PANDANGAN KELIRU TENTANG DEMOKRASI DAN UNJUK RASA.
.
Ivan Taniputera.
19 November 2016.
.
Banyak orang mungkin mempunyai pandangan keliru mengenai berdemokrasi dan unjuk rasa. Pertama-tama, demokrasi bukanlah tirani mayoritas ataupun minoritas. Jadi, demokrasi jelas bertolak belakang dengan tirani atau penindasan, baik oleh golongan mayoritas atau minoritas.
.
Demokrasi bukanlah alat pemaksaan kehendak. Kita bebas menyampaikan apa kehendak kita, namun bukan berarti bahwa kehendak itu harus dipenuhi. Jika penyampaian kehendak disamakan dengan keharusan bahwa kehendak itu harus dipenuhi, apakah bedanya dengan tirani atau pemaksaan? Dengan adanya pemaksaan, maka demokrasi menjadi cacat. Oleh karenanya, tetap harus diingat bahwa menyampaikan gagasan dan pendapat adalah hak kita, namun adalah hak pihak lain pula untuk menolaknya.
.
Unjuk rasa sebagai alat demokrasi juga demikian. Jangan sampai unjuk rasa malah menjadi sarana pemaksaan kehendak atau tirani. Demokrasi bertujuan mewujudkan kebebasan, jika malah menghadirkan tirani atau pemaksaan kehendak, di manakah lagi kebebasan itu? Unjuk rasa atau demonstrasi juga harus patuh pada berbagai peraturan. Antara lain memohon izin pada pihak berwenang. Dalam hal ini, pihak berwenang juga berhak menolak memberikan izin bagi demokrasi tersebut, jikalau dirasa hal itu mengganggu atau tidak bermanfaat bagi kepentingan umum yang lebih luas. Jadi, pihak berwenang pun juga harus bersikap tegas. Jangan takut menolak memberikan izin atau melarang adanya unjuk rasa, karena memang itulah hak pihak berwenang.
.
Pihak yang hendak unjuk rasa juga jangan memaksakan diri. Pihak mana pun harus menghormati pemerintah yang sah, termasuk pihak yang mengajukan izin berunjuk rasa. Jikalau tidak menghormati keputusan pihak berwenang, bukankah itu sama saja dengan tidak mengakui pemerintahan yang sah? Apabila tidak diakuinya keberadaan suatu pemerintahan yang sah, apa bedanya dengan anarki? Tentunya pihak-pihak berwenang mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan tidak memberikan izin.
.
Menimbang hal-hal tersebut di atas, kita perlu meluruskan kembali konsep dalam berdemokrasi. Pemerintahan yang baik pasti akan menjunjung tinggi demokrasi, yakni dalam hal menyampaikan pendapat secara lisan dan tulisan, termasuk melalui unjuk rasa. Pemerintah yang baik pasti akan memperhatikan seluruh aspirasi rakyatnya. Namun rakyat pada sisi lain juga harus memahami bagaimana demokrasi yang benar. Kita hendaknya menghindari demokrasi yang kekanak-kanakan, dimana hal itu sesungguhnya bukanlah demokrasi sama sekali. Ibaratnya seorang anak kecil yang menangis sambil bergulung-gulung di tanah saat meminta sesuatu. Jikalau dipenuhi, pada kesempatan lain sewaktu menginginkan sesuatu, ia akan mengulangi cara tersebut lagi. Tentu saja kebiasaan semacam itu tidaklah mendidik. Tidak semua aspirasi harus dipenuhi.
.
Salam demokrasi!