FILSAFAT KEHIDUPAN: APAKAH KUTUKAN SAMA DENGAN KARMA?
Ivan Taniputera
29 April 2025
Ada yang menanyakan apakah kutukan sama dengan karma? Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut dari sudut pandang Agama Buddha. Sebelumnya, perlu dijelaskan terlebih dahulu bahwa kutukan di sini adalah kutukan yang diwariskan (kutukan turun temurun). Pertama-tama, kita akan membahas apa yang disebut hukum alam menurut Agama Buddha, yakni niyama. Terdapat lima niyama dalam Agama Buddha:
1.Utu Niyama
Merupakan hukum-hukum alam atau prinsip-prinsip yang mengatur kinerja segala sesuatu di alam semesta. Contohnya adalah berbagai hal yang dipelajari dalam ilmu fisika; misalnya hukum termodinamika, hukum Newton, dan lain sebagainya. Terjadinya angin darat dan angin laut juga diatur oleh niyama ini.
2.Bija Niyama
Merupakan hukum yang berkaitan dengan makhluk hidup, termasuk pewarisan genetika. Hukum ini yang menjadi penyebab mengapa biji kacang akan menumbuhkan pohon kacang dan bukan apel. Mengatur bahwa pohon mangga hanya membuahkan mangga dan bukan jambu.
3.Kamma atau Karma Niyama
Merupakan hukum yang mengatur kinerja karma; yakni menabur kebajikan akan menuai kebajikan dan menabur kejahatan akan menuai kejahatan.
4.Dhamma Niyama
Merupakan hukum yang mengatur berbagai fenomena di alam semesta yang lebih mendalam, seperti bergoncangnya sepuluh ribu sistem jagad raya saat dikandungnya seorang bodhisattva.
5.Citta Niyama
Merupakan hukum yang mengatur kinerja pikiran.
Kalau kita perhatikan niyama-niyama di atas, maka nampaknya kutukan yang diwariskan itu lebih dekat dengan Bija Niyama. Jadi kutukan itu adalah seperti genetika yang diwariskan. Hanya saja genetika ini tidak bersifat fisik atau materi.
Lalu apakah hubungan kutukan dengan karma? Kutukan yang diwariskan dengan karma tentu saja ada hubungannya. Anak dan orang tua memiliki kesesuaian karma. Menurut SUTRA YANG DISABDAKAN BUDDHA PADA ANANDA MENGENAI PERKEMBANGAN JANIN (Āyuṣmannandagarbhāvakrāntinirdeśasutra-Taisho Tripitaka 310 bagian ke-13), disebutkan bahwa agar seorang anak dapat terlahir di sebuah keluarga, maka ia harus memiliki kualitas pahala kebajikan yang sama dengan orang tuanya. Oleh karena itu, bila seseorang terlahir pada suatu keluarga yang membawa kutukan turun temurun, maka hal itu tentunya juga dikarenakan adanya karma yang mendukung atau selaras dengan karma orang tua/ leluhurnya, sehingga ia dapat terlahir di keluarga tersebut. Jadi sekali lagi, keduanya saling berkaitan.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . . . . .