Jumat, 30 Maret 2012

Hikayat Pohon Mangga

HIKAYAT POHON MANGGA

Ivan Taniputera
30 Maret 2012




Alkisah pada zaman dahulu di halaman sebuah rumah yang amat sangat besar serta dihuni banyak orang, tumbuh subur banyak pohon mangga. Kebetulan penghuni rumah juga sangat menggemari mangga. Harga mangga di pasaran adalah Rp. 10.000,- / buah. Sebenarnya warga rumah tersebut tinggal petik saja. Meskipun demikian, di dalam rumah itu warganya harus membeli mangga sebesar rp. 4500/ buah. Kepala keluarga bersikeras bahwa ia telah mensubsidi penghuni rumah itu sebesar rp 5500. Sebenarnya kalau diteliti, ongkos yang dikeluarkan adalah untuk memetik mangga itu, mencuci, membungkus, dan menyalurkannya ke masing-masing penghuni yang membutuhkan. Dan TERNYATA.... ongkosnya semua itu hanya rp. 300 per buah mangga. . Yang lebih parah lagi. Banyak pohon mangga yang sudah diijonkan ke para tetangga. Lalu uang hasil pengijonan pohon mangga itu masuk ke mana? Suatu ketika, sang kepala keluarga punya ide jitu yang katanya demi menambah perbendaharaan kas keluarga dan berderma pada si miskin. Ide brilian itu adalah menaikkan harga per butir mangga menjadi rp. 6000. Akhirnya penghuni rumah marah dan mendemonstrasi kepala keluarga. Intinya kepala keluarga harus turun. Apakah moral cerita ini? Hanya rumput bergoyang yang tahu. Aku hanyalah penulis hikayat yang bodoh.