Minggu, 06 November 2011

Buku Sejarah Ornitologi

Buku Sejarah Ornitologi

Ivan Taniputera
(5 November 2011)


Judul buku : A Concise History of Ornithology
Penulis : Michael Walters
Jumlah halaman : 255
Penerbit : Yale University Press, New Haven and London, 2003

Ornitologi barangkali asing di telinga kebanyakan pembaca. Namun inilah ilmu yang khusus membahas mengenai burung. Saya baru saja menemukan buku yang sangat unik ini, dan mungkin merupakan satu-satunya di dunia; yakni buku yang khusus membahas mengenai sejarah ornitologi. Di dalamnya diulas mengenai perkembangan ornitologi dari masa yang paling awal hingga dewasa ini. Buku ini dibuka dengan meriwayatkan ketertarikan manusia pada burung. Orang-orang di zaman lampau mengagumi keindahan bulu, suara, serta kemampuan terbangnya. Karena dapat terbang itulah, burung dianggap sebagai makhluk dari surga dan terjalin dalam berbagai mitos dan agama. Sebagai contoh Deva Vishnu dari agama Hindu memiliki tunggangan berupa gurung Garuda. Orang Indian Amerika mengenal burung Thunderbird yang sedemikian besar ukurannya sehingga sanggup menelan seluruh ikan paus. Bahkan suaranya adalah bagaikan halilintar. Bangsa Mesir kuno mengenal dewa Horus yang berwujud rajawali raksasa dengan sayap membentang dari ujung jagad raya hingga penghujung lainnya (halaman 11).
Menariknya dalam kitab Yijing juga menyebutkan tentang perihal burung ini, yakni heksagram nomor 53 (Kien).


Keterangan mengenai heksagram tersebut adalah sebagai berikut:

The first line, divided, shows the wild geese gradually approaching the shore. A young officer (in similar circumstances) will be in a position of danger, and he spoken against; but there will be no error. The second line, divided, shows the geese gradually approaching the large rocks, where they eat and drink joyfully and at ease. There will be good fortune. The third line, undivided, shows them gradually advanced to the dry plains..... (halaman 11).

Pada teks disebutkan mengenai angsa liar, yang juga tergolong burung. Penulis teks di atas, nampaknya memahami perilaku angsa liar.
Lama setelah itu, belum ada pemisahan nyata antara ornitologi dengan biologi dan zoologi. Di Yunani, para ahli filsafat seperti Thales dari Miletus (650-580 SM) berspekulasi mengenai asal muasal makhluk hidup. Aristoteles dalam karyanya melakukan klasifikasi terhadap burung:
1.Birds of prey (burung pemangsa)
2.Swimming birds (burung perenang)
3.Pigeons and doves (burung dara)
4.Swifts, martins, and swallows (burung layang-layang)
5.All others, i.e. all passerines except swallows, and various other groups as well (halaman 15).
Semasa abad pertengahan, Bishop Isidore (sekitar 560-636) dari Seville menulis ensiklopedia dan menuliskan satu bab yang membahas mengenai burung (halaman 20).
John Jonston (1603-1675) menulis sebuah buku yang berjudul Natural History of Birds, yang diterbitkan pada tahun 1650-1653. Buku tersebut diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa Jerman, Inggris, Belanda, dan Perancis. Cetakan ulang terakhirnya adalah pada tahun 1773 (halaman 29).
Linnaeus (1707-1778), yang terkenal sebagai pionir dalam klasifikasi makhluk hidup, juga turut melakukan klasifikasi terhadap burung. Namun disebutkan bahwa dibandingkan dua orang ahli bernama Brisson dan Buffon, klasifikasi ornitologis Linnaeus seakan tidak ada apa-apanya (halaman 58).
Buku ini membahas pula perkembangan ilmu ornitologi di Belanda dan Jerman (bab 6) serta Amerika (bab 7). Pada bagian tambahan (appendix) tercantum pula hasil klasifikasi menurut beberapa ahli.
Buku unik ini cocok sekali bagi para penggemar sejarah secara umum dan sejarah sains khususnya. Tentu saja para pakar ornitologi perlu sekali membaca buku ini, termasuk para pencinta burung.