KITAB MEDITASI TRADISI TIONGKOK (KITAB SIOE LIAN)
Ivan Taniputera
19 Maret 2013
Saya
baru saja mendapatkan buku kuno mengenai teknik meditasi dan juga
beberapa topik terkait filsafat Buddhisme, Daoisme, dan Konfusianisme.
Sebelumnya saya akan memperkenalkan terlebih dahulu sampul buku
tersebut.
Buku
ini diterbitkan dan diedarkan oleh "Boekhandel TAN KHOEN SWIE, Kediri,
dan berangka tahun 1938. Adapun jumlah halaman buku ini adalah 96
halaman.
Buku ini aslinya ditulis oleh Ien Sie Tjoe yang
berada di Shanghay dan diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Tie
Tjiong Tjoe, Java. Kita akan memaparkan dulu kata pengantarnya:
PERMOELA'AN PENJALIN
Soeda
lama saia ada ingin bisa salin ini boekoe IEN SIE TJOE poenja
pelatoeran ilmoe berdoedoek dijem, jang telah di terbitken dan di
siarken jang pertama kali di Tiongkok pada Bin Kok taoen ka III boelan
October taoen 1912, krana saia sendiri belon dapet kenjata'an
kabenerannja itoe toelisan maka tertoenda. Selang tiga taoen saia soeda
tobak menjataken serta menoentoet nasehat-nasehatnja, achirnja saia
telah menjaksiken sendiri kabenerannja. Selainnja begitoe, djoega
bebrapa sobat saia poen, jang telah toeroet menjatakan, soeda pada
mendapet kenjata'an dan kesaksihan sebagi saia djoega. Maka atas
soeroengannja sobat-sobat saia tadi, saia soeda tida sanggoep berbantah
aken merdikaken diri saia dari garisan penjalinnja ini boekoe. Dengan
meloepaken kabodoan dan paksa tenaga saia soeda tjobak salinken, brapa
saia bisa, agar saia tidak dapet gelaran "PENGOEBOER ILMOE", sekedar
mengabarken pada soedara-soedara sekalian dari adanja toelisannja IEN
SIE TJOE soedara-soedara.
PENJALIN.
TJILATJAP, 15 Mei 1919.
Pada halaman 5 terbaca sebagai berikut:
PERMOELA'AN PENGARANG
Prihal
ini ilmoe pelatoeran "berdoedoek dijem" (doeloe-doeloe orang seboet
Sioe Lian atawa dalem bahasa Sanskreta seboet Samadhi) sebenernja ada
asal ilmoe koeno jang orang doeloe seboetkan "pemimpinan" (Too Ien Soet =
Tjipta), akan tetapi lantaran perkata'an "pemimpinan" itoe tida gampang
di artiken, maka biarlah kita sekarang seboetkan sadja "Berdoedoek
Dijem".
Ilmoenja thabib-thabib dzaman poerbakala memang
ada goenaken perobatan dari rempa-rempa, toesoekan, pidjetan atawa
oeroet, dan tjipta'an. Itoe atoeran pengobatan jang menggoenaken
rempa-rempa dan toesoekan, ada dipakei boeat mengobatin orang jang lagi
bersakit, sedeng atoeran oeroet dan tjipta'an di goenaken boeat piara
kasehatan dan mendjaga serangannja penjakit.
Sedari
dzamannja dynasty Han, orang soeda tjoema madjoekan sadja bagian
rempa-rempa, maka jang laen bagian tadi plahan-plahan djadi linjap dari
kaoemoemannja, katjoeali itoe pelatoeran tjipta'an jang masih ada
terpakei oleh fihak doekoen-doekoen (Hong Soe) di Tiongkok, jang mana
dalam boekoe-boekoe pladjarannja dari itoe ilmoe, ata tertoelis amat
roewet, banjak di goenaken perkata'an-perkata'an (Iem Jang)
(Negative-Positive = Apsara Apsari) Ngo Hing (Element = 5 dzat asal
kedjadian = Logam, Kajoe, Aer, Api, Tana,) Kham Lie
(Betalmakmoer-Betalmoekadas), Hong Jan (Rasa-pengrasa enz., lagi
ilmoenja ada berhoeboeng dengen hal-hal kagaib-an, hingga bikin banjak
orang-orang jang tidak soeka seboetken. Aken tetapi, barang apa sadja
jang berada di doenia ini, kaloe kita bisa goenaken tempo dan tenaga
boeat mentjari taoe, tentoe aken bisa mendapet sari-sari kabenerannja
jang sedjati, jang tergenggem di dalemnya, tida ada satoe apa jang
haroes diseboet gaib.....
Pada halaman 9 terdapat catatan:
"Ini
ilmoe sebenernja ialah ada satoe bagian dari ilmoenja orang-orang
pertapaan, bertapa itoe ialah dijem. Tiap sasoeatoe dzaman dan tiap
sasoeatoe tjabang pladjaran, itoe nama ada berlainan, aken tetapi ilmoe
dan pelatoerannja satoe roepa, oepama:
Kaoem Confucian (Khong Tjoe) seboet Tjoen Jang.
Kaoem Taoism (Loo Tjoe) seboet Sioe Lian.
Kaoem Boedhism (Shaka Muni) seboet Bing Kian. Jaitoe jang di dalem bahasa Sanskreta diseboet Samadhi.
Di
Djawa wetan orang soeda banjak kenal artinja itoe perkataan Sioe Lian,
maka dari itoe, biarlah kiranja kaloe ini boekoe saia beriken nama Sioe
Lian, agar tida mengilangken dasarnja.
Pada halaman 10, bagian ASAL MOELANJA diulas mengenai hakikat manusia:
"Loo
Tjoe ada bilang: "Itoe samista alam bersemi-semi, achirnja moesti
poelang kapada masing-masing pokoknja lagi." Inilah ia maoe bilang
bahoea segala benda alam, barang jang djadi isinja alam doenia ini,
masing-masing ada mempoenjain pokok. Liatlah itoe segala tetoemboehan,
seperti roempoet, kajoe, enz, dari bermoela ada dari bidji laloe
bersemi, dari semi lantas jadi batang, tjabang, tangkei dan daon, hingga
djadi soeboer dan besar. Kaloe orang ditanjak: "Kenapa bisa djadi
begitoe?"....."
Pada halaman 11 diulas mengenai pusat cakra tubuh:
Center Gravity atawa Poesat Tjakra toeboeh kita
"Dari
hal pokok kita, saia soeda terangken, jaitoe ada di bagian poeser;
orang-orang doeloe kala poen telah lebi siang mengetaoein doedoeknja,
maka telah ada pelatoeran-pelatoeran pemiaraan Tan Tian (ladang
moesika=peroet), Tan Tian itoe diseboet djoeda Khie Hay (laoetan
swasana=djoega peroet). Pernanja itoe Tan Tian dan Khie Hay, dalem
boekoe-boekoe doeloe kala ada diterangken, ada di bagian peroet, sidikit
hawa dari betoelan poeser. Krana niat saia jang pertama kali menoelis
ini boekoe aken oetaraken pa jang senantiasa saia soeda dapetken
kenjataan, dengen goenaken dasar-dasar dari perkataan nama-nama Logic,
Physics, dan tida harep hoeboengken dengen Taoisms (Too Keh) maka saia
tida maoe ambil itoe nama-nama koeno boeat nama, dan saia namain sadja
itoe: Center Gravity (Krachtsmiddelpunt-Poesat Tjakra)...."
Selanjutnya pada halaman 13-14 dibahas hubungannya dengan ilmu fisiologi.
Pada halaman 15-16 dibahas hubungan dengan ilmu psikologi.
Pada halaman 17 disebutkan bahwa "Tetepnja Center Gravity jang terloekis koetika lagi Berdoedoek Dijem.
Peraturan mengenai bermeditasi dibahas pada halaman 19, yang meliputi:
A.SIKEPnja jang sampoerna.
B.ATOER NAPAS jang genah.
A.SIKEP:
1.Sedia
saroeang kamar jang sepih, atawa kamar tidoer. Djendela itoe kamar
baek diboeka, tapi pintoenja moesti tertoetoep. Djangan idzinken orang
masoek bikin riboet.
2.Adaken kasoeran atawa permadani jang tebel dan empoek, pranti berdoedoek lama.
3.Koetika
maoe berdoedoek haroes melepasken bagian pakean jang mengiket pada
toeboeh kita, soepaia oerat-oerat dan daging dari toeboeh kita tida
dapet ganggoean dari pengiketan dan penindesan.
4.Badan moesti dibikin djedjek lempeng, toelang blakang (Fig. 4. (2).) djangan bengkok, laloe berdoedoek dengan radjin.
5.Sasoedanja
selesih doedoek, apabila maoe bangoen, haroes dengen plahan-plahan
memboeka mata, plahan melepasken tangan dan kaki. Sekali-sekali djangan
terboeroe-boeroe mengaget dengen sekoenjoeng-koenjoeng.
Selanjutnya diuraikan sikap kaki, tubuh, dan lain sebagainya yang lebih terperinci.
Halaman 25-30 diuraikan mengenai tata cara mengatur nafas.
Mulai
dari 30-42, dikisahkan pengalaman penulis dalam melatih meditasi.
Penulis menuturkan bahwa pada masa mudanya ia banyak menderita sakit:
"Kaloe
saia soeda beroemoer 15 atawa 16 taoen penjakitan saia soeda
bertambah-tambah banjaknja, tambah-tambah saia dihinggapi sakit
hartklop, senu, malaria, enz. Saia masih inget koetika saia beroesia 17
taoen, sedari permoelaan taoen, tiap liwat tenga hari badan saia djadi
panas (demem) dan itoe panas sampei besoknja matahari terbit baroe maoe
moendoer. Begitoe saia dihinggepin itoe penjakit sampe satoe taoen;
kaloe saia beroesia 18 taoen, amper pada pertengaan taoen, baroe saia
dapet kasemboehan...."
Kemudian ia lantas mempraktikkan meditasi.
Berikut ini adalah gambar penjelasan yang ada dalam buku (halaman 44-45):
Kemudian
tibalah kita pada bagian kedua buku ini. Isinya adalah jawaban bagi
surat-surat yang masuk. Atas jawaban bagi salah satu surat yang masuk
diulas berbagai aspek metafisika Tiongkok.
Sebagai contoh adalah PRIHAL IEM JANG (halaman 52-53). Selain uraian mengenai Iem Jang dipaparkan tabel sebagai berikut:
IEM JANG
Gelap Terang
Dingin Panas
Prampoean Lelaki
Renda Atas
Malem Siang
Boesoek Bagoes
Djahat Baik
Kasar Aloes
Dalem Loear
Boelan Matahari
Lembek Keras
Kentel Tjair
Berat Enteng
Djisim Djirim
Genap Gandjil
Keroeh Djerni
Boemi Langit
Keri Kanan
Blakang Moeka
Anti Meridian Post Meridian
Positief Negatief.
PRIHAL NGO HING (Halaman 53-56)
Antara
lain dijelaskan mengenai siklus lima unsur. Selain itu, lima unsur
memiliki wujud besar dan kecil. Dijelaskan sebagai berikut:
OEDJOET BESARNJA JANG ADA PADA ALAM
Api sari aloesnja menjadiken: Matahari
Aer sari aloesnja menjadiken : Boelan
Kajoe sari aloesnja menjadiken: Angin, Goentoer.
Logam sari aloesnja menjadiken: Oedjan, Danoe.
Tanah sari aloesnja menjadiken: Goenoeng, Gloedoek dan doenia ini.
OEDJOET KECILNYA JANG ADA PADA MANOESIA
Api sari aloesnja djadi kita poenja: Djantoeng.
Aer sari aloesnja djadi kita poenja: Gindjel.
Kajoe sari aloesnja djadi kita poenja Hati.
Logam sari aloesnja djadi kita poenja: Paroe.
Tanah sari aloesnja djadi kita poenja: Rampeloe.
Maka apabila sala satoe Element tadi ada kebanjakan atawa kakoerangan, laloe orangnja djadi tida sehat dan kesakitan.
PRIHAL THAIJ KIK (halaman 56-57):
Ada dijelaskan sebagai berikut:
"Maka
njatalah bahoea anggepan orang dahoeloe kala, IEM JANG itoe ada
rakitannja NGO HING, dan NGO HING itoe ada zad-zad kedjadiannja
( ). Adapoen poengkasannja dari itoe IEM AJANG dan
NGO HING jang pertama-tama, adalah THAIJ KIK.
PRIHAL SAM TJAIJ (halaman 57-58):
Sam
Tjaij atau dalam bahasa Mandarin disebut Sancai, yakni tiga anasir
semesta, yang terdiri dari THIAN (Langit), DJIEN (orang=manusia), dan
TEE (Boemi=doenia).
Ditambahkan lebih lanjut di halaman 57:
"Itoe
tiga ada mempoenjai TOO LIE-prilakoe atawa kabenarannja-jang satoe
roepa (SAM TJAIJ PING LIEP, IET LIE KIE TONG). Lantaran demikian, maka
itoe TOO djadi ada di bagi tiga djoega, jaitoe:
- Thian Too
- Djien Too
- Tee Too
PRIHAL SAM POO (halaman 58-59):
Kita hidoep, mendjelma, beroedjoet enz. di doenia ini kerna SAM POO. Jang disebut SAM POO, jaitoe:
Tjing = zad, Sari, Toeboeh, Raga, Gatra.
Khie = Hawa, Napas, Tenaga, Rasa, Warna.
Sien = Roh, Hidoep, Kahidoepan, Soekma, Tjahaja.
Aken tetapi apabila itoe tiga nama diatoer djadi perkata'an artinja djadi berganti lain maksoed, seperti:
Tjing Sien berarti: semanget Ketjerdikan.
Tjing Khie berarti: semanget Kasehatan.
Sien Khie berarti: semanget Kahidoepan.
Apabila
SAM POO itoe boleh dioepamaken roemah, maka masing-masing itoe ada
mempoenjai pintoe jang ada mendjadi kita orang poenja pantja indra,
jaitoe:
Tjing roemahnja di Gindjel pintoenja Koeping.
Khie roemahnja di hati pintoenja Moeloet.
Sien roemahnja di Djantoeng pintoenja Mata.
PRIHAL PAT KWA (halaman 59-64):
Pada halaman 69 dinasihatkan mengenai TJOE SIANG (SEGALA KAROESAKAN):
- Terlaloe girang meroesaken oesoes.
- Terlaloe marah meroesaken hati.
- Terlaloe pikir meroesaken rempeloe.
- Terlaloe sedih meroesaken djantoeng.
- Terlaloe ngenes meroesaken peparoe.
- Terlaloe takoet meroesaken gindjel.
- Banjak kaget meroesaken pait.
- Banjak makan meroesaken tempat makan.
Padaha
halaman 70-71 dikutipkan tulisan-tulisan nasihat mengenai kesehatan
yang berasal dari buku LIAP SING PIE PWEE "jang ada berhoeboeng dengen
ini ilmoe; Satoe njanjian jang beralamat "TJIEN SEE SAN WEE SING KOO"
atawa "njanjian kasehatan" dari TJIEN SEE SAN"
Salah satunya berbunyi:
"Hidangan dari gorengan dan bakaran haroes kaoe makan sasoedanja dingin.
Bila tida begitoe aken meroesaken kaoe poenja gigi dan oerat-oerat.
Makan malem djangan terlaloe kemaleman.
Krana kaoe moesti djaga aken rasa sesek dada di tenga malem.
Kaoe minoem arak djangan sampe maboek.
Kerana kerasnja maboek kaoe nanti karoesakan SIEN dan tabelatmoe.
Lantaran banjak minoem arak kaoe djadi aos laloe banjak minoem aer dan TEE.
Dari sinilah pinggang dan kakimoe djadi merasa senggal dan ngiloe.
Pada halaman 72 kita dapati nasihat sebagai berikut:
DALEM BOEKOE "JAN BING LOK" SAIA ADA DAPETKEN TOELISAN BEGINI:
"Kaoe
minoem itoelah boeat piara kaoe poenja JANG, kaoe makan boeat piara
kaoe poenja IEM. Kaoe haroes makan sedikit sadja, tapi djoega djangan
kasi tinggal peroetmoe terlaloe kosong. Kaloe boekan waktoenja lapar
kaoe paksa makan, itoelah tjoema bikin roesak tempat makanmoe; kaloe
tida aos kaoe paksa minoem itoelah bole bikin oesoesmoe djadi mekar.
Dimana kaoe kenjang makan djangan kaoe lantas tidoer terlentang.
DALEM BOKOE "WEE SING TJAP TJIE" SAIA ADA DAPETKEN TOELISAN BEGINI:
"Soearanja
aer itoe boleh piara kesehatannja kita poenja koeping. Warnanja
roempoet dan daon padi jang idjoe bisa mempiara kita poenja mata.
Membatja kitab Philosoph atawa mempladjarin Logie itoelah bole aken
piara kita poenja hati. Memaen cithern = tjelempoeng atawa menjoengging
hoeroef, baek aken piara kita poenja djari. Moendar-mandir djalan dengan
bertoengkat itoelah mempiara kita poenja kaki. Berdoedoek dijem itoelah
jang bole aken mempiara kita poenja toelang oerat dan toeboeh.
Bagian
selanjutnya terdapat jawaban surat-surat yang masuk, dimana isinya
sangat bermanfaat bagi kita. Buku ini sangat bermanfaat bagi peminat
meditasi, metafisika, filsafat, dan budaya Tiongkok. Selain itu juga
memperkaya khazanah kesusasteraan Melayu Tionghua.
Bagi berminat foto kopi buku ini silakan email ke ivan_taniputera@yahoo.com