RENUNGAN AJARAN DEWA TAN TIK SIOE.
.
Ivan Taniputera.
14 Juni 2017.
.
Pada kesempatan kali ini kita akan sedikit membahas mengenai ajaran Dewa Tan Tik Sioe:
.
“Kita ada mempoenjai saboewa roema bogrek djanganlah aken memandeng roema bagoes.” (Dewa Tan Tik Sioe pada Moestika Adem Hati, 1917).
.
Apabila kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia modern kurang lebih adalah:
.
“Jika kita memiliki rumah yang buruk janganlah mengharapkan rumah mewah.”
.
Berdasarkan ajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa kita hendaknya tidak merasa putus asa bila tidak mendapatkan apa yang diharapkan. Banyak orang mengharapkan hasil yang tinggi namun sewaktu ambisinya tidak tercapai ia menjadi sangat tertekan. Oleh karenanya, kita perlu bersuka cita apa pun hasil yang dicapai.
.
Meskipun demikian, ajaran di atas tidak menganjurkan agar kita mudah berpuas diri. Apabila kita merasa atau menganggap rumah kita buruk, tidaklah salah mengharapkan rumah yang lebih baik. Namun berharap saja tidak cukup. Kita perlu berupaya mewujudkannya dengan memanfaatkan segenap kemampuan beserta sumber daya yang kita miliki. Yang penting adalah kita berupaya sebaik mungkin, tetapi apa pun hasilnya perlu kita terima dengan suka cita.
.
Kita boleh pula menafsirkan ajaran di atas sebagai berikut. Bila kita menabur sesuatu yang buruk janganlah mengharapkan yang baik. Dalam dunia karir dan usaha, tidak jarang orang saling menjegal serta merugikan satu sama lain. Namun sesuatu yang diperoleh dengan merugikan hak orang lain, tidak akan membuahkan kebaikan. Sesuatu yang buruk mustahil menghasilkan kebaikan. Jika ada sesuatu yang seolah-olah nampak sebagai kebaikan atau kebahagiaan, maka semua itu hanya sementara saja sifatnya.
.
Demikianlah sedikit renungan kita terhadap ajaran Dewa Tan Tik Sioe.