Minggu, 26 Juli 2009

Mempertanyakan Informasi mengenai Kerajaan Tidung dari buku sejarah (bilingual English Indonesian)

Mempertanyakan Informasi mengenai Kerajaan Tidung dari buku sejarah

Questioning the Information about Tidung from History Book

Beberapa informasi mengenai Kerajaan Tidung dapat diperoleh dari buku Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Kalimantan Timur, halaman 68:

Some information about Kingdom of Tidung can be obtained from book entitled “Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Kalimantan Timur” (The History of Struggle against Colonialism in East Borneo), page 68:

Petta Torawe tidak menetap di suatu tempat, ia selalu mengembara disertai pengiringnya yang 250 orang jumlahnya...... Dalam pengembaraan perampokan ini ia pernah menyerang daerah Malinau dan mpmawan (sic!) raja Tidung yang bergelar Panglima Muda.
Mpnawan di sini tentu yang dimaksud adalah “menawan.”


Translation:

Petta Torawe didn’t dwell in a certain place. He usually went around with his followers of 250 people. .........In his robery wandering, he attacked Malinau and captured the king of Tidung whose title Panglima Muda was.

Buku yang sama halaman 82 juga menyitir mengenai Kerajaan Tidung.

The same book page 82 also cited about Kingdom of Tidung.

Tetapi anehnya, website http://www.tarakankota.go.id/in/Berita_Kota.php?op=tarakan&mid=459, pada artikel berjudul “Arkeologi Pusat Juga Meneliti Keberadaan Kerajaan Tidung,” (tertanggal 26 April 2006 ) disebutkan bahwa:

Selain melakukan penelitian situs yang ada di Kota tarakan kami juga berusaha menemukan jejak kerajaan tidung ,kata Ketua Tim Arkeology dari pusat arkeology Nasional( PAN) Drs Gunady Mhum pada Media
Pada mulanya ia tidak mengetahui bahwa di Tarakan ada kerajaan yang bernama Kerajaan tidung .Tapi setelah mendengar ada informasi tentang keberadaan kerajaan dari dinasty tengara itu ia dan Timnya berusaha mencari jejak itu. Walau sudah beberapa kali melakukan risearch di Kaltim ,ia mendengar hanya ada kerjaan bulungan dan kerajaan sembeliung ( Berau : Red) dan tidak ada kerajaan Tidung.


Pada artikel di atas disebutkan bahwa tidak pernah terdengar adanya kerajaan bernama Tidung, padahal buku di atas ditulis pada tahun 1983/ 1984 dan sudah menyebutkan mengenai Tidung. Mengapa terjadi kesimpang siuran ini? Ini menandakan bahwa penelitian sejarah kita masih kacau.

But strange enough, website http://www.tarakankota.go.id/in/Berita_Kota.php?op=tarakan&mid=459 in an article entitled “Arkeologi Pusat Juga Meneliti Keberadaan Kerajaan Tidung,” it is mentioned:

At the beginning, he didn’t know about the existence of Tidung Kingdom in Tarakan. But after getting information about existence of kingdom from Tengara Dynasty, he and his team tried to look for its historical proofs. Although he has done some research in East Borneo, he heard only about Kingdom of Bulungan an Sambaliung (Berau red.) and not of Tidung.

At the quotion from article mentioned above, the existence of Tidung Kingdom is never known, although the book entitled Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Kalimantan Timur is writt3en in 1983/ 1984. Why did this disinformation occur? It means that our historical research is still chaotic.