Minggu, 17 November 2013

BUKU TENTANG ATURAN-ATURAN (BESLUIT) KELUARAN RESIDEN KEDIRI TAHUN 1923

BUKU TENTANG ATURAN-ATURAN (BESLUIT) KELUARAN RESIDEN KEDIRI TAHUN 1923

Ivan Taniputera
18 November 2013



Judul: Pertalan (Toeroenan) Petikan saking Register-register Besluitipoen Padoeko Kangdjeng Toewan Resident KEDIRI tanggal 8 Januari 1923.
Penerbit: Boedi Karjo, Kediri, 1923
Jumlah halaman: 7
Bahasa: Jawa dengan ejaan van Ophuysen.

Ini merupakan buku tentang berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh residen Kediri pada tahun 1923. Berikut ini adalah berbagai kutipan yang berasal dari buku peraturan tersebut:

"Amaos serat oendang-oendang saking Padoeko Kangdjeng Toewan Gouvernements Secretaris katiten tanggal kaping 22 October 1922 No. 29460/ III B, sarto serat saking Padoeko Kangdjeng Toewan Directeur Binnenlandsch-Bestuur tanggal kaping 20 November 1922 No. 12220/ A.1.

Oegi sampoen amaos serat saking voorzitter Algemeen Syndicaat (hinggih poeniko pakempalanipoen fabriek-fabriek gendis) hing djadjahan Hindia Nederland tanggal kaping 22 November 1922 No. 2. 26175 doemateng Padoeko Kangdjeng Toewan Directeur Binnenlandsch-Bestuur, lan seratipoen Padoeko Kangdjeng Toewan Directeur Binnenlandsch Bestuur tanggal 29 December 1922 No. 13626/ A.1...."

Terjemahan:

"Membaca surat undang-undang yang berasal dari Paduka Kangjeng Tuan Sekretaris Pemerintahan tertanggal 22 Oktober 1922 No. 29460/ III B, serta surat dari Paduka Kangjeng Tuan Direktur Departeman Dalam Negeri  tanggal 20 November 1922 No. 12220/ A.1.

Juga setelah membaca surat dari pengawas Perkumpulan Umum (yakni perkumpulan pabrik-pabrik gula) di tanah jajahan Hindia Belanda tertanggal 22 November 1922 No. 2. 26175 kepada Paduka Kangjeng Tuan Direktur Departemen Dalam Negeri, dan surat Paduka Kangjeng Tuan Departemen Dalam Negeri tertanggal 29 Desember 1922 No. 13626/ A.1....."

Kemudian terdapat undang-undang terkait pertanahan. Sebagai contoh di halaman 4 terdapat definisi mengenai jenis-jenis tanah:

"Fatsal 1.

Maksoedipun siti doesoen hing ngriki hinggih poenika:

a.siti kongsi giliran hingkang mitoeroet adat tjaranipoen hing doesoen ngrikoe dipoen garap dateng tijang hingkang gadah bagean (gogol).

b.siti doesoen hingkang miroenggo (sanes siti bengkok lan sanes siti gogolan).

c.siti bengkok parentah doesoen."

Terjemahan:

"Pasal 1

Arti tanah dusun di sini yaitu:

a.tanah kongsi yang menurut adat di dusun tersebut dikerjakan oleh orang yang mendapatkan bagi hasil (gogol).

b.tanah dusun yang berupa tanah "mirunggo" (bukan tanah bengkok dan bukan tanah gogolan).

c.tanah bengkok milik dusun."

Selanjutnya terdapat pula aturan mengenai penyewaan tanah.

"Fatsal 2.

Menawi doesoen bade njewakaken siti waoe, kedah sarono dipoen poetoes ing salebetipoen pakempalan doesoen (desavergadering)."

Terjemahan:

"Pasal 2.

Jika dusun hendak menyewakan tanah tersebut, harus diputuskan dalam musyawarah desa (desavergadering)."

Buku ini sangat penting bagi mereka yang tertarik dengan sejarah agraria atau undang-undang penyewaan tanah di zaman kolonial.

Berminat foto kopi hubungi ivan_taniputera@yahoo.com.