Jumat, 31 Mei 2013

FILSAFAT WANG CH'UNG (II)

FILSAFAT WANG CH'UNG (II)

Penerjemah: Ivan Taniputera
31 Mei 2013


Saya akan menlanjutkan penelaahan saya mengenai filsafat Wang Ch'ung, salah seorang filsuf Tiongkok kuno, yang kali ini akan diambil dari  buku berbahasa Jerman berjudul Die Gedankenwelt des Chinesischen Kulturkreises, halaman 140-141.

Terjemahan:

Wang Tsch'ung berpendapat bahwa Substansi Yang (Yang-Fluidum), yang membentuk jiwa (Seele), pada hakikatnya tidak memiliki kesadaran, tanpa kecerdasan (Intelligenz), dan memperoleh segenap kemampuan (Faehigkeiten) melalui persinggungannya dengan tubuh. Ia merupakan bagian yang penting laksana lilin untuk menghasilkan cahaya. Tanpa tubuh fisik (Koerper), jiwa (Geist) tak akan memiliki kesadaran. Setelah kematian, jiwa akan kembali pada ketidak-sadaran (Unbewusste). Substansi Yang sebelum kelahiran dan di luar tubuh bersifat tidak sadar dan begitu pula halnya setelah kematian.

[Berikut ini adalah kutipan dari Lun-heng:]

"Sewaktu seseorang meninggal dunia, lima organ bagian dalamnya mengalami proses pembusukan, sehingga lima kemampuan tubuh tidak akan memiliki bahan dasarnya lagi. Apa yang berfungsi memangku kecerdasan, telah mengalami kerusakan, dan kinerja semuanya itu lenyap. Tubuh fisik memerlukan Jiwa agar dapat menjalankan fungsinya, dan jiwa memerlukan tubuh fisik agar dapat menyadari sesuatu. Tiada api di muka bumi ini, yang dapat terbakar dengan sendirinya, dan bagaimanakah di muka bumi ini bisa terdapat intisari kehidupan, jika seandainya tiada tubuh fisik yang dapat menyadari dirinya sendiri?" (Lun-heng, jilid 1, halaman 195).

"Sebelum seseorang dilahirkan, ia tak memiliki kesadaran. Sebelum dilahirkan, ia adalah bagian substansi asali, dan setelah kematian ia akan kembali pada substansi asali ini. Substansi awal ini senantiasa bergerak dan bersifat tak tentu (unbestimmt), dan substansi manusia terkandung di dalamnya. Sebelum dilahirkan, ia tak mempunyai kesadaran, dan setelah kematian ia akan kembali pula dalam kondisi ketidak-sadaran; bagaimana pula ia dengan demikian memiliki kesadaran?" (Lun-heng, jilid 1, halaman 194).


Wang Tsch'ung melanjutkan dengan alasan sebagai berikut, yakni mengenai mustahilnya kehidupan abadi:

Jika seandainya ada roh orang meninggal, pastilah ia akan dapat disaksikan. Jumlahnya pastilah san gat banyak, sehingga orang di mana-mana dapat menjumpai mereka. Hal ini tidak terjadi, karena semua penampakan roh adalah penipuan. Jadi, tidak ada yang namanya roh orang meninggal.
Hewan sebagaimana halnya manusia juga terdiri dari  tubuh fisik dan roh. Mereka juga tidak hidup abadi, lalu mengapa manusia harus dianggap mampu hidup abadi? Kendati manusia merupakan makhluk yang lebih kompleks, namun tidaklah berbeda dengan makhluk lainnya.
Melalui pengaruh-pengaruh luar, seperti makanan, tidur, dan penyakit, roh itu akan mengalami pengaruh secara besar-besaran. Karena sebagian roh itu dapat musnah karena penyakit, maka pada saat kematian, tingkat tertinggi bagi penyakit, roh juga akan dimusnahkan sepenuhnya.

"Selama seseorang belum mati, kemampuan batiniah dan daya kehidupannya masih berfungsi atau ada. Sewaktu jatuh sakit, ia merasa pusing dan kesadarannya berkurang, sehingga daya kehidupannya terganggu. Kematian adalah puncak tertinggi bagi penyakit. Pada awal proses kematian, ia merasakan kesadaran berkurang dan pusing, lalu bagaimanakah jika tahapan penyakit tersebut telah mencapai puncaknya? Jikalau daya kehidupan terganggu, ia akan kehilangan kesadaran, bagaimanakah bila daya kehidupan itu telah musnah?" (Lun-heng, Jilid I, halaman 196.

Sumber: Forke, Alfred. Die Gedankenwelt des Chinesischen Kulturkreis, Druck und Verlag von R. Oldenburg, Muenchen und Berlin, 1927.

Rabu, 29 Mei 2013

BUKU PRIMBON KUNO JAWA YANG LUAR BIASA: POESAKA ADJI SAKA

BUKU PRIMBON KUNO JAWA YANG LUAR BIASA: POESAKA ADJI SAKA

Ivan Taniputera
30 Mei 2013



Judul: Poesaka Adji Saka
Pengarang: Kie Adjar Windoesana
Penerbit: Bookhuis "Lecta" v/h Terminus, Semarang, 1933
Jumlah halaman: 60

Buku primbon kuno ini mengungkapkan berbagai hal menarik, seperti menghitung perjodohan antara dua orang calon pengantin. Pertama-tama harus dihitung dahulu neptu berdasarkan hari pasarannya. Tabelnya adalah sebagai berikut.

Halaman 4.

HARI

Senen neptunya 4
Selasa neptunya 3
Rebo neptunya 7
Kemis neptunya 8
Djoemahat neptunya 6
Saptoe neptunya 9
Minggoe neptunya 5

PASARAN

Kliwon neptunya 8
Legi neptunya 5
Paing neptunya 9
Pon neptunya 7
Wage neptunya 4

Selanjutnya dicari jumlah neptu masing-masing dan dijumlahkan. Hasilnya dibagi dengan tiga dan kita cari sisanya.

Jika sisanya satu maka disebut moeloet, artinya: "tjoema bisa makan, tetapi tida bisa simpen.
Jika sisanya dua maka disebut peroet, artinya: "bisa makan dan simpen."
Jika sisanya tiga maka disebut pantat, artinya: "selaloe abis sama sekali, tegesnja tida bisa simpen."

Selanjutnya pada halaman 6 terdapat hari yang baik untuk menikah. Caranya juga menggunakan hari pasaran masing-masing calon mempelai.
Kita melihat pada tabel yang tersedia di halaman 7.


Caranya adalah melihat hari pasaran Anda dan pasangan Anda pada tabel di atas, dan kemudian cari hari yang sama-sama mengandung angka genap.

Selanjutnya masih ada lagi pasaran yang baik untuk menikah, berdasarkan enam kriteria, yakni:

Para padoe, artinja: Selaloe ada perselisihan.
Djaro sinarodja, artinja: Sampoerna, bisa dapet pangkat d.l.l.
Noedjoe pati, artinja: Aken binasa.
Kala nantang, artinja: Tjari permoesoehan.
Matjan ketawang, artinja: Mendapat djengkel ati.
Sanggar waringin, artinja: Dapat pajon atau perlindoengan.

Cara mengetahuinya adalah dengan melihat tabel di halaman 8, sebagai contoh:

Djoemahat Legi - Para padoe
Saptoe Paing-Djaro Sinarodja
Minggoe Pon - Noedjoe pati
Senen Wage - Djaro Sinarodja

dan seterusnya.

Pada halaman 9 terdapat perhitungan Tali Wangke, yakni dalam melaksanakan pernikahan atau acara lainnya perlu  pula menghindari wuku beserta hari yang disebut Tali Wangke.

Sebagai contoh adalah woekoe Landep, tali wangkenja: Rebo Paing, dan seterusnya.

Selanjutnya terdapat tabel Ringkesan Peritoengan Mendjodoken Penganten dan Hari Kawinnja, yang ditandai dengan 4 angka:

Angka 1 = paling sempoerna
Angka 2 = baek
Angka 3 = sedeng
Angka 4 = koerang baek
Tanda - = sama sekali djelek.

Selanjutnya masih terdapat perhitungan-perhitungan lainnya yang bermanfaat, seperti saat yang baik dalam mendirikan atau memperbaiki rumah, makna bintang berekor (bintang kemukus), suara burung prenjak, dan lain sebagainya.

Bagi yang berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Kunjungi pula grup dan blog kami:

Selasa, 28 Mei 2013

PERISTIWA ALAM UNIK: TIGA PLANET TAMPIL BERSAMA


PERISTIWA ALAM UNIK: TIGA PLANET TAMPIL BERSAMA

Ivan Taniputera
28 Mei 2013


Kurang lebih pada akhir Mei ini kita akan mengalami peristiwa menarik, yakni tampilnya secara bersamaan tiga planet di langit malam kita. Tiga planet ini adalah Merkurius, Venus, dan Yupiter, yang nampak tepat setelah matahari terbenam di ufuk barat.



Istilah ini dalam astronomi dan astrologi dikenal sebagai conjunction.  Dalam astrologi, ketiga planet ini dikenal sebagai benefic atau planet yang mendatang keberuntungan. Oleh karenanya, conjunction ketiga planet ini akan mendatangkan pengaruh yang baik bagi dunia. Berikut ini adalah diagram astrologis bagi peristiwa unik tersebut.



Semoga peristiwa astrologis dapat membawa masyarakat dunia menyadari hakikat cinta kasih yang menjadi intisari seluruh agama di muka bumi ini.

Kamis, 23 Mei 2013

FILSAFAT WANG CH'UNG (I)

FILSAFAT WANG CH'UNG (I)

Diterjemahkan oleh Ivan Taniputera
23 Mei 2013

Wang Ch'ung (27-97) merupakan ahli filsafat Tiongkok berpikiran kritis dan tajam. Ia dikatakan sebagai "sayap rasionalis dalam aliran Konfusianisme" (1). Filsuf Tiongkok berpandangan unik, ini banyak berjuang melawan apa yang dianggapnya tahayul atau kekeliruan pada zamannya. Berikut ini, saya akan menerjemahkan karyanya.

"Para sarjana di zaman sekarang dengan penuh semangat meyakini bahwa apa yang guru-guru mereka ajarkan [sungguh-sungguh] berasal dari zaman dahulu, dan mereka menganggap bahwa kata-kata orang bijaksana beserta suciwan sebagai intisari mendasar bagi kebenaran. Dalam membabarkan dan mempelajari ajaran-ajaran ini, mereka tidak menyadari bahwa terdapat hal-hal sulit yang membutuhkan penjelasan.

Para orang bijaksana dan suciwan, sewaktu mengambil kuas mereka guna menuliskan ajarannya, mencurahkan perhatian pada gagasan-gagasan yang mereka telaah dengan sangat terperinci; kendati demikian, kita tidaklah boleh mengatakan bahwa mereka senantiasa berpegang pada kebenaran. Apalagi mengatakannya pada penggalan-penggalan ajaran mereka! Orang di masa sekarang tidak memiliki semangat kritis, dan jikalau ada pertanyaan yang mengandung kebenaran namun maknanya mendalam dan sulit dipahami, mereka tidak tahu bagaimana mencari tahu mengenainya. Saya berpandangan bahwa ajaran-ajaran orang bijaksana dan suciwan pada banyak kasus saling tidak bersesuaian serta bertentangan satu sama lain: suatu kenyataan yang tidak disadari oleh para sarjana Konfusianis dewasa ini.

Saat berdiskusi orang senantiasa menyatakan bahwa Tujuh Puluh Siswa Konfusius lebih berbakat ketimbang penganut Konfusianisme di masa sekarang. Pandangan semacam ini adalah keliru. Mereka memandang Konfusius sebagai seorang suciwan yang mewariskan Tao dan dengan demikian penting sekali mewariskannya pada orang berbakat, sehingga orang yang mewarisinya dianggap sebagai pribadi  istimewa. Bakat atau kemampuan orang-orang masa lampau tidaklah berbeda dengan orang-orang zaman sekarang. Apa yang disebut orang jenius di saat sekarang, akan dianggap sebagai suciwan besar di masa lampau; sehingga akhirnya di masa-masa selanjutnya jarang sekali ada yang seperti Tujuh Puluh Siswa.

Misalkan ada guru seperti Konfusius di masa sekarang, maka para siswa di masa sekarang akan menjadi seperti Yen Hui dan Min Tzu Ch'ien. Jika seandainya tidak ada Konfusius, maka Tujuh Puluh Siswa akan menjadi seperti para sarjana di masa sekarang. Bagaimana saya membuktikan hal ini? Berdasarkan kenyataan bahwa dengan belajar pada Konfusius mereka tidak akan dapat mengajukan pertanyaan di rumahnya. Selanjutnya, jika mereka tidak sepenuhnya memahami apa yang dikatakan Sang Suciwan, apabila dalam membabarkan prinsip-prinsip Beliau, mereka tidak dapat merumuskannya dengan jelas; dan jika mereka tidak sungguh-sungguh memahami maknanya, sudah menjadi tugas mereka agar mempertanyakannya sejelas-jelasnya.

Kao Yao saat memaparkan prinsip-prinsip pemerintahan di hadapan Raja Mulia Shun memaparkan sesuatu secara dangkal dan tidak begitu jelas. Sewaktu Yu mengkritiknya, kata-kata Kao Yao menjadi mendalam dan topiknya menjadi jelas; karena semangat kritis demi memperoleh kejelasan makna akan mengungkapkan kedalaman makna yang ada...... Terdapat sedikit siswa seperti Tzu Yiu yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit pada Konfusius. Akibatnya ajaran-ajaran Konfusius menjadi tidak jelas, alasannya dikarenakan Tujuh Puluh Siswa tidak mengajukan pertanyaan sulit pada Konfusius. Oleh karenanya, para sarjana di zaman sekarang tidak mengetahui apakah yang diajarkan Konfusius itu benar atau tidak.

Standar kesarjanaan tidaklah dibentuk oleh kurangnya kemampuan dan kesulitan dalam menyanggah gurunya. Hal itu memerlukan penyelaman terhadap hakikat inti istilah-istilah yang diungkapkan oleh guru dan memahami prinsip-prinsipnya, mendapatkan bukti, serta menentukan apakah semua hal tersebut benar atau salah. Lebih jauh lagi, metoda pertanyaan kritis tidaklah terbatas pada masa hidup seorang suciwan saja. Barangsiapa yang dewasa ini mengungkapkan ajaran seorang suciwan tidaklah perlu meminta sang suciwan mengajar serta memberitahu mereka sebelum mereka berani berkata. Jikalau terdapat pertanyaan-pertanyaan seputar hal-hal membingungkan dan demikian merupakan pertanyaan-pertanyaan sulit bagi Konfusius, apakah ruginya bagi prinsip-prinsip yang benar? Kata-kata itu ada guna mewariskan ajaran-ajaran mulia. Jika demikian, apakah salahnya mengajukan pertanyaan kritis terhadap ajaran Konfusius? Makna "menanyakan apa yang Konfusius sendiri katakan" memerlukan pengujian terhadap bagian-bagian yang membingungkan; dan dari generasi ke generasi orang-orang lainnya yang berbakat istimewa serta berpengetahuan luas, orang-orang yang terlahir dengan kemampuan menjawab pertanyaan serta memecahkan masalah, mereka semua pastilah menyetujui kata-kata yang berasal dari  generasi kita sehubungan dengan benar atau salahnya [ajaran Konfusius].

Chuan ix,c.1.

(1) Chinese Philosophy in Classical Times, halaman 317.

Sumber: Hughes, E.R. Chinese Philosophy in Classical Times, London J.M. Dent & Sons Ltd, 1954; halaman 317-319.

Senin, 20 Mei 2013

ORANG YANG TIDUR DI WAKTU SIANG DAN BANGUN DI WAKTU MALAM

ORANG YANG TIDUR DI WAKTU SIANG DAN BANGUN DI WAKTU MALAM

Ivan Taniputera
20 Mei 2013

Saya mendapatkan suatu kasus unik, yaitu orang yang biasa tidur di siang hari dan bangun di malam hari. Aktifitasnya malah terbalik dengan orang pada umumnya. Tentunya jika kita menganalisanya dengan metafisika, kita dapat menemukan alasan di balik hal itu. Saya berusaha menganalisanya dengan metoda bazi (八字) atau Delapan Karakter. Berikut ini adalah diagram Delapan Karakternya.



Nampak bahwa elemen dirinya adalah air, yang dilemahkan oleh api, kayu, dan tanah. Dengan demikian, airnya menjadi lemah, sehingga ia memerlukan air guna memperkuat elemen airnya. Ia biasa bangun sekitar jam 22.00 atau 23.00. Kebetulan waktu itu masih terhitung dalam jam Hai (亥), yakni antara 21.00-23.00 dan jam Zi (子), yakni antara jam 23.00-01.00. Baik Hai dan Zi berelemen air. Oleh karenanya, metoda bazi dapat dengan akurat menggambarkan hal ini.

Rabu, 15 Mei 2013

PENGGUNAAN SISTIM DESIMAL DI TIONGKOK

PENGGUNAAN SISTIM DESIMAL DI TIONGKOK

Ivan Taniputera
15 Mei 2013

Ternyata di Tiongkok telah lama mengenal sistim desimal, yakni sistim penulisan angka berdasarkan nilai tempat. Dengan demikian, Tiongkok telah mengenal sistim desimal lebih tua dibandingkan bangsa Barat, yang baru menerapkannya abad ke-16 dan 17. Berikut ini adalah lambang bilangan sistim desimal Tiongkok.


Selasa, 14 Mei 2013

SEJARAH ASAL MULA KASIM DI TIONGKOK


SEJARAH ASAL MULA KASIM DI TIONGKOK

Ivan Taniputera
15 Mei 2013

Kasim merupakan bagian tak terpisahkan dalam sejarah dan budaya Tiongkok, termasuk dalam ceritera klasik Tiongkok maupun film-film silat. Tidak sedikit orang mengenal mengenai kasim dari film-film silat. Meskipun demikian, bagaimanakah sejarah asal mula kasim di Tiongkok? Karena belum banyak yang mengenal mengenai sejarah kasim, maka pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan mengenai hal tersebut. Sebenarnya, kasim juga dikenal di dunia Barat, namun tulisan ini hanya membatasi uraian mengenai kasim di Tiongkok saja

Pada buku Chinese Eunuchs: The Structure of Intimate Politics, halaman 21, diulas peristilahan resmi yang dipergunakan bagi kasim di Tiongkok. Terdapat berbagai sebutan bagi kasim. Yang pertama adalah huan guan.  Istilah ini mengandung dua makna, yakni:

1.Orang yang dikebiri.
2.Pelayan istana.

Sementara itu dua sebutan lainnya adalah jing shen (淨身) dan wu mingbai (無名排). Arti harafiah bagi jing shen adalah "tubuh murni." Sedangkan wu mingbai adalah "orang yang tak punya jabatan politik." Sementara itu dalam Zhou Li, juga dikenal isitlah an ren (安人) dan si ren.  Sebutan an ren memperlihatkan bahwa kasim juga ditugaskan mengawal istana. Sedangkan si ren menunjukkan bahwa mereka bertugas mengurusi selir-selir raja.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setidaknya kasim telah ada semenjak zaman dinasti Zhou (周).

Sementara itu, Dr. Shizuka Shirakawa memperlihatkan temuan huruf gambar pada potongan tulang yang tampak seperti gambar di bawah ini.



Aksara terdiri dari dua bagian tersebut ditemukan bersama dengan aksara yang mewakili suku Qiang (羌). Potongan tulang tersebut dipergunakan oleh Wuding, raja Yin, guna menanyakan pada dewa, apakah ia boleh menjadikan kasim dari orang Qiang. Adapun karakter yang terdiri dua bagian tersebut, terbentuk dari:




Yang berarti "alat kelamin pria," dan




yang diartikan "memotong."

CATATAN:

Terdapat beberapa hal yang perlu dicatat sehubungan dengan buku  Chinese Eunuchs: The Structure of Intimate Politics tersebut:

1.Jingshen bukan nama jabatan, melainkan prosesnya.
2.Aksara di atas sebenarnya terdiri dari dua aksara, yakni 凸刀, bukan aksara tunggal.

Bangsa Qiang adalah bangsa yang tinggal di sebelah barat dinasti Yin. Oleh karenanya, dapat disimpulkan bahwa tradisi kasim telah ada semenjak 1.300 SM di Tiongkok.

Pada perkembangan selanjutnya, kasim banyak memainkan peranan dalam sejarah Tiongkok; sebagai contoh dalam pengambilan kebijakan maupun pergantian penguasa. Salah satu yang terkenal adalah semasa akhir dinasti Han, yakni sebelum Tiongkok terpecah menjadi Tiga Kerajaan.

Seorang Barat bernama Stent pernah menjadi saksi bagi metoda pengebirian sebagaimana berlangsung pada era 1870-an dan 1880-an. Pengebirian itu berlangsung di sebuah pondok bernamana Chang Zi, di sebelah barat gerbang Istana Tzu Chin. Pelaku pengebirian adalah orang yang ditunjuk oleh pemerintah namun tidak menerima gaji, disebut tao tzu chiang. Biaya bagi pengebirian adalah enam tael (kurang lebih $84). Spesialis pengebirian itu bertanggung jawab hingga orang yang dikebiri sembuh.  Karena orang yang dikebiri biasanya miskin, ia tidak perlu langsung membayar, dan biaya pengebirian boleh dibayar setelah ia menerima gajinya sebagai kasim.

Saat menyiapkan pengebirian, tubuh bagian atas calon kasim akan diikat dengan tali dan kain putih. Kemudian bagian yang akan dipotong dibersihkan tiga kali dengan air hangat bercampur lada. Lalu calon kasim akan didudukkan pada kuris yang dihangatkan, sementara kakinya dipegangi  kuat-kuat oleh para asisten spesialis pengebirian.

Spesialis pengebirian memegang pisau tajam dan menanyakan pada calon kasim apakah ia menyesal. Jika masih ada sedikit saja tanda keraguan, pengebirian tidak jadi dilaksanakan. Tetapi jika calon kasim telah menyatakan kebulatan tekadnya barulah pengebirian dijalankan.

Selama sejarahnya, tentu metoda ini telah mengalami serangkaian perbaikan. Pada awalnya tentu banyak calon kasim yang meninggal.

LAMPIRAN: Peta tempat kediaman bangsa Qiang



Sumber: China (dalam serial Weltatlas der Alten Kulturen), halaman 54.

DAFTAR PUSTAKA

Blunden, Caroline & Elvin Mark. China (dalam serial Weltatlas der Alten Kulturen), Christian Verlag, 1985.

Mitamura, Taisuke (diterjemahkan oleh Charles A. Pomeroy). Chinese Eunuchs: The Structure of Intimate Politics, Tuttle Publishing, 2000.

PUSAKA TIONGHOA: BUKU TENTANG KISAH-KISAH KLASIK TIONGKOK

PUSAKA TIONGHOA: BUKU TENTANG KISAH-KISAH KLASIK TIONGKOK

Ivan Taniputera
15 Mei 2013









Judul: Pusaka Tionghoa
Penulis: Liem Thian Joe (1895-1962)
Penerbit: Ho Kim Yoe, Semarang, 1951
Jumlah halaman: 118

Buku ini merupakan kisah-kisah klasik Tiongkok yang mengandung makna bagi kehidupan. Berikut ini adalah kutipan beberapa kisah tersebut.

YANG TJOE DAN SOAL PEMERENTAHAN (halaman 9)

Tatkala Yang Tjoe kundjungin negeri Liang dan bertemu pada radja itu negri, ia lalu diadjak berunding tentang pemerentahan.
Yang Tjoe kata, soal memerentah itu sabenarnja tidak keliwat sukar, begitu mudah sebagai orang balikin telapak tangan.
Radja Liang tertawa : Tuan mempunjai satu isteri dan satu selir, masih ta mampu urusin ; mempunjai tiga bouw kebonan pun ta sanggup membikin kebon itu mendjadi subur, kami ta bisa mengarti bagimanatah mendadak tuan bilang bahua soal memarentah itu begitu mudah sebagai orang terbalikin telapakan tangan.
-Apatah baginda tidak melihat itoe gembala jang giring kambing-kambingnja? Dengan tjambuknja ia sanggup giring puluhan kambing. Ia mau mengulon gerombolan kambing itu pun mengulon; ia mau mengetan, puluhan kambing itu pun mengetan. Tjobalan andai kata baginda Giauw atau baginda Soen mengangon berapa kambing sadja nistjayalah mereka tak sanggup gembalain heiwan itu, djawab Yang Tjoe.

HENDAK BANTU SANG PADI LEKAS TUMBUH (halaman 102)

Dahulu di negeri Song ada seorang tani jang hatinja sangat menjesal padinja tidak tjepat tumbuhnja. Berhari-hari ia ke sawah, tetapi sang padi itu ta kelihatan tambah tinggi bentuknja.
Pada suatu hari ia kembali ke rumah dengan keadaan jang amat letih. Kepada orang-orang sedalam rumahnja ia kata: Wah, hari ini bukan kepalang susah pajahku, karena aku membantu sang padi supaja lekas bertumbuh.....
Anaknja menanjak: Dengan djalan bagaimana ajahku membantu sang padi supaja lekas subur.
-Dengan djalan tarik batangnja satu per satu supaja lekas mulur djadi pandjang, djawab sang ajah.
Anaknja lalu buru-buru kesawah untuk melihat pekerdjahan orang tuanja, ternjata sang padi semuanja telah djadi laju.

Berminat fotokopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Senin, 13 Mei 2013

PENGGUNAAN ISTILAH TOTOK DAN PERANAKAN TERNYATA SUDAH DARI DULU

PENGGUNAAN ISTILAH TOTOK DAN PERANAKAN TERNYATA SUDAH DARI DULU

Ivan Taniputera
13 Mei 2013

Saya baru saja mendapatkan buku peringatan 25 tahun (1910-1935) berdirinya perkumpulan Ang Hien Hoo, Malang. Ternyata pada bagian pengantarnya terdapat tulisan sebagai berikut:

"Kapan orang bajangken pada kedjadian dari kira-kira 30 taon lebi jang laloe, dimana keada'annja siahwee Tionghoa diitoe waktoe djaoe dari apa jang dibilang sampoerna; karoekoenannja bangsa terpentjar disana sini; banjak golongan jang terdiri dari satoe bangsa saling hidoep boeat kepentingannja sendiri, dan bebareng dengen itoe antara kalangan Tionghoa totok dan pranakan hidoepnja sebagi aer dan minjak, maka ada mendjadi satoe kwadjiban jang soekerlah boeat pemimpin kita di itoe masa bisa dapetken "tali persatoean" boeat mengiket pada keroekoenannja bangsa kita jang soeda terpentjar...."

Oleh karenanya, berdasarkan kutipan di atas, kita mengetahui bahwa dikotomi antara totok dan peranakan paling tidak sudah terjadi semenjak tahun 1935. Meskipun demikian, tidak dijelaskan, apa itu definisi totok dan peranakan. Dikotomi tersebut masih tetap belum jelas hingga sekarang.

RUJAK BAGAN


RUJAK BAGAN

Ivan Taniputera
13 Mei 2013

Sudah lama kita tidak membicarakan makanan. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas mengenai rujak Bagan. Seperti namanya, rujak ini memang merupakan makanan khas kawasan tersebut. Di Semarang, penjualnya adalah seorang acek yang sudah berusia kurang lebih 60 tahun.

Mungkin bagi yang belum mengetahuinya, saya akan menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan rujak Bagan. Bahan baku rujak ini adalah nanas, mentimun, tauge, tahu, dan "gimbal." Apa yang dimaksud dengan "gimbal" ini adalah semacam rempeyek udang. Kemudian bahan baku tadi disiram dengan kuah berwarna hitam seperti kecap, tetapi agak encer dan rasanya manis. Sayang sekali saya tidak mengetahui bahan bakunya. Selanjutnya masih ditambah lagi dengan taburan bubuk kacang.

Rujak ini rasanya memang menyegarkan dan enak jika dimakan saat siang hari. Menurut acek penjual rujak Bagan, dahulu ada temannya yang juga berjualan rujak seperti ini, tetapi dia sudah pulang ke Bagansiapi-api. Acek penjual rujak Bagan bercerita bahwa ia sudah lama tidak pulang ke Bagansiapi-api. Tiket pulang pergi bisa mencapai Rp. 2.000.000,-. Biasanya ramai saat ada acara tradisi bakar tongkang.

Catatan:

Acek (dialek Hokkian) = paman, panggilan bagi pria setengah baya.

MENGUMPULKAN SEJARAH SEMARANG YANG TERCECER

MENGUMPULKAN SEJARAH SEMARANG YANG TERCECER

Ivan Taniputera
13 Mei 2013

Hari ini saya berkesempatan mengunjungi sebuah gapura yang dulu semasa saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar bercorak Tionghoa. Meskipun demikian, mungkin karena kebijakan pemerintah waktu itu, nuansa Tionghoanya lantas dihilangkan, sehingga hari ini tersisa seperti gambar di bawah ini.



Yang masih mencerminkan nuansa Tionghoa sebagaimana pernah dimilikinya dulu adalah ukir-ukiran sebagai berikut.



Menurut keterangan penduduk setempat, dahulunya pintu gerbang itu adalah jalan menuju pemakaman Tionghoa. Namun kini pemakaman itu sudah tidak dipergunakan lagi, namun masih tertinggal satu atau dua makam saja. Sementara itu, makam lain telah diratakan dan dibangun rumah. Makam Tionghoa kemudian dipindahkan ke kawasan Kedungmundu.

Di seberang gapura, kita masih menyaksikan berbagai rumah kuno, yang salah satunya adalah seperti gambar di bawah ini.



Nampak ukir-ukiran yang khas pada bagian atap.



Berikut ini adalah bagian samping rumah kuno itu.



Menurut sumber penduduk setempat, dahulu rumah-rumah di kawasan tersebut dimiliki oleh seorang kaya bernama Swie Bie. Demikianlah, Semarang masih menyimpan berbagai sejarah masa lalu yang terserak-serak.

Jumat, 10 Mei 2013

PENGARUH GERHANA MATAHARI MENURUT ASTROLOGI BAGI NEGARA KITA

PENGARUH GERHANA MATAHARI MENURUT ASTROLOGI BAGI NEGARA KITA

Ivan Taniputera
10 Mei 2013

Pada tanggal 10 Mei 2013, berlangsung gerhana matahari di negara kita. Saya bermaksud menelaah bagaimana pengaruh gerhana matahari tersebut bagi negara kita menurut astrologi. Meskipun demikian, kita janganlah menganggapnya sebagai ramalan yang pasti terjadi, melainkan sekedar prediksi atau peringatan dini bagi kita. Selanjutnya bagaimana menyikapi serta memanfaatkan analisa tersebut semuanya berada di tangan kita sendiri. Berikut ini adalah adalah bagan astrologis negara kita beserta letak terjadinya gerhana matahari.





Berdasarkan peta astrologis di atas dapat disimpulkan bahwa masalah mendesak yang dihadapi negara kita adalah terkait terorisme dan gerakan radikalisme. Pemerintah masih akan disibukkan oleh masalah terorisme beserta radikalisme yang akan mengacau keamanan umum. Oleh karenanya, pengamanan harus semakin ditingkatkan guna membasmi terorisme. Isu keamanan umum akan menjadi topik penting. Selain itu, hubungan pemerintah pusat dan daerah bisa terganggu. Perlu diwaspadai ketidak-harmonisan antara pusat-daerah.
Gerhana matahari akan membawa pengaruh kurang baik bagi para pemimpin negara. Para pimpinan negara akan dipusingkan oleh banyak hal dan kemungkinan akan mengalami penurunan popularitas. Banyak hal memalukan terjadi.
Kendati demikian, pengaruh gerhana matahari tidak sepenuhnya negatif. Peristiwa gerhana kali ini, justru akan pembawa pengaruh yang baik bagi penegakan hukum dalam artian banyak kecurangan akan terbongkar. Oleh karenanya, gerhana kali ini dapat menjadi peringatan bagi mereka yang selama ini bertindak curang dan merugikan orang lain agar segera kembali ke jalan yang benar. Jika tidak segera sadar, kemungkinan akan berhadapan dengan hukum dan pengadilan.

Kamis, 09 Mei 2013

BUKU PELAJARAN JADUL BAHASA MELAYU UNTUK ORANG-ORANG TIONGHOA

BUKU PELAJARAN JADUL BAHASA MELAYU UNTUK ORANG-ORANG TIONGHOA

Ivan Taniputera
10 Mei 2013


Judul : Thian Nan Pao Fah (天南寶筏): Beladjar Melajoe Dengen Lekas, jilid ka III
Penulis: Kwik Khing Djoen
Penerbit: Drukkerij "Samideo," Batavia, 1928.
Jumlah halaman: 64

Merupakan buku pelajaran bahasa Melayu (kelak menjadi bahasa Indonesia) bagi orang Tionghoa. Dalam kata pengantarnya dapat kita baca sebagai berikut:

PEMBATJA JANG TERHORMAT

Ini boekoe sabenarnja soeda di terbitken djilid ka 2 lantaran orang-orang jang pake boeat berladjar merasa ini boekoe ada begitoe baik atoerannja mengadjar, hingga marika gampang djadi mengarti, maka marika ingin sekali dapatken lagi hoeboengannja ini boekoe, boeat teroesken lagi marika poenja perladjaran. Kita merasa piloe di hati, kaloe kita tida penoeken marika poenja ka-inginan, maka kita perloeken terbitken lagi ini boekoe THIAN NAN PAO FAH djilid ka-tiga. Demikianlah adanja.

KWIK KHING DJOEN.

Batavia 7 Juli 1928

Berdasarkan kutipan dari kata pengantar di atas, kita dapat mengadakan perbandingan antara bahasa Melayu Tionghoa dengan bahasa Indonesia modern. Apabila kita mencoba mengalih bahasakan menjadi bahasa Indonesia modern akan menjadi:

PEMBACA YANG TERHORMAT

Buku ini sebenarnya sudah diterbitkan hingga jilid kedua-nya, karena orang-orang yang menggunakannya untuk belajar, merasakan bahwa buku ini sangat baik tata caranya dalam mengajar, sehingga mereka mudah memahaminya. Maka, mereka ingin sekali mendapatkan sambungan buku ini, guna melanjutkan pelajaran mereka. Kami merasa sedih, jika tidak memenuhi keinginan mereka. Oleh karenanya, kita merasa perlu menerbutkan buku THIAN NAN PAO FAH jilid ketiga ini. Demikianlah adanya.

KWIK KHING DJOEN
Batavia, 7 Juli 1928.

Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan, kita masih dapat dengan mudah memahami bahasa Melayu Tionghoa. Dalam hal ini akhiran "ken" menjadi "kan" dalam bahasa Indonesia modern.

Kemudian pada halaman-halaman selanjutnya terdapat kosa-kosa kata berbahasa Melayu dengan padanannya dalam huruf Tionghoa, diikuti oleh bacaan berbahasa Melayu.

Sebagai contoh di halaman 5, pada PLADJARAN KA 42 terdapat beberapa kosa kata seperti:

Saswatoe 每一個
harta 財產
negri 國
sebab 因

dan lain sebagainya. Lalu diikuti oleh bacaan singkat

Dalam satoe negri, saswatoe orang bisa piara diri sendiri, maka negrinja itoe mendjadi berharta.
Orang jang biasa piara dirinja ada sedikit, sabaliknja orang jang tida bisa piara dirinja sendiri ada banjak, maka negrinja mendjadi miskin.

Pada halaman 27, terdapat nasihat yang bagus:

"Itoe betoel, kaoe kaloe ada wang lebih baek beliken boekoe-boekoe soepaja kaoe djadi tamba pinter."

Selanjutnya, pada halaman 50, disebutkan nama "Indonesia":

"Saja ada di lain negri, badan saja waras, papa dan mama boleh tida oesa pikirin. Saja sekarang ada berladjar bahasa Tionghoa dari Indonesian Correspondence School, plahan-plahan  ada tambah madjoe."

Pada bagian kosa kata terdapat padanan dalam aksara Tionghoa bagi Indonesian Correspondence School:

Indonesian Correspondence School 南洋函授學社.

Oleh karenanya, kita dapat menyimpulkan bahwa kesusasteraan atau buku-buku berbahasa Melayu Tionghoa turut memopulerkan penggunaan nama Indonesia.

Buku ini layak dibaca oleh para peneliti dan peminat bahasa Melayu Tionghoa.

Berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

Rabu, 08 Mei 2013

PRO DAN KONTRA POLIGAMI

PRO DAN KONTRA POLIGAMI

Ivan Taniputera
8 Mei 2013

Buku unik pro kontra mengenai poligami. Di dalamnya dipaparkan kelebihan dan kekurangan baik monogami maupun poligami. Bagi yang berminat, hubungi ivan_taniputera@yahoo.com

Judul: Soal Beristeri Lebih dari Satu: Pro & Kontra Polygamie.
Penerbit: Astanabuku Abede, Semarang, 1951.
Jumlah halaman: 28.

PROGRAM PELAKSANAAN KABINET ALI-ROEM-IDHAM

PROGRAM PELAKSANAAN KABINET ALI-ROEM-IDHAM

Ivan Taniputera
8 Mei 2013


Judul: Program dan Pelaksanaan Kabinet Ali-Roem-Idham
Penerbit: Kementerian Penerangan R.I.
Jumlah halaman: 689.

Bagi yang berminat foto kopi, hubungi ivan_taniputera@yahoo.com

BUKU ATJEH KARYA ZENTGRAAFF YANG TERSOHOR

BUKU ATJEH KARYA ZENTGRAAFF YANG TERSOHOR

Ivan Taniputera
8 Mei 2013





Bagi yang memerlukan boleh hubungi ivan_taniputera@yahoo.com

Judul: Atjeh
Penulis: H. C. Zentgraff
Penerbit: Koninklijke Drukkerij de Unie, Batavia
Jumlah halaman: 302 halaman + 1 halaman silsilah.
Bahasa: Belanda

Merupakan buku menarik yang menguraikan mengenai perang Aceh.

Senin, 06 Mei 2013

BUKU TENTANG KOTA PEKING

BUKU TENTANG KOTA PEKING

Ivan Taniputera
6 Mei 2013



Berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com

 
Judul : Peking Today and Yesterday
Penulis : Hu Chia
Penerbit : Foreign Languages Press, Peking, 1956.
Jumlah halaman : 123 (belum termasuk index).

DAFTAR ISI

INTRODUCTION..................................11

CHAPTER I. GEOGRAPHY...................14
1.Topography.......................................15
2.Waterways........................................16
3.Climate..............................................19
4.Communications..................................22

CHAPTER II. HISTORY..........................24
1.A Brief Historical Sketch......................24
2.A City of Glorious Revolutionary Traditions....29
3.The City Pattern..................................34

CHAPTER III. PLACES OF INTEREST AND ANCIENT MONUMENTS...........39
1.Tien An Men.........................................39
2.The Main Streets and Shopping Centres...42
3.The Working People's Palace of Culture..46
4.The Imperial Palaces..............................48
5.Pleasure Ground....................................51
6.Places of Worship..................................62
7.Outside City Walls..................................65

CHAPTER IV. MUNICIPAL CONSTRUCTION...71
1.Municipal Government.............................71
2.Public Hygiene.......................................71
3.Drainage, Light, dan Water.....................75
4.New Roads.............................................80
5.New Buildings.........................................82
6.Beautifying Peking with Greenery.............89

CHAPTER V. THE CULTURAL AND EDUCATIONAL CENTRE OF NEW CHINA...90
1.City of Learning.......................................90
2.The Spread of Higher Education................93
3.Schooling of a New Type..........................94
4.The Biggest Library in China.....................97

CHAPTER VI. INDUSTRY, AGRICULTURE AND HANDCRAFTS..............101
1.Industry....................................................101
2.Agriculture................................................105
3.Handicrafts Specialities..............................109

CHAPTER VII. HOW THE CITIZENS LIVE..........114
1.The Improvement in Living Conditions...............114
2.After Working Hours........................................119

Index

Sabtu, 04 Mei 2013

BUKU SUSUNAN NEGARA KITA KARYA MR. SOENARKO LENGKAP JILID 1-4

BUKU SUSUNAN NEGARA KITA KARYA MR. SOENARKO LENGKAP JILID 1-4

Ivan Taniputera
4 Mei 2013







Berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

KUMPULAN ADATRECHT (TULISAN TENTANG HUKUM ADAT)

KUMPULAN ADATRECHT (TULISAN TENTANG HUKUM ADAT)

Ivan Taniputera
4 Mei 2013




Sebagian besar ditulis dalam bahasa Belanda.

Berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.

HERINNERINGEN VAN PANGERAN ARIA ACHMAD DJAJADININGRAT

HERINNERINGEN VAN PANGERAN ARIA ACHMAD DJAJADININGRAT

Ivan Taniputera
4 Mei 2013


Buku berbahasa Belanda, berisikan riwayat Pangeran Aria Achmad Djajadiningrat.

Berminat foto kopi silakan hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.