Kamis, 08 Juni 2017

ARTIKEL DHARMA KE-47:MERUGIKAN MAKHLUK LAIN: SUATU RENUNGAN DARI PUSTAKA SUCI UDANA.

ARTIKEL DHARMA KE-47:MERUGIKAN MAKHLUK LAIN: SUATU RENUNGAN DARI PUSTAKA SUCI UDANA.
.
Ivan Taniputera.
9 Juni 2017.
.
Saya baru saja menemukan syair sangat baik yang berasal dari Pustaka Suci Udana. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini kita akan merenungkannya. Adapun sumber yang saya pergunakan adalah terjemahan bahasa Inggris bagi Pustaka Suci Udana oleh Dawsonne Melanchthon Strong (London, 1902). Ini menandakan bahwa ketertarikan bangsa Barat terhadap Agama Buddha telah berlangsung lebih dari seratus tahun lalu.
.
"He was seeking his own pleasure, does injury to the living, For such a one there is no happiness hereafter. But he who seeking his own pleasure, injures not the living, For such a one there is happiness hereafter." (Udana II: 3).
.
Terjemahan:
“Ia yang mengejar kebahagiaannya sendiri, dengan menyakiti makhluk hidup lain.
Baginya tiada kebahagiaan yang didapat setelahnya.
Namun ia yang mencari kebahagiaannya sendiri, [namun] tidak menyakiti makhluk hidup lain,
Baginya kebahagiaan akan didapat setelahnya.” (Udana II:3).
.
Latar belakang Hyang Buddha membabarkan ajaran di atas adalah setelah Beliau menyaksikan sekelompok pemuda di Savatthi sedang memukuli seekor ular dengan tongkat. Karenanya, syair di atas memperlihatkan belas kasih luar biasa Hyang Buddha yang tiada terbatas serta tidak membeda-bedakan. Bahkan seekor ular pun hendaknya tidak disakiti, kendati ular mungkin berbahaya bagi manusia.
.
Sepanjang sejarah umat manusia, selalu saja terdapat pribadi-pribadi tertentu yang mengejar keuntungan pribadi tetapi dengan memerah serta merugikan orang lain. Mungkin mereka dapat mencapai apa yang mereka inginkan. Mungkin mereka dapat meraih kemenangan dengan cara demikian. Mungkin mereka nampak bahagia. Tetapi apakah kebahagiaan yang mereka peroleh merupakan kebahagiaan sejati?
.
Raja Ashoka berhasil menaklukkan Kalinga dengan menumpahkan begitu banyak darah. Belakangan ia menyesali hal tersebut. Kaisar Qin Shihuang berhasil menyatukan China. Namun berapa banyak korban yang jatuh? Sepanjang hidupnya, ia dilanda kekhawatiran luar biasa terhadap keselamatan nyawanya. Bahkan ia sangat takut terhadap kematian dan mencari obat panjang usia. Banyak juga para penjahat besar yang hidupnya dilanda ketakutan dan terpaksa tinggal berpindah-pindah tempat. Dunia seolah-olah mengejar dan menolak mereka. Akhir hidup mereka sungguh tragis. Pang Juan yang mengorbankan Sun Bin demi manggapai ambisinya juga menemui akhir hidup tragis.
.
Sebaliknya, banyak orang yang berhasil mewujudkan ambisinya dengan tanpa mengorbankan orang lain dan dunia masih menghormati mereka sebagai pribadi-pribadi mulia. Contohnya adalah para cendekiawan besar dan para pemenang hadiah Nobel. Kita tidak dapat mengatakan secara pasti bahwa mereka tidak mempunyai ambisi dan penemuan mereka semata-mata dilandasi oleh sikap altruisme. Tetapi yang pasti mereka menghasilkan suatu karya besar tanpa perlu mengorbankan atau menyakiti makhluk lain. Sebagai contoh adalah Johannes Kepler yang menemukan hukum pergerakan planet. Ia memiliki ambisi untuk memecahkan lebih jauh misteri alam semesta. Mungkin ia mengharapkan penghargaan dari kaisar. Kendati demikian, semua itu dilakukan tanpa mengorbankan makhluk lain. Ia berhasil mewujudkan ambisi dengan kemampuannya sendiri.
.
Oleh karenanya, berdasarkan syair di atas kita dapat menarik pelajaran sebagai berikut. Dalam tataran duniawi memiliki ambisi menurut ajaran Hyang Buddha tidaklah salah. Kita boleh saja mempunyai cita-cita atau keinginan yang hendak dipenuhi. Hanya saja cara mewujudkannya harus melalui jalan keluhuran dan cinta kasih. Bila tidak, kita tidak akan mendapatkan kesejahteraan batin. Apabila kita menginginkan suatu benda yang bagus, maka uang untuk membeli barang tersebut hendaknya diperoleh dengan benar. Jika kita ingin memperoleh jabatan yang baik, maka hal tersebut hendaknya diwujudkan dengan cara benar. Bukan dengan menjelek-jelekkan atau menindas sesama rekan kerja dan bawahan. Agar naik pangkat, kita justru hendaknya terlebih dahulu mendukung atau membantu rekan kerja beserta bawahan kita.