Minggu, 21 Desember 2014

PERTANDA ZAMAN: MEMAKNAI SEEKOR KEPIKIR HANCUR

PERTANDA ZAMAN: MEMAKNAI SEEKOR KEPITING HANCUR

Ivan Taniputera
20 Desember 2014

Saat sedang berjalan di suatu tempat, tiba-tiba saya menemukan tubuh kepiting yang telah hancur seperti gambar di bawah ini. Mungkin kepiting itu tergilas mobil saat hendak menyeberang jalan atau diserang hewan lain. Apakah semua ini merupakan pertanda zaman yang hendak memberikan pelajaran pada kita?



Saya percaya bahwa alam ini senantiasa mengajarkan sesuatu pada kita. Alam tanpa henti senantiasa memberikan pertanda dan pelajaran pada kita. Sesungguhnya alam itu merupakan "buku pelajaran" yang tidak pernah kering. Namun hanya orang yang peka, waspada, dan halus perasaannya saja, yang sanggup menarik pelajaran dari alam. Sebenarnya, segala fenomena adalah sebuah "pertanda." Bukankah segala sesuatu di jagad raya ini saling berkaitan satu sama lain, seperti sebuah jaring tak bertepi atau tepinya di luar pemahaman kita selaku umat manusia? Jika kita menggetarkan suatu bagian saja dalam jaring sangat besar tersebut, maka getarannya akan merambat ke seluruh bagian jaring. Gelombangnya akan terus merambat. Oleh karenanya, jika kita merasakan adanya suatu getaran, maka dapat menyimpulkan bahwa ada sesuatu atau seseorang yang menggetarkan salah satu bagian jaring tersebut. Satu fenomena akan mencerminkan fenomena lainnya secara tak hingga. Segala sesuatu terkait secara rumit. Ini adalah sesuatu yang masuk akal.

Ingat Butterfly Effect atau efek kupu-kupu.

Begitu pula, seekor kepiting mati dengan tubuh hancur yang tergeletak di jalan tentunya bukan tanpa makna. Bisa jadi ia mencerminkan suatu fenomena lain. Itulah sebabnya kita perlu menafsirkannya dengan akal dan juga kehalusan batin kita. Saya merasa bahwa kepiting dengan tubuh hancur itu melambangkan bahwa sekarang sudah tiba masanya dimana orang-orang yang jahat dan korup akan mengalami kehancurannya. Ia tidak akan tahan melawan gilasan mobil kebenaran. Tiada gunanya lagi mencoba melawan gilasan mobil kebenaran yang sangat kuat tersebut. Tanda-tanda keadilan alam akan mulai muncul.

Orang-orang yang tidak jujur dan selalu berupaya melanggar hukum alam demi kepentingan beserta keserakahannya sendiri ibaratnya adalah kepiting yang selalu berjalan miring. Namun kini gilasan amukan alam mulai menimpa mereka. Nampak bahwa capit kepiting yang telah mati tersebut dalam keadaan hancur. Artinya capit yang biasa dipergunakan untuk melukai serta menindas insan lain akan hancur dan bersamaan dengan itu mereka secara keseluruhan akan mengalami kemusnahannya. Bila kita perhatikan, maka sebagian kaki kepiting juga telah hancur. Ini berarti kemampuan mereka akan berkurang secara drastis. Ruang gerak mereka akan semakin sempit oleh terpaan angin kebenaran. Akhirnya mereka tiada sanggup berkutik lagi dan hancur. 

Semoga dengan hancurnya kepiting yang melambangkan angkara muka tersebut negara kita secara khusus dan dunia ini pada umumnya akan semakin baik. 

Kita juga akan berterima kasih pada kepiting tersebut, karena bagaimanapun juga ia mengajarkan pada kita bahwa tidak ada sesuatu pun yang kekal. Segala sesuatu senantiasa akan berakhir. 

Tentu saja penafsiran saya ini bukanlah satu-satunya tafsiran atau pemaknaan yang benar. Tiap orang berhak menafsirkan atau memaknainya seturut pemahaman masing-masing. Saya hanya mencoba memaknainya sejauh yang saya sanggup.

Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, metafisika, dan lain-lain, silakan kunjungi: