Berikut ini saya akan tuliskan kembali naskah pidato Ir. Liem Ghik Djien, wakil administratur Pabrik-Gula Mojoagung, Jawa Timur.
Madiun, 27-12-1949
Pidato Ir. Liem Ghik Djien
berkenaan dengan penjerahan
kedaulatan kepada RIS
MERDEKA!
Paduka Tuan2 jang terhormat!
Saudara2ku semua!
Selaku
wakil-administrateur dari Pabrik-Gula MODJOAGUNG, demikian djuga selaku
wakil dari Suikerssyndikaat, pada hari jang historisch ini, saja merasa
perlu mengeluarkan isi hati saja sebagai sambutan terhadap hari
tersebut. Sedangkan Sdr. Lie Hoo Soen pidatonja ditudjukan kepada para
pembesar2 dan tamu2 lain-lainnja, maka pidato saja chusus saja tudjukan
kepada para pegawai P.G. Redjoagung. Terlebih dahulu perlulah saja
sebagai pemimpin pabrik Redjoagung menjampaikan rasa terima kasih kami
kepada para tamu2 jang telah mengorbankan waktunja jang berharga untuk
menghadliri chadjat pabrik jang ta' lain ta; bukan menghormati hari
penjerahan kedaulatan ini.
Selandjutnja, agar dapat dimengerti oleh
para kaum pekerdja pabrik, perkenankanlah saja mengeluarkan isi hati
saja didalam bahasa Djawa.
Para saderek!
Sampun dipun
terangaken dening Saderek Lie Hoo Soen maksudipun chadjat punika. Tjekak
aosipun, inggih punika tumut mangeti penjerahan kedaulatan saking
tangan Landi dateng Republik Indonesia Serikat, ingkang dipun pimpin
dening Bangsa Indonesia pijambak. Kadjawi wonten punika ugi, tumut
nenuwun dateng Gusti Allah sageda Negeri Indonesia, ingkang sampun
ngalami udjian katah sawa awrat, tansah dipun lindungi dening
Pandjenenganipun, sahingga ing tembe lantjar pembangunipun. Persatuan
kita tansah kokoh, tebih saking rintangan. Amargi saking kokohing
persatuan kita anggenipun nglampahaken kewadjiban kita temtu katah
hasilipun. Negari Indonesia, ingkang sampun misuwur loh djinawi saged
sentosa lan kijat. Punika tjekak aosipun pidatonipun Saderek kita Lie
Hoo Soen.
Terjemahan:Saudara-saudara sekalian!
Telah
dijelaskan oleh Saudara Lie Hoo Soen, maksud peringatan ini.
Singkatnya, yakni turut memperingati penyerahan kedaulatan dari tangan
Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, yang dipimpin oleh Bangsa
Indonesia sendiri. Selain itu, juga turut memohon kepada Tuhan agar
Negara Indonesia, yang telah mengalami banyak ujian berat, dapat
dilindungi olehNya, sehingga lancar pembangunannya. Persatuan kita
menjadi kuat, dijauhkan dari hambatan. Karena begitu kokohnya persatuan
kita dalam menjalankan kewajiban, tentu hasilnya akan banyak. Negara
Indonesia, yang telah tersohor akan kemakmurannya dapat hidup sentausa
dan kuat. Demikianlah secara singkat isi pidato Saudara kita Lie Hoo
Soen.
Sapunika Negari kita sampun merdeka. Awrat
tanggel-djawat kita wiwit dinten punika. Revolutie sampun gantos dados
evolutioe. Kalawan sakedik, ananging teratur, kita mbangun Negari kita.
Sagedipun kita ambangun kalawan sae, manawi bangsa Indonesia saha warga
Indonesia sanesipun insjaf lan mangertos saestu kewadjibanipun. Kita
kedah aningalaken dateng Dunia Luar, manawi kita saged ngopeni
kamerdekaan! Punika anggadahi teges, manawi kita saged ndjagi pijambak
keamananipun Negari kita. Amargi keamanan, sadaja lumampah teratur!
Sumber2 kangge ambangun katah. Ananging punapa sumber-sumber punika
saged kita ginakaken kangge mbangun Negari, manawi kita kaum pekerdja
taksih nggadahi djiwa-koloniaal? Ingkang dipun wastani djiwa koloniaal
inggih punika, kirang akalipun utawi iniatiatievipun, njambut damel
sapurun-purunipun, boten teratur.
Terjemahan:Sekarang
negara kita sudah merdeka. Berat tanggung jawab kita semenjak hari itu.
Revolusi telah diganti menjadi evolusi. Meskipun sedikit, tetapi
teratur, kita membangun negara kita. Kita akan sanggup membangun dengan
baik, jika bangsa Indonesia dan warga Indonesia lainnya insyaf dan
memahami kewajibannya dengan benar. Kita harus memperhatikan Dunia Luar,
jika kita sanggup memelihara kemerdekaan! Itu mengandung ketegasan
bahwa kita sanggup menjaga sendiri kemanan negeri kita. Karena adanya
keamananlah, segalanya berjalan teratur! Sumber-sumber daya untuk
membangun banyak jumlahnya. Namun apakah sumber-sumber tersebut dapat
kita gunakan membangun negara, jika kita kaum pekerja masih mempunyai
jiwa kolonial? Yang disebut jiwa kolonial yaitu kurang akal atau
inisiatifnya, bekerja seenaknya sendiri, tidak teratur.
Salebetipun
perdjoangan kamerdekaan tentara kita T.N.I kalijan pemuda-pemudanipun
anggenipun nglabuhi Negari ngantos djiwanipun dipun korbanaken! Berkat
korban2 punika kita merdika. Sapunika gantos kaum pekerdja ingkang
ambanting tulang, tjantjut tali-wanda kangge pembangunan. Kita sebagai
pemimpin para pekerja, sampun njontoni, kados pundi anglampahaken
pedamelan kita miturut kekeluargaan. Kosok wangsulipun, kula suwun,
sageda sampejan sedaja mangertos tudjuan kita. Manawi wonten ingkang
dados pitaken nan perkawis padamelan, penghargaan utawi sanes-sanesipun
sageda nglahiraken dateng pemimpinipun, ingkang dipun anggep kados
bapak sampejan sadaja.
Terjemahan:Memasuki masa
perjuangan kemerdekaan, tentara kita T.N.I bersama para pemuda dalam
membela negara hingga mengorbankan jiwanya! Berkat korban-korban
tersebut kita merdeka. Semenjak saat itu, giliran kaum pekerja yang
membanting tulang, bekerja keras bagi pembangunan. Kita sebagai pemimpin
para pekerja, telah memberi contoh, bagaimana menjalankan pekerjaan
berdasarkan kekeluargaaan. Sebagai balasannya, saya meminta agar kalian
semua dapat memahami tujuan kita. Apabila ada yang menjadi pertanyaan
dan masalah dalam pekerjaan, penghargaan atau lainnya dapatlah
menyampaikannya pada para pimpinan, yang dapat dianggap sebagai ayah
kalian semua.
Salebetipun minggu punika ing ngriki nembe kedadosan ingkang njedihaken.
Makaten
punika sageda sampun ngantos kedadosan malih, amargi sikap para
pekerdja ingkang makaten wau nglingsemaken, njata manawi para sederek
dereng mangertos kewadjibanipun sebagai pegawai Negara ingkang merdika.
Ing mangira kita tansah ngatingalaken goodwill utawi pikadjeng ingkang
sahe!
Manawi makaten saladjengipun, kedah para saderek mangertos akibatipun!
1. Pabrik mboten saged mlampah. Kabetahan ra'jat boten saged dipun tjekapi.
2.Kawontenanipun ekonomis keluarga para pekerdja kotjar-katjir.
3. Dunia luar anggudjeng, amargi dipun reh dening bangsanipun pijambak, ekonomis lumpuh, amargi pemogokan.
Terjemahan:Memasuki minggu ini baru saja terjadi hal menyedihkan.
Hal
itu dapat terjadi kembali, karena sikap para pekerja yang lalai, secara
nyata menunjukkan bahwa saudara sekalian belum memahami kewajibannya
sebagai pegawai negara yang merdeka. Oleh karenanya, kita perlu
memperlihatkan goodwill atau niat yang baik! Apabila seperti itu terus
menerus, saudara-saudara sekalian akan memahami akibatnya!
1.Pabrik tidak dapat berjalan. Kebutuhan rakyat tidak sanggup dicukupi.
2. Kebutuhan ekonomi keluarga para pekerja akan morat marit.
3.Dunia luar akan menggunjingkan karena dicelakai oleh bangsanya sendiri, ekonomi menjadi lumpuh, karena pemogokan.
Ingkang
punika kersaha para saderek menggalih. Sampun ngantos dening hawa
nafsunipun pijambak saha kapikat dening asutan ingkang boten maton,
sahingga para saderek lan nagari dados korban!
Sageda para saderek ambedakaken antawisipun ingkang sehat, saha ingkang boten!
Kita
boten bade mbaguguk nguta waton, manawi punapa ingkang dipun
pikadjengaken para saderek maton, amargi kita salebetipun kamerdekaan
ngatur sadaja-sadajanipun miturut kakeluargaan. Sang Bapak boten bade
damel tjilakanipun anak-anakipun.
Ingkang punika, para saderek
kersaha ngrenungaken, kersaha manggalih ingkang lebet, sebagai pekerdja
utawi berah, nglampahaken kewadjinipun sebagai:
1. Pembangun Negara
2. Bapak keluarga
Terjemahan:Oleh
karenanya, harap saudara-saudara bersedia menerimanya. Karena hawa
nafsunya sendiri terpikat oleh hasutan yang tidak patut, sehingga
saudara-saudara dan negara yang menjadi korban!
Harap saudara-saudara sekalian membedakan antara yang sehat dan tidak!
Kita
tidak akan bersikeras tidak memperkenankan, apabila yang diharapkan
saudara-saudara sekalian itu sesuatu yang patut, karena setelah memasuki
kemerdekaan kita mengatur seluruhnya berdasarkan kekeluargaan. Sang
Bapak tidak akan mencelakai anak-anaknya.
Oleh karenanya,
saudara-saudara sekalian harap bersedia merenungkan, harap bersedia
menerima yang masuk akal, sebagai pekerja atau buruh, menjalankan
kewajibannya sebagai:
1. Pembangun negara
2.Bapak keluarga
Sageda
para pekerdja Pabrik Redjoagung, sebagai petjinta bangsa, nglampahaken
kewadjibanipun miturut rail ingkang lurus, sehingga saged dipun
pameraken dateng sanes-sanesanipun minangka tjonto. Punika ingkang dados
idam-idamanipun kita sebagai pemimpin, sebagai Bapakipun para saderek
sadaja. Minangka penutup kula adjengaken andjuran punika:
Terjemahan:Para
pekerja Pabrik Rejoagung agar bersedia, sebagai pecinta bangsa,
menjalankan kewajibannya menurut rel yang lurus, sehingga dapat
diperlihatkan kepada yang lain-lainnya sebagai teladan. Demikianlah yang
menjadi harapan kami sebagai pemimpin, sebagai Bapak saudara-saudara
sekalian. Sebagai penutup saya akan utarakan anjuran tersebut:
Bangun, bangun, bangun!
Marilah kita menjusun,
Tenaga pekerdja segiat-giatnja
Bagi kesedjahteraan Indonesia-Merdeka.
Apakah kehendak Ibu Pertiwi?
Ta' lain ta' bukan, dengan diciplin berbakti.
Ribuan telah mendjadi korban.
Didalam perdjoangan kemerdekaan.
Para pekerdja berdosa,
Djika ta' merobah sikap dan djiwa.
Tunduk pada asutan jang ta' sehat,
Ta' mempedulikan, Negara harus madju pesat.
Kembali
lagi kepada bahgasa Indonesia dengan sjair ini, maka sekali lagi, saja
harap-harapkan, dapatnja pertemuan peringatan penjerahan kedaulatan pada
hari ini, memberi djiwa baru kepada kita semua. Djiwa jang djauh dari
pengaruh pendjadjahan, djiwa jang menudju sehatnja Negara Indonesia,
jang ibaratnja djabang baji jang baru lahir, hilang dari sawan-sawannja,
mendjelma kemudian mendjadi pemuda gagah perkasa.
Sekianlah
Liem Ghik Djien
Artikel-artikel menarik lainnya silakan bergabung dengan:
https://www.facebook.com/groups/339499392807581/