BUKU YANG BAGUS MENGENAI UNDANG-UNDANG SWAPRAJA (ZELFBESTURENDE LANDSCHAPPEN) DI INDONESIA
Ivan Taniputera
5 Oktober 2013
Judul buku: De
Zelfbesturende Landschappen Buitengewesten (Keradjaan-keradjaan
Boemipoetera Jang Berhak Memerintah Sendiri): Berikoet Politiek
Contract, Korte Verklaring, Peratoeran Zelfsbestuur, Serta Pemandangan
Lengkap Jang Berhoeboeng Dengan Masaalah Itoe.
Penulis: Moehamad Said
Penerbit: N.V. Handelmaatschappij en Drukkerij, "Sinar Deli," Medan, 1937
Jumlah halaman: 353.
Adapun daftar isinya adalah sebagai berikut:
Buku
ini berisikan berbagai aturan dan seluk beluk mengenai swapraja atau
Zelbesturende Landschappen, yakni daerah-daerah kerajaan atau
berpemerintahan sendiri yang pernah ada di negara kita. Pada halaman 5
hingga 25 diulas mengenai "Ichtisar sedjarah keradjaan-keradjaan
Melajoe." Berikut ini adalah sedikit kutipannya:
"Kata
orang jang soeka memperhatikan tarich atau sedjarah, adalah radja2
Melajoe di negeri-negeri kita ini, berasal dari ketoeroenan Soeltan
Iskander Dzoelkarnain (Alexander de Groote), maharadja Roem jang besar
dizaman poerbakala. Kata setengah orang poela, pendoedoeknja berasal
dari pengikoet-pengikoet Nabi Noeh jang terdjatoeh dari bahteranja,
laloe dihanjoetkan oleh aroes terdampar diseboeah beting jang baharoe
timboel disebelah Minangkabau. Mereka itoe mendirikan perkampoengan
disana, akan tetap sampai dimana kebenaran tjeritera ini tiadalah dapat
diboektikan orang dengan sebenernja.
Demikianlah
seorang bendahara radja Malaka jang bernama Tun Sri Lanang, kira-kira
tiga ratoes tahoen jang laloe telah merasa betapa keperloeannja
memboekoekan sedjarah keradjaan-keradjaan itoe........
Menoeroet
boekoe ini Soeltan Iskander jang kawin dengan poetri radja Hindi,
mendapat anak, toeroen temoeroennja beberapa kali itoelah jang bernama
Radja Soeran, melawat ke Semenandjoeng Malaka, kawin dengan poetri radja
Astaboel Ardi, serta mendapat poetra tiga orang. Mereka ini pergi ke
Palembang, djatoeh di Boekit Sigoentang. Seorang diantaranja bernama
Sang Si Perba diradjakan disana, meradjai keradjaan Palembang jang besar
jang sesoenggoehnja didalam sedjarah lebih terkenal dengan nama
Sriwidjaja. (Abad ke-7).
Radja Sang Si Perba mendjadjah
ke Bintan (Riau); anaknja kawin denga poetri Ratoe Riau, jang kemoedian
diradjakan menggantikan Ratoe Riau itoe. Ketoeroenan inilah teroes
meneroes meradjai disana sampai kepada Sri Pikrama Wira (1208-1223), Sri
Rana Wirakerna (1223-1236), toeroen kepada Padoeka Sri Maradja
(1236-1249), sampai kepada Radja Iskander Sjah..."
Pada halaman 40 dibahas mengenai kedudukan kerajaan-kerajaan berpemerintahan sendiri atau umum disebut swapraja tersebut:
"C. Positie keradjaan-keradjaan jang berperintah sendiri.
"Sebagi
kita terangkah di atas adalah segala peratoeran-peratoeran oemoem
(algemeene verordeningen) jang ditetapkan oleh pemerintah atau badan
jang berhak mengatoer oendang-oendang tiada berlakoe dalam daerah
Zelfbestuur dan rakjatnja, apabila bertentangan dengan hak memerintah
sendiri itoe.
Peratoeran Oemoem itoe atau lebih tegas
Atoeran Pemerintahan Hindia itoe berbitjara sedikit sekali didalam hal
oeroesan jang mengenai lansoeng dengan keradjaan-keradjaan jang
berperintah sendiri.
Selain dari pada pasal 7 ajat 2 itoe, ada poela ditentoekan di sana dalam pasal 34 Indische Staatsregeling, jang boenjinja:
(1) De Gouverneur Generaal sluit verdragen met Indische Vorsten en Volken.
(2)
Van de inhoud dier verdragen wordt door den Koening mededeeling gedaan
aan de beide kamers der Staten Generaal zoodra Hij oordeelt dat het
belang en de zekerheid van het Rijk en van Nederlandsch Indie zulks
toelaten...."
Pada halaman 73 terdapat aturan sebagai berikut mengenai telekomunikasi:
"Oeroesan
taligrap (kawat oedara) dan talipon [talipon oedara], ketjoeali
perhoeboengan bagi kepentingan mendjalankan pemerintahan dalam landschap
itoe, sekedar memasang dan mengoesahakan telegrap dan talipon itoe,
diserakan kepada Zelfsbestuur itoe dengan pengawasan Gouvernement."
Selanjutnya
pada buku ini terdapat nama raja-raja yang menanda-tangani kontrak
dengan pemerintah kolonial pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Bagi yang berminat foto kopi, hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.