Sabtu, 19 Agustus 2017

BULAN SIDEREAL DAN SINODIK

BULAN SIDEREAL DAN SINODIK.
.
Ivan Taniputera.
18 Agustus 2017.
.
Sebagai praktisi ilmu Astrologi, kita perlu mengenal pula ilmu Astronomi. Nicolaus Copernicus, Tycho Brahe, dan Johannes Kepler-tokoh-tokoh ternama dalam bidang Astronomi, ternyata adalah para praktisi Astrologi. Agar dapat menghasilkan ramalan yang lebih akurat, mereka lalu meneliti gerakan benda-benda langit, sehingga menemukan berbagai hukum tersohor dalam ilmu Astronomi. Dengan demikian, alangkah baiknya jika kita juga mempelajari ilmu Astronomi.
.
Artikel kali ini akan membahas mengenai apa yang dimaksud dengan bulan sidereal dan bulan sinodik.
.
Bulan Sidereal adalah waktu yang diperlukan oleh bulan berputar mengitari bumi dalam satu lingkaran penuh atau 360 derajat. Sedangkan bulan bulan sinodik adalah waktu yang diperlulan dari satu bulan baru ke bulan baru berikutnya. Keduanya tidaklah memiliki rentang waktu yang sama. Mengapa demikian? Jika kita mengambil kedudukan saat suatu bulan baru sebagai acuan, maka saat bulan sudah mengitari bumi dalam satu lingkaran penuh, bumi, bulan, dan matahari belumlah terletak segaris. Padahal letak segaris itu merupakan syarat bagi bulan baru. Itulah sebabnya, bulan harus bergerak sedikit lagi agar letaknya menjadi segaris dengan bumi beserta matahari dan bulan baru terjadi kembali. Dengan demikian, bulan sinodis lebih lama dibandingkan bulan sidereal. Agar jelasnya silakan perhatikan gambar sebagai berikut.
.



.
Lama bulan sidereal adalah 27 hari, 7 jam, dan 43 menit atau 27, 32166 hari.
Lama bulan sinodik adalah 29 hari, 12 jam, dan 44 menit atau 29, 53059 hari.
Itulah sebabnya, bulan baru terjadi setiap kurang lebih 29,5 hari.
.
Oleh karenanya kita dapat menghitung bahwa bulan bergerak 360 derajat:27,32166 setiap harinya atau 13,176 derajat.
.
Dengan demikian, kita sudah mengenal mengenai bulan sidereal dan sinodik.