Saya Memberikan Konsultansi Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan Astrologi di Tengah-tengah Pandanaran Art Festival-Semarang
Ivan Taniputera
15 Desember 2012
Terdapat empat etnis yang turut membangun dan membentuk kota
Semarang, yakni Arab, Belanda, China, dan Jawa. Hal inilah yang menjadi
konsep penyelenggaraan Pandanaran Art Festival tanggal 15 Desember 2012
di Semarang. Festival ini diselenggarakan di sepanjang Jalan Pemuda dan
terbagi menjadi empat kawasan yang disebut "kampung." Sesuai dengan
konsep di atas, maka terdapat "kampung" Arab, Belanda, China, dan Jawa.
Pada festival yang diselenggarakan semalam suntuk itu kita dapat
menjumpai berbagai stand penjual makanan, pakaian, beserta barang-barang
khas etnis masing-masing. Demi memeriahkan acara tersebut saya
memberikan konsultasi bazi, ziweidoushu, dan astrologi.
Selain itu, pada stand yang sama terdapat pula meja Xiangqi (Catur China), kaligrafi, dan penjual bubur ayam.
Masih di kesempatan festival tersebut, pada panggung yang terletak di
kampung China dipagelarkan sendratari mengenai Sun Go Kong (Sun Wukong)
oleh SSTD Mekar Teratai.
Kisahnya mengenai Tong Sam Cong yang menghukum Sun Go Kong karena
membunuh siluman. Sang siluman menyamar menjadi seorang gadis, namun
Sun Go Kong mengenalinya dan membunuh siluman tersebut. Bhikshu Tong
tidak mengetahui kalau gadis itu adalah siluman dan mengira bahwa Sun
Go Kong telah membunuh orang tak bersalah. Akibatnya Sun Go Kong
dijatuhi hukuman. Ini merupakan sendratari yang sangat menarik.
Berikut ini terdapat beberapa foto mengenai festival tersebut.
Nampak seorang gadis sedang mengenakan pakaian bergaya Belanda, sesuai dengan tema festival.
Suasana persiapan Pandanaran Art Festival 2012, waktu itu mobil saya
masih dapat melintas, karena jalan belum ditutup sepenuhnya.
Tampak barisan stand saat festival.
Wartawan sedang meliput festival.
Suasana saat malam hari.
Festival ini sangat bagus karena dapat menumbuh-kembangkan semangat
kerja sama dan saling memahami antar sesama etnis. Oleh karenanya,
kemajuan kota Semarang dapat dicapai melalui upaya bersama yang saling
bahu-membahu. Semoga festival semacam ini dapat tetap diselenggarakan di
tahun-tahun mendatang. Majulah kota Semarang.