Senin, 04 September 2017

ULASAN FILM DARK TOWER

ULASAN FILM DARK TOWER.
.
Ivan Taniputera.
30 Agustus 2017.
.
Saya baru saja menonton film yang sangat menarik berjudul Dark Tower. Sebelumnya, perlu dipaparkan terlebih dahulu kosmologi atau gambaran alam semesta menurut film ini. Pada peta alam semesta sebagaimana digambarkan dalam film ini, di pusat jagad raya berdiri sebuah menara berwarna hitam yang disebut Dark Tower. Terdapat lingkaran yang membatasi alam semesta berisikan berbagai dunia dihuni oleh makhluk-makhluk berkesadaran (baca “manusia”) dengan apa yang disebut “kegelapan abadi”-tempat makhluk-makhluk jahat dan monster yang siap menaklukkan alam semesta. Selama Dark Tower masih ada, makhluk-makhluk jahat itu tidak dapat menaklukkan alam semesta makhluk berkesadaran. Saya menulis artikel ini karena film tersebut juga berkaitan dengan kemampuan batin (psychic).
.
Di dalam lingkaran itu terdapat berbagai dunia atau planet yang terhubung melalui pintu-pintu disebut “portal.” Pada film ini dikisahkan mengenai dua dunia saja, yakni Dunia Tengah (Mid World) dan bumi ini (dalam film disebut Keystone Earth).
.


.
Makhluk-makhluk jahat itu menginginkan agar Dark Tower hancur atau runtuh, sehingga mereka dapat memasuki dan menaklukkan seluruh alam semesta. Meskipun demikian, terdapat celah-celah atau retakan sehingga beberapa makhluk jahat itu dapat memasuki dunia makhluk berkesadaran. Guna menjaga menara tersebut dari kehancuran terdapat generasi ksatria yang disebut gunslinger. Jika menara itu hancur, maka dunia ini akan dilanda kegelapan dan kehancuran. Sebagai tambahan, Dark Tower hanya dapat dihancurkan oleh kekuatan pikiran anak-anak berkemampuan khusus. Itulah sebabnya, makhluk-makhluk jahat yang dipimpin oleh penyihir jahat bernama Walther (juga disebut Pria Berpakaian Hitam atau Man in Black) gemar menculik anak-anak semacam itu dari berbagai dunia. Hanya saja belum ada yang kekuatannya sanggup menghancurkan Dark Tower sepenuhnya.
.
Anak-anak itu akan diikat pada kursi yang dilengkapi berbagai peralatan, kemudian pikiran mereka dipusatkan dalam bentuk seberkas cahaya terang yang melesat menghancurkan Dark Tower.
.
Setelah membicarakan latar belakang kosmologinya, kita akan mengulas mengenai film tersebut. Film ini diambil dari novel karya Stephen King. Hanya saja nampaknya film ini merupakan ringkasan dari novelnya. Film dibuka dengan gempa bumi yang melanda New York dan beberapa bagian dunia lainnya. Seorang anak bernama Jake Chambers terbangun dari mimpi-mimpi buruknya saat gempa terjadi. Jake seorang anak yang ayahnya meninggal saat menjalankan tugas sering memimpikan mengenai menara hitam, kehancuran dunia, dan sosok-sosok gunslinger. Ia merupakan anak yang pandai menggambar dan sering menuangkan mimpi-mimpinya dalam bentuk gambar, termasuk gambar Man in Black-yang dilihat dalam mimpinya). Selain itu, ia juga melihat dalam mimpinya monster-monster yang menyamar dengan mengenakan kulit manusia.
.
Jake merupakan anak yang bermasalah setelah kematian ayahnya dan sering dibawa berkonsultasi dengan psikiater. Menurut psikiater, mimpi-mimpi buruk itu terjadi akibat kesedihan Jake karena kehilangan ayahnya. Meskipun demikian, Jake bersikeras bahwa mimpi-mimpi tersebut konsisten. Masalah Jake itu menyusahkan ibunya yang telah menikah lagi. Suatu kali, ayah tiri Jake memberitahukan mengenai fasilitas kejiwaan anak-anak di bagian utara kota yang mungkin dapat membantu masalah Jake. Sewaktu para petugas dari fasilitas kejiwaan itu datang, Jake mengenali bahwa mereka adalah monster-monster berkulit palsu yang bertujuan mencari dan menculik anak-anak berkemampuan khusus. Jake berusaha memberitahu ibunya dan juga ayah tirinya mengenai hal tersebut, namun mereka tidak mempercayainya.
.
Itulah sebabnya, Jake melarikan diri sambil membawa seluruh gambar hasil penglihatan melalui mimpinya. Dalam salah satu mimpinya, Jake melihat sebuah rumah yang dituangkannya dalam sebuah gambar, hanya saja ia tidak tahu di mana rumah tersebut. Ia kemudian mengunggah gambar itu ke media sosial dan tepat pada waktunya memperoleh informasi di mana letak rumah tersebut. Saat melarikan diri, monster berkulit palsu mencoba mengejarnya tetapi gagal. Berdasarkan informasi baru saja diperolehnya, ia berhasil menemukan rumah yang dimaksud. Ternyata rumah itu merupakan portal ke dunia lain. Ia memasukkan angka kode 19-19 yang dilihat dalam mimpinya pada sebuah panel dan pintu portal pun terbuka. Ia terbawa ke Mid World.
.
Di Mid World, Jake menjumpai dunia gersang yang mirip planet Mars. Setelah berjalan jauh, Jake menjumpai bekas api unggun dan sebuah botol berisi air. Karena kehausan ia lalu meneguk air yang berada dalam botol tersebut. Tiba-tiba seorang pria berkulit hitam muncul dan menodongkan pistolnya. Jake menyadari bahwa ia pernah melihat pria itu dalam mimpi dan menunjukkan gambar tersebut padanya. Ternyata itu adalah Roland Deschain, gunslinger terakhir yang ayahnya baru saja dibunuh oleh Pria Berpakaian Hitam (Walther). Roland bermaksud membalas dendam kematian ayahnya.
.
Mereka lalu berjalan menuju sebuah desa tempat kediaman seorang peramal terkenal bernama Arra. Di tengah jalan, Roland diserang oleh monster anak buah Walther dan terluka. Lukanya menjadi semakin parah akibat infeksi (pada film diperlihatkan pembuluh nadinya menghitam). Setibanya di desa, warga desa juga tidak dapat mengobati luka Roland. Berkat Arra, Jake dapat mengenali bakatnya dalam kekuatan pikiran (psychic), yakni ia mampu membaca pikiran orang lain dan mengirim pesan melalui pikirannya.
.
Sementara itu, dua monster berkulit palsu melaporkan kegagalannya pada Walther. Walther juga telah mengetahui bahwa baru saja ada yang menyeberang melalui portal di dunia ke Mid World (yakni Jake) . Akhirnya, Walther mengetahui bahwa Jake mempunyai kekuatan pikiran dashyat yang melebihi seluruh anak-anak lainnya. Hanya dengan kekuatan pikiran Jake seorang saja, Dark Tower dapat diruntuhkan. Oleh karenanya, ia lantas mencari Jake. Pencariannya membawa Walther ke rumah orang tua Jake. Setelah membunuh ayah tiri Jake, Walther menggunakan kekuatan sihirnya dengan ingatan ibu Jake agar menunjukkan apa saja yang telah dilakukan Jake. Ibu Jake kemudian juga dibunuh oleh Walther.
.
Kembali ke Jake dan Roland, ternyata di desa itu juga ada portal. Mereka hendak menggunakannya untuk kembali ke Keystone Earth (dunia), yakni ke kota asal Jake (New York). Saat mereka sedang berupaya menghidupkan portal, makhluk-makhluk jahat anak buah Walther menyerang guna menggagalkannya. Namun makhluk-makhluk jahat itu berhasil dikalahkan. Roland dan Jake akhirnya berhasil menyeberang ke bumi. Mereka tiba di New York dan berkat obat-obatan berupa antibiotik (yang tidak terdapat di Mid World), Roland dapat disembuhkan dari lukanya. Jake kembali ke tempat kediamannya dan mengetahui bahwa orang tuanya telah dibunuh Walther.
.
Ronald mengajarkan sumpah gunslinger pada Jake (nampaknya Jake akan menjadi gunslinger berikutnya):
.
“Aku tidak membidik dengan tanganku.
Barangsiapa yang membidik dengan tangannya mempermalukan ayahnya.
Aku membidik dengan mataku.
Aku tidak menembak dengan tanganku.
Barangsiapa yang menembak dengan tangannya mempermalukan ayahnya.
Aku menembak dengan pikiranku.
Aku tidak membunuh dengan senjataku.
Barangsiapa yang membunuh dengan senjatanya mempermalukan ayahnya.
Aku membunuh dengan hatiku.”
.
Saat sedang mencari amunisi, Jake berhasil diculik dan dibawa ke markas Walther. Jake didudukkan pada peralatan penghancur Dark Tower, tetapi ia berhasil menahan pikirannya agar tidak menghancurkan Dark Tower. Dengan kekuatan pikirannya, Jake dapat membawa Roland ke markas Walther tersebut. Setelah melalui pertarungan seru, Walther dapat dikalahkan dan dibunuh. Alam semesta terselamatkan dari kehancuran.
.
Hal menarik lain, dalam film disebutkan bahwa pistol para gunslinger itu ditempa dari pedang Excalibur, yang mengacu pada pedang terkenal Raja Arthur.
.
Saya akan mencoba menggali makna filosofis yang dapat diambil dari film tersebut, meski apa yang saya paparkan ini hanya pendapat pribadi. Sebenarnya film ini masih berkutat antara dikotomi atau dualisme antara baik dan jahat; antara terang dan gelap. Namun, banyak filsafat menarik yang dapat ditarik dari film ini. Alam semesta makhluk berkesadaran ini mencerminkan alam ranah kesadaran kita, yang juga menggambarkan segenap kebajikan (setidaknya demikianlah yang hendak hendak diperlihatkan film ini)-kontras dengan alam “kegelapan abadi” di luar sana. Monster-monster lambang kejahatan siap menginvasi ranah kesadaran tersebut. Hanya saja dihalangi oleh Dark Tower, yang barangkali melambangkan kekuatan disiplin moralitas. Namun kekuatan pikiran anak-anak sanggup menghancurkan atau paling tidak merusaknya. Kemungkinan pikiran anak-anak ini melambangkan kepolosan atau ketidak tahuan akan kebaikan dan kejahatan. Kepolosan adalah kekuatan yang juga sanggup menghancurkan segalanya. Dalam banyak kasus, tingkah laku seorang anak dapat mengacaukan sebuah pesta, yakni akibat ketidak-tahuannya tersebut (meski seorang dewasa juga dapat bertindak seperti anak kecil). Secara umum, dapat pula ditafsirkan bahwa pikiran dapat menghancurkan kebajikan, tergantung siapa yang memanfaatkannya. Jika kejahatan yang menguasai, ia dapat dipergunakan merusak atau menghancurkan kebenaran. Hanya orang-orang istimewalah yang dapat menguasai pikiran dan memanfaatkannya untuk kebajikan.