Jumat, 04 September 2020

ALAM SEMESTA PARAREL

 

ALAM SEMESTA PARAREL.
.
Ivan Taniputera.
23 November 2017.
.
Hari ini saya tiba-tiba terpikir tentang alam semesta pararel. Pertanyaan saya apakah hukum-hukum fisika kita berlaku juga di alam-alam semesta pararel itu? Ataukah mereka mempunyai hukum-hukum fisika yang berlainan dengan kita. Marilah kita ambil contoh yang menurut saya menarik. Di alam semesta kita terdapat prinsip yang disebut hukum kekekalan energi. Kalau mau dituangkan dalam rumus, maka dapat ditulis sebagai E1 = E2. Secara mudah dapat dinyatakan bahwa jumlah total energi adalah sama. Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2 + W. Ek1 = energi kinetik pada kondisi pertama. Ep1 = Energi potential pada kondisi pertama. Ek2 = energi kinetik pada kondisi kedua. Ep2 = Energi potential pada kondisi kedua. W = Energi disipatif (misalnya usaha yang ditimbulkan oleh gaya gesekan). Jumlahnya akan selalu sama.
Bagaimana jika misalnya ada dua buah alam semesta pararel yang saling berinteraksi satu sama lain, dimana ada satu alam semesta pararel (untuk mudahnya kita sebut AP+) yang selalu menarik energi dari alam semesta satunya lagi (untuk mudahnya kita sebut AP-). Mungkin jika ada makhluk hidup di AP+), mereka tidak akan merasakan fenomena kekekalan energi seperti di alam semesta kita. Apabila mereka tidak atau belum mengetahui keberadaan alam semesta pararel lain yang disedot energinya (AP-), mereka hanya akan merasakan bahwa energi akan bertambah dengan sendirinya. Jadi, E1 < E2. Apabila mereka memutar sebuah kincir, maka kincir itu akan lebih lambat berhenti, bergerak terus atau bahkan bertambah cepat bergantung pada rasio penyedotan energi dari AP-. Mereka akan merasakan adanya tambahan energi misterius entah menyadarinya atau tidak. Semua itu juga bergantung pada tingkat kemajuan sains para makhluk yang mengamatinya. Apabila tingkat pengetahuan mereka masih seperti di masa Abad Pertengahan, mereka mungkin tidak akan banyak menyadari tambahan energi misterius tersebut dan menerimanya sebagai kenyataan saja tanpa berpikir lebih lanjut.
.
Sementara itu, jika ada makhluk hidup di AP-, mereka juga akan mengamati fenomena bahwa energi akan berubah semakin kecil atau E1 > E2. Mungkin dalam kehidupan sehari-hari, para makhluk itu harus terus menerus memberikan energi yang semakin besar demi menjaga agar kendaraan mereka terus melaju dengan kecepatan sama (konstan). Sebagai contoh, kalau misalnya mereka dapat membuat mesin uap yang digunakan sebagai penggerak kereta, mereka harus menambah semakin banyak kayu serta air, demi menjaga agar kereta mereka terus bergerak dengan kecepatan konstan.
.
Jika kita renungkan, hidup di AP+ nampaknya akan lebih mudah dan menyenangkan. Sebaliknya, hidup di AP- nampaknya akan melelahkan. Baik pada AP+ maupun AP- para makhluknya mungkin tidak akan mengamati konsep kekekalan energi yang sama seperti pada dunia kita. AP+ akan merasa selalu surplus, sedangkan AP- akan selalu tekor.
.
Apabila kira renungkan lebih jauh, karena terus menerus mendapatkan tambahan energi, maka AP+ akan semakin panas. Sebaliknya AP- akan semakin dingin. Masing-masing alam semesta mungkin akan mengalami kehancurannya dengan cara berbeda. AP+ akan hancur karena meledak, yakni akibat energi panas yang terus menerus bertambah; sedangkan AP- akan mengalami kebekuan karena seluruh energi sudah habis disedot AP+.
.
Namun kehancuran itu mungkin saja tidak terjadi, jika ada skenario berikut ini. Misalkan di AP+ atau AP- ada makhluk yang berhasil mencapai peradaban dan teknologi sangat tinggi. Mereka lantas menemukan mengapa energi di alam semesta mereka selalu bertambah atau berkurang. Berbekalkan hal itu, mereka lantas menemukan teknologi untuk mencegah berpindahnya energi antar alam semesta itu. Dengan kata lain, mereka menciptakan semacam bendungan atau sekat energi. Barulah kehancuran dapat dicegah atau menjadi lebih lambat.
.
Kembali kepada pertanyaan di atas, apakah dalam kasus AP+ dan AP- hukum kekekalan energi tetap berlaku? Jawabnya adalah ya. Energi itu tidak muncul atau lenyap begitu saja, melainkan hanya berpindah. Namun, jika para makhluk di masing-masing alam belum mengetahui dari mana dan ke mana energi itu berpindah, mereka akan menganggap bahwa hukum kekekalan energi tidak berlaku.
.
Demikian sedikit pemikiran saya hari ini.