Jumat, 02 Desember 2016

SAJAK-SAJAK LORONG WAKTU

SAJAK-SAJAK LORONG WAKTU
.
Ivan Taniputera.
15 Oktober 2016
(dilengkapi 2 November 2016)
.
MASA PERTAMA
(1)




Tertunduk berjalan sang raja
Menuju singgasananya yang retak
Sudah habis kekuasaannya
Dua masa diperpanjang tidak
(2)
Dua kota itu ditinggalkan kosong
Penduduknya berlarian ke samudera raya
Anjing sedih melolong lolong
Pada dua ratus dua puluh enam adanya
(3)
Pada tempat pertemuan dua arus
Nyala merah membara di angkasa
Terjun jatuh Icarus
Seratus tiga puluh enam tak berdaya
(4)
Seratus lebih mengarak panji
Hantu hantu yang lapar
Porak poranda sudah terjadi
Tubuh-tubuh terkapar
(5)
Tubuh-tubuh melesat berlarian
Kemenangan putih merah biru
Pekik membahana nian
Sudahlah pasti diseru
(6)
Sudah begitu jalannya mentari
Orang akan memperingati lima
Dan enam akan diingati
Hati akan menjadi lambangnya
(7)
Hati intisari segenap pengetahuan
Saat KAN memasuki KUN
Jiwa air akan berkumpul demikian
Di negeri penuh halimun
(8)
Di negeri hijau kuning
Rimba raya bersungai
Wabah akan membuat hening
Bulan dua tiga akan mulai
(9)
Bulan di rasi Taurus
Sudah tentu tidak kurus
Lembu muda tanduk terhunus
Puri nan salah urus
(10)
Puri keagungan malam
Saatnya berjumpa mimpi
Bagian pertama ini telah tersulam
Sementara sudah usai.
.
MASA MASA KEDUA
(1)
Sang pangeran lanjut usia
Dimahkotai pada kota tujuh bukit
Pilar pilar herkules asalnya
Tempat Aeskulapius penyembuh sakit
(2)
Tempat panji mentari terbit berkibar
Galangan kapal terangkat dashyat
Bumi menari berdebar debar
Ombak bergulung menghantam hebat
(3)
Dua bebek berjalan beriringan
Dari dua tembok tua kelabu
Dari situlah asalnya gerakan
Perubahan kesadaran zaman baru
(4)
Nyanyian peri siren di lautan
Suatu penemuan keantikan lampau
Dinding batu bawah ombak keabadian
Istana dasar laut terlupakan ribuan masa
(5)
Naga merah meliuk ke timur
Melindungi paruh atasnya yang kecil
Rajawali biru merah bercakar berat
Hinggap di paruh bawah nan mungil
(6)
Oh siapakah ksatria yang sanggup menahannya
Raksasa garang beroda baja
Menggali gorong-gorong bumi perkasa
Dua benua terhubung sudah.
(7)
Pertempuran itu sudah berlalu
Menyisakan jalan-jalan berlubang
Gedung-gedung menjadi arang abu
Jenderal botak rajai negeri sisa perang
(8)
Di tahun ayam kegentaran besar
Gajah raksasa menapak bumi
Goncang sudah negeri besar
Bagai guncangan tali rami
(9)
Garis balik utara
Pangeran mengejar putri raja
Salju tercurah tanpa suara
Menutupi kepingan-kepingan baja
(10)
Binatang-binatang hitam
Pada kemunculan bintang berekor
Merajalela penyakit demam
Darah merah merona dalam bokor
.
MASA KETIGA
(1)
Singgasana para raja
Cucuran bunga api merah merona
Senja langit jingga
Berkobar menyambar angkasa
(2)
Revolusi besar dimulai di tengah badai
Mereka akan disebut Anak-Anak Badai
Menyebar laksana angin menghembus api
Perubahan besar sudah terjadi
(3)
Ditingkah paduan suara sumbang
Berharap ia tumbang
Jatuh dari gelanggang
Namun ia tetap terpilih menang
(4)
Demikianlah sudah tergurat dan tersurat
Jalannya nasib semesta keramat
Dari Timur berjalan ke Barat
Akan bersatu dua budaya adat istiadat
(5)
Sastrawan besar dari Timur
Pujangga seumur umur
Menaiki panggung hadiah termashyur
Menerima penghargaan luhur
(6)
Ia yang luhur tulus
Mendapatkan dua penolong berbudi halus
Seorang dikiri seorang dikanan sudahlah harus
Barulah dapat berjalan lurus
(7)
Kengerian besar di negeri air mancur
Mendadak semua hancur
Jerit tangis apa lacur
Menolong yang terkubur
(8)
Semua begitu terkejut
Semua begitu takut
Bingung carut marut
Luka terparut-parut
(9)
Siapa kenal Orakel delphi
Warisan negeri Yunani
Seorang pemimpin baru akan berdiri
Akhiri masa resesi
(10)
Malam terus mendaki
Hampir mendekati pagi
Saatnya istirahat lagi
Esok menulis kembali.
.
MASA KEEMPAT
(1)
Anjing-anjing perang
Di tengah padang gersang
Menggonggong di dekat kilang
Yang kalah pasti hilang
(2)
Panji-panji kanan kalahkan kiri
Sang penguasa baru di Ungari
Sebagian menjadi anak tiri
Semua hanya tuk anak negeri
(3)
Putera mahkota menanti jadi raja
Akhir masa penantian tiba
Tapi tiadalah kesukaan rakyat padanya
Memerintah tanpa cinta karisma
(4)
Kegelapan tak tertembus
Olehnya sebuah kota terbungkus
Badai hebat membuatnya putus
Demikian semua jadi minus
(5)
Rakyat bergerak berarak arak
Di sebuah negeri pasir gemeretak
Menentang rajanya nan lama tiada gerak
Riuh nian suara sorak-sorak
(6)
Hingar bingar suara seruling
Sesudah itu mulai hening
Ternyata sudah musim fruehling
Merah terpilih melalui voting
(7)
Renik-renik peradaban
Berabad-abad sudah berjalan
Malam telah semakin depan
Saatnya istirahat di atas dipan
(8)
Sirine telah meraung-raung
Terdengar jauh ia bergaung
Demikianlah di negeri burung
Dentuman mengejutkan jantung
(9)
Ia memperingati limapuluh tahun
Di antara aneka daun
Musik lambat mengalun
Pria tua berlagak pikun.
(10)
Sebentar lagi terbit mentari
Tanda sudah berganti hari
Sementara cukup jari menari
Istirahat dulu nanti disambung lagi.
.
MASA KELIMA
(1)
Namanya seperti pembawa berkat
Bagi bangsanya datangkan hormat
Negerinya penuh rahmat
Semuanya takjub terpikat.
(2)
Di negeri itu orang hanya bisa makan bubur
Tiada lagi yang tumbuh subur
Jangankan lagi daging apalagi telur
Perang saudara semua hancur.
(3)
Siapa terdepan akan jadi terbelakang
Bagai semut orang akan hengkang
Banyak tiada terbilang
Semua terbang bagai belalang.
(4)
Oh sudah tiada kota itu
Ditelan dashyatnya samudera bagai hantu
Dulu banyak orang berlalang lalu
Ibukota Timur ia disebut begitu.
(5)
Curahan semesta alam
Mengguyur tembok pualam
Hanya dalam satu malam
Kota bertirai bambu tenggelam.
(6)
Perundingan antara dua raja
Membawa pedang baja
Penguasa istana merah senja
Akan lebih berjaya
(7)
Kereta melebur hancur
Terbolak-balik bagai air mancur
Apa daya ia dashyat berbentur
Meluncur keluar jalur
(8)
Tembok berbatu tulang
Nampak bersilang-silang
Di situlah ditemukan yang hilang
Dalam wujud kering belulang.
(9)
Negeri yang ada di bawah pelangi
Memilih rajanya lagi
Di bawah gantang terdapat ragi
Hamba sahayanya tiada terbagi
(10)
Jika tujuh sudah datang
Sembilan akan muncul
Akan berbaris menjelang petang
Sambil memanggul umbul-umbul.