Rabu, 31 Agustus 2011

Rainha Boki Raja, Ratu Ternate Yang Terlupakan

Rainha Boki Raja, Ratu Ternate Yang Terlupakan.
Ivan Taniputera
1 September 2011




Judul buku : Rainha Boki Raja: Ratu Ternate Abad Keenambelas
Pengarang : Toeti Heraty
Penerbit : Komunitas Bambu, 2010.
Jumlah halaman : 157
Banyak orang tidak mengenal lagi siapakah Rainha Boki Raja. Beliau adalah puteri sultan Tidore, Al Mansur. Meskipun demikian tak diketahui kapan Beliau dilahirkan, yang diperkirakan sebelum tahun 1500 Masehi (halaman 2). Beliau kemudian menikah dan menjadi permaisuri sultan Ternate ke-21, Bayanullah (1500-1522). Pernikahan ini dikaruniai dua orang putera, yakni Boheyat (kelak menjadi sultan Ternate ke-22, 1522-1532) dan Deyalo (kelak menjadi sultan Ternate ke-23, 1532-1533). Setelah suaminya meninggal, Rainha Boki Raja menjadi wakil bagi putera-puteranya yang masih belum dewasa. Kehidupan Rainha Boki Raja diwarnai berbagai intrik dan kesedihan yang berkecamuk dalam Kesultanan Ternate. Sebagai contoh, Boheyat, puteranya, ditawan oleh Portugis dan mati diracun oleh pamannya sendiri. Ratu Ternate ini merupakan sosok yang tak kenal takut menghadapi kekejaman Portugis. Pada tahun 1530, dengan gagah berani Beliau mengangkat senjata mengepung benteng Portugis dan berhasil menewaskan Gonzales Pereira. Kekalahan di tangan seorang wanita ini tentu saja memalukan Portugis.

Pada perkembangan selanjutnya Rainha Boki Raja menikahi Pati Sarangi dan memiliki putera bernama Tabaridji (kelak menjadi sultan Ternate ke-24, 1533-1535). Demi membalas kekalahannya, pada tahun 1535, Portugis menawan Rainha Boki Raja, Pati Sarangi dan Tabaridji serta mengasingkan mereka ke Goa. Di pengasingan itulah, Tabaridji berpindah agama dan dibaptis dengan nama Dom Manuel pada tahun 1537. Mereka kemudian dikembalikan ke Ternate pada tahun 1547. Dalam perjalanan pulangnya, mereka berpapasan dengan Chairun (sultan Termate, 1535-1570) saudara tiri Tabaridji. Ternyata kemudian Tabaridji meninggal karena diracun. Pada tahun 1547, Chairun berkuasa kembali di Ternate dan merebut seluruh kekayaan ibu tirinya. Rainha Boki Raja kemudian masuk agama Katolik dan dibaptis dengan nama Dona Isabel.