HIKAYAT PERJALANAN KE NEGERI SURABAYA
.
Ivan Taniputera.
3 November 2015
.
Pada tanggal 1 November 2015, saya melakukan kunjungan ke Surabaya dengan menggunakan kereta api. Sudah tiga tahun saya tidak mengunjungi Surabaya. Berikut ini adalah riwayat perjalanan saya ke Surabaya.
.
A. PERJALANAN KE SURABAYA.
.
Kereta api yang saya tumpangi berangkat dari Semarang pada pukul 11:40. Persinggahan pertama adalah Stasiun Ngrombo, yang dicapai pada pukul 12:45. Berikut ini adalah gambar pemandangan di stasiun tersebut.
.
Pada kesempatan kali ini saya akan menghitung kecepatan rata-rata kereta api yang saya tumpangi. Jarak antara Ngrombo dan Semarang adalah 58 Km. Sebagai catatan, data jarak yang saya pergunakan diambil dari “Buku Jarak Singkat bagi Angkutan Penumpang: Penerbitan bulan Nopember 1972,” halaman 34-35. Waktu tempuh antara Semarang-Ngrombo adalah 1 jam 5 menit (1,0833 jam). Jadi kecepatan rata-rata kereta api antara Semarang dan Ngrombo adalah 53,55 km/jam.
.
Kereta kemudian melanjutkan perjalanan ke Randublatung. Saya tiba di Randublatung pada pukul 13:36. Berikut ini adalah keadaan di stasiun Randublatung.
.
.
Jarak antara Ngrombo-Randublatung adalah 59 km. Ditempuh dalam 51 menit atau 0,85 jam. Jadi kecepatan rata-rata kereta api antara Ngrombo-Randublatung adalah 69,41 Km/jam.
.
Persinggahan berikutnya adalah stasiun Cepu, yang dicapai pada pukul 14:03. Berikut ini adalah gambar stasiun Cepu saat kedatangan saya.
.
Jarak antara Randublatung-Cepu adalah 22 km. Ditempuh dalam 27 menit atau 0,45 jam. Jadi kecepatan rata-rata kereta api antara Randublatung-Cepu adalah 48,89 Km/jam.
.
Perjalanan dilanjutkan ke stasiun Bojonegoro yang dicapai pada pukul 14:47. Berikut ini adalah gambar stasiun Bojonegoro.
.
.
Jarak antara Cepu-Bojonegoro adalah 36 km. Ditempuh dalam 44 menit atau 0,733 jam. Jadi kecepatan rata-rata kereta api antara Cepu-Bojonegoro adalah 49,11 Km/jam.
.
Kereta melanjutkan perjalanannya dan sebagai tempat persinggahan berikutnya adalah Babat. Berikut ini adalah suasana di stasiun Babat.
.
.
Jarak antara Bojonegoro-Babat adalah 36 km. Ditempuh dalam 32 menit atau 0,533 jam. Jadi kecepatan rata-rata kereta api antara Bojonegoro-Babat adalah 67,54 Km/jam.
.
Kereta yang saya tumpangi tiba di tempat tujuan, stasiun Pasar Turi, Surabaya, pada pukul 16:28.
Jarak antara Babat-Surabaya adalah 69 km. Ditempuh dalam 1 jam 9 menit atau 1,15 jam. Jadi kecepatan rata-rata kereta api antara Bojonegoro-Babat adalah 60 Km/jam.
.
Berikut ini adalah hasilnya dalam bentuk diagram.
.
.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kecepatan rata-rata secara keseluruhan dari Semarang ke Surabaya adalah 58,33 km/jam.
B. PERMATA SPIRITUAL BERHARGA
.
Perjalanan ke Surabaya ini menghadiahkan saya suatu karya spiritual berharga, Kulanarva Tantra. Ini merupakan terjemahan Inggris bagi naskah Tantra tersebut, karya Sir John Woodroffe dan M.P. Pandit.
.
Naskah spiritual luar biasa ini mengajarkan kita agar meninggalkan segenap belenggu duniawi, yang menghambat jalan spiritual:
.
“Pity, doubt, fear, shame, disgust, family disposition, caste-these are the eight bonds; bound by these bonds one is a pasu. Freed from the bonds one is Shiva; he is the supreme Guru who removes these bonds.” (halaman 95).
.
Saya terjemahkan sebagai berikut:
.
“Rasa kasihan, keraguan, ketakutan, kejijikan, harta kekayaan keluarga, kasta-semua ini adalah delapan belenggu; terbelenggu olehnya seseorang adalah pasu. Terbebas dari belenggu-belenggu ini seseorang adalah Shiva; Beliau adalah Guru nan unggul yang menghapuskan segenap belenggu-belenggu ini.”
.
Benar-benar permata spiritual yang berharga.
.
C. SEMANGKUK SOTO TELUR HANGAT DAN SURABAYA SELAYANG PANDANG
.
Dalam perjalanan ke penginapan, saya menikmati suasana kota Surabaya saat senja. Berikut ini adalah keadaan jalan di kota Surabaya yang sempat saya abadikan.
.
.
Tak terasa waktu telah bergulir dan perut mulai terasa lapar. Sebagai menu makan malam, saya memesan soto telur tanpa daging. Saya memang belakangan ini mengurangi makan daging.
.
.
Dengan mengurangi makan daging, maka setidaknya saya telah mengurangi pula partisipasi saya dalam mengakibatkan pembunuhan beserta penderitaan para hewan.
.
D. MENGUNJUNGI PAMERAN FILATELIS DAN NUMISNATIK DI PLAZA SURABAYA.
.
Keesokan harinya, tanggal 2 November 2015, saya mengunjungi pameran filatelis dan numisnatik yang diselenggarakan di Plaza Surabaya. Ajang ini merupakan saat yang tepat bagi berkumpulnya para kolektor perangko beserta uang dari segenap penjuru. Kita dapat membeli berbagai perangko dan uang langka. Berikut ini adalah suasana saat pameran.
.
.
Saya sempat membeli beberapa uang Mark Jerman tahun 1920-an, yakni pecahan:
.
1. Reichsbanknote Hunderttausend Mark (100.000 Mark), tahun 1923.
2. Reichsbanknote Fuenfzigtausend Mark (50.000 Mark), tahun 1922.
3. Reichsbanknote Tausend Mark (1.000 Mark), tahun 1922.
.
.
Jerman pada kurang lebih tahun 1920-an, dilanda krisis ekonomi yang luar biasa akibat Perjanjian Versailles. Nilai tukar mata uang mereka mengalami kemerosotan drastis. Akibatnya inflasi membumbung tinggi dan mereka terpaksa mencetak uang dengan nilai nominal fantastis.
Selain itu, saya juga membeli uang Zimbabwe dan Yugoslavia. Kedua negara ini juga mengalami krisis ekonomi yang luar biasa. Inflasi di kedua negara itu sangat luar biasa, sehingga terpaksa pula mencetak uang dengan nilai nominal fantastis.
.
Selain itu, kita juga dapat menyaksikan papan keterangan dengan informasi berharga seputar perangko.
.
.
.
.
.
.
.
.
E. JALAN KAYUN
.
Jalan Kayun terletak berseberangan dengan Plaza Surabaya dan Monumen Kapal Selam (Monkasel). Tetapi tahukah Anda bahwa di jalan tersebut pernah berdiri satu-satunya sinagoga (tempat ibadah agama Yahudi) di Indonesia? Namun sinagoga tersebut telah diruntuhkan tanpa sisa. Berikut ini adalah suasana di jalan Kayun.
.
Menurut keterangan warga sekitar, sinagoga tersebut dahulunya terletak pada kawasan ini. Katanya mereka sudah pindah ke tempat lain. Hanya saja mereka tidak tahu pindah ke mana.
.
F. MUSEUM KANKER INDONESIA.
.
Saya juga berkesempatan mengunjungi Museum Kanker Indonesia yang juga terletak di Jalan Kayun. Konon ini adalah satu-satunya museum kanker di dunia. Museum ini didirikan oleh Dr. Ananto Sidohutomo, MARS. Pada kunjungan tersebut saya sempat berbincang-bincang dengan Beliau. Menurut Beliau, museum ini didirikan untuk memberikan pemahaman pada masyarakat mengenai penyakit kanker.
.
Di dalamnya kita dapat menyaksikan organ-organ tubuh terkena kanker yang diawetkan.
.
.
.
.
.
Selanjutnya di bagian dinding terdapat gambar yang menjelaskan faktor-faktor penyebab kanker.
.
.
Terdapat gambar yang menjelaskan mengenai sejarah kanker. Ternyata pada fosil dinosaurus telah ditemukan pula jaringan kanker. Dengan demikian, sejarah kanker telah mencapai ratusan juta tahun.
.
Kita dapat menyaksikan pula botol-botol berisikan obat herbal yang tergantung pada dinding.
.
.
.
H. KUNJUNGAN KE KANTOR POS BESAR KEBUNROJO
.
Keesokan harinya, atau tepatnya tanggal 3 November 2015, saya mengunjungi Kantor Pos Besar Kebunrojo.
.
.
.
Kantor Pos Besar Surabaya ini mempunyai sejarah yang luar biasa, sebagaimana yang dapat kita baca pada prasasti tertempel di bagian luar gedung.
.
.
Berdasarkan prasasti di atas, ternyata Ir. Soekarno (Bung Karno), presiden pertama Republik Indonesia pernah bersekolah di sini. Gedung ini hingga tahun 1881 merupakan tempat kediaman dan kantor bupati Surabaya. Selanjutnya menjadi sekolah HBS (Hogere Burger School) sekarang. Bung Karno pernah menjadi siswa HBS ini antara tahun 1915-1920. Semenjak tahun 1926, gedung ini dialihkan menjadi kantor pos hingga sekarang.
.
I. BANGUNAN-BANGUNAN KUNO DI SURABAYA.
.
Saya juga sempat mengabadikan beberapa bangunan kuno di Surabaya. Saya gemar mengabadikan bangunan-bangunan kuno, karena khawatir bahwa warisan sejarah tersebut suatu saat akan hilang. Dengan mengabadikannya, paling tidak kita masih mempunyai dokumentasinya.
.
.
.
J. PERJALANAN PULANG
.
Kereta yang saya tumpangi berangkat dari stasiun Pasar Turi, Surabaya, pada pukul 09.30.
Kami tiba di stasiun Babat pada pukul 10:42.
.
Jarak Surabaya-Babat adalah 69 km (lihat bagian 1). Waktu tempuhnya adalah 1 jam 12 menit (1,2 jam). Jadi kecepatan rata-rata kereta antara Surabaya dan Babat adalah 57,5 km/jam. Dengan demikian, menurun sedikit dibandingkan saat keberangkatan (60 km/jam).
.
Kami tiba di Bojonegoro pada pukul 11:20.
.
Jarak Babat-Bojonegoro adalah 36 km (lihat bagian 1). Waktu tempuhnya adalah 38 menit (0,633 jam). Jadi kecepatan rata-rata kereta antara Babat dan Bojonegoro adalah 56,87 km/jam. Dengan demikian, menurun dibandingkan saat keberangkatan (67,54 km/jam).
.
Kereta api singgah di stasiun Cepu pada pukul 12:04.
.
.
.
Jarak Bojonegoro-Cepu adalah 36 km (lihat bagian 1). Waktu tempuhnya adalah 44 menit (0,733 jam). Jadi kecepatan rata-rata kereta antara Bojonegoro dan Cepu adalah 49,11 km/jam. Dengan demikian, sama dengan saat keberangkatan.
.
Kereta melanjutkan perjalanannya dan tiba di stasiun Randublatung pada pukul 13:04.
.
Jarak Cepu-Randublatung adalah 22 km (lihat bagian 1). Waktu tempuhnya adalah 1 jam. Jadi kecepatan rata-rata kereta antara Cepu dan Randublatung adalah 22 km/jam. Dengan demikian, mengalami penurunan yang jauh dibandingkan saat keberangkatan.
.
Kereta tiba di stasiun Kradenan pada pukul 13:38.
Jarak Randublatung-Kradenan adalah 31 km (lihat bagian 1). Waktu tempuhnya adalah 34 menit (0,567 jam). Jadi kecepatan rata-rata kereta antara Bojonegoro dan Cepu adalah 54,67 km/jam.
.
Kereta tiba di stasiun Jambon pada pukul 13:57.
.
Jarak Kradenan-Jambon adalah 16 km . Waktu tempuhnya adalah 21 menit (0,35 jam). Jadi kecepatan rata-rata kereta antara Kradenan dan Jambon adalah 45,71 km/jam.
.
Kereta tiba di Ngrombo pada pukul 14:13.
.
Jarak Jambon-Ngrombo adalah 12 km . Waktu tempuhnya adalah 16 menit (0,267 jam). Jadi kecepatan rata-rata kereta antara Jambon dan Ngrombo adalah 44,94 km/jam.
.
Saya tiba kembali di Semarang pada pukul 15:30.
.
Jarak Ngrombo-Semarang adalah 58 km (lihat bagian 1). Waktu tempuhnya adalah 1 jam 17 menit (1,283 jam). Jadi kecepatan rata-rata kereta antara Jambon dan Ngrombo adalah 45,21 km/jam.
.
Demikianlah perjalanan ini telah diselesaikan dengan selamat dan membuahkan hasil baik.
.
Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.