Rabu, 27 Mei 2015

SEKELUMIT SEJARAH SEMARANG: TUGU MUDA DULU BERNAMA WILHEMINA PLEIN

SEKELUMIT SEJARAH SEMARANG: TUGU MUDA DULU BERNAMA WILHEMINA PLEIN

Ivan Taniputera
27 Mei 2015



Tahukah Anda bahwa dahulu Tugu Muda disebut Wilhemina Plein? Bahkan sebelum bernama Wilhemina Plein (Taman Wilhemina), maka kawasan ini disebut Bodjongsch Plein (Taman Bojong). Baru pada tahun 1911, maka namanya diubah menjadi Taman Wilhemina. Di sini terdapat lapangan beserta taman dipenuhi pohon-pohon dan tempat bermain musik. Taman Wilhemina merupakan tempat bertemunya lima jalan sebagai berikut:

1. Pieter Sijthofflaan, sekarang jalan Pandanaran.
2. Koningin Emmalaan, sekarang jalan  Dr. Sutomo
3. Beatrixlaan , sekarang jalan Mgr. Sugiyopranoto
4. Prins Hendriklaan, sekarang jalan Imam Bonjol
5. Bojong, sekarang jalan Pemuda

Adapun Koningin (Ratu) Emma, mempunyai nama lengkap Emma Wilhelmina Theresia von Waldeck und Pyrmont (1858-1934). Ia merupakan permaisuri Raja Wilhelm III, raja Belanda. 
Pieter Sijthoff merupakan salah seorang residen Semarang.
Beatrix yang mempunyai nama lengkap Beatrix Wilhelmina Armgard (lahir 1938) adalah ratu Belanda (1980-2013).
Prins Hendrik yang mempunyai nama lengkap Heinrich Wladimir Albrecht Ernst Herzog zu Mecklenburg (1876-1934), merupakan suami Ratu Wilhemina.

Oleh karena itu, jalan-jalan di atas diberi nama anggota keluarga kerajaan Belanda.

Di kawasan ini berdiri pula gedung kantor pusat maskapai kereta api Hindia Belanda (NIS), yang sekarang dikenal sebagai Gedung Lawang Sewu. Pembangunannya diarsiteki oleh Prof. Klinkamer dan Orendag. Terdapat pula Gedung Raad van Justitie atau pengadilan bagi golongan Eropa, yang kini menjadi markas Kodam VII Diponegoro.

Sumber: Sejarah Sosial Kota Semarang (1900-1950), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1985. Halaman 69-70.