberontakan), maka seluruh keturunannya akan dieksekusi.

.

Perlu dijelaskan terlebih dahulu bahwa apa yang disebut disebut "warisan" itu adalah sesuatu yang didapatkan dari orang lain (dalam hal ini leluhur) dan bukan merupakan upaya atau  buah perbuatan orang itu sendiri. Jadi, kalau kita kembali pada apa yang diajarkan oleh Buddha, maka karma atau buah perbuatan itu tidak bisa diwariskan serta dialihkan ke orang lain. Apabila demikian halnya, maka bagaimana menjelaskan fenomena sebagaimana disebutkan di atas? Kita akan memaparkan berbagai kemungkinan sebagai berikut.

.

Pertama, apabila ada seseorang yang terlahir di keluarga kaya atau makmur, maka bisa jadi hal itu dikarenakan ada kesamaan frekuensi atau tingkatan energi  dengan keluarga tersebut. Dengan demikian, terjadi kesamaan kualitas karma di sini. Jadi, yang membawa orang itu terlahir di keluarga kaya dan mewarisi kekayaan keluarga adalah tetap karmanya sendiri. Begitu pula orang yang terlahir di keluarga miskin atau bermasalah. Semua itu dapat terjadi karena adanya persamaan kualitas karma. Kedua, bisa jadi yang terlahir dalam sebuah keluarga itu adalah leluhur keluarga itu sendiri. Jadi, ia menuai buah karmanya dengan terlahir di keluarganya sendiri. Sebagai contoh, seorang kakek yang banyak mengumpulkan pahala kebajikan, sehingga keturunannya hidup bahagia, terlahir kembali di tengah keluarga keturunannya yang makmur, dimana  ini juga dimungkinkan karena adanya kesamaan atau kesetaraan kualitas karma. 

Sampai di sini kita sudah menjawab pertanyaan di atas secara jelas. Sebagai penutup, kita akan mengulangi kembali bahwa karma itu berasal dari diri sendiri dan tidak dapat dialihkan atau diwariskan pada orang lain.  Itulah sebabnya, hal ini hendaknya mendorong serta menyemangati kita agar senantiasa menanam benih kebajikan.

Sabtu, 16 Desember 2023

SERI FILSAFAT KEHIDUPAN: MENGAPA ADA ORANG-ORANG YANG TIDAK TAHU BERTERIMA KASIH SETELAH MENERIMA KEBAIKAN KITA?

SERI FILSAFAT KEHIDUPAN: MENGAPA ADA ORANG-ORANG YANG TIDAK TAHU BERTERIMA KASIH SETELAH MENERIMA KEBAIKAN KITA?

.

Ivan Taniputera.

16 Desember 2023.

.

Kalau Anda sudah berbuat kebaikan atau bahkan banyak kebaikan pada seseorang, tetapi ia tidak memperlihatkan rasa terima kasihnya pada Anda, maka bisa jadi di kehidupan lampau (pastlife) Anda berhutang padanya. Kebaikan yang Anda berikan itu merupakan pembayaran hutang pada kehidupan lampau tersebut. Ia hanya mengambil saja apa yang sudah merupakan haknya. Oleh karenanya, ia merasa tidak perlu berterima kasih pada Anda.
.
Karena itu, kalau Anda berjumpa dengan orang yang tidak tahu berterimakasih setelah menerima kebaikan Anda, maka Anda harus bersuka cita karena satu hutang Anda telah terbayarkan atau lunas.
.

 

Sabtu, 16 September 2023

APAKAH MEMUJA DEWA SAAT MALAM HARI AKAN MENDATANGKAN DEWA-DEWI BERSIFAT YIN ATAU MAKHLUK HALUS JAHAT?

APAKAH MEMUJA DEWA SAAT MALAM HARI AKAN MENDATANGKAN DEWA-DEWI BERSIFAT YIN ATAU MAKHLUK HALUS JAHAT?

.

Ivan Taniputera

17 September 2023

.

.

Seseorang menanyakan apakah benar memuja dewa saat malam hari akan mendatangkan dewa-dewa bersifat Yin (陰). Orang tuanya memberitahukan hal tersebut padanya. Apakah yang disampaikan orang tuanya itu benar? Pertama-tama, perlu  disampaikan terlebih dahulu bahwa apa yang disampaikan orang tua belum tentu benar. Itulah sebabnya, kita perlu menguji terlebih dahulu apa pun yang disampaikan pada kita. Kita perlu selalu bertanya-tanya apakah yang disampaikan seseorang itu masuk akal atau tidak. Kalau memang baik dan masuk akal, maka baru kita dapat menerimanya. Prinsip seperti ini diajarkan oleh Buddha dalam Kalama Sutta.  

.

Itulah sebabnya, pada kesempatan kali ini, saya merasa perlu mengupas hal tersebut secara tuntas. Saya juga akan memperluas pertanyaannya pada apakah memuja dewa saat malam hari akan mengundang makhluk halus jahat.

.

Guna menjawab pertanyaan ini, kita perlu kembali pada prinsip bahwa pikiran adalah pelopor. Jadi, kalau kita memiliki pikiran yang baik dan positif, maka kita juga akan menarik hal-hal baik serta positif. Sebaliknya, bila pikiran kita buruk dan negatif, maka kita akan menarik pula hal-hal buruk serta negatif. Prinsip ini berlaku pula saat seseorang memuja dewa entah itu saat siang maupun  malam hari. Kalau pikiran seseorang dalam keadaan baik dan positif, maka energi yang hadir tentu juga baik serta positif. Sebaliknya, kalau pikirannya buruk, maka energi yang hadir juga akan buruk dan negatif; sehingga tidak mengherankan yang hadir adalah makhluk-makhluk halus jahat.  Baik siang atau malam, kalau pikiran kita diliputi keburukan atau emosi negatif, maka yang hadir bisa saja adalah makhluk halus jahat. Apakah makhluk halus jahat tidak bisa hadir saat siang hari? Hal itu adalah tidak selalu benar, karena buktinya ada juga kasus kerasukan yang terjadi saat siang hari. 

.

Sampai di sini, kita dapat menyimpulkan bahwa yang mengundang kehadiran para makhluk halus jahat atau dewa-dewi bersifat Yin adalah bukan siang atau malamnya; melainkan pikiran orang itu sendiri. Apa pun yang hadir itu merupakan cerminan pikiran kita sendiri. Dengan demikian, penting sekali saat memuja dewa, kita mengembangkan pikiran yang bajik. Kita hendaknya juga memohon atau mengucapkan sesuatu yang baik dan wajar; sehingga energi positif akan senantiasa hadir mengiringi langkah kita. Hidup kita akan senantiasa beruntung. Yang terbaik adalah kita hendaknya senantiasa mendoakan agar semua makhluk selalu dalam keadaan sejahtera. Kita juga hendaknya senantiasa mendoakan agar dunia ini selalu aman dan damai serta dijauhkan dari segenap malapetaka. Para makhluk suci yang bajik itu pasti mempunyai hati belas kasih. Kalau kita tidak mempunyai hati belas kasih bagaimana mungkin dapat menghadirkan energi positif Mereka? Kita harus mempunyai frekuensi yang sama dengan para makhluk suci kebajikan tersebut.

.

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . . . .

.
.
PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum. 

Kamis, 24 Agustus 2023

PERTANYAAN SEORANG KLIEN: MENGAPA BELAKANGAN INI SERING DITEMUKAN KEMBALI PENINGGALAN KUNO?

PERTANYAAN SEORANG KLIEN: MENGAPA BELAKANGAN INI SERING DITEMUKAN KEMBALI PENINGGALAN KUNO?

.

Ivan Taniputera

25 Agustus 2023

.

Seorang klien menanyakan mengapa akhir-akhir ini banyak ditemukan berbagai peninggalan masa lampau.  Saya akan menjawab sebagai berikut. Sebenarnya, pada tahun 2016 atau kurang lebih semenjak tujuh tahun lalu, saya telah menyinggung mengenai hal tersebut. Pada artikel berjudul SAJAK-SAJAK LORONG WAKTU (tanggal 15 Oktober 2016; link:

http://sejarahastrologimetafisika.blogspot.com/2016/12/sajak-sajak-lorong-waktu.html

atau:

https://ramalanfengshuiastrologimetafisika.wordpress.com/2016/12/02/sajak-sajak-lorong-waktu/

atau:

https://jualbelitanahrumahproperti.wordpress.com/2016/12/02/sajak-sajak-lorong-waktu/ ), saya telah menulis sajak sebagai berikut:

. 


Nyanyian peri siren di lautan
Suatu penemuan keantikan lampau
Dinding batu bawah ombak keabadian
Istana dasar laut terlupakan ribuan masa
.

Sajak di atas menggambarkan mengenai penemuan kembali "keantikan lampau" dan "istana dasar laut terlupakan ribuan masa." Ini menggambarkan bahwa apa yang sudah terkubur dan terlupakan oleh lautan waktu akan ditemukan kembali. Proses ini sebenarnya telah dimulai bertahun-tahun lalu dan tidak hanya terjadi di negara kita saja, melainkan seluruh dunia. Di berbagai belahan dunia akan berlangsung penemuan-penemuan semacam itu. 

.

Sebelum melanjutkan pembahasan kita, maka perlu disampaikan terlebih dahulu bahwa situs Gunung Padang sebenarnya telah ditemukan pada masa Hindia Belanda; yakni kurang lebih akhir abad ke-19. Terdapat catatan-catatan terkait hal tersebut. Hanya saja mungkin catatan itu terlupakan atau tidak begitu diperhatikan lagi. 

.

Penemuan berbagai hal berasal dari masa lampau itu, nampaknya merupakan undangan dari leluhur-leluhur berbagai bangsa dan budaya bagi para keturunan tercintanya; yakni agar mereka mempelajari kembali berbagai kearifan masa lampau peninggalan leluhur tersebut.  Saat ini dunia sedang dilanda berbagai masalah, yang berasal dari keserakahan manusia sendiri. Peperangan berkecamuk di berbagai kawasan. Perselisihan, pertikaian, dan perpecahan juga terjadi di berbagai tempat. Berbagai solusi bagi permasalahan tersebut barangkali dapat ditemukan dengan menggali kembali kearifan leluhur. Penemuan kembali peninggalan peradaban-peradaban besar di masa lampau dapat dianggap sebagai undangan bagi kita untuk menyadari bahwa para leluhur yang hidup beratus-ratus atau bahkan beribu-ribu tahun lampau, telah sanggup membangun peradaban atau kebudayaan besar. 

.

Meski kita tidak ikut dalam penggalian atau penemuan berbagai warisan masa lampau, tetapi kita dapat mulai menggali dan mempelajari kearifan leluhur kita dengan rajin serta penuh semangat. 

.

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . . . .
.


PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.

Minggu, 23 April 2023

PESAN-PESAN PARA MAKHLUK SUCI SPIRITUAL BAGI ZAMAN INI (BAGIAN 2): BELAS KASIH

 PESAN-PESAN PARA MAKHLUK SUCI SPIRITUAL BAGI ZAMAN INI (BAGIAN 2): BELAS KASIH

.

Ivan Taniputera.

23 April 2023

.

Artikel ini merupakan sambungan artikel sebelumnya berjudul PESAN-PESAN PARA MAKHLUK SUCI SPIRITUAL BAGI ZAMAN INI (BAGIAN 1): KEBIJAKSANAAN CAHAYA (link: http://sejarahastrologimetafisika.blogspot.com/2023/03/pesan-pesan-para-makhluk-suci-spiritual.html), tertanggal 31 Maret 2023.

.

DILARANG menyebar-luaskan artikel ini tanpa izin penulis. Jika telah diberi izin untuk menyebar-luaskannya, maka artikel harus disebar-luaskan sebagaimana adanya di sini dari awal hingga akhir, yakni tidak boleh diubah sedikit pun. Link ke artikel ini juga harus tetap dicantumkan. 

.

Pesan yang disampaikan para makhluk suci spiritual kali ini bertopik belas kasih. Berikut ini adalah intisari pesan yang disampaikan. 

.

Belas kasih adalah emosi mendalam yang melibatkan empati dan simpati terhadap makhluk lain yang menderita. Ini adalah kemampuan merasakan dan memahami rasa sakit makhluk lain serta mengambil langkah terbaik demi mengurangi rasa sakit tersebut. Belas kasih adalah nilai kemanusiaan universal nan melampaui segenap batasan beserta perbedaan dalam bentuk apa pun; baik itu berupa ras, suku, pandangan, tingkatan sosial, gender, dan  lain sebagainya. Sehubungan dengan hal ini, penting sekali membangun dan memelihara hubungan antar anggota komunitas yang sehat. Belas kasih sering digambarkan sebagai landasan perilaku etis dan moral. Ini memungkinkan masing-masing pribadi menanggapi kebutuhan makhluk lain berlandaskan prinsip kebajikan, pemahaman, dan kemurahan hati. Sewaktu mempraktikkan belas kasih, kita mencoba memahami penderitaan makhluk lain. Pada saat bersamaan, kita menghadirkan kemanusiaan kita bersama. Hal itu akan membantu kita mengatasi perbedaan yang memisahkan antara "kita" dan "yang lainnya, serta membangun jembatan pemahaman beserta kasih sayang.  

.

Belas kasih sangat penting pada saat-saat krisis, seperti bencana alam, perang, dan pandemi. Pada saat-saat seperti itu, orang sering mengalami trauma dan membutuhkan dukungan beserta kenyamanan. Belas kasih dapat membantu setiap pribadi mengatasi tantangan yang mereka hadapi demi membangun kembali kehidupan mereka. Hal ini juga penting dalam bidang keadilan sosial dan hak asasi manusia. Pribadi-pribadi yang berbelas kasih lebih cenderung mengutamakan hak-hak mereka yang terpinggirkan dan tertindas serta berkarya demi membangun dunia yang lebih adil dan merata.  

.

Praktik belas kasih memiliki banyak manfaat baik bagi setiap pribadi dan semua makhluk secara keseluruhan. Praktik semacam itu dapat mengurangi tekanan batin, kecemasan, dan depresi, serta meningkatkan kesehatan fisik. Pribadi yang berbelas kasih lebih cenderung mengalami perasaan-perasaan baik, seperti kebahagiaan dan kepuasan. Mereka juga lebih cenderung terlibat dalam kegiatan-kegiatan bermanfaat bagi semua makhluk, seperti menjadi sukarelawan, memberikan sumbangsih dalam bentuk apa pun, serta membantu makhluk lain yang membutuhkan.  

.

Kesimpulannya, belas kasih adalah emosi penting selaku penumbuh bagi empati, kebaikan, dan pengertian terhadap makhluk lain. Hal itu memungkinkan kita  terhubung dengan makhluk lain pada tingkat lebih mendalam dan menanggapi kebutuhan mereka berlandaskan kemurahan hati beserta kebaikan. Dengan memupuk belas kasih dalam hidup, kita dapat membangun hubungan penuh kebahagiaan dan komunitas lebih kuat serta berkarya sesuai kemampuan demi mewujudkan dunia  lebih adil serta merata.

.

Sampai di sini pesan yang diperoleh terkait belas kasih.  Isi pesan atau artikel harus kita pelajari dan pahami bersama dengan bagian sebelumnya berjudul "KEBIJAKSANAAN CAHAYA." 

Jumat, 31 Maret 2023

PESAN-PESAN PARA MAKHLUK SUCI SPIRITUAL BAGI ZAMAN INI (1): KEBIJAKSANAAN CAHAYA

PESAN-PESAN PARA MAKHLUK SUCI SPIRITUAL BAGI ZAMAN INI (BAGIAN 1): KEBIJAKSANAAN CAHAYA

.

Ivan Taniputera.

31 Maret 2023

.

Saat sedang memikirkan dunia yang dipenuhi oleh kekacauan dan ketidak-pastian ini, tiba-tiba batin saya menangkap pesan-pesan yang datang dari para makhluk suci spiritual. Kita menyaksikan bahwa peperangan masih berkecamuk, dunia makin terpecah-belah, dan wabah penyakit (pandemi) belum sepenuhnya dapat disirnakan dari muka bumi ini. Saya menanyakan apakah pesan-pesan itu boleh disampaikan pada banyak orang dan jawabannya adalah "boleh." Pesan-pesan itu diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak orang. Saya lalu menyarikan dan menuliskan pesan tersebut dengan gaya bahasa saya sendiri seperti berikut ini.

DILARANG menyebar-luaskan artikel ini tanpa izin penulis. Jika telah diberi izin untuk menyebar-luaskannya, maka artikel harus disebar-luaskan sebagaimana adanya di sini dari awal hingga akhir, yakni tidak boleh diubah sedikit pun. Link ke artikel ini juga harus tetap dicantumkan.

Bagian pertama ini akan kita beri judul "KEBIJAKSANAAN CAHAYA."

.

Kebijaksanaan cahaya adalah konsep yang melampaui pemahaman mengenai cahaya secara fisik. Ia berbicara  mengenai aspek spiritual serta metafisik cahaya yang lebih mendalam, dimana hal tersebut telah diakui, dihormati, dan dihargai oleh banyak kebudayaan di sepanjang sejarah manusia. Intinya, kebijaksanaan cahaya mengajarkan kepada kita bahwa cahaya bukan semata-mata fenomena fisik yang memungkinkan kita melihat dunia di sekitar kita, melainkan kekuatan spiritual yang memiliki kekuatan penerang bagi pikiran beserta hati kita. Dalam banyak budaya, cahaya dikaitkan dengan kemurnian, kejernihan, dan pencerahan.

Kebijaksanaan cahaya mengajarkan kita bahwa kita dapat memanfaatkan kekuatan spiritual ini dengan menumbuhkan kesadaran lebih mendalam akan cahaya di dalam diri kita. Hal ini dapat direalisasi melalui latihan seperti meditasi, doa, atau sekadar meluangkan waktu merenungkan keindahan dunia di sekitar kita.

Saat terhubung dengan kebijaksanaan cahaya, kita menjadi lebih selaras dengan kebijaksanaan dan intuisi batin kita sendiri. Kita lebih mampu melihat hal-hal sebagaimana adanya, dan membedakan jalan yang terbaik bagi kita. Kita menjadi lebih welas asih, lebih berempati, dan lebih terhubung dengan dunia di sekitar kita. Di dunia yang kerap dipenuhi oleh kegelapan beserta kekacauan, kebijaksanaan cahaya dapat dianggap sebagai jalan nan membimbing kita menuju pemahaman, kejelasan, dan kedamaian lebih besar. Dengan merangkul kebijaksanaan ini, kita dapat menjadi mercusuar cahaya bagi diri kita sendiri dan orang lain, menerangi jalan di hadapan kita menuju hari esok yang lebih cerah.

.

Pesan pertama atau perdana ini sangat penting dalam membuka jalan pemahaman bagi pesan-pesan berikut. Itulah sangat dianjurkan membaca dan merenungkan pesan perdana ini dengan baik.