Sabtu, 30 Maret 2013

KEHILANGAN SERATUS DOLLAR


KEHILANGAN SERATUS DOLLAR



Diterjemahkan oleh Ivan Taniputera
31 Maret 2013

Saya mendapatkan kisah berbahasa Jerman yang menarik ini. Kisah unik ini dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua. Saya menerjemahkan kisah ini juga untuk melatih bahasa Jerman saya. Bagi para peminat bahasa Jerman diharapkan dapat pula memperoleh manfaat dari terjemahan kisah ini.

Sumber kisah: German for Adults, halaman 316:

100 DOLLAR VERLOREN!

KEHILANGAN 100 DOLLAR.

Sie sind Reporter?" fragte der Dollarman.
"Apakah Anda wartawan?" tanya orang [yang punya miliaran Dollar itu].

"Bei der, Sun-Sun Post' " sagte Harper.
"Pada Harian Sun-Sun," jawab Harper.

"Was wollen Sie wissen?"
"Apa yang ingin Anda ketahui?"

Harper überlegte nicht lange.
Harper tidak lama mempertimbangkannya.

"Eigentlich nur eins: Wie sind Sie zu Ihren Millionen gekommen?"
"Sebenarnya hanya satu: Bagaimana Anda mendapatkan kekayaan Anda?"

Der Multimilionär lächelte, musterte sein Gegenüber und sagte: "Ich will Ihnen antworten. Ich bin Millionär geworden, weil ich 100 Dollar verloren habe."
Sang jutawan tertawa, memandang lawan bicaranya dan tertawa, "Saya akan menjawab pertanyaan Anda. Saya menjadi jutawan karena kehilangan 100 Dollar."

Harper stutzte.
Harper tercengang.

"Verloren?"
"Kehilangan?"

"Richtig. Ich war jung wie Sie und Buchhalter bei Mils. Eines Tages drückte mir Mils eine Postanweisung und 100 Dollar in die Hand. Auf dem Wege zur Post verlor ich das Geld. Meine Stellung war in Gefahr. Aber in der Not hat der Mensch di besten Ideen! Die Idee, die ich hatte, bildete Grundstock zu meinen Millionen."
"Benar. Saya masih muda seperti Anda dan menjadi pemegang pembukuan bagi [perusahaan] Milis. Suatu kali saya diperintahkan oleh perusahaan mengirim pos wesel sambil membawa uang sejumlah 100 Dollar. Dalam perjalanan ke kantor pos saya kehilangan uangnya. Pekerjaan saya berada dalam bahaya. Namun di tengah-tengah bahaya tersebut orang biasanya memperoleh gagasan-gagasan terbaik! Gagasan yang saya peroleh menjadi landasan bagi kekayaan saya di masa mendatang." 

"Welche Idee?"
"Gagasan-gagasan yang bagaimanakah?"

"Ich inserierte, Junger Mann, 20 Jahre, ohne Eltern et cetera, hat 100 Dollar verloren und ist, wenn er sie nicht zurückgegen kann, im Begriff, auch seine Stellung zu verlieren. Wer hilft Aermstem?"
"Saya memasang iklan berbunyi: Anak muda berusia 20 tahun, yatim piatu..dan seterusnya, telah menghilangkan uang sejumlah 100 Dollar, dan bila tidak dapat mengembalikannya, ia akan kehilangan pekerjaannya. Siapakah yang bersedia menolong orang paling malang ini?"

Harper fieberte.
Harper bertanya-tanya.

"Und Sie hatten Erfolg? Sie bekamen die 100 Dollar?"
"Dan apakah Anda berhasil?" Apakah Anda mendapatkan 100 Dollarnya?"

"Hundert? Am nächtsten Tag hätte ich 682 Zuschriften und 1269 Dollar 40 Cent. Ich gab die Postanweisung auf, brachte Mils den Abschnitt, und machte mich selbständig. Reiste kreuz und quer durch die Staaten. Inserierte in allen Zeitungen. Der Erfolg riß nicht ab. Mit dem Geld, daß ich erwarb, kaufte ich eine Fabrik. So fing ich an."

"[Cuma] seratus? Keesokan harinya saya menerima 682 surat balasan dan 1269 Dollar 40 Sen. Saya mengirimkan wesel posnya, memberikan resinya pada Mils, dan keluar dari pekerjaan. Saya berkelana di berbagai negara bagian. Memasang iklan di seluruh surat kabar. Keberhasilannya tidak pernah pudar. Dengan uang yang saya kumpulkan, saya membeli sebuah pabrik. Demikianlah saya mengawali usaha saya."

"Interessant" sagte Harper.
"Menarik sekali," kata Harper.

***

Als der Multimilionär am Tage darauf die "Sun-Sun Post" aufschlug, konnte er keinen Artikel über sich finden. Staat dessen entdeckte er in den Anzeigen splaten eine Annonce mit der Ueberschrift: "100 Dollar verloren!" Der Text war sein Text.
Sewaktu sang jutawan keesokan harinya membuka Harian Sun-Sun, ia tidak dapat menemukan artikel tentangnya. Sebagai gantinya di kolom iklan baris, ia menjumpai iklan dengan judul "Kehilangan 100 Dollar!" Isinya adalah seperti yang disampaikannya [pada sang wartawan].

Harper aber saß in seinem New Yorker möblierten Zimmer und wartete auf den Erflog seines Inserates.
Sedangkan Harper duduk-duduk di kamar berperabotnya yang berada di New York serta menunggu hasil iklannya.


Am vierten Tag kam ein Brief. Und das war alles, was Harper an Zuschriften auf sein Inserat erhielt.
Pada hari keempat tibalah sepucuk surat, dan itu adalah satu-satunya surat balasan yang Harper terima sebagai hasil pemasangan iklannya.

Der Brief stammte von dem Multimilionär. Er lautete folgendermaßen: "Ich bin sicher, daß Sie keinen Erfolg haben werden. Denn Sie haben drei Fehler gemacht. Der erste Fehler ist, daß Sie mit der Idee eines andern Geld machen wollen-man muß eigene Ideen haben! Ihr zweiter Fehler: Sie haben nicht einkalkuliert, daß die Welt sich ständig ändert-heutzutage gibt es keine Menschen mit Mitleid mehr! Der dritte Fehler aber ist der schlimmste: Sie haben kein Talent! Sonst hätten Sie wissen müssen, daß kein Millionär einem Reporter verrät, wie er zu einem Geld gekommen ist, und daß man durch einen Job allein nie zu Millionen kommt!-Man muß nämlich auch einen Kopf haben!"

Von Manfred Thomas, from: WOCHENEND. Nürnberg (1956).

Surat itu berasal dari sang jutawan, yang berbunyi sebagai berikut: "Saya yakin bahwa tidak mendapatkan hasil apa-apa. Karena Anda telah melakukan tiga kesalahan. Kesalahan pertama adalah Anda meniru gagasan orang lain dalam menghasilkan uang-kita harus menciptakan gagasannya sendiri! Kesalahan kedua: Anda tidak memperhitungkan bahwa dunia itu senantiasa berubah-dewasa ini tiada lagi orang yang kesusahan! Kesalahan ketiga adalah yang terburuk: Anda tidak memiliki kebijaksanaan! Jika tidak Anda pastilah telah mengetahui, bahwa tiada jutawan yang membocorkan bagaimana ia mendapatkan uangnya pada seorang wartawan, dan hanya dari satu jenis pekerjaan saja tidak mungkin orang menjadi jutawan! Orang harus memiliki otak!"

Karya Manfred Thomas, dimuat dalam majalah Wochenend. Nuernberg (1956).


Demikianlah cerita yang sangat menarik tersebut. Kisah di atas dapat memberikan kita beberapa pelajaran. Yang pertama adalah kita harus memiliki kreatifitas dan tidak semata-mata membajak atau meniru gagasan orang lain. Dengan kata lain, kita harus semantiasa memiliki gagasan-gagasan segar. Meniru tanpa mengetahui bagaimana landasan yang bekerja di balik semua gagasan tersebut akan membuahkan kegagalan.

Pelajaran kedua adalah kita harus menyadari bahwa dunia itu senantiasa berubah dan tiadayang kekal. Dengan demikian, gagasan yang sekiranya berhasil di masa lalu belum tentu dapat diterapkan di masa sekarang.

Pelajaran ketiga adalah kita hendaknya menggunakan akal kita. Apabila ingin meraih keberhasilan yang besar, kita hendaknya mengupayakan berbagai cara dan mempelajari banyak hal. Demikian, semoga bermanfaat.

Sumber gambar ilustrasi: www.niffylux.com.

SEJARAH AGAMA BUDDHA DI TIONGKOK

Sejarah Agama Buddha di Tiongkok

Ivan Taniputera
30 Maret 2013

  


Masuknya Agama Buddha di Tiongkok-Antara Legenda dan Fakta

  Aneka Legenda:
1.Salah satu legenda menyebutkan bahwa Konfusius mengenal keberadaan Buddha, sumbernya adalah Liezi, yang pada umumnya dianggap sebagai pemalsuan berasal dari abad ketiga Masehi.
2.Legenda lain menyebutkan bahwa agama tersebut masuk ke Tiongkok tahun 317 SM. Dikisahkan bahwa seorang penyihir asing membawa tongkat & mangkuk mengunjungi pangeran  Zhao dari Yan. Penyihir itu menciptakan stupa setinggi tiga kaki di atas ujung jarinya. Cerita ini diragukan kebenarannya karena pada tahun-tahun tersebut Buddhisme belum tersebar dari India.
3.Raja Asoka mengutus bhikshu bernama Shi Lifang guna menyebabarkan agama Buddha ke Tiongkok semasa pemerintahan Kaisar Qin Shihuangdi (221-210 SM). Namun ini tidak disebut dalam catatan sejarah  India maupun Srilanka, sehingga diragukan kebenarannya.
4.Beberapa penulis Buddhis menyebutkan bahwa Zhang Qian (張騫), duta Tiongkok yang mengadakan perjalanan hingga ke Baktria pada abad kedua SM telah mengenal agama Buddha dalam perjalanannya. Meskipun demikian, hal ini hanya dijumpai dalam catatan yang berasal dari zaman dinasti Tang. Sumber-sumber lebih awal tidak menyebutkan bahwa Zhang Jian pernah membawa informasi mengenai Buddha.
5.Jenderal He Qibing yang mengalahkan bangsa Xiongnu pada tahun 120 SM diriwayatkan menemukan  patung emas berwujud manusia, yang hanya diberi persembahan berupa dupa dan persujudan. Patung emas ini diduga adalah patung Buddha, tetapi ternyata bukan dan merupakan dewa suku Xiongnu.
6.Terdapat pula legenda yang menyebutkan bahwa agama Buddha diperkenalkan pada masa awal dinasti Chou (kl. 1.100 – 256 SM). Namun ini adalah legenda yang diciptakan para penganut agama Buddha guna membantah argumen bahwa masuknya agama Buddha memendekkan usia dinasti, karena dinasti Chou sendiri berusia sekitar 8 abad.
7.Mimpi Kaisar Mingdi (58-75). Ini adalah satu lagi legenda yang kerap disebutkan mengenai masuknya Buddhisme ke Tiongkok.
  Aneka fakta
1.Wei Lu (Catatan Ringkas Mengenai Dinasti Wei), yang tidak lagi ada, namun dikutip dalam Sanguo Zhi (Catatan Tiga Negara). Di dalamnya disebutkan mengenai bangsa Skitia, yang menguasai Kipin, Baktria, dan India. Selain itu terdapat pula uraian mengenai negeri Lin Er (Lumbini), yang pangerannya memiliki putera bernama Buddha. Disebutkan pula bahwa ayah Sang Buddha bernama Suddhodana dan ibunya bernama Maya. Selain itu terdapat pula istilah-istilah teknis Buddhis, seperti upasaka, sramana, dan bhikshu. Catatan ini dapat dipercayai dan menandakan bahwa masuknya agama Buddha adalah sekitar abad pertama Masehi, bersamaan dengan meluasnya imperium Skitia.
2.Riwayat Hidup Pangeran Ying dari Chu, saudara tiri Kaisar Ming. Di dalamnya telah disebutkan mengenai Buddha. Disebutkan bahwa Pangeran Ying setelah diampuni kesalahannya merupakan “pelaksana ajaran kebajikan Kaisar Kuning, Laozi, dan Buddha.”