Tampilkan postingan dengan label motivasi kehidupan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label motivasi kehidupan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 Januari 2022

PELAJARAN KEBERUNTUNGAN: THE POWER OF THANK YOU-DASHYATNYA TERIMA KASIH

PELAJARAN KEBERUNTUNGAN: THE POWER OF THANK YOU-DASHYATNYA TERIMA KASIH.

.

Ivan Taniputera.

10 Januari 2022

.


 

.

Artikel ini mungkin perlu dibaca bagi mereka yang mendambakan keberuntungan. Saya sering menjumpai orang atau klien yang berulang kali mengeluhkan mengenai kehidupannya. Seolah-olah, kehidupan mereka selalu bermasalah atau dipenuhi penderitaan.  Pada artikel kali ini, kita akan mengulas mengenai hal tersebut. Kita juga akan memberikan saran bagaimana agar hidup Anda lebih baik dan beruntung.

.

Pertama-tama, mungkin saja segenap keluhan Anda itu merupakan perwujudan sikap Anda yang kurang dapat berterima kasih.  Sebenarnya, hidup Anda itu sudah relatif baik. Tiap pribadi itu sudah ada jalannya sendiri-sendiri. Setiap orang sudah mempunyai porsinya masing-masing. Seseorang mungkin terlalu sering membandingkan hidupnya dengan orang lain; padahal orang lain tersebut tentunya memiliki porsi yang berbeda dengan dirinya. Ia merasakan bahwa hidupnya lebih banyak masalah atau menderita dibandingkan orang lain. Ia merasakan hidupnya lebih kekurangan dibandingkan orang lain. Padahal semua itu adalah hasil buah pemikirannya sendiri. Hidup orang itu sebenarnya sudah baik, hanya saja permasalahan terletak pada kekurang sanggupan dalam berterima kasih; sehingga akhirnya ia menjadi sosok yang terlalu sering mengeluh.

Sikap yang kurang dapat berterima kasih itu, sebenarnya berpeluang mendatangkan energi negatif; yakni berupa ketidak-bahagiaan dalam hidup Anda. Ketidak-bahagiaan itu pada gilirannya memancing energi negatif berikutnya, yakni berupa ketidak-beruntungan. Itulah sebabnya, tidak mengherankan apabila semakin sering seseorang mengeluh, maka semakin sering pula ia merasakan hadirnya permasalahan beserta ketidak-bahagiaan dalam hidupnya. 

.

Lalu apakah yang harus dilakukan guna memperbaiki hal tersebut? Tentu saja, ini merupakan pertanyaan yang sangat penting dan baik. Jawabannya adalah dengan belajar berterima kasih. Berikut adalah caranya. Semenjak saat ini Anda harus banyak mengucapkan terima kasih pada siapa pun juga. Sebagai contoh, ada penagih hutang yang datang ke rumah Anda. Biasanya Anda mungkin menyambutnya dengan sikap yang kurang senang. Kini Anda disarankan mengucapkan terima kasih padanya, seperti "Terima kasih sudah bersedia datang dan mampir" atau "Terima kasih sudah mengingatkan saya untuk membayar hutang." Begitu pula Anda harus semakin rajin mengucapkan terima kasih pada siapa saja yang ada di seputar Anda. Anda juga perlu berterima kasih atas seluruh hal baik yang hadir dalam kehidupan Anda. Tentunya kalau Anda renungkan maka tidak sedikit hal baik pernah hadir dalam hidup Anda. Anda akan menyadari bahwa kehidupan Anda itu sebenarnya tidak seburuk yang Anda pikirkan. Daripada mengeluh Anda lebih baik berterima kasih. 

.

Jika memungkinkan Anda dapat mengucapkan paling tidak 200 kali terima kasih dalam setiap harinya. Yang tidak kalah penting adalah Anda harus mengucapkan rasa terima kasih itu dengan penuh ketulusan. Barangkali pertama kali agak sulit mengucapkan terima kasih dengan tulus. Memang latihan atau ritual mengucapkan terima kasih ini bukan sesuatu yang mudah. Kelihatannya memang mudah dan banyak orang mungkin akan meremehkannya. Tetapi tidak demikian halnya. Begitu mencobanya, Anda akan mengetahui bahwa ini merupakan latihan yang berat. Ego Anda mungkin akan menghalangi Anda untuk mengucapkan terima kasih. Lambat laun, Anda perlu menata hati beserta pikiran Anda agar dapat mengucapkan terima kasih dengan semakin tulus. Pada akhirnya, hanya ada ketulusan saja.

.

Ucapan terima kasih itu hendaknya tidak dibuat becanda atau Anda ucapkan dengan kekesalan. Efeknya akan sangat negatif  dan dapat berbalik pada diri Anda sendiri. Sebaliknya, jika Anda sanggup menjalankan latihan ini dengan baik dan penuh ketulusan, maka banyak hal ajaib akan hadir dalam kehidupan Anda. Keberuntungan akan makin banyak hadir dalam kehidupan Anda. Inilah yang disebut dengan THE POWER OF THANK YOU atau DASHYATNYA TERIMA KASIH. 

.

Untuk membuktikan keampuhan tata cara atau latihan ini, maka Anda tinggal perlu mencobanya. Kalau tidak dicoba bagaimana Anda mengetahui manfaatnya? Lagipula latihan ini tidak memerlukan biaya apa-apa. Anda tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Oleh karenanya, saya ucapkan selamat mencoba. Selamat menyambut hadirnya keberuntungan dalam hidup Anda. 

.

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . . . . . 

.
.
PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.

 

Minggu, 31 Mei 2020

RENUNGAN: HAKIKAT JATI DIRI ASALI YANG TIDAK BERBENTUK

RENUNGAN: HAKIKAT JATI DIRI ASALI YANG TIDAK BERBENTUK.
.
Ivan Taniputera.
31 Mei 2020.
.


.
Topik renungan kita kali ini barangkali agak berat. Mungkin hanya beberapa pembaca saja yang sanggup memahaminya. Kita akan sedikit membicarakan mengenai hakikat jati diri asali. Apa yang dinamakan hakikat jati diri asali tersebut, tidak berbentuk dan juga tidak bernama. Namun karena keterpaksaan dan agar mudah dipahami kita akan menyebutnya sebagai “hakikat jati diri asali.” Tetapi yang patut diketahui “hakikat jati diri asali” itu pun sebenarnya juga bukan namanya. Nama itu terpaksa diberikan agar mudah dikomunikasikan.
.
Hakikat jati diri asali itu tidak berbentuk atau tidak mempunyai rupa. Kendati demikian, pikiran konseptual kita yang membeda-bedakan telah memberinya suatu wujud. Itulah sebabnya, “wujud” itu karena “diberikan” bukan merupakan sesuatu yang sejati atau asali. Alasannya sangat sederhana, yakni karena awalnya memang tidak ada “wujud-wujud” semacam itu. Sayangnya, orang lalu menganggap “wujud-wujud” itu sebagai sesuatu yang asali dan sejati. Mereka lalu kehilangan esensi yang sebenarnya.
.
Itulah sebabnya, kita perlu kembali pada esensi hakikat jati diri asali yang tidak berwujud itu. Salah satu caranya adalah melalui keberanian mendekonstruksi pikiran-pikiran konseptual kita yang membeda-bedakan. Ini mungkin sangat berat dan memerlukan keberanian luar biasa. Kita perlu mendekonstruksinya lapis demi lapis, yakni seperti membuka lapisan demi lapisan bawang. Proses dekonstruksi itu harus dilakukan lapis demi lapis. Setelah seluruh lapisan dibuka, apakah yang tersisa? Tidak ada apa-apa. Kekosongan. Kesunyataan.
.
Agar jelas, kita akan memberikan suatu ilustrasi berupa pasir di pantai. Pasir itu asalnya tidak berbentuk, tetapi dengan menggunakan media cetakan, kita membentuknya menjadi beraneka ragam wujud. Wujud-wujud itu ada karena cetakan, yang mewakili pikiran konseptual membeda-bedakan kita. Namun sewaktu kita menghancurkan wujud-wujud dari pasir itu dan menggabungkannya kembali menuju keutuhan, kita dapatkan kembali pasir yang tidak berbentuk; yakni kembali seperti asalnya. Kita patut mengingat pula bahwa meski wujud-wujud itu kelihatannya berbeda, tetapi hakikatnya adalah pasir juga.
.
Artikel ini bukan hendak menyatakan bahwa pikiran konseptual tidak perlu. Hanya saja kita perlu menyadari bahwa itu hanya sebuah sarana atau metodologi saja dan tidak melekat padanya. Itu hanya sebuah perkakas, tetapi bukan tujuan atau hasil akhirnya. Seluruh perkakas hendaknya digunakan secara bijaksana dengan tujuan mewujudkan kebajikan.
.
Apakah Anda dapat memahami filosofi ini? Marilah renungkan bersama.

Senin, 27 April 2020

INI ADALAH MASA KESEMPATAN


INI ADALAH MASA KESEMPATAN
.
Ivan Taniputera.
27 April 2020.
.
Saat ini, tentu banyak di antara pada pembaca yang bekerja dari rumah (work from home). Barangkali tidak sedikit pula yang sudah mulai bosan berada di rumah terus. Meskipun demikian, jika kita renungkan secara seksama, maka ini merupakan masa kesempatan. Suatu kesempatan harus dimanfaatkan dengan baik. Kesempatan apakah? Ini merupakan masa kesempatan yang sangat baik karena dengan lebih banyak berdiam di rumah, Anda jadi lebih memiliki banyak waktu menggali lebih jauh apa rencana Anda bagi masa depan. Seringkali dikarenakan kesibukan kita tidak mempunyai waktu merumuskan rencana bagi masa depan kita. Akhirnya, kita hanya terseret saja oleh arus kehidupan. Kini Anda mempunyai banyak kesempatan membuat peta masa depan Anda. Ini merupakan kesempatan membuat perencanaan bagaimana mewujudkan mimpi-mimpi Anda. Beranikan diri Anda untuk bermimpi dan rencanakan cara mewujudkannya.
.
Anda dapat memulainya dengan mengambil alat tulis apa saja dan selembar kertas. Jika Anda terbiasa menulis buku harian (diary) maka Anda boleh menggunakan buku harian Anda. Anda juga boleh menuliskannya di komputer Anda. Pertama-tama, gali seluruh impian Anda. Anda boleh tuangkan dalam bentuk tulisan, gambar, sketsa, dan bentuk apa saja yang Anda kehendaki. Tidak perlu malu bermimpi, asalkan itu baik bagi diri Anda dan sesama manusia. Setelah itu, Anda buat perencanaan bagaimana agar mimpi-mimpi itu terwujud. Anda boleh menuangkannya dalam bentuk tulisan, tabel, gambar, dan lain sebagainya. Janganlah terburu-buru. Tuliskan atau gambar apa saja yang terlintas dalam pikiran Anda, terkait perencanaan tersebut. Simpan baik-baik apa yang Anda hasilkan. Barangkali Anda perlu menambahkan sesuatu atau merevisinya. Jika seluruh rencana sudah matang, maka berikrarlah untuk mengikuti peta atau rencana yang telah Anda buat itu. Kini Anda sudah mempunyai perencanaan bagi masa depan Anda.
.
Anda dapat juga menggali kembali bakat atau kemampuan Anda. Barangkali semasa kecil dahulu Anda mempunyai suatu bakat atau talenta yang terlupakan karena diharuskan studi atau bekerja. Kini Anda mempunyai kesempatan untuk menggalinya kembali. Jika Anda suka menulis, maka mulailah membuat suatu karya. Jika Anda suka menggambar, maka buatlah sketsa-sketsa. Barangkali di masa mendatang bakat atau talenta itu dapat menghidupi Anda beserta keluarga.
.
Ingatlah bahwa segala sesuatu pasti membawa sisi positif. Mulailah dari sekarang. Jangan tunda-tunda lagi.
.
Berikut ini, saya telah membuat wallpaper yang dapat digunakan oleh mereka yang masih mempunyai mimpi-mimpi bagi masa depannya. Gambar wallpaper ini diharapkan dapat menambah semangat beserta kekuatan dalam mewujudkan mimpi-mimpi itu. Begitu pula, jika ada di antara para pembaca yang merasa tidak mempunyai mimpi bagi masa depannya, maka pergunakanlah gambar wallpaper. Boleh pula menjadikan gambar wallpaper ini sebagai obyek meditasi. Gambar ini tentunya akan paling bermanfaat bagi mereka yang begitu memandangnya merasakan semacam ketertarikan atau afinitas dalam batinnya.
.
 
.
Anda juga boleh membagikan artikel dan gambar wallpaper ini bagi sahabat-sahabat Anda, khususnya mereka yang masih memerlukan mimpi-mimpi bagi masa depannya. Suatu impian dapat menjadi penyemangat kehidupan. Itulah sebabnya, setiap orang perlu mimpi bagi masa depannya. Tentu saja, yang dimaksud di sini adalah mimpi yang baik dan realistis. Mimpi yang baik adalah impian yang bermanfaat bagi diri Anda dan semua makhluk. Anda membantu orang lain, maka kebajikan itu akan terpulang kembali pada diri Anda.
.
BERANI BERMIMPI = BERANI MEWUJUDKANNYA.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . . . . . . . .
.
 
.
PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum

Senin, 02 September 2019

RAHASIA KEHIDUPAN: KITA ADALAH BAGIAN DARI SUATU FRAKTAL


RAHASIA KEHIDUPAN: KITA ADALAH BAGIAN DARI SUATU FRAKTAL.
.
Ivan Taniputera.
23 Februari 2019.
.
Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai rahasia penting kehidupan. Kita merupakan suatu fraktal yang merupakan bagian dari suatu keutuhan. Pembahasan ini sangat penting bagi mereka yang menekuni dunia metafisika dan spiritual. Untuk jelasnya, silakan perhatikan gambar di bawah ini.
.
 
Kita akan memotong-motong gambar tersebut dan menyusunnya kembali sebagai berikut.
.
 
.
Gambar itu kita potong menjadi 18 bagian, kemudian bagian paling ujung kiri, yang kita sebut bagian pertama, kita pisahkan dan selanjutnya kita letakkan pada bagian terpisah yang untuk mudahnya kita sebut bagian urutan ganjil. Bagian berikutnya atau bagian kedua kita taruh pada bagian yang berbeda. Untuk kemudahannya, kita sebut bagian urutan genap. Bagian ketiga, kita letakkan di samping bagian pertama, yakni di bagian urutan ganjil. Bagian keempat kita letakkan di samping bagian kedua, yakni di bagian urutan genap. Bagian kelima, kita letakkan di samping bagian ketiga, yakni di bagian urutan ganjil. Demikian seterusnya. Jika proses ini sudah selesai dilakukan, kita mendapatkan gambar dua sosok badut. Pada gambar yang belum dipotong-potong terdapat seorang badut saja; namun kita dapat memotong-motong dan menyusun ulang, sehingga mendapatkan dua gambar badut. Bagaimana jika proses ini kita ulangi lagi bagi gambar dua badut itu? Kita akan memutarnya 90 derajat dan memotong-motong serta menyusun ulang, seperti pada proses sebelumnya. Berikut ini adalah hasilnya.
.
 

Dari gambar 2 sosok badut itu, jika dipotong-potong dan susun ulang, kita dapatkan gambar 4 badut. Kita akan mengulanginya, tetapi dengan arah potong membentuk 90 derajat terhadap arah potong sebelumnya. Berikut ini adalah hasilnya.
.
 
Kita dapatkan gambar 8 sosok badut. Meskipun bentuknya sudah mulai terdistorsi, tetapi kita masih dapat mengenali kedelapan sosok tersebut. Kita ulangi prosesnya, dimana arah potong diputar 90 derajat dengan arah potong proses sebelumnya. Kita dapatkan hasil sebagai berikut.
.
 
Kita dapatkan 16 gambar sosok badut. Meski gambar-gambarnya makin terdistorsi, kita masih dapat mengenali adanya keenam belas sosok tersebut. Kita akan mengulanginya kembali. Berikut adalah hasilnya.
.
 
.
Nampak bahwa sosok yang dihasilkan semakin banyak, tetapi makin terdistorsi, sehingga sulit dikenali dan ditentukan jumlahnya.
.
Berdasarkan hal ini, kita dapat menyimpulkan bahwa masing-masing sosok masih menyimpan informasi yang berasal dari gambar utuh pertama yang belum terbagi. Masing-masing sosok itu sama-sama merupakan bagian dari keutuhan. Tidak ada bagian yang bertambah maupun berkurang. Kita dapat mengatakan bahwa bagian suatu sosok terkait pula dengan bagian lainnya, yang sama-sama berasal dari gambar utuh sebelum terpotong-potong dan berkali-kali mengalami penyusunan ulang. Karena itulah, jika kita kaitkan dengan metafisika baik Barat maupun Timur, tidak mustahil mendapatkan informasi mengenai kehidupan seseorang melalui kedudukan benda langit saat ia dilahirkan (ilmu Astrologi) atau konfigurasi elemen pada tahun, bulan, hari, serta jam waktu kelahirannya (ilmu Bazi). Meskipun informasi itu kelihatannya terpisah tetapi tidak demikian halnya. Semuanya adalah bagian dari suatu keutuhan. Kepribadian seseorang terpetakan pula pada kedudukan benda langit saat ia dilahirkan. Ini adalah informasi-informasi yang terkait satu sama lain dan merupakan bagian suatu keutuhan (holistik).
.
Seringkali kita salah menyangka bahwa informasi-informasi itu merupakan sesuatu yang terpisah dan tidak terhubung satu sama lain. Ini adalah pandangan yang keliru. Semakin kita memecah-mecahnya, semakin pula sesuatu itu nampak terdistorsi. Realita ini diwakili secara jelas oleh gambar-gambar di atas. Semakin banyak gambar sosoknya, makin pula wujudnya terdistorsi, sehingga sulit dikenali lagi. Itulah sebabnya, kita perlu berhenti memecah-mecah realita. Kuncinya adalah memahami bahwa kita semua adalah bagian keutuhan dan perlu mengembalikan berbagai pengetahuan atau informasi yang sudah dipotong-potong serta disusun ulang itu pada keadaan awalnya berupa keutuhan nan tak terbagi-bagi. Barulah semuanya menjadi jelas. Tidak ada lagi yang terdistorsi. Wujudnya nampak jelas dan sempurna. Inilah yang menjadi tugas para penekun spiritual.
.
Pengetahuan mengenai rahasia fraktal kehidupan ini sangatlah penting. Sebagai praktisi metafisika, kita jadi mengetahui rahasia di balik ilmu-ilmu yang kita pelajari. Kita mulai sanggup memahami prinsip bekerjanya ilmu-ilmu seperti Astrologi dan Bazi. Sementara itu, para penekun spiritual akan mengetahui apakah tujuan utama spiritualisme. Kita runut ulang tahapan-tahapannya kembali pada keutuhan. Jangan sampai terbalik dan makin terpecah-pecah, sehingga distorsi makin parah dan begitu pula halnya dengan ketidak-jelasan beserta kebingungan.
.
 
.
Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, silakan bagikan pada orang-orang yang Anda kasihi.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . . . . . . . .
.
 
.

PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.

Selasa, 26 Desember 2017

PINTU MENUJU KEKAYAAN DAN KEMAKMURAN

PINTU MENUJU KEKAYAAN DAN KEMAKMURAN.
.
Ivan Taniputera.
13 Desember 2017.
.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin mengadakan penelitian mengenai adakah kaitan antara pola pikir kita terhadap kekayaan dengan kekayaan beserta kemakmuran yang dapat kita raih. Jika ada, pola pikir apakah yang kondusif dalam mendatangkan kemakmuran beserta kekayaan? Saya lalu merancang kuis sebagai berikut. Silakan Anda baca sampai selesai. Barangkali hasil penelitian ini dapat menjadi bahan diskusi yang menarik.
.
Saya mengucapkan terima kasih banyak pada para responden yang sudah berpartisipasi dalam penelitian ini.
.
Berikut ini terdapat enam gambar pintu. Jikalau di belakang pintu tersebut terdapat kekayaan, manakah pintu yang Anda pilih?
.


.
Makna pilihan Anda adalah sebagai berikut.
.
PINTU A.
.
Anda percaya bahwa kekayaan dan kemakmuran itu bukanlah hak tiap orang. Hanya orang-orang yang terpilih dan beruntung saja dapat memperoleh kekayaan beserta kemakmuran. Jadi, tidak peduli betapa keras Anda berusaha atau betapa tinggi tingkat pendidikan Anda, bila Anda tidak termasuk pada golongan mereka yang beruntung itu, Anda tidak akan menjadi kaya atau makmur. Kekayaan dan kemakmuran itu sudah ditentukan sebelumnya. Mereka yang tidak berhak tidak diperkenankan mengambilnya.
Pandangan terhadap kekayaan Anda sendiri adalah sebagai berikut: Apabila Anda berhasil mengumpulkan kekayaan, maka kekayaan itu harus dijaga baik-baik. Jangan dikeluarkan secara serampangan. Anda sangat teliti dan perhitungan terhadap kekayaan, karena Anda merasa itu adalah hak Anda.
Dari sisi pekerjaan Anda cocok pekerjaan yang sifatnya menjaga sesuatu. Anda mungkin dapat menjadi auditor kekayaan perusahaan dengan baik. Anda dapat dipercaya dan baik sekali dalam menyimpan rahasia. Bisa menjadi kepercayaan atasan Anda.
.
PINTU B
.
Anda percaya bahwa kekayaan dan kemakmuran itu adalah hak semua orang. Setiap orang dapat menjadi makmur atau kaya. Asalkan mau berusaha sedikit, pasti ia dapat menjadi makmur atau kaya. Tidak ada yang namanya orang beruntung. Tiap orang bisa menjadi beruntung asalkan mau berusaha. Kekayaan dan kemakmuran tidak bergantung pada tingkat pendidikan atau asal keturunan seseorang.
Pandangan terhadap kekayaan sendiri adalah sebagai berikut. Anda tidak terlalu perhitungan pada apa yang telah Anda berhasil kumpulkan. Bagi Anda bersenang-senang juga penting. Berhasil mengumpulkan kekayaan tetapi tidak bahagia bagi Anda adalah percuma. Anda juga bersedia berbagi kekayaan Anda pada orang lain.
Dari sisi pekerjaan, pilihan Anda sebenarnya banyak. Karena mau berusaha, maka tidak ada batasan bagi pilihan pekerjaan Anda. Asalkan Anda rasa senang, maka Anda akan mengerjakannya. Anda dapat menjadi kesayangan atasan Anda karena sikap rajin Anda. Namun, kelemahannya kalau Anda rasa sesuatu itu tidak berharga dikerjakan, maka Anda enggan mengerjakannya.
.
PINTU C
.
Anda percaya bahwa pendidikan dan sumber daya yang Anda miliki sangat penting dalam mengumpulkan kekayaan beserta kemakmuran. Apa yang dimaksud sumber daya ini tentunya sangat luas; yakni mencakup pula jaringan koneksi, latar belakang keluarga, dan lain sebagainya. Bagi Anda, semakin banyak sumber dayanya, maka semakin besar peluang mengumpulkan kekayaan dan kemakmuran. Itulah sebabnya, Anda mungkin akan mengumpulkan sumber daya dan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Sebagai contoh, adalah menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Sebagai tambahan, yang dimaksud koneksi di sini adalah orang-orang yang berpeluang menguntungkan Anda. Jadi, bagi Anda teman adalah penting, namun hanya teman yang menguntungkan atau ada kaitannya dengan bisnis Anda.
Pandangan Anda terhadap kekayaan adalah sebagai berikut. Anda akan mengeluarkan kekayaan Anda untuk sesuatu yang bermanfaat. Jadi, Anda tidak segan mengeluarkan uang untuk sesuatu yang sifatnya investasi. Anda tidak segan mengeluarkan uang untuk belajar lagi atau memperbesar sumber daya Anda.
Anda cocok bekerja pada bidang-bidang yang sesuai keahlian Anda. Cocok menjadi pekerja profesional. Namun bekerja sendiri juga tidak masalah, asalkan sesuai dengan keahlian dan sumber daya yang Anda miliki. Bidang yang juga cocok adalah riset dan pengembangan (research and development).
.
PINTU D
.
Anda percaya bahwa nilai-nilai konvensional seperti hemat, hidup sederhana, dan kerja keras merupakan kunci menuju kekayaan beserta kemakmuran. Bagi Anda, orang yang memegang nilai-nilai seperti itu akan sanggup meraih kekayaan dan kemakmuran.
Pandangan Anda terhadap kekayaan yang telah berhasil Anda kumpulkan adalah sebagai berikut. Anda akan menabung sebagian besar penghasilan Anda. Anda sudah puas dengan kehidupan yang sederhana dan tidak akan hidup berlebihan. Bagi Anda bukan mewahnya suatu barang yang dipentingkan, melainkan kegunaannya. Meski punya banyak uang, tetapi rumah dan mobil Anda sederhana.
Dari sisi pekerjaan, Anda cocok menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya konvensional atau konservatif, misalnya bisnis warisan keluarga. Anda bisa menjadi kesayangan atasan karena kerja keras Anda. Kelebihan Anda adalah meski Anda tidak menyukai suatu pekerjaan, namun jika dirasa menguntungkan Anda akan tetap mengerjakannya. Anda merasa bahwa bekerja itu berbeda dengan bersenang-senang. Jadi, suka maupun tidak suka tetap harus dikerjakan.
.
PINTU E.
.
Anda percaya bahwa kemakmuran itu didapatkan melalui membahagiakan dan menabur cinta kasih pada orang lain. Anda percaya bahwa dengan membahagiakan orang lain, maka kekayaan beserta kemakmuran akan hadir pada Anda. Orang yang senantiasa menabur kebahagiaan akan makmur dan kaya, meski tingkat pendidikan atau sumber dayanya tidak tinggi. Bagi Anda segenap kebaikan dan cinta kasih itu pada akhirnya akan berpulang pada diri Anda sendiri. Anda mungkin banyak teman, karena Anda tidak pilih-pilih teman. Anda akan berteman pula dengan orang-orang yang tidak ada kaitannya dengan usaha atau pekerjaan Anda.
.
Terhadap kekayaan yang sudah Anda kumpulkan, Anda akan berpandangan sebagai berikut. Anda tidak segan berbagi kekayaan Anda, meski tidak harus berupa materi. Anda juga mungkin membagikan keramahan, senyuman dan kata-kata manis, sehingga orang senang pada Anda.
.
Dengan menimbang hal-hal di atas, maka Anda cocok pada pekerjaan yang berhubungan dengan banyak orang. Apabila banyak orang yang senang pada Anda, maka hal tersebut juga akan makin menunjang bisnis Anda. Sebagai contoh, jika Anda mempunyai toko, maka melalui keramahan Anda, para pelanggan akan terus berbelanja di toko Anda. Bidang hiburan (entertainment) dan pemasaran (marketing) juga cocok bagi Anda. Di saat perusahaan mengalami krisis, Anda adalah orang yang paling berguna karena orang-orang seperti Andalah yang bersedia berkorban lebih banyak untuk perusahaan tanpa ada rasa paksaan.
.
PINTU F.
.
Anda percaya bahwa menjalani rutinitas kerja, sesuai dengan tanggung jawab Anda merupakan kunci bagi kemakmuran dan kekayaan. Anda akan menjalankan sebaik mungkin tugas dan tanggung jawab yang sudah diserahkan pada Anda. Namun, Anda tidak akan bekerja melebihi apa yang sudah menjadi tugas (job description) Anda. Jadi, sebenarnya kata kunci bagi pemilih Pintu F adalah “kepatuhan,” tetapi bukan “kerja keras.” Anda mungkin tidak terdorong untuk bekerja lebih keras demi pekerjaan atau usaha Anda. Bagi Anda masuk kerja atau membuka toko jam 08.00 dan pulang atau tutup toko jam 17.00 sudah cukup bagi Anda. Yang penting adalah hal itu dilakukan terus menerus tanpa henti. Jangan kurang dan jangan lebih.
.
Sikap Anda terhadap uang atau kekayaan yang telah Anda kumpulkan adalah biasa saja. Anda akan menggunakan kekayaan atau uang yang Anda miliki sewajarnya. Tentu saja pengertian wajar di sini adalah menurut Anda sendiri, karena tingkat kewajaran bagi tiap orang adalah berbeda-beda.
.
Dari sisi pekerjaan, Anda cocok mengerjakan pekerjaan yang mempunyai rutinitas tinggi. Anda merupakan orang yang cocok dalam bidang pengendalian kualitas, karena Anda akan menjaga kualitas pekerjaan atau produk Anda tetap sesuai standar. Anda juga cocok mengerjakan bidang pembukuan dan lain sebagainya. Anda akan disayang atasan karena kepatuhan dan kualitas pekerjaan Anda. Meskipun demikian, di saat perusahaan mengalami krisis Andalah yang paling enggan berkorban lebih banyak, kecuali karena paksaan.
.
Berikut ini adalah data-data responden yang masuk. Paling kiri adalah pintu yang dipilih. Tengah adalah skala kemakmuran atau kekayaan yang dimiliki saat ini (skala 1-10). Paling kanan adalah kelompok usia (20-30; 30-40; 40-50; dan seterusnya).
.
(1) E 8 40-50.
(2) C 4 30-40.
(3) E 5 30-40.
(4) E 4 40-50.
(5) C 4 30-40.
(6) C 7 30-40.
(7) D 2 40-50.
(8) C 6 20-30.
(9) C 5 30-40.
(10) A 5 40-50.
(11) C 1 40-50.
(12) E 7 40-50.
(13) C 6 30-40.
(14) D 1 30-40.
(15) A 2 20-30.
(16) C 8 30-40.
(17) F 7 30-40.
(18) B 1 40-50.
(19) E 6 30-40.
(20) E 10 30-40.
(21) B 6 30-40.
(22) E 7 40-50.
(23) D 10 30-40.
(24) F 8 30-40.
(25) E 8 30-40.
(26) A 10 20-30.
(27) D 8 20-30.
(28) E 10 30-40.
(29) E 5 20-30.
(30) B 4 30-40.
(31) E 2 30-40.
(32) A 9 30-40.
(33) B 8 20-30.
(34) A 2 20-30.
(35) F 7 30-40.
(36) E 5 40-50.
(37) E 7 40-50.
(38) A 5 20-30.
(39) D 8 20-30.
(40) B 5 40-50.
(41) F 6 30-40.
(42) E 9 20-30.
(43) E 4 30-40.
(44) A 1 20-30.
(45) D 3 30-40.
(46) C 3 40-50
(47) E 2 30-40
(48) F 2 20-30.
(49) F 10 30-40.
(50) C 5 30-40.
.
Terdapat 50 responden yang masuk.
.
Jika kita hitung, maka yang berikut ini jumlah pemilih masing-masing pintu.
.
Pintu A: 7 orang.
Pintu B: 5 orang.
Pintu C: 10 orang.
Pintu D: 6 orang.
Pintu E: 16 orang.
Pintu F: 6 orang.
Jumlah: 50 orang.
.
Kalau kita paparkan dalam bentuk grafik adalah sebagai berikut.
.


.
Ternyata di luar dugaan, yang terbanyak adalah pemilih Pintu E. Selanjutnya baru diikuti oleh jumlah pemilih Pintu C. Saya sebelumnya menduga bahwa yang terbanyak adalah pemilih Pintu C. Ini menandakan bahwa masih banyak orang yang yakin bahwa perbuatan baik akan mendatangkan keberuntungan. Selanjutnya disusul oleh jumlah pemilih Pintu C, yang meyakini bahwa pendidikan dan sumber daya penting dalam meraih kemakmuran. Setelah C, maka menyusul jumlah pemilih Pintu A. Ini menunjukkan bahwa masih cukup banyak orang yang berpandangan bahwa kekayaan beserta kemakmuran itu memang ditujukan bagi orang-orang tertentu saja. Sementara itu, pandangan konvensional atau konservatif Pintu D, yakni bahwa orang harus hemat dan hidup sederhana agar dapat meraih kemakmuran, nampaknya tidak begitu banyak diyakini lagi saat ini. Pintu B merupakan yang paling sedikit dipilih. Nampaknya tidak banyak orang yang berpendapat bahwa kekayaan dan kemakmuran itu adalah hak setiap orang.
.
Berikut ini kita akan membuat grafik perbandingan masing-masing pintu dengan skala kemakmuran pemilihnya.
.


.
Berikut ini adalah grafik gabungannya.
.


.
Hal menarik yang kita amati adalah pemilih pintu E mempunyai spektrum skala kemakmuran yang tinggi, yakni menengah atas. Oleh karenanya, ini barangkali merupakan penemuan menarik bahwa kekayaan dan kemakmuran itu nampaknya berakar pula dari menabur kebajikan beserta kebahagiaan bagi banyak orang. Hal tersebut nampak jelas dari gambar di bawah ini.
.


.
Ini nampaknya memperlihatkan keterkaitan antara menabur kebajikan dengan kemakmuran atau kekayaan yang akan dapat kita kumpulkan. Dengan kata lain, bila Anda ingin kaya atau makmur, banyaklah menabur kebajikan.
Spektrum skala kemakmuran pemilih pintu C spektrumnya berada di tengah-tengah. Ini nampaknya mengacu pada para profesional kelas menengah. Sebenarnya hasil ini sesuai dengan dugaan saya.
.


.
Lebih jauh lagi, berdasarkan gambar grafik hasil di atas, Anda dapat menyimpulkan pandangan apakah yang kurang kondusif bagi pengumpulan kekayaan beserta kemakmuran.
Demikianlah hasil penelitian ini. Kita dapat menyimpulkan bahwa pikiran memiliki pengaruh dalam kehidupan kita.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 
,



PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.

Selasa, 07 November 2017

KEBIJAKSANAAN PARA ULAT

KEBIJAKSANAAN PARA ULAT.
.
Ivan Taniputera.
25 Oktober 2017.
.
.


Terdapatlah sebuah negeri yang disebut Negeri Ulat. Para ulat di sana mengetahui bahwa suatu ketika, mereka dapat menjadi kupu-kupu yang indah. Meskipun demikian, tidak mustahil ada ulat yang mati sebelum sempat menjadi kupu-kupu. Itulah sebabnya, kendati tidak pernah melihat kupu-kupu mereka hanya diberitahu agar menjaga kesehatan, berlatih olah raga sebaik-baiknya, serta menjaga diri dari hewan pemangsa (predator), sehingga saat waktunya tiba mereka dapat menjadi kupu-kupu indah.
.
Suatu ketika, beberapa ulat muda yang cerdas mendiskusikan mengenai kupu-kupu. Berikut ini adalah pembicaraan mereka.
.
“Kupu-kupu konon merupakan makhluk yang sangat indah. Selain itu, ia juga dapat terbang ke mana saja. Tidak seperti kita yang hanya dapat merayap.”
.
“Betul, begitulah yang pernah kubaca dan kudengar. Kupu-kupu katanya mempunyai sesuatu yang disebut sayap. Benda tersebut sangat indah dengan corak yang konon membahagiakan pemandangan. Katanya dengan sayap itulah kupu-kupu dapat terbang ke mana saja. Rasanya enak menjadi kupu-kupu.”
.
“Kalau boleh kutambahkan. Kita semua kelak katanya juga bisa menjadi kupu-kupu lho.”
.
Nah, saya ada pertanyaan mengenai kupu-kupu? Apakah boleh kita diskusikan bersama?”
.
“Tentu saja boleh. Dengan berdiskusi kita akan menjadi makin luas wawasannya. Apakah pertanyaanmu itu?”
.
“Aku timbul pertanyaan sebagai berikut. Apakah setelah menjadi kupu-kupu kita masih ada atau tidak? Apakah dengan menjadi kupu-kupu kita akan menghilang? Apakah kupu-kupu itu ada atau tidak sehubungan dengan hal tersebut?”
.
“Hmmm....! Pertanyaan ini cukup sulit. Tetapi aku akan coba menjawabnya. Apa yang disebut ada dan tidak atau kita sebut saja konsep keberadaan itu bisa berbeda-beda dalam benak masing-masing ulat. Jika ada 1.000 ulat maka bisa saja ada 1.000 konsep tentang keberadaan pula. Bila ada 10.000 ulat maka mungkin sekali ada 10.000 konsep tentang keberadaan pula. Jadi, agak sulit menjawab mengenai ada dan tidak, karena konsep keberadaan kita masing-masing bisa saja berbeda. Apa yang menurutmu ada bisa saja menurutku tidak ada dan begitu pula sebaliknya”
.
“Menarik sekali. Bisakah engkau menguraikannya lebih jauh?”
.
“Pertama-tama, mari kita sepakati dahulu, bahwa kupu-kupu merupakan suatu ranah yang sama-sama belum kita ketahui. Kita belum pernah menjadi dan melihat kupu-kupu. Apakah engkau setuju?”
.
“Setuju sekali. Memang demikian halnya.” Seekor ulat yang dari tadi diam mendengarkan turut menyatakan kesetujuannya.
.
“Baik, mari kita lanjutkan pembahasan kita mengenai konsep keberadaan. Ada dan tidak itu bisa berbeda-beda tergantung cakupan pengetahuan kita. Ambil contoh, kita belum pernah ke kebun sebelah. Di sana terdapat kubis segar yang rimbun. Karena kita belum pernah ke kebun tersebut, maka kita tidak mengetahui keberadaannya. Dengan demikian, bagi kita kubis itu tidak ada. Namun, para ulat penghuni kebun sebelah akan mengetahuinya dan dengan demikian bagi mereka kubis itu ada. Kita perlu menyadari bahwa wawasan pengetahuan kita sebagai ulat masih terbatas. Apakah kita mengetahui seluruh kebun yang ada di dunia ini beserta tumbuhan apa saja yang ada di dalamnya? Tentu tidak, bukan? Itu adalah alasan pertama mengapa konsep keberadaan antar ulat bisa berbeda-beda. Apakah kalian setuju?”
.
“Sampai sejauh ini aku dapat memahaminya.”
.
“Begitu pula aku,” sahut ulat lainnya, “Kalau boleh kutambahkan sebagai berikut. Keberadaan itu juga bisa berbeda-beda dari waktu ke waktu. Misalnya, saat tumbuhan kubis di kebun ini belum tumbuh, maka kita akan menganggap kubis itu tidak ada. Setelah tumbuh baru kita mengetahui bahwa kubis lezat ini ada. Jadi, ini adalah masalah waktu. Kita mempunyai keterbatasan ruang dan waktu. Demikianlah konsep keberadaan kita. Pemahaman kita mengenai ada dan tidak bisa berubah-ubah atau berkembang seiring meluasnya jangkauan wawasan kita terhadap ruang beserta waktu.”
.
“Benar, engkau telah menjelaskannya dengan sangat baik.”
.
“Banyak pula ulat yang mendasari konsepnya mengenai ada dan tidak berdasarkan apa yang dapat dicerapnya melalui indranya. Sebagai contoh, kita para ulat hanya dapat membedakan terang dan gelap saja. Kita tidak dapat melihat apa yang makhluk lain khususnya manusia sebut sebagai warna.”
.
“Maaf kupotong sebentar. Warna? Apakah itu? Aku baru mendengarnya sekarang.”
.
“Agak susah mendefinisikan warna, karena itu berada di luar cakupan pencerapan kita. Intinya adalah meski kita tidak dapat mengenal apa yang disebut warna bukan berarti itu tidak ada. Meski menurut kita warna itu tidak ada, secara realita bukan berarti warna itu benar-benar tidak ada.”
.
“Ya tepat sekali. Selain itu, kita juga memutuskan mengenai ada dan tidak berdasarkan logika kita semata. Padahal logika kita juga tidak sempurna.”
.
“Apakah maksudmu bahwa logika kita tidak sempurna? Bukanlah sesuatu yang menurut kita masuk akal atau sesuai logika kita pasti benar?”
.
“Belum tentu. Aku bertanya padamu. Jika kubis berat dan kubis ringan dijatuhkan dari ketinggian yang sama, manakah yang akan tiba lebih dahulu di tanah?”
.
“Kalau menurut logikaku adalah kubis yang lebih berat.”
.
“Tetapi logikamu keliru. Kedua kubis akan tiba di tanah pada saat bersamaan. Kalau tidak percaya cobalah.”
.
“Baiklah. Meski rasanya tidak masuk akal, aku percaya saja padamu. Engkau khan ulat pakar fisika. Lagipula, sayang sekali membanting-banting atau menjatuhkan kubis. Lebih baik kubis lezat itu kita makan saja.”
.
“Ya, intinya adalah logika atau konsep pemikiran kita bisa saja salah. Begitu pula logika terhadap sesuatu yang kita anggap ada atau tidak juga mungkin sekali keliru.”
.
“Baik, inti dari pembicaraan kita sampai sejauh ini jika kupahami adalah sebagai berikut. Konsep kita tentang keberadaan belum tentu mewakili realita sebenarnya akibat segenap keterbatasan kita. Benarkah begitu?”
.
“Benar. Konsep kita mengenai ada dan tidak memang belum tentu mewakili realita sesungguhnya. Tadi kita sudah sepakat bahwa kupu-kupu adalah suatu ranah yang masih asing bagi kita atau sangat asing malah. Jadi adalah berisiko jika kita menerapkan konsep keberadaan yang kita miliki saat ini untuk menilainya-yakni menilainya berdasarkan dikotomi ada dan tidak.”
.
“Wah sangat menarik. Aku baru sadar kalau konsep ada dan tidak itu sangat relatif.”
.
“Kita kembali pada pertanyaan awal tadi. Apakah kita masih ada setelah menjadi kupu-kupu? Jika kita mengatakan tidak ada, maka pada kenyataannya kupu-kupu itu merupakan kesinambungan dari kita. Saat kupu-kupu muncul, maka kita lenyap. Namun tidak tepat kalau mengatakan bahwa kupu-kupu itu muncul dari ketiadaan sama sekali. Tidak tepat pula mengatakan bahwa kita selaku ulat lenyap menjadi ketiadaan saat menjadi kupu-kupu. Tetapi tidak tepat pula mengatakan bahwa kupu-kupu sama dengan ulat. Kita selaku ulat tidak pernah menyebut diri kita kupu-kupu, bukan? Namun yang pasti adalah dalam diri kita terdapat suatu potensi laten untuk menjadi kupu-kupu.”
.
“Pembicaraanya mulai berat, nih.”
.
“Tidak apa-apa. Kita nikmati saja diskusi ini sambil menyantap kubis segar.”
.
“Kalau boleh kutambahkan lagi. Adalah salah juga mengatakan bahwa ulat tetap ada setelah menjadi kupu-kupu. Tadi telah dikatakan bahwa ulat bukan kupu-kupu dan kupu-kupu bukan ulat. Jadi kita juga tidak dapat mengatakan ulat tetap ada setelah menjadi kupu-kupu. Kita tidak pernah menyebut kupu-kupu sebagai ulat, bukan?”
.
“Ya, setuju. Kita dan kupu-kupu punya perbedaan mendasar. Kupu-kupu punya sayap dan bebas terbang, sementara kita tidak.”
.
“Tepat. Aku pernah membaca sebuah buku di perpustakaan Negeri Ulat yang menyatakan ada dua konsep ekstrim keliru mengenai ada dan tidak ada ini. Ada yang mengatakan bahwa setelah menjadi kupu-kupu, ulat lenyap sama sekali. Ini adalah konsep ekstrim yang disebut NIHILISME. Konsep ini keliru, karena bagaimana pun juga kupu-kupu tidak muncul dari ketiadaan, melainkan ada musabab pendahulunya yang disebut ulat. Kupu-kupu ada karena ada tahapan kehidupan sebelumnya berupa ulat, yakni kita-kita ini. Kita tidak lenyap sama sekali setelah menjadi kupu-kupu karena ada semacam kesinambungan atau apa pun namanya setelah itu.”
.
“Aku pernah menguping pembicaraan di sekolah manusia. Mereka menyebut tahapan-tahapan kehidupan kita ini sebagai metamorfosa. Tetapi aku lebih suka menyebutnya sebagai transformasi. Kita tadi sudah membahas mengenai salah satu konsep ekstrim, bagaimana dengan konsep satunya?”
.
“Konsep satunya disebut ETERNALISME. Konsep ini menyatakan bahwa ulat tetap ada setelah menjadi kupu-kupu. Konsep ini juga kurang tepat, karena seperti yang sudah kupaparkan tadi, kupu-kupu bukan ulat. Jadi kita juga tidak boleh mengatakan bahwa ulat tetap ada setelah menjadi kupu-kupu. Jikalau seandainya ulat tetap ada setelah menjadi kupu-kupu, maka kupu-kupu itu boleh juga kita sebut ulat, bukan?”
.
“Baik. Aku paham. Jadi dikotomi ada dan tidak belumlah sanggup memaparkan keberadaan beserta ketidak-beradaan bersesuaian dengan realita sebenarnya?”
.
“Benar. Jika hanya berpedoman pada pandangan dualisme seperti itu, realita mungkin sekali tidak dapat digambarkan dengan benar dan utuh. Kita hanya akan mendapatkan gambaran sebagian-sebagian saja yang tidak sempurna. Oleh karenanya, agar mendapatkan pemahaman terhadap segenap fenomena secara utuh, kita perlu melampaui dualisme ada dan tidak, yakni dengan memandang segala sesuatu sebagaimana adanya. Contohnya adalah ulat dan kupu-kupu tadi. Jika, ulat tidak ada setelah menjadi kupu-kupu, maka tidak adanya bagaimana. Apabila ulat tetap ada setelah menjadi kupu-kupu, maka adanya bagaimana. Itulah sebabnya, sekedar mengatakan ada dan tidak sangatlah tidak memadai dan terlalu menyederhanakan permasalahannya. Namun untuk pembicaraan atau komunikasi sehari-hari antar para ulat tentunya tidaklah masalah”
.
“Mungkin kini tibalah saatnya membahas apakah setelah kita menjadi kupu-kupu, kupu-kupu tersebut dapat disebut ada atau tidak?”
.
“Ini adalah pertanyaan sangat sulit dan telah menimbulkan perdebatan selama berabad-abad. Lalu bagaimana cara kita menjawabnya? Kembali pada apa yang sudah kita bicarakan tadi. Konsep kita mengenai ada dan tidak sangatlah terbatas dan bersifat relatif antara satu ulat dengan ulat lainnya. Sebenarnya adalah berisiko menerapkan konsep-konsep bentukan pikiran kita selaku ulat ini yang masih bersifat relatif dan terbatas terhadap ranah yang sama sekali belum kita kenal.”
.
“Wah seru. Mari lanjutkan pembahasannya.”
.
“Kalau kita sebut kupu-kupu itu ada, maka kita akan menggunakan konsep kita sendiri mengenai keberadaan untuk menganggapnya ada. Sebaliknya, jika kita menyebutnya tidak ada, maka kita akan menggunakan konsep kita sendiri mengenai ketidak-beradaan untuk menganggapnya tidak ada. Akhirnya semua itu akan berpulang kembali pada permainan konsep dalam benak kita sendiri, dimana sekali lagi sangat mungkin bahwa seluruh konsep tersebut tidak mencerminkan realita sebenarnya. Pada akhirnya, kita hanya terjerumus pada jurang konsep-konsep saja. Kita memang cenderung menilai atau memahami sesuatu berdasarkan konsep-konsep yang ada dalam benak kita sendiri, terlepas dari konsep itu sungguh bersesuaian dengan realita atau tidak.”
.
“Betul. Aku paham. Misalnya aku menyebut kubis di kebun ini enak, itu artinya aku sedang menerapkan konsepku tentang kelezatan terhadap kubis tersebut. Kalau aku menyebut kubis di kebun sebelah tidak enak, maka aku sedang menerapkan konsepku sendiri mengenai ketidak-lezatan terhadap kubis kebun sebelah. Ulat lain mungkin mempunyai konsep yang berbeda.”
.
“Jika kita hendak menjawab pertanyaan apakah kupu-kupu itu ada, maka kita harus melampaui segenap konsep kita yang terbatas. Bila tidak, maka salah-salah apa yang kita pahami tersebut tidak jauh berbeda dengan konsep NIHILISME atau ETERNALISME sebagaimana telah kuuraikan sebelumnya. Berhati-hatilah, konsep-konsep itu sangat halus dan bisa menjebak.”
.
“Jadi bagaimana seharusnya.”
.
“Kalau menurut pendapatku sebagai berikut. Kalau kita terpaksa hendak menyebut kupu-kupu sebagai ada, maka gunakanlah ada dalam tanda petik (“ada”). Artinya meski “ada,” tetapi “keberadaan” itu bukanlah dalam artian konsep konvensional mengenai keberadaan yang sudah bercokol dalam benak kita masing-masing. Sebaliknya, jika kita terpaksa hendak menyebutnya tidak ada, maka gunakanlah tidak ada dalam tanda petik (“tidak ada”). Artinya meski “tidak ada,” tetapi “ketidak-beradaan” itu bukanlah seperti konsep konvesional mengenai ketidak-beradaan yang sudah bercokol dalam benak kita masing-masing. Jadi ada dalam tanda petik (“ada”) dan tidak ada dalam tanda petik (“tidak ada) seluruhnya adalah pemahaman yang melampaui seluruh konsep konvensional kita mengenai ada dan tidak ada. Itulah sebabnya, tidak bertentangan satu sama lain. ”
.
“Aku jadi agak bingung. Seperti apakah pemahaman yang melampaui seluruh konsep konvensional mengenai ada dan tidak ada itu?”
.
“Kita sendiri masih bergerak dalam konsep-konsep konvesional tersebut dan belum melampauinya. Jadi, kita hanya mengetahui sampai sebatas itu saja. Inilah batas dari apa yang dapat kita ulas. Ibaratnya, jika kita belum pernah ke kebun sebelah, maka kita tidak akan mengetahui dengan utuh kebun itu seperti apa. Kita harus memasuki kebun sebelah terlebih dahulu barulah dapat mengetahui kebun tersebut sebagaimana adanya. Begitu pula, kita harus sanggup mencapai suatu wawasan pemahaman yang melampaui segenap konsep konvensional terlebih dahulu barulah mengetahui seperti apakah wawasan tersebut seutuhnya. Aku sendiri belum sanggup. Jadi aku hanya dapat menguraikan sampai sebatas ini saja.”
.
“Kesimpulannya, kita boleh menyebut kupu-kupu itu ada dalam tanda petik (“ada”) dan tidak ada dalam tanda petik (“tidak ada”), dimana kedua hal itu sama sahihnya?”
.
“Benar. Karena “ada” dan “tidak ada” jika dipahami melampaui konsep konvensional kita tidaklah bertentangan. Pada tataran yang melampaui segenap konsep, maka ada dan tidak ada akan kehilangan relevansinya. “Ada” adalah “tidak ada” dan “tidak ada” adalah “ada.” Ingat jangan lupa gunakan selalu tanda petik. Hanya sampai sejauh ini yang dapat aku bahas.”
.
“Terima kasih banyak untuk diskusinya. Saya harap pada kesempatan lain kita dapat melanjutkan diskusi ini atau membahas topik lain yang juga menarik. Aku pamit pulang dulu.”
“Baik. Hati-hati di jalan. Aku juga mau pulang.”

Sabtu, 08 April 2017

BEBERAPA KIAT DAN LATIHAN UNTUK MENJADI KAYA

BEBERAPA KIAT DAN LATIHAN UNTUK MENJADI KAYA
.
Ivan Taniputera.
26 Maret 2017
.
Banyak orang merasa hidupnya tidak pernah sejahtera dan senantiasa bertanya-tanya mengapa demikian halnya. Ternyata ada sikap-sikap batin yang menjauhkan rejeki dari kita. Berikut ini saya akan membagikan beberapa kiat dan latihan yang dapat memperbaiki sikap batin tersebut. Sebagai tambahan, kiat-kiat dan latihan ini bukanlah ciptaan saya, melainkan saya dengar dari beberapa orang bijaksana yang sempat saya jumpai dalam hidup saya. Karena saya rasa sangat bermanfaat, maka saya akan membagikannya pada sebanyak mungkin pembaca. Jika Anda ingin hidup Anda berbahagia, maka silakan bagikan juga artikel ini seluas-luasnya. Hidup Anda akan beruntung.
.
1) JANGAN PERNAH MENGATAKAN MAHAL
.
Saat memperoleh jawaban mengenai harga barang yang kita tanyakan, tidak jarang kita mengatakan, “Tidak jadi, harganya mahal.” Kita tidak pernah menyadari bahwa perkataan semacam itu sama dengan menyumpahi atau mengutuki diri kita sendiri agar hidup miskin. Bagaimana logikanya? Sangat sederhana. Jika Anda mempunyai banyak uang, tidak ada yang mahal bagi Anda bukan? Oleh karenanya, jangan sekali-sekali mengatakan bahwa sesuatu itu mahal. Setelah menyadari kebenaran ini, saya melatih diri agar tidak mengatakan sesuatu itu mahal. Lalu apakah yang harus kita katakan? Kita dapat dengan sopan mengatakan, “Terima kasih atas jawabannya. Harga yang ditawarkan sangat kompetitif, namun sementara saya akan tampung dahulu.” Dengan demikian, semua pihak akan merasa puas dan dihargai. Apabila kita mengatakan barang dagangan seseorang mahal, maka mungkin ia akan tersinggung. Dengan membuat orang lain tersinggung kita telah menaburkan energi negatif.
.
2) JANGAN PERNAH MENGATAKAN TIDAK PUNYA UANG.
.
Anda tentu pernah didatangi oleh salah seorang sahabat yang hendak meminjam uang pada Anda. Karena tidak ingin meminjaminya uang, Anda mungkin menolak dengan menyatakan sebagai berikut, “Maaf, saya tidak punya uang.” Entah benar-benar punya uang atau tidak, hal ini juga sama dengan mendatangkan kutuk kemiskinan pada diri Anda. Anda mengutuki diri Anda sendiri tidak punya uang. Kata-kata ini jelas merupakan semacam “mantra” yang mengundang kemiskinan pada diri Anda. Saya juga melatih diri menghindarkan kata-kata semacam ini. Lalu bagaimanakah jawaban kita tatkala ada sahabat yang hendak meminjam uang dan kita karena berbagai pertimbangan atau alasan tidak ingin meminjaminya uang? Saya pernah mengalami hal semacam itu dan menyatakan sebagai berikut, “Maaf, saya tidak mau persahabatan kita dicemari masalah uang. Jika seandainya engkau tidak dapat mengembalikannya, persahabatan kita terancam rusak. Lebih baik saya tidak meminjamimu uang dan persahabatan kita tetap terjaga” Demikianlah yang saya katakan dan masalah selesai.
.
Demikianlah kiat yang ingin saya bagikan hari ini. Jangan pernah mendatangkan energi kemiskinan pada diri Anda, melainkan undanglah selalu energi kesejahteraan dengan mengembangkan sikap batin yang tepat. Anda harus selalu merasa diri Anda sejahtera. Jangan ucapkan kata-kata yang mengutuki diri sendiri dan mendatangkan jerat kemiskinan pada diri Anda. Bagi Anda yang telah membaca artikel ini, maka silakan bagikan pada sebanyak mungkin kenalan Anda. Dengan membagikannya Anda sudah beramal dan mendatangkan keberuntungan bagi diri Anda sendiri. Namun jika bersikap kikir dan malas membagikannya, maka jerat kemiskinan dengan segera akan membelenggu Anda selamanya.
.
Salam sejahtera dan kemakmuran.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . . 


. PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.