Minggu, 22 Maret 2015

FENGSHUI: DUA RUMAH YANG SALING TERPISAH DALAM SATU PEKARANGAN

FENGSHUI:  DUA RUMAH YANG SALING TERPISAH DALAM SATU PEKARANGAN


Ivan Taniputera
22 Maret 2015

Yang dimaksud dengan dua rumah yang saling terpisah dalam satu pekarangan, adalah ada dua bangunan rumah yang tidak saling berhubungan. Salah satunya mungkin dijadikan rumah induk atau rumah utama, atau bisa jadi tidak ada pembagian jelas antara rumah induk dan rumah utama. Hal ini mencakup pula gazebo untuk tempat minum kopi atau teh di sore hari. Dengan demikian, gazebo juga tercakup dalam artikel ini.

Sebagai contoh perhatikan gambar di bawah ini.



Nampak terdapat rumah di bagian depan dan satu rumah lagi di bagian belakang. Keduanya terpisah dan tidak dihubungkan dengan struktur beratap. 

Dengan demikian, kita sudah mendapatkan pengertian mengenai "dua rumah yang saling terpisah dalam satu pekarangan." 

Dua rumah yang saling terpisah dalam satu pekarangan itu tidaklah baik.  Beberapa orang menyebutnya sebagai "tempat persinggahan jenazah."

Meskipun demikian, masih ada penangkalnya, yakni membangun sambungan antara kedua rumah itu, misalnya dengan membuat struktur beratap yang menghubungkannya. Untuk jelasnya silakan perhatikan gambar sebagai berikut:



Bisa juga dibuatkan semacam pagar atau tembok pemisah, seperti gambar di bawah ini:



Kasus nyata hal ini adalah rumah seorang teman, yang di taman belakangnya terdapat sebuah gazebo tempat bersantai dan minum teh di sore hari. Karena kurang baik secara Fengshui, maka gazebo tersebut akhirnya dibongkar dan dijual. Padahal dahulu, ia telah membelinya dengan harga mahal. Namun setelah itu, memang kehidupan keluarganya mengalami peningkatan. 

Penjelasannya secara logis, barangkali adalah sebagai berikut:

(1) Rumah yang terpisah itu memberikan kesan keterpisahan atau perpecahan. Jadi ini membangkitkan suatu kesan dalam diri penghuninya mengenai adanya suatu perpisahan atau perpecahan.
(2) Saat hujan lebat, jika kita ingin mengambil sesuatu di bagian rumah yang terpisah tersebut tentu agak menyulitkan. Apalagi kalau jalannya licin tentu akan membahayakan.

Tentu saja penjelasan di atas barangkali tidak sepenuhnya memuaskan bagi sebagian orang. Kita harus mengakui dengan jujur bahwa tidak semua bagian ilmu Fengshui dapat dijelaskan secara logis, apalagi dengan tolok ukur manusia di zaman sekarang. Namun kita juga perlu mempelajari ilmu Fengshui dalam konteks budaya. Bukan berarti kita harus mempercayainya 100 persen, melainkan sebagai wujud melestarikan salah satu warisan budaya umat manusia, terlepas dari ia benar atau keliru-logis atau tidak logis.

Artikel menarik lainnya, silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/