IKAN DAN DARATAN
Ivan Taniputera
18 Maret 2013
Seekor
ikan yang belum pernah mengunjungi daratan ingin tahu seperti apakah
daratan itu. Jika kita menjelaskan pada ikan tersebut, maka segenap
penjelasan mengenai daratan yang kita berikan akan berupaya dimaknai
oleh ikan ke dalam terminologi khas "lautan" sebagaimana dipahami ikan. Bila
kita mengatakan bahwa daratan adalah tempat yang kering, ikan mula-mula
akan berupaya memahami daratan sebagai "tempat yang tidak ada airnya
seperti di lautan." Namun akhirnya ikan hanya dapat memaknai kering
secara intelektual saja, yakni "tempat yang tiada airnya." Namun
bagaimana sebenarnya "kering" itu, ikan tak akan sanggup memahaminya
dengan benar, karena dalam seumur hidupnya jika belum pernah
meninggalkan lautan, mustahil baginya sungguh-sungguh memahami apakah
"kering" itu. Tentunya ikan tak pernah hidup dalam "kekeringan." Kata
"kering" atau "tidak ada air" tentunya tak akan sanggup mewakili kering
yang sebenarnya. Dengan kata lain, ikan tak akan pernah memperoleh
pemahaman sejati mengenai daratan, jika ia belum pernah mengalami
daratan itu sendiri. Segenap penjelasan dalam bentuk terminologi pada
akhirnya hanya akan berhenti pada tataran intelektualitas semata.
Anehnya,
ikan tersebut mulai berdebat dengan kawan-kawannya sesama ikan mengenai
daratan. Padahal mereka juga sama-sama belum pernah melihat daratan.
Masing-masing membela diri bahwa pemahamannya mengenai daratan itulah
yang paling benar.Tapi jika ditanya, apakah sudah pernah melihat
daratan. Mereka akan menjawab serentak bahwa daratan belum pernah mereka
saksikan.
Tentu saja, ikan-ikan di atas adalah sekedar
ilustrasi. Pertanyaannya, apakah kita sebagai manusia pernah mengalami
atau bertindak dan bertingkah laku seperti ikan-ikan pada ilustrasi di
atas? Marilah kita sama-sama merenungkannya.
Semoga bermanfaat.