Rabu, 24 Juni 2009

Sekelumit Sejarah Pendidikan di Indonesia yang Terlupakan

Ivan Taniputera (9 Juni 2009)
Kita kerap menarik sejarah pendidikan nasional Indonesia dari Ki Hajar Dewantoro (Soewardi Soerjaningrat). Tentu tokoh yang terkenal sebagai Bapak Pendidikan itu tak asing lagi di telinga kita. Namun, pada kenyataannya sebelum atau kurang lebih bersamaan dengan Beliau ada beberapa raja di Kepulauan Nusantara ini yang telah peduli dengan pendidikan.

Salah satunya adalah Panembahan Ade Mohammad Jum dari Kerajaan Sintang, Kalimantan. Pada tahun 1917, ia mengusulkan pendirian sekolah HIS yang terdiri dari tujuh kelas pada pemerintah Belanda. Usul yang dirasa baik ini dikabulkan oleh Belanda dan W.B. Pabst diangkat sebagai kepala sekolahnya yang pertama.
Panembahan Mohammad Jum selaku raja Sintang sangat keras dalam menerapkan aturan mengenai pendidikan ini. Ia mengharuskan seluruh rakyat bersekolah. Barang siapa yang tidak mematuhi perintah ini akan dihukum. Rakyat yang tinggalnya jauh di pedalaman, seperti di Serawai, diajak bersekolah dan berdiam di rumah raja. Bagi mereka yang cerdas, tapi tak mampu membayar uang sekolah dan tak sanggup membeli pakaian, sedapat mungkin raja akan membantunya.

Raja berikutnya masih dari bumi Kalimantan, atau tepatnya Kerajaan Kutai Kartanegara. Sultan Aji Muhammad Sulaiman (1850 - 1899) menjadikan kerajaannya kaya karena penambangan minyak dan batu bara. Ia juga membangun sekolah-sekolah dengan biayanya sendiri.

Kisah sejarah kedua raja itu mungkin sudah banyak dilupakan. Tetapi bila bicara masalah sejarah pendidikan di Indonesia, rasanya kurang tepat kalau kita melupakan mereka. Pada zaman sekarang, “pendidikan” dapat diperoleh dengan “mudah” walau harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Namun pada zaman raja-raja tersebut, pendidikan dapat dikatakan sebagai barang langka yang tak dipedulikan orang.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA.

Lontaan, J.U. Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat, Pemda Tingkat I Kalbar, 1975.

Locher-Scholten, Elsbeth. Kesultanan Sumatra dan Negara Kolonial: Hubungan Jambi-Batavia (1830-1907) dan Bangkitnya Imperialisme Belanda, Banana, Jakarta, 2008